Love In Forced Marriage
"Menikahlah dengan Zoya mas." Ucap Rania yang sedang terbaring lemas di brankar kamar vip sebuah rumah sakit.
"Rania, apa yang kau katakan ini. Tidak, aku tidak akan menikah lagi dengan siapapun itu." Ucap Andreas, jelas dia menolak permintaan istrinya itu. Bagaimana bisa dia menduakan istri yang begitu dicintainya itu. Bagi seorang Andreas pantang untuk menghianati pasangannya sendiri. Apalagi saat ini Rania sedang berjuang melawan penyakitnya.
"Hidupku tidak akan lama lagi mas. Aku ingin kamu mendapatkan penggantiku. Agar.."
"Stop Rania... Tidak akan ada yang bisa menggantikanmu." Potong Andreas, "yakinlah kau pasti akan sembuh. Kita ke luar negeri, kita cari pengobatan terbaik sayang." Ucap Andreas sembari menggenggam tangan sang istri yang sudah terlihat tinggal tulang. Penyakit yang diderita Rania membuatnya kehilangan berat badan cukup banyak.
"Mas aku sudah tidak kuat lagi, lihatlah tubuhku yang sudah rapuh seperti ini." Ucap Rania dengan menahan air matanya.
"Tidak sayang, kau pasti akan sembuh. Aku akan bicara dengan dokter. Aku akan minta dokter melakukan cara apapun berapapun biayanya akan kubayar." Ucap Andreas yang kemudian pergi meninggalkan ruang rawat Rania.
Rania hanya bisa terdiam melihat suaminya bersikeras tidak mau menuruti permintaanya.
"Mas aku juga sangat mencintaimu, tapi aku tidak tahu sampai kapan ragaku kuat menahan sakit ini." Gumam Rania, tubuhnya sudah kurus kering akibat kanker usus yang dideritanya. Sudah tiga tahun ini dirinya berjuang. Namun bukannya membaik, semakin hari penyakit yang menyerangnya semakin kuat saja.
Andreas berkonsultasi pada Dokter yang menangani istrinya. Dia mencari jalan terang untuk kesembuhan istrinya. Namun Dokter mengatakan, sudah tidak ada jalan lagi. Kemoterapi, Radioterapi dan bantuan obat-obat sudah diberikan semaksimal mungkin. Namun sel kankernya malah semakin berkembang pesat.
Andreas benar-benar merasa down mendengar itu semua. Dirinya berpacaran dengan Rania sejak duduk di bangku SMA. Mereka berdua menjalani suka duka bersama. Hingga akhirnya mereka menikah tepat tiga setengah tahun yang lalu. Rencana memiliki anak pun gagal. Karena setelah enam bulan pernikahan, Rania didiagnosa kanker.
**
Saat ini Andreas terduduk lemas di kursi taman yang ada di rumah sakit itu. Hal yang buruk terus membayangi dirinya. Dia tidak mau kehilangan wanita yang sangat dicintainya.
Tangan putih nan lembut mengusap bahunya. Andreas langsung menoleh untuk melihat siapa yang datang memegangnya.
"Jemyma, ada apa kau kemari? Apakah ada masalah di kantor?"
Jemyma adalah adik tiri Rania yang menjadi sekretaris Andreas. Ayah Rania memang menikah lagi saat Rania berusia lima belas tahun. Istri dari Ayahnya membawa anak yang lima tahun lebih muda darinya, yaitu Jemyma.
"Tidak ada masalah apapun, aku kemari untuk menengok kak Rania." Jawab Jemyma
"Yasudah mari kuantar ke kamar Rania." Ucap Andreas seraya beranjak dari tempat duduknya. Namun Jemyma malah memaksanya untuk duduk kembali. Kini mereka pun duduk berdua di kursi taman itu.
"Mas Andreas, emm tidak apa kan aku panggil mas. Ini kan bukan di kantor, biar lebih akrab saja. Kita kan juga keluarga mas." Ucap Jemyma dengan senyum dan tatapan penuh arti. Andreas hanya mengangguk sekali untuk mengiyakan.
"Aku tahu mas Andreas capek menghadapi semua ini. Kalau mas berkenan aku bisa menggantikan kak Rania." Ucap Jemyma dengan percaya diri. Andreas pun terperanjat mendengar perkataan Jemyma. Andreas langsung berdiri dan menatap tajam pada adik tiri istrinya.
"Apakah kau sadar dengan apa yang kau katakan barusan?" Tanya Andreas dengan raut wajah penuh amarah.
"Ya aku sadar mas, aku bisa jadi pengganti kak Rania. Aku kan adik kak Rania, jadi hanya aku yang pantas jadi pengganti kak Rania." Jawab Jemyma tanpa memikirkan perasaan Andreas ataupun Rania.
"Tidak! Aku tidak mencari pengganti Rania. Sampai kapanpun Rania tidak akan tergantikan." Tegas Andreas yang kemudian berlalu pergi.
Jemyma langsung berdecak kesal. Bahkan dia menjatuhkan serta menginjak-ijak buket bunga yang dibawanya. Tadinya buket itu untuk Rania. Namun karena dia di tolak mentah-mentah oleh Andreas, buket itu dihancurkannya.
"Rania itu sebentar lagi mati. Wanita penyakitan gitu kenapa masih dipertahanin sih, Andreas bodoh!" Seru Jemyma merasa kesal.
***
Di kamar rawatnya, Rania sedang berbincang serius dengan asisten pribadinya. Rania meminta Zoya, gadis muda berusia 19 tahun itu untuk menikah dengan suaminya. Tentu saja Zoya kaget mendengar permintaan wanita yang baru 8 bulan menjadi atasannya.
"Maaf Bu Rania tidak salah bicara kah?" Tanya Zoya memastikan apa yang didengarnya itu tidak benar.
"Aku tidak salah bicara Zoya. Aku serius. Menikahlah dengan suamiku," Jawab Rania dengan mantap.
"Mohon maaf Bu Rania, tidak mungkin saya menikahi suami atasan saya sendiri. Saya tidak bisa menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Bu Rania." Ucap Zoya
"Tidak Zoya, kau bukan orang ketiga. Karena umurku sudah tidak akan lama lagi. Aku ingin suamiku mendapatkan istri yang baik dan tulus. Aku rasa kamu gadis yang baik yang bisa meneruskan tugasku sebagai istri mas Andreas." Ucap Rania dengan menatap penuh keyakinan pada Zoya.
Gadis yang baru menginjak sembilan belas tahun itupun terdiam. Dia bingung harus mengiyakan atau menolak permintaan dari atasan yang sudah sangat baik padanya. Bu Rania sudah banyak sekali membantu ekonomi keluarganya. Bahkan dirinya sudah dianggap seperti adik sendiri oleh Bu Rania.
"Bu Rania saya tidak tahu harus menjawab apa, Saya tidak mungkin mengambil alih posisi Bu Rania begitu saja. Tuan Andreas pastinya tidak akan setuju." Ucap Zoya merasa permintaan atasannya itu cukup berat.
"Untuk mas Andreas itu urusanku. Dia pasti akan setuju nantinya. Aku mohon menikahlah dengan suamiku, karena aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi saat aku sudah tiada." Ucap Rania dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
cha
menyimak dl
2023-03-20
2