Bab 07 // Maafkan aku

Rafli menatap sendu ke arah air sungai yang mengalir di hadapannya. Dulu di tempatnya berdiri saat ini, dia menyatakan cintanya pada Zoya. Hari ini harusnya genap dua puluh enam bulan mereka berpacaran. Namun hubungan itu berakhir begitu saja.

Sudah cukup lama Rafli berdiri di sana. Hingga tiba waktunya untuk dia berangkat bekerja. Rafli berjalan kaki sampai ke ujung gang. Sangat kebetulan sebuah mobil mewah berhenti di sana. Zoya turun dari mobil itu. Rafli ingin mengabaikannya dan segera mencari taksi. Namun Zoya berlari menghalaunya.

"Rafli tunggu,"

"Ada apa lagi? Lepaskan pegangan tanganmu. Tidak pantas istri seseorang memegang tangan pria lain yang merupakan mantan kekasihnya." Ucap Rafli tanpa mau menatap Zoya.

"Raf maafkan aku. Aku terpaksa begini. Aku harap kau bisa mengerti keadaanku." Ucap Zoya

Rafli tersenyum kaku menanggapi perkataan Zoya. "Iya aku mengerti, sangat mengerti. Kau tidak terpaksa melakukan ini. Siapapun tidak akan menolak jika dinikahi pria kaya raya bermobil mercy." Ucap Rafli dengan sinis.

"Bukan begitu Raf, kau salah menafsirkannya." Zoya mencoba membenarkan pemikiran Rafli tentangnya.

"Ck,, Sudahlah. Aku menyesal karena pernah mencintaimu. Aku telah salah menilaimu. Selamat menikmati pilihanmu." Ucap Rafli yang setelahnya pergi dengan taksi yang diberhentikannya.

"Raf tunggu, Raf kau harus mengerti posisiku. Maafin aku Raf.. Rafli!!" Teriak Zoya seraya menggedor pintu taksi yang di naiki Rafli.

"Mengapa aku harus mengerti keadaanmu Zoya, sementara kau sendiri tidak peduli bagaimana sakitnya hatiku. Aku harus menerima kenyaataan kau menikah dengan pria lain." Batin Rafli yang begitu teriris.

**

**

Zoya melangkah lesu menuju ke kediamannya. Hari ini dia pulang untuk mengambil beberapa barang miliknya.

"Assalamualaikum," Ucap Zoya sembari masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam, Zoya ibu sangat merindukanmu." Ucap Aminah, Ibu Zoya. Dia langsung memeluk putrinya yang baru menikah kemarin.

"Ibu seperti tidak bertemu denganku sepuluh tahun saja. Lagipula ini kan bukan pertama kaliku tidak pulang kerumah." Ucap Zoya sembari mengurai pelukan Ibunya.

Aminah tertawa mendengar perkataan putri keduanya itu. Ya, Zoya adalah anak kedua di keluarganya. Kakaknya sudah lebih dulu menikah dan tinggal bersama suaminya di Surabaya.

Zoya membanting tubuhnya ke sofa yang empuk di ruang tamu. Dia merasa cukup lelah, padahal baru satu hari menjadi istri Tuan Andreas.

"Zoya kau kelihatan lelah sekali, apakah semalam kau sudah ...."

"Ibu berfikir apa? Jangan berfikir yang tidak-tidak ah." Zoya meringkuk diatas sofa dan membelakangi posisi ibunya.

"Ya kan wajar ibu tanya seperti itu Zoya, kau kan sudah menikah. Kau di perlakukan dengan baik kan oleh suamimu?"

Mendengar pertanyaan dari ibunya hati Zoya langsung tersentak. Mana mungkin dia jujur tentang perlakuan Tuan Andreas yang dingin dan tidak menganggap dirinya. Itu akan membuat Ibu dan Ayahnya bersedih.

"Hemm, baik kok bu. Sangat baik sama seperti Bu Rania." Jawab Zoya berbohong menutupi segalanya.

"Syukurlah kalau begitu. Oh ya Ibu tadi ketemu Rafli, dia masih menyapa Ibu. Hubungan kalian tetap baik kan? Dia hebat ya bisa mengerti keadaanmu. Sebenarnya Ibu tuh sudah berharap Rafli jadi menantu Ibu. Tapi rencana Allah nggak ada yang tahu." Ucap Aminah. Zoya hanya menanggapinya dengan senyum tipis hampir tak terlihat.

Zoya tidak lama berada di rumah orang tuanya. Setelah mengambil barang yang ingin di bawa, dia langsung berpamitan. Sopir pribadi Andreas sudah menunggu di depan gang.

"Loh pak Danu masih di sini, bukannya tadi Tuan Andreas berkata setelah mengantar saya bapak harus kembali ke kantornya." Ucap Zoya pada sopir pribadi Andreas.

"Saya di perintahkan menunggu nona Zoya oleh Tuan. Nona Zoya di minta datang ke kantor. Tadi Tuan Andreas menelefon di handphone nona yang ketinggalan di sini." Ucap pak Danu

"Oh iya handphone saya nggak kebawa gara-gara keburu turun. Eh tapi jangan panggil saya begitu pak. Panggil nama seperti biasanya saja." Ucap Zoya dengan senyum ramah.

"Saya di perintahkan oleh Bu Rania untuk memanggil seperti itu. Lagipula sekarang nona kan sudah menjadi bagian keluarga Himawan." Ucap pak Danu.

"Baiklah kalau begitu pak. Kalau begitu ayo berangkat. Saya takut Tuan Andreas marah jika datang terlalu lama."

...****************...

Sampai di perusahaan milik keluarga Himawan yang kini di kelola oleh Andreas, Zoya langsung menaiki lift menuju lantai Dua belas. Dimana ruangan Andreas berada. Saat lift terbuka, Zoya langsung buru-buru keluar. Sialnya dia menabrak seorang pria yang tengah membawa segunung map berisi berkas.

"Ouaah,," Zoya menutup mulutnya yang menganga dengan tangan. Kertas-kertas berhamburan di depan matanya.

"Maaf maaf, saya tidak sengaja. Saya akan bantu mengumpulkannya." Ucap Zoya. Dia langsung memunguti kertas yang berserakan itu.

"Tidak apa-apa, sudah biar aku bersihkan sendiri saja. Lagian kalau jalan pakai ma..." Ucapan pria yang ketus ini terhenti ketika melihat Zoya yang cantik. Mereka juga tanpa sengaja saling berpegangan tangan, memengang berkas yang sama."Cantik sekali,"

"Ah maaf mas eh pak saya benar-benar tidak sengaja." Ucap Zoya

"Iya tidak apa-apa kok." Balas pria yang merupakan salah satu staff di perusahaan itu. Dia yang tadinya ingin marah kini malah tersenyum cerah bersikap ramah. Mereka pun berdiri setelah selesai mengumpulkan berkas seperti semula.

"Terima kasih sudah membantuku. Aku Haris, kau siapa? Dari divisi mana? Aku belum pernah melihatmu. Apakah kau anak magang?" Haris memberikan banyak pertanyaan membuat Zoya bingung menjawab yang mana.

"Zoya, sedang apa kau di situ?" Suara Andreas membuat Zoya tersentak dan tidak jadi menjabat uluran tangan Haris. Dia pun melangkah mendekati Andreas.

"E maaf Tuan Andreas saya tadi itu me .."

"Ah sudahlah ikut aku dan jangan banyak bicara." Andreas memotong ucapan Zoya yang berniat menjelaskan.

"Anda yang bertanya pak, bukan saya yang banyak bicara." Gerutu Zoya yang tentu saja hanya di dalam benaknya. Dia pun mengikuti langkah Andreas memasuki lift. Zoya tersenyum kepada Haris sebelum memasuki lift.

"Dia memanggil Andreas dengan sebutan Tuan, mungkin itu salah satu pekerja di rumahnya. Wah Andreas kenapa tidak mengabariku kalau dia punya kenalan gadis cantik." Ucap Haris berbicara sendiri.

**

**

Mobil yang di tumpangi Andreas dan Zoya berhenti di depan sebuah butik besar bertuliskan This is Fashion. Tentu tidak asing lagi bagi Zoya. Butik itu adalah milik Rania. Sebelum menikah Rania sudah memiliki bisnis perbutikan. Usahanya membesar setelah resmi menikah dengan Andreas. Karena Andreas cukup mendukung Rania.

"Mulai sekarang urusan butik ini menjadi tanggung jawabmu." Ucap Andreas dengan raut wajah datarnya.

"Apa Tuan?" Zoya tersentak kaget.

"Kau tidak tuli bukan, Rania menyerahkan segalas urusan butik juga pabrik produksinya padamu." Ucap Andreas yang kemudian meninggalkan Zoya masuk.

Zoya masih diam terpaku, beban berat terasa di pundaknya. Awal bekerja job desknya hanyalah menemani Rania kemanapun dia pergi. Tapi kini sekarang merembah kemana-mana. Bukan tanpa alasan Zoya menganggap ini beban. Jemyma dan Nyonya Flora pastinya tidak terima jika butik ini di serahkan padanya oleh Rania.

Episodes
1 Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 02 // Semuanya terasa berat
3 Bab 03 // Melamar Zoya
4 Bab 04 // Kepulangan Rania
5 Bab 05 // Keputusan terberat
6 Bab 06 // Pernikahan
7 Bab 07 // Maafkan aku
8 Bab 08 // Basah basahan
9 Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10 Bab 10 // Saat terakhir Rania
11 Bab 11 // Ini semua takdir
12 Bab 12 // Kenangan yang melekat
13 Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14 Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15 Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16 Bab 16 // Status Rahasia
17 Bab 17 // Tak di anggap
18 Bab 18 // Kenapa sakit?
19 Bab 19 // Rumor yang menyebar
20 Bab 20 // Mulai lelah
21 Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22 Bab 22 // Mulai menyadari
23 Bab 23 // Bukan mimpi
24 Bab 24 // Ada rasa..
25 Bab 25 // Cemburu tandanya?
26 Bab 26 // Cemburu part 2
27 Bab 27 // First kiss
28 Bab 28 // Investigasi cinta
29 Bab 29 // Sudah bersuami
30 Bab 30 // Perubahan sikap
31 Bab 31 // Es Batu mencair
32 Bab 32 // Kasmaran
33 Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34 Bab 34 // Si wanita gila
35 Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36 Bab 36 // Satu kamar
37 Bab 37 // Malam yang gagal
38 BAB 38
39 Bab 39
40 Bab 40 // Malam panas
41 Bab 41 // terpecah
42 Bab 42 // Bukan aku
43 Bab 43 // Aku tidak berbohong
44 Bab 44 // Sebuah kesempatan
45 Bab 45 // hanya editan
46 Bab 46 // Terpojok lagi
47 Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48 Bab 48 // Terpecah belah
49 Bab 49 // Kambing hitam
50 Bab 50 // Runyam
51 Bab 51 // Kehadirannya
52 Bab 52 // Dia akan menikah
53 Bab 53 // Seperti orang nyidam
54 Bab 54 // Hampir tau
55 Bab 55 // Terbongkar
56 Bab 56// Semua terbongkar
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 // Belum terlambat
61 Bab 61 // Saling mencinta
62 Bab 62
63 Bab 63 // Sedikit dramatis
64 Bab 64 // Selangkah lagi
65 Bab 65 // Romansa denganmu
66 Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67 Bab 67 // Ngidam
68 Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69 Bab 69 // Hello Baby
70 Bab 70 // Urusan penting!
71 Bab 71 // Suamiku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 02 // Semuanya terasa berat
3
Bab 03 // Melamar Zoya
4
Bab 04 // Kepulangan Rania
5
Bab 05 // Keputusan terberat
6
Bab 06 // Pernikahan
7
Bab 07 // Maafkan aku
8
Bab 08 // Basah basahan
9
Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10
Bab 10 // Saat terakhir Rania
11
Bab 11 // Ini semua takdir
12
Bab 12 // Kenangan yang melekat
13
Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14
Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15
Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16
Bab 16 // Status Rahasia
17
Bab 17 // Tak di anggap
18
Bab 18 // Kenapa sakit?
19
Bab 19 // Rumor yang menyebar
20
Bab 20 // Mulai lelah
21
Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22
Bab 22 // Mulai menyadari
23
Bab 23 // Bukan mimpi
24
Bab 24 // Ada rasa..
25
Bab 25 // Cemburu tandanya?
26
Bab 26 // Cemburu part 2
27
Bab 27 // First kiss
28
Bab 28 // Investigasi cinta
29
Bab 29 // Sudah bersuami
30
Bab 30 // Perubahan sikap
31
Bab 31 // Es Batu mencair
32
Bab 32 // Kasmaran
33
Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34
Bab 34 // Si wanita gila
35
Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36
Bab 36 // Satu kamar
37
Bab 37 // Malam yang gagal
38
BAB 38
39
Bab 39
40
Bab 40 // Malam panas
41
Bab 41 // terpecah
42
Bab 42 // Bukan aku
43
Bab 43 // Aku tidak berbohong
44
Bab 44 // Sebuah kesempatan
45
Bab 45 // hanya editan
46
Bab 46 // Terpojok lagi
47
Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48
Bab 48 // Terpecah belah
49
Bab 49 // Kambing hitam
50
Bab 50 // Runyam
51
Bab 51 // Kehadirannya
52
Bab 52 // Dia akan menikah
53
Bab 53 // Seperti orang nyidam
54
Bab 54 // Hampir tau
55
Bab 55 // Terbongkar
56
Bab 56// Semua terbongkar
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 // Belum terlambat
61
Bab 61 // Saling mencinta
62
Bab 62
63
Bab 63 // Sedikit dramatis
64
Bab 64 // Selangkah lagi
65
Bab 65 // Romansa denganmu
66
Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67
Bab 67 // Ngidam
68
Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69
Bab 69 // Hello Baby
70
Bab 70 // Urusan penting!
71
Bab 71 // Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!