"Apa ada masalah dengan jam yang sudah Kamu beli, Kak?" tanya penjaga toko ketika Adam kembali ke toko ini.
Setelah membeli jam tangan di toko ini, Adam langsung mengantar tunangannya pulang. Ia kemudian memutuskan kembali ke toko ini untuk membeli lebih banyak lagi jam tangan. Tentu saja itu untuk dijual kembali.
Inilah yang membuat penjaga toko ini cukup kaget melihat Adam kembali. Perempuan itu mengira jam tangan yang Adam beli memiliki masalah dan sekarang dia kembali untuk melakukan komplain.
"Nggak. Sama sekaki nggak ada masalah. Jam tangan kalian memiliki desain yang bagus. Soal kualitas, aku yakin kalian akan menjamin kualitas. Aku balik buat beli lebih banyak lagi jam tangan," ucap Adam.
Penjaga toko tersebut terlihat kaget dengan ucapan Adam. Dia sedikit bingung kenapa Adam tidak melakukannya ketika tadi berada di sini? Kenapa harus repot-repot bolak balik datang ke mari. Namun, ini bukan urusan penjaga toko tersebut. Asalkan ia bisa menjual jam tangan lebih banyak, maka bonus yang ia dapatkan akan juga lebih banyak.
"Jadi, jam mana yang Kakak inginkan?" tanya penjaga toko tersebut. Ia merasa tidak perlu lagi mengambilkan jam tangan contoh untuk Adam lihat. Laki-laki itu pasti masih ingat mengenai jam tangan yang sebelumnya ia amati. Jika Adam menginginkan melihat kembali, barulah ia akan mengambilkannya.
"Aku mau semua jam tangan pasangan dan jam tangan perempuan mekanik yang ada di sini. Tiga untuk setiap jam tangannya. Apakah Kamu memiliki stok sebanyak itu?" tanya Adam.
Penjaga toko tersebut langsung melebarlan matanya. Ia tidak menyangka Adam akan membeli jam tangan sebanyak itu. Jika ditotal, setidaknya Adam perlu membayar lebih dari seratus juta untuk membeli semua jam tangan itu.
Lalu, sebuah pemikiran melintas di benak penjaga toko tersebut. Adam dengan mudahnya membeli jam tangan seperti membeli makanan ringan menandakan bahwa dia adalah orang kaya. Apakah dia membeli semua jam tangan ini untuk perempuan simpanannya?
Itu mungkin saja terjadi. Beberapa orang kaya juga melakukan hal ini bukan? Mereka memiliki simpanan cukup banyak karena tidak bisa mengontrol kaki ketiga mereka dengan baik. Pantas saja laki-laki ini tidak membeli jam sebanyak itu ketika bersama perempuan tadi. Pasti dia tidak ingin dicurigai.
Penjaga toko ini mulai mengasihani perempuan yang tadi datang bersama dengan Adam. Dia terlihat bahagia ketika bersama Adam, tanpa tahu apa yang sudah Adam perbuat dibelakangnya.
Adam sedikit heran kenapa penjaga toko di depannya beberapa kali terlihat memberinya tatapan aneh. Laki-laki itu merasa tidak ada yang salah dengan dirinya. Jika saja kinerja penjaga toko itu tidak baik, sudah pasti Adam akan menegurnya.
...
"Hai, Adam. Kamu sudah kembali? Aku lihat, barang yang Kamu bawa lebih banyak lagi dari sebelumnya," suara Jason terdengar di telinga Adam setelah dia keluar dari portal. Kota Red Stone masih sama seperti terakhir kali ia kunjungi.
"Ya. Aku membawa cukup banyak barang dagangan sekarang. Apa ada hal baru yang aku lewatkan, Tuan Jason?" tanya Adam sembari menyerahkan sebuah cokelat kepada Jason.
Jason sendiri tidak tahu apa yang Adam berikan kepadanya. Namun, ketika melihat Adam membuka bungkus benda di tangannya dan memakannya, Jason tahu ini adalah makanan. Penjaga kota itu langsung mengikuti apa yang Adam lakukan. Membuka bungkus makanan cokelat di tangannya dan mencicipinya.
Mata Jason langsung melebar setelah merasakan kenikmatan makanan yang Adam bawa. Ia tidak pernah mencoba makanan seenak ini. Rasanya cukup unik, sedikit manis dan ada sedikit rasa pahit ketika mengunyahnya.
"Ya. Ada hal besar yang terjadi selama Kamu pergi dua hari ini. Kasus mengenai Parsley Wood sudah ke tahap selanjutnya. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata cukup banyak kejahatan yang dia lakukan."
"Jika bukan karenamu, maka laki-laki itu akan tetap berkeliaran di Kota Red Stone. Wajahnya yang terlihat ramah, ternyata hanya sebuah topeng saja. Beberapa kasus pedagang yang hilang, ternyata ada hubungannya dengan dia," jelas Jason. Laki-laki itu sudah tahu ini adalah informasi yang Adam inginkan.
