Bab 16 // Status Rahasia

Di sebuah pusat perbelanjaan yang ramai Zoya tengah berkeliling seraya mendorong troli. Dia akan membeli banyak barang, terutama bahan makanan.

Di sana Zoya melihat sepasang sejoli berbelanja sembari bersenda gurau. Perempuannya terlihat mengenakan baju seragam SMA. Sementar prianya memakai kemeja kerja. Hal itu jadi mengingatkannya masa-masa indah bersama Rafli. Dulu Rafli sering menjemputnya sepulang sekolah. Lalu mereka jalan-jalan ke mall. Zoya jadi melamun membayangkan masa-masanya dulu.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya hingga membuat dirinya hampir jantungan.

"Zoya, kau Zoya kan?" Tanya seorang gadis yang terlihat seumuran dengan Zoya.

"Ezra ..."

Kedua gadis yang ternyata bersahabat itu langsung saling berpelukan. Mereka saling meluapkan rasa rindu karena sudah lebih dari satu tahun tidak bertemu.

"Yaampun Zoya, kau semakin cantik saja. Aku sangat merindukanmu." Ucap Ezra.

"Aku juga sangat merindukanmu peri cantik primadona satu SMA." Balas Zoya seraya tertawa.

Akhirnya mereka berbelanja bersama sembari mengobrol. Semasa SMA dulu mereka berdua merupakan bestie. Namun sejak lulus dan Ezra kuliah di luar kota, mereka jadi tidak pernah bertemu dan lost contact akibat kesibukan masing-masing.

"Rasanya tidak enak deh ngobrol sambil jalan gini. Habis ini kita nongki yuk, kau ada waktu kan?" Ajak Ezra

"Ada kok, ayo aja aku." Zoya menerima ajakan Ezra. Mereka berdua baru bertemu lagi setelah sekian lama. Masa Zoya tega menolaknya. Lagipula hari ini dia tidak sibuk. Tidak ada urusan penting di butiknya.

Selesai berbelanja mereka berdua antri ke kasir. Zoya membiarkan Ezra di layani terlebih dahulu, karena belanjaan Ezra tak sebanyak dirinya.

Saat ini giliran Zoya untuk mentotal belanjaannya di kasir. Ezra menunggu di sebelahnya. Ezra cukup terkejut saat melihat Zoya mengeluarkan black card sebagai alat pembayarannya. Wajar jika Ezra terkejut. Karena Ezra sangat tahu latar belakang keluarga Zoya seperti apa.

Setelah selesai melakukan pembayaran, mereka keluar dari sana. Ezra membantu Zoya membawa belanjaannya menuju mobil. Kebetulan Ezra membawa mobil sendiri.

"Wah Ezra kau sudah bisa menyetir sekarang," Ucap Zoya takjub. Saat masih SMA kemanapun Ezra memang selalu naik mobil, bahkan tak jarang Ezra memberi tumpangan pada Zoya. Namun dulu dia tidak menyetir sendiri, melainkan membawa sopir pribadi.

"Iya aku baru-baru ini kursus menyetir. Tapi tenang saja, aku sudah mendapatkan SIM." Ucap Ezra meyakinkan Zoya yang menatapnya ragu. Kemudian mereka tertawa secara bersamaan.

***

Mobil yang di kendarai Ezra dan Zoya berhenti di halaman parkir sebuah coffe shop. Kemudian dua gadis yang bersahabat itu keluar dari mobil untuk masuk ke dalam. Meski lama tidak bertemu tak ada rasa canggung di antar mereka berdua. Mereka memilih tempat ternyaman untuk mereka mengobrol.

Ezra memesan americano ice, sementara Zoya memesan caramel macchiato. Selera mereka masih tetap sama dari SMA dulu. Ketika hangout berdua entah di kafe ataupun mall, minuman yang mereka beli selalu itu saja.

"Kau masih saja menyukai americano, apa kau tidak bosan dengan minuman pahit itu?" tanya Zoya keheranan dengan sahabatnya satu ini.

"Kenapa bosan Zoya, aku dan americano sudah menyatu. Kita sudah seperti soulmate. Yang paling terpenting adalah rendah kalori." jawab Ezra dengan penuh ekspresi. Ezra memang tipe orang yang gampang sekali naik berat badan, jadi dia harus menjaga asupan kalori setiap harinya.

"Iya iya ratu kalori." Ucap Zoya seraya tertawa.

Mereka berdua menikmati minuman masing-masing. Kemudian Ezra teringat sesuatu yang sedari tadi ingin di tanyakan pada Zoya.

