Lebih dari Seratus Lima Puluh Gram

Setelah puas berteriak, Adam langsung kembali ke atas dengan menggunakan tangga yang ada di sana. Letak pintu ajaib yang cukup dalam membuat Adam perlu mengerakan tenaga lebih untuk kembali ke atas.

Jika saja Adam tidak peduli jika orang lain mengetahui keberadaan pintu rahasia itu, maka laki-laki itu akan memasang lift untuk mempermudah akses naik turun. Sayangnya, Adam perlu menghabiskan waktu lima menit hanya untuk bisa kembali ke atas. Padahal, kecepatan Adam ketika menaiki tangga sudah cukup tinggi.

"Aku perlu mengamankan tempat ini. Jika ada orang lain yang tahu mengenai keberadaan pintu ajaib di bawah sana, itu akan sangat berbahaya untukku," gumam Adam sembari memandangi pintu rahasia yang sebelumnya ia buka.

Adam sangat tahu bahwa kekayaan bisa mengundang niat jahat dari orang lain. Dirinya sudah sangat hafal dengan hal ini. Bertahun-tahun paman dan bibinya secara perlahan mengambil alih harta yang Adam miliki.

Jadi, ia berencana menyembunyikan apa yang ia miliki saat ini. Mungkin sampai ia bisa melindungi apa yang ia punya dari tangan paman dan bibinya.

Adam langsung bergegas membereskan kamar tersebut. Ia mencoba mengembalikan bentuk kasur dan perabotan lain di kamar ini supaya terlihat lebih rapi. Kemungkinan besar, besok Airani akan lembali ke sini. Bisa saja perempuan itu akan memasuki kamar ini.

Jika Adam sudah membereskannya, maka perempuan itu tidak akan memiliki alasan untuk berlama-lama di sini. Ia bisa dengan mudah menjaga rahasia yang tersimpan di kamar ini.

Laki-laki itu menghabiskan setengah jam waktunya untuk membereskan kamar ini. Setidaknya, sekarang kamar ini lebih layak untuk dihuni. Adam juga bisa mamakai kamar ini untuk beristirahat malam ini.

"Sekarang, aku bisa jauh lebih tenang. Aku nggak perlu khawatir Rani akan mengetahui keberadaan pintu rahasia itu," ucap Adam sembari menyeka keringat miliknya.

"Aku ingat ketika membersihkan dapur, aku menemukan sebuah timbangan yang sudah lama tidak dipakai. Mungkin aku bisa memakai timbangan itu untuk memperkirakan berat dari emas Kyra yang aku dapatkan," gumam Adam.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, laki-laki itu langsung bergegas menuju dapur dan mengambil timbangan yang ada di sudut ruangan. Timbangan ini bukanlah timbangan yang cocok untuk mengetahui berat dari emas yang Adam punya. Namun, laki-laki itu tidak memiliki pilihan lain selain timbangan ini untuk saat ini.

Adam lalu mengatur timbangan tersebut agar presisi. Ia lalu memasukkan seratus sembilan emas Kyra yang ia punya ke dalam timbangan tersebut. Laki-laki itu kemudian menaruh penberat di sisi lain timbangan. Jika tidak salah, pemberat ini memiliki berat satu ons.

Namun, pemberat yang Adam taruh itu belum bisa membuat emas yang Adam taruh terangkat. Ketika Adam menyentuh pemberatnya pun, tidak ada tanda-tanda emas tersebut akan terangkat. Ini berarti, berat emas tersebut cukup jauh dari satu ons.

"Eh, ini lebih dari seratus gram? Ini berarti, rata-rata berat dari koin emas tadi adalah satu gram lebih. Aku perlu menambahkan pemberat setengah ons di sini. Mungkin berat emas ini rata-rata adalah satu setengah gram per koinnya," gumam Adam.

Meski Adam menambahkan pemberat sekali pun, belum ada tanda-tanda emas tersebut terangkat. Hal ini membuat mata Adam berbinar. Langsung saja laki-laki itu mencari keberadaan ponsel miliknya. Ia perlu mencari tahu mengenai harga emas saat ini. Dengan begitu, ia bisa memperkirakan berapa uang yang ia miliki.

Cukup lama Adam mencari keberadaan benda tersebut. Ia lupa menaruh di mana benda kotak itu ketika memulai membersihkan tempat ini. Barulah, ketima deringan ponselnya terdengar, Adam tahu di mana benda elektronik itu berada.