"Seperti itu rupanya. Ternyata Tuan Parsley tidaklah sebaik itu," gumam Adam.
"Ah, ya. Baron Anderson sepertinya mencari keberadaanmu. Aku dengar, jam tangan milikimu cukup banyak disukai oleh bangsawan. Banyak yang menunggu kedatanganmu untuk bisa membeli jam tangan itu. Beberapa pedagang juga ingin ikut membeli jam tangan milikmu," ucap Jason.
"Oh ya? Kebetulan sekali aku membawa jam tangan dengan model lain sekarang. Aku juga membawa jam tangan khusus untuk perempuan," jelas Adam.
"Kamu membawanya? Jam tangan untuk perempuan?" tanya Jason yang terlihat cukup bersemangat.
"Ya. Apakah ada yang menungguku membawa jam tangan perempuan?" tanya Adam.
Ketika Anderson membawa beberapa orang untuk membeli jam tangannya yang tersisa, Adam memang mengatakan akan berusaha membawa jam tangan perempuan di kunjungan selanjutnya. Adam tidak menyangka informasi ini sudah cukup menyebar.
Melihat keantusiasan Jason, membuat Adam tahu bahwa beberapa bangsawan perempuan pasti sudah membicarakan mengenai jam tangan ini. Atau mungkin, ada bangsawan perempuan yang mendatangi Jason untuk menanyakan mengenai hal ini.
"Ya. Lady Vrite berpesan padaku untuk menghubunginya jika Kamu datang dan membawa jam tangan perempuan. Dia ingin memiliki jam tangan ini," jelas Jason.
"Lady Vrite? Siapa dia?"
Melihat cara bicara Jason yang terdengar sangat menghormati Lady Vrite, Adam yakin identitasnya tidak biasa. Ketika menyebut bangsawan lain, nada bicara Jason tidak sehormat ini.
"Dia adalah putri dari Duke George. Lady Vrite ingin jam tangan seperti milik Duke George. Tetapi, jam tangan itu terlihat terlalu besar di tangannya. Jadi, ketika Lady Vrite mendengar bahwa Kamu akan membawa jam tangan perempuan, dia cukup senang."
"Ah, seperti itu rupanya."
"Sekarang, aku akan menghubungi Lady Vrite. Dia pasti senang mendengar kabar ini," ucap Jason yang terlihat akan berlari meninggalkan Adam untuk segera memberi tahu kabar bahagia ini kepada Lady Vrite.
"Tunggu dulu, Tuan Jason!" seru Adam, membuat Jason mengurungkan niatnya.
"Memangnya ada apa lagi, Adam?"
"Jangan terburu-buru memberi tahu Lady Vrite. Kamu tahu bukan, dia adalah bangsawan terhormat. Aku tidak bisa membiarkan dia datang ke alun-alun ini bukan? Itu tidak akan cocok dengan statusnya. Apalagi dia perempuan."
"Katakan pada Lady Vrite untuk tidak terburu-buru. Aku tidak akan membuka lapak hari ini. Aku hanya akan menyerahkan beberapa gelas yang sudah dipesan oleh pelangganku. Jika Lady Vrite ingin menemuiku, aku akan menunggunya di restoran itu," ucap Adam sembari menunjuk ke salah satu restoran.
Restoran ini memiliki desain yang lebih mewah dibandingkan dengan restoran lainnya. Menurut Adam, ini adalah tempat yang cocok untuk bertemu dengan seorang bangsawan.
Adam baru sadar bahwa bangsawan di sini tidak terlalu suka berbelanja di lapak-lapak yang ada di dekat alun-alun. Selama Adam berjualan di sana, bangsawan yang ia temui hanyalah Baron Anderson, seorang bangsawan yang memang tidak terlalu mempedulikan mengenai aturan.
Namun, ini berbeda dengan bangsawan lainnya. Mereka pasti tidak mau menemui Adam di pasar. Dari yang ia dengar, biasanya para bangsawan hanya akan menyuruh pembantu mereka untuk membeli sesuatu.
Oleh karena itu, Adam berpikir untuk menemui para bangswan di sebuah restoran. Mungkin jika bangsawan yang lain tahu bahwa Adam akan melakukan transaksi di restoran dan bukan di lapak, mereka akan datang dan melihat barang yang Adam bawa.
Nilai beli seorang bangsawan jelas jauh lebih besar daripada warga biasa. Baron Anderson, yang hanya memiliki gelar baron, gelar terendah dari bangsawan saja bisa dengan mudahnya mengeluarkan lima ribu koin Kyra. Sudah pasti bangsawan yang lain mampu mengeluarkan uang lebih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Asuma Ace
2
2023-07-19
0
Aan Rahman
semenjak baca novel sistem petani hebat ,gw suka sama gaya bahasa authornya ,btw novel fantasi yg gw suka saat ini hanya Tere Liye dan author ini , semangat thor
2023-07-14
0
wildan muhammad yusuf
semangat thor💚
2023-01-08
1