Bab 18.Ingatan.

"Kak amanda...."

"Hai amanda! "

"Amanda! "

"Amanda lo denger gue ngga sih?"

"Amanda lo harus mati!"

"Takdir lo itu emang untuk menderita."

"Lo akan selalu jadi mainan gue. "

"Gue benci sama lo, kenapa lo terus ceria padahal gue selalu buat lo menderita."

"Gue benci lo yang selalu di sayangin banyak orang."

"Lo udah hancur, kehormatan lo udah di renggut. Lo ngga ada artinya lagi sebagai perempuan. "

"Amanda lo begitu menggoda. "

Chelsi seketika langsung tersadar begitu semua ingatannya kembali. Ia meresa baru saja terbangun dari mimpi buruk yang ingin ia lenyapkan bersama hidupnya dulu.

"Aku bukan Chelsi aku amanda. "Amanda menangis tersedu - sedu di brankar rumah sakit. Semua rasa trauma dan sesak yang ia rasakan semuanya kembali begitu ingatannya pulih. Amnda melepaskan selang infus yang ada di tangannya dengan paksa, Amanda berlari keluar dari ruangan UGD tanpa sepengetahuan siapapun.

Amanda berlari keluar dari rumah sakit menembus hujan yang begitu deras. Gelapnya malam serta dinginnya hujan tidak membuat amanda berniat untuk kembali. Amanda merasa ia tidak pantas di sana, ia tidak pantas berada di kehidupan Chelsi. Kenapa ia harus hidup dan menjadi Chelsi seperti ini. Dimana Chelsi sebenarnya?.

"AAAAAAAAAA.... "Amanda berteriak dan menangis meratapi kehidupannya.

" Kenapa aku harus hidup? Harusnya aku mati hari itu hiks... hiks... hiks.."

Amanda terduduk di pinggir jalan, amanda membiarkan derasnya hujan membasahi tubuhnya. Amanda menangis di tengah hujan yang menyembunyikan betapa terpuruk dan hancurnya ia sekarang.

" Liam,Fara....kenapa aku harus kembali ketemu mereka hiks... Hiks....?"

"Harusnya ingatan ini ngga usah kembali hiks.. Hiks.. "

"Harusnya aku ngga perlu bertemu dengan mereka hiks hiks... "

"Harusnya aku mati.. Hiks... Hiks... "amanda memukul - mukul dadanya ia menepuk sisi jalan berulang kali untuk meluapkan kemarahannya.

" AAAAAAAKKKKKKHHHH..hiks... hiks....."

Di sisi lain Dimas yang baru saja kembali terkejut dan panik bukan main saat melihat brankar tempat Cgelsi berbaring kosong. Apalagi selang infus yang seharusnya tertancap di tangan Chelsi kini tergelatak begitu saja di atas kasurnya.

Dimas bertanya pada suster dan orang - orang yang berada di sana namun tidak ada satupun orang yang melihat Chelsi.

"Chelsi lo kemana....? "Dimas memegang kepalanya Frustasi, ketakutan saat Chelsi menghilang dan celaka waktu itu kembali membuatnya gemetar dan tidak bisa berpikir dengan tenang.

Dimas mengelilingi rumah sakit sambil berlari mencari Chelsi. Setiap lorong dan sudut rumah sakit di kelilingi oleh Dimas tidak ada satupun lantai yang terlupakan oleh Dimas. Dimas berlari seperti orang gila dengan penampilan yang berantakan dan wajah yang tidak bisa lagi di jelaskan lagi. Dimas benar - benar panik, hawatir dan takut kehilangan Chelsi.Chelsi celaka saat Terakhir kali Dimas tidak bersamanya, Dimas sangat takut rasa bersalah waktu itu kembali terulang.

Dimas berhenti dengan nafas yang terengah - engah, Dimas merogoh ponselnya lalu menelfon Chelsi. Berulang kali Dimas menelfon tapi ponsel yang di telfon tidak aktif.Dimas semakin bingung kegelisahan di hatinya semakin menjadi - jadi.

"Chel...." gumam Dimas terus menelfoni Chelsi yang jelas - jelas tidak aktif.

Dimas kembali berlari keluar dari rumah sakit, Dimas berlari kemobilnya untuk mencari keberadaan Chelsi. Jika Chelsi memang pergi dari rumah sakit pasti keberadaannya tidak jauh dari sini.