Ponselnya itu ternyata berada di bawah meja. Adam sendiri bingung bagaimana bisa benda ini berakhir di sana. Namun, ia tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan hal itu. Ia masih perlu menjawab panggilan dari Airani yang masuk ke ponselnya.

"Hallo, Rani," sapa Adam.

Adam mendengar helaan napas lega dari ponselnya. Airani terdengar seperti orang yang berhasil menemukan telaga air di tengah gurun.

"Hallo, Dam. Akhirnya, Kamu angkat juga telepon dariku. Aku sangat khawatir Kamu nggak segera angkat telepon dariku. Kamu baik-baik aja kan?" tanya Airani yang masih terdengar khawatir.

"Aku baik-baik saja. Memangnya Kamu kira aku kenapa?"

"Aku sudah meneleponmu berkali-kali selama setengah jam terakhir untuk mengabarkan bahwa aku udah nyampe di rumah dengan selamat. Tapi, Kamu nggak juga angkat telepon dariku. Aku kira Kamu udah dimakan oleh hewan buas," jelas Airani.

Rumah warisan dari almarhum kakek Adam ini memang berada cukup dekat dengan gunung. Meski tidak terlalu banyak, tetapi di gunung tersebut masih ada hewan buasnya. Adam pernah mendengar informasi bahwa ada warga di daerah sini yang tidak sengaja bertemu dengan harimau ketika menaiki gunung.

Cukup wajar bagi Airani mengkhawatirkan mengenai hal ini. Apalagi, rumah milik Adam ini tidak sepenuhnya bisa melindunginya. Beberapa bagian rumah mengalami kerusakan yang sangat parah karena cukup lama tidak dihuni.

Pintu yang tidak tertutup rapat, kaca pecah, serta jendela yang tida ada daun jendelanya. Dengan kondisi seperti itu, tentu saja sangat memungkinkan untuk hewan buas memasuki rumah ini.

"Maaf. Aku nggak tau kalo Kamu telepon aku. Aku tertidur, tadi," bohong Adam. Hanya ini alsan logis yang bisa Adam berikan. Airani pasti memaklumi jika Adam tertidur setelah membersihkan rumah sebesar ini.

"Syukurlah, Kamu baik-baik aja. Kalo sampe Kamu nggak angkat teleponku ini, aku udah berencana buat kembali ke rumahmu. Kamu benar-benar ngebuat aku khawatir."

"Aku juga nggak berniat mengkhawatirkanmu. Tapi aku emang sedikit capek dan tertidur gitu aja setelah bersih-bersih. Tenang aja, Kamu nggak perlu khawatirin aku. Aku udah dapet ruangan aman buat tidur malam ini. Pintu dan jendelanya bisa diturup serta dikunci dari dalam. Jadi, tidak akan bahaya yang mendatangiku," jelas Adam.

"Lalu Rani, besok kayaknya Kamu nggak perlu ke sini dulu deh."

"Loh, emangnya kenapa? Tempatmu belum layak buat ditinggali. Masih banyak hal yang perlu dibenahi, bukan? Kenapa aku nggak perlu kembali ke sana?" tanya Airani yang sedikit meninggikan intonasi bicaranya.

"Aku tahu. Tapi, besok aku akan ke kota untuk suatu urusan. Kayaknya aku nggak bakal bersih-bersih rumah besok. Kalo Kamu emang mau ngebantu aku bersih-bersih, lebih baik waktu akhir pekan aja. Aku nggak pengen Kamu terus-terusan izin kerja karena ngebantuin aku beres-beres."

"Jangan memberku alasan lagi, Airani. Aku serius."

"Baiklah. Aku nggak akan datang besok," jawab Airani. Jika Adam sudah memanggilnya dengan nama lengkap seperti itu, tandanya dia benar-benar serius dengan ucapannya. Airani tidak mungkin membantah lagi permintaan Adam yang satu ini.

"Kalau begitu, selamat beristirahat. Pastikan kembali kamar yang Kamu pakai benar-benar aman sebelum Kamu tidur," ucap Airani sebelum ia memutuskan sambungan telepon mereka.

Adam memiliki beberapa rencana besok. Dengan Airani tidak datang, laki-laki itu bisa melakukan banyak hal dengan tenang.

