Bab 05 // Keputusan terberat

Malam minggu menjadi malam yang dijadikan sebagai hari kencan oleh kebanyakan muda-mudi. Termasuk Zoya dan Rafli yang memang terikat hubungan pacaran. Saat ini mereka berdua tengah berada di sebuah kafe. Kebetulan di sana sedang ada live music. Mereka berdua memang sudah jarang berkencan, semenjak Zoya bekerja sebagai asisten Bu Rania.

"Rafli ini minuman dan makanannya mahal-mahal, kita pindah ke langganan kita aja yuk," Ucap Zoya yang tertegun melihat harga di list menu.

"Disini aja, nggak apa-apa mahal. Aku kuat kok beliin itu. Aku baru saja dapat reward banyak. Jadi nggak papa lah sekali-kali kita nongki disini sayang." Ucap Rafli dengan senyum semringah.

"Kau yakin kan, jangan sampai kita nanti di suruh cuci piring di sini karena nggak sanggup bayar." Ucap Zoya dengan tatapan tidak yakin pada kekasihnya itu.

"Aduh nggak percaya banget sih sayang, aku serius. Udah pesan apapun yang kau mau." Ucap Rafli sembari mengusap kepala Zoya.

Harusnya Zoya senang, tapi ada sebuah beban berat yang sedang memenuhi pikirannya saat ini. Dia pun menjadi tidak begitu senang dalam kencan malam ini.

"Biar aku saja yang memilihkan untukmu. Kau lama sekali, bisa-bisa kafe ini tutup duluan sebelum kau menentukan ingin memesan apa." Ucap Rafli seraya tertawa kecil. Zoya pun menurut saja. Kemudian Rafli menyerahkan pesanannya pada pelayan.

Menunggu pesanan datang, mereka saling diam dengan pikiran masing-masing. Zoya memikirkan tentang cara memberitahu Rafli bahwa dirinya akan segera menikah. Sedangkan Rafli memikirkan kata-kata pembuka untuk memberikan cincin sebagai pengikat Zoya.

"Emm," Mereka berdua secara bersamaan ingin memulai pembicaraan.

"Emm kau duluan saja." Ucap Zoya pada Rafli

"Ladys first, jadi kau saja dulu." Ucap Rafli dengan senyum penuh cinta yang selalu di lemparkannya pada Zoya.

"Tatapan Rafli sangat teduh padaku. Senyumnya yang selalu meneduhkan hatiku ini, bagaimana aku tega merusak keceriaannya malam ini. Tapi aku harus mengatakannya." Batin Zoya yang merasa tertekan dengan masalah yang ia hadapi saat ini.

"Karena kau diam saja, aku dulu yang akan berbicara. Aku punya surprise untukmu." Ucap Rafli tetap dengan senyumnya. Rafli mengeluarkan kotak kecil berisi cincin.

"Apakah kau melamarku Raf?" Tanya Zoya dengan perasaan campur aduk.

"Bisa dikatakan seperti itu, tapi ini hanya untuk sebuah ikatan dulu saja. Aku janji saat tabunganku sudah terkumpul, kita resmikan dengan sebuah acara." Ucap Rafli seraya menggenggam sebelah tangan Zoya.

"Ya Allah, aku harus bagaimana?" Batin Zoya

"Aku pakaikan ya, tapi maaf ini cincin murah. Nanti aku pasti akan membelikanmu lagi yang lebih bagus dari ini." Ucap Rafli sembari mencoba memasangkan cincin di jari manis Zoya. Tapi Zoya malah menarik tangannya, membuat cincin itu terjatuh menggelinding ke lantai. Rafli pun langsung memungut cincin itu.

"Zoya kau kenapa? Kau tidak suka dengan cincin ini," Ucap Rafli dengan tatapan bingung.

"Maaf Rafli aku tidak bisa menerima cincin darimu. Ada satu hal penting yang harus kau tahu. Tapi aku bingung bagaimana caranya mengatakan hal ini padamu." Ucap Zoya

"Apa kau punya kekasih selain aku? Atau kau sudah tidak mencintaiku?" Tanya Rafli dengan ekspresi tegang.

"Tidak, aku tidak punya kekasih selain dirimu. Perasaanku sampai saat ini juga masih sama. Aku sangat mencintaimu Rafli. Tapi maaf kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini." Ucap Zoya

"Kenapa tidak bisa?" Tanya Rafli dengan serius.

"Karena aku akan menikah." Jawab Zoya dengan mata yang berkaca-kaca.

Rafli langsung menatap dengan manik mata yang membulat sempurna. Tapi kemudian dia tertawa karena merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Menikah? Kau jangan bercanda Zoya. Kalau kau menikah itu hanya denganku!" Seru Rafli dengan suara yanh cukup keras. Bahkan sampai membuat pengunjung di sana menatap kearahnya dan Zoya.

"Maafkan aku Rafli, tapi aku serius. Aku akan menikah besok lusa." Ucap Zoya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Rafli merasa sangat kecewa mendengar penuturan Zoya. Dia tidak bisa lagi berkata-kata, sehingga memilih pergi dari Kafe itu.

"Raf tunggu," Teriak Zoya seraya mengejar Rafli.

"Apa lagi?" Bentak Rafli penuh amarah.

"Maaf aku memang salah, tapi aku juga terpaksa melakukan ini." Ucap Zoya seraya menggenggam tangan Rafli. "Kau tahu Bu Rania kan? Atasanku yang sakit keras itu, dia yang memintaku menikah dengan suaminya." Ucap Zoya mencoba menjelaskan pada Rafli.

"Jadi kau menjadi istri kedua, tapi kau kan bisa menolaknya." Ucap Rafli

"Aku tidak bisa menolaknya Raf, Bu Rania sangat baik padaku juga kedua orang tuaku. Apa lagi ini sebagai permintaan terakhirnya. Keadaan Bu Rania sudah sangat parah." Ucap Zoya

"Lantas kau mengorbankan hubungan kita dan kau tidak memikirkan bagaimana perasaanku," Ucap Rafli seraya mengehempaskan tangannya yang semula di genggam oleh Zoya.

"Aku kecewa Zoya, sangat kecewa! Baiklah jika ini maumu, kita selesai sekarang juga!" Seru Rafli yang kemudian meninggalkan Zoya di sana.

.

.

Terjadi kejar-kejaran antara Rafli dan Zoya hingga sampai di sekitar rumah mereka. Zoya terus meminta maaf pada Rafli yang berjalan lebih cepat darinya. Namun akhirnya Rafli berhenti tepat di depan rumahnya.

"Aku kira malam ini akan menjadi malam yang bahagia untuk kita. Tapi nyatanya ini malam terpahit dalam hidupku. Apa selama ini kau anggap hubungan kita cuma main-main?" Rafli merasakan sakit yang teramat dalam di hatinya.

"Maafkan aku Raf," Hanya kata maaf yang bisa terucap dari bibir Zoya.

Rafli pun masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Zoya dengan perasaan yang berkecamuk. Pria itu menangis untuk pertama kalinya selama berhubungan dengan Zoya.

"Maafkan aku Rafli, aku memang telah salah mengambil keputusan ini. Harusnya aku menolak keinginan Bu Rania. Aku telah menyakitimu." Ucap Zoya seraya menangis.

"Jadi kau menyesal memenuhi permintaan istriku," Ucap Andreas yang sudah berdiri tak jauh dari Zoya. Andreas menyaksikan perdebatan antara Zoya dan Rafli.

"Tuan Andreas anda di sini," Ucap Zoya lumayan terkejut. Dia segera mengusap air matanya.

"Kau sudah mengiyakan permintaan istriku dan semua persiapan pernikahan sudah berjalan. Lalu sekarang kau menyesal." Ucap Andreas dengan tatapan tajam.

"Maaf Tuan, saya tidak bermaksud seperti itu." Ucap Zoya sembari menunduk karena takut menatap mata tuannya.

"Kau yang menyetujui semua ini. Aku tidak mau tahu tentang urusan percintaanmu. Kau jangan mempermainkan perasaan Rania." Ucap Andreas dengan ekspresi datarnya.

"Saya akan tetap menjalankan keputusan yang sudah saya ambil Tuan. Saya tidak akan mengecewakan Bu Rania." Ucap Zoya

"Memang seharusnya seperti itu. Jangan pernah kau bahas tentang ini dengan Rania. Dia pasti akan merasa bersalah, tentunya akan mempengaruhi kesehatannya." Ucap Andreas

"Iya Tuan Andreas, saya tidak akan membahas tentang hubungan saya dengan Rafli. Ini salah saya sendiri yang tidak mengatakan semuanya dari awal pada Bu Rania." Ucap Zoya