"Zoya apa aku boleh tanya sesuatu?" tanya Ezra kepada Zoya yang asyik menyedot minuman favoritnya. Zoya mengangguk memberi isyarat persetujuan.

"Hmm, kau kok bisa punya black card. E.. Maaf tapi kau jangan tersinggung ya dengan pertanyaanku ini." Ucap Ezra dengann sangat hati-hati.

Zoya sangat paham dengan apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Ia dari kalangan menengah kebawah, jadi tidak heran jika Ezra menanyakan hal itu. Namun yang menjadi masalah sekarang, ia bingung harus menjawab apa. Tapi jika ia tidak menjawab jujur, takutnya Ezra akan berfikir negatif.

"Emm.. kartu itu dari suamiku." Ucap Zoya dengan sangat pelan.

"Apa?" pekik Ezra terkejut. "Jadi kau sudah menikah dengan Rafli, kok aku tidak di undang?" Seketika Ezra berdiri saking kagetnya. Selain itu dia juga sensi karena sebagai sahabat tidak di undang di acara penting itu.

Pengungjung kafe lainnya sampai memusatkan pandangan pada mereka. Karena Ezra berucap sangat keras. Zoya mengkode sahabatnya itu untuk kembali duduk.

"Upss,, sorry kelepasan. Habisnya kau menikah tidak mengabariku. Sesibuknya aku, aku pasti tetap datang kok." Ucap Ezra meluapkan rasa kecewanya tapi dengan suara pelan.

"Dengarkan aku dulu, suamiku bukan Rafli. Aku sudah putus dengannya beberapa hari sebelum aku menikah..." Ucap Zoya yang kemudian menceritakan segalanya kepada Ezra.

Setelah mendengar semua dengan detail, Ezra jadi bingung harus sedih atau berbahagia. Zoya itu di nikahi oleh salah satu pengusaha kaya raya yang cukup terkenal. Hidupnya sekarang juga sangat terjamin dari segi ekonomi. Namun sayangnya pernikahan ini hanyalah sekedar status saja, bahkan tidak boleh di publikasikan.

"Astaga Zoya, aku sangat tidak menyangka kau berada dalam posisi seperti ini. Aku doakan semoga suamimu segera dapat menerimamu sepenuhnya. Amiin." Ezra mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya. Zoya turut mengaminkan.

Setelah mengobrol cukup lama akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Ezra mengantarkan Zoya sampai di depan lobby gedung apartemen tempat tinggalnya. Lagi-lagi Ezra takjub. Kehidupan sahabatnya berubah 180 derajat.

"Terima kasih ya untuk hari ini. Ingat ya Ezra apa yang aku ceritakan tadi jangan sampai orang lain tahu. Karena status pernikahanku masih di rahasiakan." Ucap Zoya kembali mewanti-wanti.

"Siap bos, tenang saja aku akan simpan rapat-rapat." Ucap Ezra sembari berlagak seakan meresleting mulutnya.

***

Zoya sudah kembali naik ke lantai sembilan dimana unit apartemennya berada. Saat akan membuka pintu, dia menaruh tentengan belanjaannya yang sangat banyak itu. Dia mengeluarkan kartu akses dari dalam tasnya.

Sebelum masuk ke dalam, beberapa detik Zoya menatap sekeliling. Dia teringat jika Rafli juga tinggal di apartemen ini. Tak terlihat siapapun di sana. Rasanya cukup aneh, mengapa dirinya harus bertetangga dengan mantan kekasihnya. Seakan dunia ini sempit sekali.

"Ah kenapa aku malah melamun di sini, aku harus menyiapkan makan malam untuk Tuan Andreas." Ucap Zoya yang kemudian membawa masuk seluruh belanjaannya.

Brak

Pintu di tutup rapat oleh Zoya. Saat itu juga seseorang yang sedari tadi memperhatikan Zoya, keluar dari persembunyiannya. Orang itu tidak lain adalah Rafli.

Mantan kekasih Zoya itu masih menyimpan rasa untuk Zoya. Namun dia juga sangat sakit mengingat Zoya melepas hubungan mereka begitu saja. Rafli melewati unit apartemen Zoya begitu saja tanpa menoleh sedikitpun.

Episodes
1 Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 02 // Semuanya terasa berat
3 Bab 03 // Melamar Zoya
4 Bab 04 // Kepulangan Rania
5 Bab 05 // Keputusan terberat
6 Bab 06 // Pernikahan
7 Bab 07 // Maafkan aku
8 Bab 08 // Basah basahan
9 Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10 Bab 10 // Saat terakhir Rania
11 Bab 11 // Ini semua takdir
12 Bab 12 // Kenangan yang melekat
13 Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14 Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15 Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16 Bab 16 // Status Rahasia
17 Bab 17 // Tak di anggap
18 Bab 18 // Kenapa sakit?
19 Bab 19 // Rumor yang menyebar
20 Bab 20 // Mulai lelah
21 Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22 Bab 22 // Mulai menyadari
23 Bab 23 // Bukan mimpi
24 Bab 24 // Ada rasa..
25 Bab 25 // Cemburu tandanya?
26 Bab 26 // Cemburu part 2
27 Bab 27 // First kiss
28 Bab 28 // Investigasi cinta
29 Bab 29 // Sudah bersuami
30 Bab 30 // Perubahan sikap
31 Bab 31 // Es Batu mencair
32 Bab 32 // Kasmaran
33 Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34 Bab 34 // Si wanita gila
35 Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36 Bab 36 // Satu kamar
37 Bab 37 // Malam yang gagal
38 BAB 38
39 Bab 39
40 Bab 40 // Malam panas
41 Bab 41 // terpecah
42 Bab 42 // Bukan aku
43 Bab 43 // Aku tidak berbohong
44 Bab 44 // Sebuah kesempatan
45 Bab 45 // hanya editan
46 Bab 46 // Terpojok lagi
47 Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48 Bab 48 // Terpecah belah
49 Bab 49 // Kambing hitam
50 Bab 50 // Runyam
51 Bab 51 // Kehadirannya
52 Bab 52 // Dia akan menikah
53 Bab 53 // Seperti orang nyidam
54 Bab 54 // Hampir tau
55 Bab 55 // Terbongkar
56 Bab 56// Semua terbongkar
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 // Belum terlambat
61 Bab 61 // Saling mencinta
62 Bab 62
63 Bab 63 // Sedikit dramatis
64 Bab 64 // Selangkah lagi
65 Bab 65 // Romansa denganmu
66 Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67 Bab 67 // Ngidam
68 Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69 Bab 69 // Hello Baby
70 Bab 70 // Urusan penting!
71 Bab 71 // Suamiku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 02 // Semuanya terasa berat
3
Bab 03 // Melamar Zoya
4
Bab 04 // Kepulangan Rania
5
Bab 05 // Keputusan terberat
6
Bab 06 // Pernikahan
7
Bab 07 // Maafkan aku
8
Bab 08 // Basah basahan
9
Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10
Bab 10 // Saat terakhir Rania
11
Bab 11 // Ini semua takdir
12
Bab 12 // Kenangan yang melekat
13
Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14
Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15
Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16
Bab 16 // Status Rahasia
17
Bab 17 // Tak di anggap
18
Bab 18 // Kenapa sakit?
19
Bab 19 // Rumor yang menyebar
20
Bab 20 // Mulai lelah
21
Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22
Bab 22 // Mulai menyadari
23
Bab 23 // Bukan mimpi
24
Bab 24 // Ada rasa..
25
Bab 25 // Cemburu tandanya?
26
Bab 26 // Cemburu part 2
27
Bab 27 // First kiss
28
Bab 28 // Investigasi cinta
29
Bab 29 // Sudah bersuami
30
Bab 30 // Perubahan sikap
31
Bab 31 // Es Batu mencair
32
Bab 32 // Kasmaran
33
Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34
Bab 34 // Si wanita gila
35
Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36
Bab 36 // Satu kamar
37
Bab 37 // Malam yang gagal
38
BAB 38
39
Bab 39
40
Bab 40 // Malam panas
41
Bab 41 // terpecah
42
Bab 42 // Bukan aku
43
Bab 43 // Aku tidak berbohong
44
Bab 44 // Sebuah kesempatan
45
Bab 45 // hanya editan
46
Bab 46 // Terpojok lagi
47
Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48
Bab 48 // Terpecah belah
49
Bab 49 // Kambing hitam
50
Bab 50 // Runyam
51
Bab 51 // Kehadirannya
52
Bab 52 // Dia akan menikah
53
Bab 53 // Seperti orang nyidam
54
Bab 54 // Hampir tau
55
Bab 55 // Terbongkar
56
Bab 56// Semua terbongkar
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 // Belum terlambat
61
Bab 61 // Saling mencinta
62
Bab 62
63
Bab 63 // Sedikit dramatis
64
Bab 64 // Selangkah lagi
65
Bab 65 // Romansa denganmu
66
Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67
Bab 67 // Ngidam
68
Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69
Bab 69 // Hello Baby
70
Bab 70 // Urusan penting!
71
Bab 71 // Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!