"Sekarang, waktunya aku mencari tahu harga emas saat ini," gumam Adam yang mulai mencari informasi mengenai harga emas di ponselnya.

Meski harga emas tidak se-fluktuatif harga saham, tetapi harga logam mulia ini cukup sering mengalami perubahan. Adam tidak tahu berapa harga emas pada saat ini.

Tidak lama kemudian, informasi yang ia cari muncul di layar ponselnya. Setelah membaca informasi itu dengan seksama, mata Adam langsung berbinar.

"Gila!" seru Adam.

"Harga emas saat ini lebih dari satu juta per gramnya. Harga itu adalah harga dari para penambang. Jika seperti ini, uang yang aku dapatkan dengen menjual semua emas yang aku miliki, sangatlah banyak," lanjut Adam.

Meski itu bukan berat sebenarnya, tetapi emas yang Adam miliki saat ini adalah seratus lima puluh gram. Jika itu dijual, maka Adam bisa mendapatkan uang seratus lima puluh juta.

"Seratus lima puluh juta? Ini sangat gila. Aku nggak pernah ngebayangin punya uang sebanyak ini. Seratus lima puluh juta lebih," ucap Adam berulang, masih tidak mempercayai dengan uang yang bisa ia miliki.

Adam ingat ketika kakeknya membelikan jam tangannya, harganya adalah lima juta rupiah. Itu adalah harga baru dari jam tersebut. Karena Adam sudah memakainya beberapa tahun, nilai dari jam tangan yang bukan merek ternama itu, sudah pasti mengalami sedikit penurunan.

Jika Adam menjual jam tangan tersebut di Planet Biru, itu hanya laku terjual kurang dari tiga juta. Sekarang, Adam justru mendapatkan uang seratus lima puluh juta lebih dari menjual jam tangan tersebut di Benua Guerio.

"Ini melebihi tiga puluh kali lipat dari harga baru jam tangan tadi. Jika aku menjual sepuluh jam tangan dengan harga serupa, itu berarti aju bisa mendapatkan uang satu setengah miliar!" seru Adam.

Meski itu hanya angan-angannya saja, tetapi Adam memiliki kemungkinan yang sangat besar mendapatkan uang sebanyak ini. Adam adalah satu-satunya penduduk Planet Biru yang bisa pergi ke Benua Guerio.

Lalu, barang dari Planet Biru dipandang sebagai barang unik bagi penduduk Benua Guerio. Semua itu memungkinkan Adam memonopoli bisnis jual beli jam tangan yang bisa membawa keuntungan besar ini.

"Aku tidak menyangka warisan yang kakek berikan padaku seberharga ini. Mungkinkah kakek mengetahui mengenai keberadaan pintu itu dan sengaja memberikan rumah ini padaku," gumam Adam.

Beberapa sepupu Adam mendapatkan warisan berupa saham dan beberapa properti. Setidaknya, setiap orangnya mendapatkan warisan dengan nilai di atas dua puluh miliar. Paman dan bibinya lebih banyak lagi. Warisan yang mereka terima memiliki nilai ratusan miliar.

Jika dibandingkan dengan warisan mereka, rumah ini terlihat seperti sampah. Nilai rumah yang sudah rusak parah ini, diperkitakan hanya beberapa ratus juta saja. Namun, sekarang Adam menyadari bahwa seluruh kekayaan yang kakeknya wariskan kepada keluarganya yang lain, memiliki nilai lebih rendah dari apa yang Adam dapatkan.

Adam memiliki kesempatan untuk memperkaya diri lebih cepat, dan melebihi kekayaan yang keluarganya miliki. Ia hanya tinggal bersabar dan memulai bisnis di Benua Guerio.

Terpopuler

Comments

Gabutdramon

Gabutdramon

jualan bakso keknya laku disana

2023-05-14

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Belajar sihir dan beladiri...😀

2023-01-30

5

Dewa Mesum

Dewa Mesum

akhirnya yang di tunggu² up juga

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Warisan Kakek
2 Dunia Baru di Balik Pintu
3 Menjual Jam Tangan
4 Lebih dari Seratus Lima Puluh Gram
5 Membeli Peralatan
6 Menjual Emas
7 Sepupu yang Menyebalkan
8 Membeli Jam Tangan
9 Kembali ke Benua Guerio
10 Merasa Tertipu
11 Berutang Budi? Aku Rasa Tidak
12 Ditangkap
13 Asuransi
14 Mempelajari Sihir
15 Mentraktir Airani
16 Samuel
17 Lamaran
18 18
19 Lady Vrite (1)
20 Lady Vrite (2)
21 Menjual Kosmetik (1)
22 Menjual Kosmetik (2)
23 Cincin Ruang
24 Dicurigai
25 Perkelahian yang Tidak Terelakkan
26 Mengalahkan Para Preman
27 Masalah Baru
28 Lima Desain Berbeda
29 Menjual Emas ke Bank (1)
30 Sembilan Miliar
31 Membeli Mobil
32 Fitnah
33 Potongan Harga Besar
34 Membeli Saham (1)
35 Membeli Saham (2)
36 Ponsel? (1)
37 Ponsel (2)
38 Keributan Karena Televisi
39 Rapalan Mantra (1)
40 Rapalan Mantra (2)
41 Membawa Tren Berpakaian Ke Benua Guerio (1)
42 Membawa Tren Berpakaian Ke Benua Guerio (2)
43 Guild Merchant (1)
44 Guild Merchant (2)
45 Balas Dendam "Kecil" (1)
46 Balas Dendam "Kecil" (2)
47 Balas Dendam "Kecil" (3)
48 Tamparan Untuk Brian (1)
49 Tamparan Untuk Brian (2)
50 Pembicaraan Dengan Catur
51 Rumah Lelang (1)
52 Rumah Lelang (2)
53 Pengawal Baru
54 Rune Master, Perampok
55 Serangan Yang Mengejutkan
56 Konspirasi
57 Marco
58 Biaya Produksi yang Mahal
59 59
60 Kemarahan Adam (1)
61 Kemarahan Adam (2)
62 Kemarahan Adam (3)
63 Kemarahan Adam (4)
64 Ke Benua Guerio (1)
65 Ke Benua Guerio (2)
66 Si Jenius Airani
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Rumah Warisan Kakek
2
Dunia Baru di Balik Pintu
3
Menjual Jam Tangan
4
Lebih dari Seratus Lima Puluh Gram
5
Membeli Peralatan
6
Menjual Emas
7
Sepupu yang Menyebalkan
8
Membeli Jam Tangan
9
Kembali ke Benua Guerio
10
Merasa Tertipu
11
Berutang Budi? Aku Rasa Tidak
12
Ditangkap
13
Asuransi
14
Mempelajari Sihir
15
Mentraktir Airani
16
Samuel
17
Lamaran
18
18
19
Lady Vrite (1)
20
Lady Vrite (2)
21
Menjual Kosmetik (1)
22
Menjual Kosmetik (2)
23
Cincin Ruang
24
Dicurigai
25
Perkelahian yang Tidak Terelakkan
26
Mengalahkan Para Preman
27
Masalah Baru
28
Lima Desain Berbeda
29
Menjual Emas ke Bank (1)
30
Sembilan Miliar
31
Membeli Mobil
32
Fitnah
33
Potongan Harga Besar
34
Membeli Saham (1)
35
Membeli Saham (2)
36
Ponsel? (1)
37
Ponsel (2)
38
Keributan Karena Televisi
39
Rapalan Mantra (1)
40
Rapalan Mantra (2)
41
Membawa Tren Berpakaian Ke Benua Guerio (1)
42
Membawa Tren Berpakaian Ke Benua Guerio (2)
43
Guild Merchant (1)
44
Guild Merchant (2)
45
Balas Dendam "Kecil" (1)
46
Balas Dendam "Kecil" (2)
47
Balas Dendam "Kecil" (3)
48
Tamparan Untuk Brian (1)
49
Tamparan Untuk Brian (2)
50
Pembicaraan Dengan Catur
51
Rumah Lelang (1)
52
Rumah Lelang (2)
53
Pengawal Baru
54
Rune Master, Perampok
55
Serangan Yang Mengejutkan
56
Konspirasi
57
Marco
58
Biaya Produksi yang Mahal
59
59
60
Kemarahan Adam (1)
61
Kemarahan Adam (2)
62
Kemarahan Adam (3)
63
Kemarahan Adam (4)
64
Ke Benua Guerio (1)
65
Ke Benua Guerio (2)
66
Si Jenius Airani

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!