Episodes
1 Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 02 // Semuanya terasa berat
3 Bab 03 // Melamar Zoya
4 Bab 04 // Kepulangan Rania
5 Bab 05 // Keputusan terberat
6 Bab 06 // Pernikahan
7 Bab 07 // Maafkan aku
8 Bab 08 // Basah basahan
9 Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10 Bab 10 // Saat terakhir Rania
11 Bab 11 // Ini semua takdir
12 Bab 12 // Kenangan yang melekat
13 Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14 Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15 Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16 Bab 16 // Status Rahasia
17 Bab 17 // Tak di anggap
18 Bab 18 // Kenapa sakit?
19 Bab 19 // Rumor yang menyebar
20 Bab 20 // Mulai lelah
21 Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22 Bab 22 // Mulai menyadari
23 Bab 23 // Bukan mimpi
24 Bab 24 // Ada rasa..
25 Bab 25 // Cemburu tandanya?
26 Bab 26 // Cemburu part 2
27 Bab 27 // First kiss
28 Bab 28 // Investigasi cinta
29 Bab 29 // Sudah bersuami
30 Bab 30 // Perubahan sikap
31 Bab 31 // Es Batu mencair
32 Bab 32 // Kasmaran
33 Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34 Bab 34 // Si wanita gila
35 Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36 Bab 36 // Satu kamar
37 Bab 37 // Malam yang gagal
38 BAB 38
39 Bab 39
40 Bab 40 // Malam panas
41 Bab 41 // terpecah
42 Bab 42 // Bukan aku
43 Bab 43 // Aku tidak berbohong
44 Bab 44 // Sebuah kesempatan
45 Bab 45 // hanya editan
46 Bab 46 // Terpojok lagi
47 Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48 Bab 48 // Terpecah belah
49 Bab 49 // Kambing hitam
50 Bab 50 // Runyam
51 Bab 51 // Kehadirannya
52 Bab 52 // Dia akan menikah
53 Bab 53 // Seperti orang nyidam
54 Bab 54 // Hampir tau
55 Bab 55 // Terbongkar
56 Bab 56// Semua terbongkar
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 // Belum terlambat
61 Bab 61 // Saling mencinta
62 Bab 62
63 Bab 63 // Sedikit dramatis
64 Bab 64 // Selangkah lagi
65 Bab 65 // Romansa denganmu
66 Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67 Bab 67 // Ngidam
68 Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69 Bab 69 // Hello Baby
70 Bab 70 // Urusan penting!
71 Bab 71 // Suamiku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 02 // Semuanya terasa berat
3
Bab 03 // Melamar Zoya
4
Bab 04 // Kepulangan Rania
5
Bab 05 // Keputusan terberat
6
Bab 06 // Pernikahan
7
Bab 07 // Maafkan aku
8
Bab 08 // Basah basahan
9
Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10
Bab 10 // Saat terakhir Rania
11
Bab 11 // Ini semua takdir
12
Bab 12 // Kenangan yang melekat
13
Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14
Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15
Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16
Bab 16 // Status Rahasia
17
Bab 17 // Tak di anggap
18
Bab 18 // Kenapa sakit?
19
Bab 19 // Rumor yang menyebar
20
Bab 20 // Mulai lelah
21
Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22
Bab 22 // Mulai menyadari
23
Bab 23 // Bukan mimpi
24
Bab 24 // Ada rasa..
25
Bab 25 // Cemburu tandanya?
26
Bab 26 // Cemburu part 2
27
Bab 27 // First kiss
28
Bab 28 // Investigasi cinta
29
Bab 29 // Sudah bersuami
30
Bab 30 // Perubahan sikap
31
Bab 31 // Es Batu mencair
32
Bab 32 // Kasmaran
33
Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34
Bab 34 // Si wanita gila
35
Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36
Bab 36 // Satu kamar
37
Bab 37 // Malam yang gagal
38
BAB 38
39
Bab 39
40
Bab 40 // Malam panas
41
Bab 41 // terpecah
42
Bab 42 // Bukan aku
43
Bab 43 // Aku tidak berbohong
44
Bab 44 // Sebuah kesempatan
45
Bab 45 // hanya editan
46
Bab 46 // Terpojok lagi
47
Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48
Bab 48 // Terpecah belah
49
Bab 49 // Kambing hitam
50
Bab 50 // Runyam
51
Bab 51 // Kehadirannya
52
Bab 52 // Dia akan menikah
53
Bab 53 // Seperti orang nyidam
54
Bab 54 // Hampir tau
55
Bab 55 // Terbongkar
56
Bab 56// Semua terbongkar
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 // Belum terlambat
61
Bab 61 // Saling mencinta
62
Bab 62
63
Bab 63 // Sedikit dramatis
64
Bab 64 // Selangkah lagi
65
Bab 65 // Romansa denganmu
66
Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67
Bab 67 // Ngidam
68
Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69
Bab 69 // Hello Baby
70
Bab 70 // Urusan penting!
71
Bab 71 // Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!