Berulang kali Dimas mengusap wajahnya sambil terus melihat keberadaan Chelsi di sisi jalan. Hujan yang begitu deras menyulitkan Dimas untuk melihat ke segala arah.

"Pliss Chel balik!..."ucap Dimas terus melihat ke sekeliling jalan.

"Lo kemana?kenapa lo ngga bilang sama gue?. "ucap Dimas kembali gemetar karna belum bisa menemukan Chelsi.

Dimas terus menghawatirkan Chelsi yang masih belum bisa ia temukan. Malam yang semakin larut di tambah lagi dengan hujan ang sangat deras membuat pikiran Dimas semakin buruk.

Disaat pikirannya sedang berkelana tidak tau akan mencari dan bagaiamana menemukan Chelsi, seseorang melintas di tengah jalan secara tiba - tiba yang membuat Dimas secara spontan merem mendadak hingga kepalanya membentur stir. Buru - buru dimas bangkit dan keluar dari mobil untuk melihat orang yang ia tabrak.

Seorang wanita berjongkok di depan mobilnya dengan menutup kedua telinganya karna syok. Dimas langsung berlari ke arah wanita itu untuk mengecek keadaannya.

Alangkah terkejutnya Dimas saat tau ternyata orang yang hampir saja ia tabrak adalah istrinya sendiri.

"Chelsi! "ucap Dimas membantu Chelsi untuk berdiri, Dimas juga memayungi Chelsi yang sudah basah kuyup.

Chelsi mendorong Dimas untuk menjuh darinya.baru saja Chelsi akan kembali kabur Dimas dengan cepat mencekal tangannya.

" Chel gue dari tadi pusing cariin lo, gue hawatir sama lo."

"Lo mau kemana, kenapa ngga bilang sama gue?. "

"Kenapa lo kabur dari rumah sakit?"

Chelsi menghentakkan tangan dimas, Chelsi menatap mata Dimas lekad. "Aku bukan Chelsi !" ucap Amanda berteriak di depan Dimas.

"Chel..."

"Stop manggil aku Chelsi, aku bukan Chelsi Dim!"

"Chel lo kenapa Chel?"

"Plis... Dim aku bukan istri kamu."

Dimas menggeleng, ia menjatuhkan payung yang ia pegang dan langsung memeluk Chelsi.

"Chel sorry gue ninggalin lo tadi. Pasti lo takut, sampai lo kabur kayak gini."

Amanda menggeleng.

"Aku bukan Chelsi Dim... Hiks... Hiks... "ucap Amanda mencoba melepaskan pelukan Dimas darinya.Amanda sadar diri ia tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini dari Dimas. Ia bukan Chelsi, wajahnya dan Chelsi mungkin serupa tapi ia bukan Chelsi. Bagaimana cara amanda untuk menjelaskannya pada Dimas.

"Lo Chelsi, apapun yang lo inget ngga akan ngerubah lo kalau lo adalah orang lain. Lo itu Chelsi jadi stop bilang kalau lo bukan Chelsi! "

" Tapi aku emang bukan....."

"Plisss Chel!, gue udah kehilangan lo waktu itu sampai buat lo celaka. Gue ngga mau kejadian itu terulang lagi."

"Gue takut gue ngga bisa ngelindungin lo kayak waktu itu."

"Apapun yang terjadi atau ingatan buruk apapun yang lo inget lo tetap Chelsi."

Tangis amanda semakin pecah bersamaan dengan hujan yang semakin deras.

"Jangan ngilang dan buat gue takut lagi Chel."

"Gue rasa hampir mati karna lo yang ngga bisa gue temuin. "

Amanda mengusap wajahnya, "Hikss.. Hiks... Jangan kayak gini Dim, kamu bukan hak aku." gumam Amanda yang tidak ia tau apakah Dimas mendengarnya.

Dimas melepaskan pelukannya, "Sekarang kita masuk ke mobil, gue ngga mau lo semakin sakit!"

Dimas mengambil payung yang tergeletak di jalan." gue bakal nganter lo balik ke rumah sakit lagi. "ucap Dimas mencekal tangan Chelsi lalu membukakan pintu mobil untuknya.Dimas ikut masuk kedalam mobil setelah ia memastikan Chelsi masuk. Dimas melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah sakit.

.

.

.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!