Zoya menunggu suaminya di ruang tengah. Dia duduk di sofa seraya menatap layar tablet yang semula milik Rania. Tablet itu di gunakan khusus untuk urusan pekerjaan butik.
Saat ini Zoya tengah mencari referensi dan mulai menciptakan sebuah desain baju. Karena merasa lelah duduk, Zoya berganti posisi dengan tidur tengkurap di sofa.
Saat tengah memikirkan sebuah ide, Zoya malah teringat terus akan artikel Andreas dan Jemyma. Banyak sekali pertanyaan di dalam benaknya. Dia pun kembali membuka artikel itu dan melihat foto yang beredar di internet.
Zoya melihatnya dengan seksama sampai menzoom foto-foto Andreas dan Jemyma. Merasa posisinya tidak enak, Zoya berguling untuk tidur terlentang. Saat itu dia terkejut karena Andreas ternyata sudah pulang. Dengan cepat Zoya berdiri.
"Tuan Andreas sud.."
"Lanjutkan saja apa yang kau lakukan. Tidak perlu memperdulikanku." Ucap Andreas memotong perkataan Zoya yang ingin menyambutnya.
Zoya bergeming saat suaminya itu sudah memasuki kamarnya. Zoya menganggap hobi Andreas adalah memotong perkataannya.
Tapi kemudian mulutnya berhenti menyeloteh sendiri karena Andreas keluar dari kamar lagi.
"Tuan saya sudah memasak untuk makan malam. Oh atau Tuan mau mandi dulu, sebentar saya siapkan air hangatnya." Ucap Zoya bersemangat untuk melayani suaminya.
"Berhenti." Andreas menghentikan langkah Zoya. Tatapannya membuat Zoya menelan salivanya dalam-dalam. Sepertinya Andreas akan marah lagi padanya.
"Ma- maaf tuan, jika tidak berkenan saya tidak akan melakukannya." Ucap Zoya seraya menunduk, dia tak berani menatap mata Andreas.
Andreas tidak berkata apa-apa lagi, dia berlalu pergi meninggalkan Zoya begitu saja. Zoya kembali menghela nafas panjang. Dahulu dia tidak pernah bermimpi akan menikah dengan pria sedingin Andreas.
***
Hari-hari berlalu, rasanya Zoya mulai lelah menghadapi sikap Andreas yang selalu saja ketus padanya. Dia sudah melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik, dia juga tidak pernah menjawab meski Andreas marah tanpa alasan padanya.
Sebenarnya Zoya tidak berharap untuk di cintai oleh Andreas. Dia hanya ingin mereka akrab. Saling bicara dan mau berusaha untuk adaptasi bersama.
Seperti yang pernah di katakan Andreas, mereka tidak bisa bercerai karena janji pada Rania. Jadi jalan satu-satunya adalah belajar untuk saling menerima masing-masing. Namun sayangnya, Andreas tidak mau melakukan hal itu.
Saat ini Zoya tengah bersiap untuk pergi ke butik. Sebelum ke butik, Zoya akan pergi ke tempat laundry untuk menaruh cucian. Sebelum pergi, Zoya memasuki kamar Andreas untuk mengambil baju kotornya. Terlihat keranjang baju kotor Andreas sudah penuh. Biasanya Andreas membawa sendiri pakaian kotornya ke laundry. Mungkin dia tidak ada waktu kali ini, karena belakangan dia sangat sibuk.
"Dugaanku benar. Tuan Andreas tidak sempat membawa ini ke laundry karena sangat sibuk. Aku akan membawanya sekalian saja." Ucap Zoya
Zoya mengambili pakaian kotor Andreas dan memasukkannya kedalam tas khusus laundry. Saat mengambil kemeja putih, Zoya melihat ada noda merah seperti lipstik.
"Ini noda lipstik, apa ini milik nona Jemyma?" Zoya bertanya-tanya, kemudian ia mencium bau kemeja itu. "Ini bukan bau parfum Tuan Andreas." gumam Zoya.
Dia pun berpikir keras, mungkinkah Andreas dan Jemyma memang memiliki hubungan. Semakin hari kabar kedekatan mereka semakin panas saja. Bahkan ada satu artikel yang menyatakan mereka berencana menikah. Kabar itu sudah meluas, namun Andreas tidak melakukan tindakan apapun. Dan Zoya sendiri takut untuk bertanya kebenarannya.
Zoya memasukkan kemeja putih itu kedalam tas laundry. Kemudian langsung berangkat dan melupakan masalah hubungan Jemyma dengan Andreas.
Sampai di butik, Zoya langsung melakukan pekerjaannya. Dia mengecek model-model baju yang ada di pajangan. Rencananya Zoya akan mengadakan sale akhir bulan. Jadi baju yang sudah lama di pajangan akan di sisihkan untuk di beri harga khusus.
Zoya tidak mengerjakan itu sendiri, dia di bantu oleh karyawannya. Di sela memilah baju, Rena tiba-tiba menyakan tentang Andreas.
"Mbak Zoya sudah tahu berita tentang pak Andreas itu kan. Apakah berita itu benar adanya?" Tanya Rena penasaran. Yang di maksud olehnya tidak lain berita mengenai hubungan Andreas dan Jemyma.
"Aku tidak tahu benar atau tidaknya." Jawab Zoya
"Hmm, tapi sepertinya memang benar adanya. Mereka cocok, iya kan mbak?" Rena berpendapat seperti ini karena tidak tahu jika Zoya adalah istri Andreas.
Zoya hanya menanggapi dengan senyum tipis. Dia ingin melupakan tentang itu, tapi orang di dekatnya terus saja membicarakannya. Parahnya dia dimintai pendapat tentang kecocokan suaminya dengan wanita lain.
"Rena kau lanjutkan ya, aku mau ke dalam dulu." Ucap Zoya
"Baik mbak."
Baru akan melangkah memasuki ruangannya, Handphone Zoya berbunyi. Tumben sekali Jemyma menghubunginya. Tanpa berpikir panjang, Zoya langsung menjawab telefon itu.
"Halo nona Jemyma ada apa?"
"Halo, datanglah kemari sekarang juga. Bawakan aku baju, gambarnya sudah ku kirimkan. Sudah aku sharelock juga."
"Tapi nona...tutt.."
Jemyma memutuskan sambungan telefon begitu saja. Entah apa yang wanita licik itu rencanakan saat ini.
***
Zoya sampai di depan sebuah gedung yang sudah di sharelock oleh Jemyma. Zoya berpikir mungkin Jemyma sedang ada syuting di gedung itu. Sesuai perintah yang sudah di katakan Jemyma lewat pesan, Zoya pun menuju rooftop gedung itu.
ting ..
Pintu lift terbuka tanda telah sampai di lantai yang Zoya tuju. Zoya melangkah keluar dari lift. Setelah itu dia menuju ke anak tangga yang akan menghantarkannya ke rooftop.
"Kalau di sini ada syuting kok sepi sekali ya," Gumam Zoya sembari menaiki satu demi satu anak tangga.
Setelah melewati tangga akhirnya Zoya sampai di depan pintu menuju rooftop. Dia membuka pintu itu, namun tidak terlihat ada orang di sana.
"Kenapa sepi sekali, tidak ada siapapun di sini." Gumam Zoya sembari terus melangkah menjajaki rooftop.
Saat menoleh ke kanan Zoya melihat pemandangan yang membuatnya sampai menjatuhkan paper bag yang dia bawa. Setelah itu Zoya langsung berlari pergi dari sana.
Di sisi lain, Jemyma tengah mendekatkan wajah Andreas pada wajahnya, agar terlihat seakan sedang berciuman. Namun pada akhirnya Andreas berhasil lepas darinya.
"Jangan gila Jemyma! Apa yang kau lakukan ini sangat tidak terpuji. Lain kali aku tidak akan pernah termakan kebohonganmu lagi!" Seru Andreas sangat emosi, kemudian dia bergegas pergi.
Jemyma membuat sandiwara seakan dia akan bunuh diri. Dia melakukannya seperti nyata. Sampai membuat Andreas percaya langsung datang ke tempat dia berada.
Andreas berhenti sejenak saat melihat paper bag bertuliskan this is fashion. Kemudian dia kembali melangkah meninggalkan rooftop.
"Aku memang gila Andreas Cakra Himawan dan itu karena cintaku padamu." Ucap Jemyma seraya tertawa keras. Dia tidak perduli semarah apa Andreas atas perbuatannya kali ini. Rencananya kali ini sukses.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments