Zoya termenung di kursi yang ada di pinggir jalan dekat perusahaan Himawan grup. Dia terus terngiang-ngiang akan perkataan orang-orang di dalam kantor tadi. Menurutnya yang di katakan mereka itu benar. Andreas memang cocok dengan Jemyma. Namun yang dia ketahui Andreas itu tidak suka dengan Jemyma. Mungkinkah Andreas sudah berubah pikiran?
Tapi yang kini membuatnya bingung adalah hatinya terasa sakit mendengar nama Andreas di sebut bermesraan dengan wanita lain. Mungkin ini hanya nalurinya sebagai seorang istri yang tidak pernah di anggap.
Huff..
Zoya menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kemudian dia beranjak berniat kembali ke butik saja.
"Zoya."
Merasa namanya di panggil, langkahnya terhenti. Zoya menoleh ke sumber suara yang ada di belakangnya.
Berdiri seorang pria tampan berkulit putih dan pria itu tengah tersenyum kearahnya. Zoya merasa tidak asing dengan pria itu. Setelah beberapa detik akhirnya dia teringat.
"Pak Haris ya," Ucap Zoya dengan suara pelan.
"That's right, ternyata kau masih mengenaliku." Ucap Haris seraya melangkah lebih dekat dengan Zoya. "Kau di sini sedang apa? Apa kau ada perlu bertemu dengan Andreas?" Tanya Haris dengan santai.
Zoya tidak mungkin menjawab jujur jika dia datang membawakan makan siang untuk Andreas. Bisa-bisa Haris akan curiga tentang hubungannya dengan Andreas.
"Oh jika kau akan ke kantor mencari Tuanmu itu, dia tidak ada. Karena Andreas keluar bersama Jemyma." Haris melanjutkan perkataannya karena Zoya hanya terdiam.
"Oh begitu ya pak," Hanya ini yang keluar dari mulut Zoya.
"Ish,, kau jangan memanggilku pak. Panggil saja Haris. Usia kita pasti seumuran." Ucap Haris seraya memberikan tatapan genit pada Zoya.
Zoya menatap dengan intens pria di hadapannya itu. Haris memang tampan, tapi Zoya tidak percaya jika usianya masih di bawah dua puluh lima tahun. Dilihat dari perawakannya, kemungkinan usia Haris itu seumuran dengan Andreas.
"Kau jangan menatapku seperti itu, aku jadi malu." Ucap Haris
"Ah, maaf maaf. Hmm, kalau begitu saya permisi." Ucap Zoya pamit pergi, namun tangannya di pegang oleh Haris.
"Zoya apa aku boleh meminta nomormu?" Tanya Haris yang cukup mengejutkan Zoya. Kemudian Haris melepaskan tangan Zoya agar gadis di hadapannya itu tidak salah paham. "E maaf sudah dengan lancang memegangmu. Aku hanya ingin menambah teman saja." Ucap Haris.
Haris menyodorkan handphonenya kepada Zoya. Hal itu membuat Zoya merasa tidak enak jika menolak memberikan nomornya. Akhirnya Zoya menerima handphone milik Haris itu dan menuliskan nomornya.
"Ini saya sudah menuliskannya pak Haris." Ucap Zoya sembari mengembalikan handphone milik Haris.
"Terima kasih, tapi jangan panggil aku pak. Hmm, jika kau sungkan langsung memanggil namaku, panggil aku kak Haris saja." Ucap Haris yang sangat friendly itu.
"Emm, baiklah kak Haris. Kalau begitu saya pergi dulu." Ucap Zoya seraya tersenyum ramah kepada Haris.
"Iya daaa, nanti aku akan menghubungimu." Haris melambaikan tangan pada Zoya. Perasaannya sangat bahagia mendapatkan nomor handphone Zoya.
Di dalam perjalanan menuju ke butik, handphone Zoya berbunyi. Tertera pesan dari nomor yang belum ada di kontak handphonenya. Pesan itu dari Haris. Pria itu menyuruh Zoya menyimpan nomornya. Bukan hanya itu, Haris ingin mengajak Zoya keluar jalan-jalan saat waktu senggang.
"Aduh, harusnya aku tadi tidak memberi nomorku padanya." Gumam Zoya yang merasa menyesal.
**
Di sebuah hotel mewah bintang lima, Andreas dan Jemyma berada. Mereka tidak sedang makan siang romantis seperti yang di perbincangkan para karyawan perusahaan Himawan grup. Mereka pergi bersama karena memang kebetulan ada undangan di tempat yang sama.
Jemyma memang sengaja datang ke kantor menghampiri Andreas dan memaksa untuk berangkat bersama. Rencananya menciptakan rumor kedekatannya dengan Andreas berhasil.
Meski kenyataannya Andreas itu tidak pernah mau di dekati olehnya. Bahkan tadi saja Andreas marah memaki dirinya. Namun dia tidak perduli, yang penting orang-orang memandang mereka seakan ada hubungan.
Dalam acara ini Jemyma sengaja mengambil tempat duduk satu meja dengan Andreas. Andreas diam saja karena tidak mungkin menyuruh Jemyma pindah. Bagaimanapun mereka masih tetap keluarga meski Rania sudah meninggal. Banyak klien pentingnya di sana jadi dia harus menjaga wibawanya.
Jemyma beramah tamah dengan semua orang yang ada di sana. Dia akan menjalankan aksinya lagi. Dia harus menciptakan suasana keromantisan dengan Andreas.
Dalam acara peresmian hotel itu, banyak di datangi oleh para wartawan juga. Sebagai seorang publik figur, tentu saja membuat Jemyma banyak di ambil gambarnya oleh mereka. Mengetahui hal itu Jemyma terus melakukan hal-hal yang akan terlihat romantis di kamera.
Jemyma membuat Andreas merasa tidak nyaman. Dia mengobrol asik dengan tamu yang semeja dengannya. Dia berbicara lalu tertawa lepas sembari sesekali merangkul tangan Andreas.
Pelayan datang menyajikan hidangan berupa kue dengan taburan keju di atasnya. Jemyma yang tahu Andreas alergi keju langsung berlagak perhatian.
"E maaf apakah ada yang selain keju, soalnya kakak ipar saya ini alergi." Ucap Zoya pada pelayan.
"Tidak perlu, ini saja tidak apa-apa." Sahut Andreas merasa tak perlu mengganti kuenya dengan yang lain. Kejunya hanya sedikit, dia bisa menyisihkannya jika ingin di makan nanti.
"Di ganti saja mas, bahaya kalau kemakan kejunya nanti." Jemyma mengambil kue milik Andreas dan menukarnya dengan kue yang di bawakan oleh pelayan. "Ini kan lebih aman, tidak ada keju sama sekali." Ucap Jemyma seraya tersenyum semringah.
"Wah adik ipar pak Andreas ini sangat perhatian ya, mirip dengan Almarhumah Bu Rania." Ucap tamu yang satu meja dengan Andreas dan Jemyma.
Jemyma hanya tersenyum menanggapi itu. Sementara Andreas sedang menahan diri sampai acara selesai.
Akhirnya acara selesai, Andreas langsung bergegas keluar dari hotel itu bersama Yuda sekertarisnya. Dia meninggalkan Jemyma yang masih mengobrol dengan beberapa orang di sana.
Mengetahui Andreas sudah pergi dulu, Jemyma segera berlari menyusulnya. Namun dia sudah terlambat. Andreas sudah pergi dengan mobilnya.
"Tak apa kau meninggalkanku Andreas sayang. Kita lihat saja apa yang akan terjadi." Gumam Jemyma seraya tersenyum penuh arti.
Dalam waktu satu kali dua puluh empat jam, artikel yang berisi tentang hubungan asmara Andreas dan Jemyma tersebar dimana-mana. Andreas sudah di beritahu oleh Yuda, tapi dia tidak bereaksi apa-apa. Dia malas menanggapi masalah yang menurutnya tidak penting itu.
Sementara Jemyma begitu senang di kejar-kejar oleh wartawan. Dia sengaja terus menghindar dan bungkam, agar mereka beranggapan berita itu benar adanya.
**
Di sebuah coffe shop, Zoya tengah duduk menunggu kedatangan Ezra. Mereka memang sudah berjanji untuk bertemu hari ini. Zoya ingin meminta pendapat sahabatnya itu mengenai trend baju saat ini. Karena Ezra itu suka sekali styling baju.
Sepuluh menit menunggu, akhirnya Ezra datang. Zoya melambaikan tangan pada Ezra. Sahabat Zoya itu berlari menuju ke meja tempat Zoya berada.
"Zoya aku punya berita penting untukmu." Ucap Ezra penuh ekspresi, membuat Zoya penasaran.
"Kau jangan membuatku takut seperti itu." Ucap Zoya seraya menatap seksama sahabatnya itu.
Ezra menarik kursi dan duduk berdekatan dengan Zoya. Dia membuka handphonennya dan langsung memberikannya pada Zoya.
"Suamimu selingkuh Zoya!" Seru Ezra dengan suara cukup keras sampai membuat pengungjung kafe menatap kearahnya.
Zoya langsung mengambil handphone yang di sodorkan Ezra. Dia melihat dengan seksama apa yang ada di layar handphone itu. Terpampang foto Jemyma dan Andreas yang terlihat mesra. Dengan tangan Jemyma yang merangkul lengan Andreas. Di lengkapi dengan artikel berjudul, Terkuak hubungan Asmara artis terkenal, Jemyma dengan seorang CEO perusahaan Himawan grup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments