Bab 10 // Saat terakhir Rania

Rania langsung di rawat di ruangan ICU. Kondisinya benar-benar sudah mengkhawatirkan.Tekanan darahnya sangat rendah. Suhu badannya juga menurun drastis. Kulitnya menguning akibat kekurangan cairan tubuh. Memang beberapa hari ini Rania susah sekali menelan sesuatu. Jangankan makanan, air putih saja dia susah.

Saat ini keluarga dari Rania belum di perbolehkan masuk. Andreas sangat cemas menunggu di luar ruangan. Dia tidak bisa duduk dengan tenang. Kemudian Jemyma datang bersama mamanya.

"Bagaimana keadaan Rania?" Tanya Flora

"Masih di tangani dokter." Jawab Andreas

Lalu Andreas menatap ibu mertua dan adik iparnya itu. Dia tidak melihat kehadiran Ayah Rania di sana.

"Ayah Candra dimana? Apakah dia belum tahu putrinya sedang tidak baik-baik saja?" Tanya Andreas

"Emm maaf ya nak Andreas Ayah Candra tidak bisa datang. Saat ini dia ada di bandara akan berangkat ke Canada untuk urusan bisnisnya." Jawab Flora

Andreas langsung memalingkan pandangannya dan tersenyum sinis. Dia kecewa dengan sikap Ayah mertuanya. Di saat Rania kritis tetap saja bisnis lebih penting bagi Candra.

"Lebih pentingkah dari kondisi putrinya sendiri! Apa harus kuberi uang 100 miliyar dulu agar dia bisa hadir di sini!" Ucap Andreas dengan nada tinggi. Di saat seperti ini Rania sangat membutuhkan kehadiran Ayahnya. Namun kenyataannya Ayahnya tidak perduli dengan keadaannya.

"Bukan begitu nak Andreas." Ucap Flora mencoba memperbaiki keadaan. Tapi Andreas malah menjauh darinya. Dia sudah sangat kecewa.

Flora pun kembali duduk dengan Jemyma. Dia sebenarnya sangat dongkol di perlakukan seperti itu. Namun dia harus menjaga image di depan Andreas.

Sementara Zoya sejak tadi berdiri bersandar di tembok. Dia merasa sangat takut. Di tambah Andreas marah padanya. Kalau sampai terjadi hal yang tidak diinginkan pada Rania, habislah dia.

Jemyma menghampiri Zoya. Adik tiri Rania itu ingin memanaskan suasana di sana. Dia ingin membuat Andreas semakin membenci Zoya.

"Heh kacung. Ini semua terjadi pasti karena kau tidak becus mengurus kak Rania. Ini pasti karena kau lalai. Kau sengaja membuat kondisinya memburuk agar menjadi istri satu-satunya mas Andreas." Ucap Jemyma sembari menekan lengan Zoya hingga membuatnya kesakitan.

"Tidak nona, saya tidak pernah punya pikiran jahat seperti itu." Ucap Zoya sembari mencoba melepaskan cengkraman tangan Jemyma. Kuku panjang Jemyma sampai membekas di lengannya.

"Kalau sampai terjadi hal yang buruk. Kaulah orang yang harus di salahkan." Ucap Jemyma tepat di depan wajah Zoya. Kemudian dia kembali duduk dengan mamanya.

Andreas mendengarnya namun dia sama sekali tidak menggubris. Yang terpenting sekarang adalah mengetahui kondisi istrinya. Sudah empat puluh menit dokter ataupun perawat belum juga keluar.

"Rania kau harus kuat. Bagaimana jadinya aku tanpamu." Batin Andreas tersiksa.

Jegrek ...

Pintu ruang ICU terbuka. Andreas yang tadinya menunduk cemas seketika langsug kembali tegak untuk menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaan istri saya? Sudah stabil kan dok, sudah bisa saya jenguk."

"Saya tidak bisa mengatakan ini stabil. Berdoa saja pak. Bu Rania sudah bisa di jenguk namun bergantian. Saat ini peran keluarga di butuhkan. Oh ya dan satu lagi, saat ini Bu Rania terkena efek obatnya jadi kesadarannya sangat menurun."

Andreas pun bergegas masuk menemui sang istri yang kali ini benar-benar kritis. Andreas menahan air matanya. Melihat keadaan Rania, dia merasa sangat egois jika terus memintanya bertahan. Namun dia tidak sanggup kehilangan wanita yang sangat di cintainya itu. Ranialah yang selalu ada untuknya. Menemaninya dalam susah dan senang.

"Sayang aku disini, aku akan terus menemanimu." Ucap Andreas lirih. Setelah itu dia terdiam menatap istrinya yang baginya tetap saja cantik. Dia mengingat seluruh cerita perjalanan cintanya dengan Rania. Banyak sekali mimpi-mimpi yang belum mereka wujudkan. Salah satunya memiliki keturunan.

Di luar orang tua Andreas datang. Mereka ada urusan di luar kota, namun saat mendengar kabar Rania kritis, mereka memutuskan untuk kembali.

Flora langsung memainkan aktingnya. Dia menangis tersedu-sedu. Padahal tadi sebelum kedatangan Irma dan Brahmantya, dia dan Jemyma bereskpresi girang. Zoya menyaksikan itu semua. dia merasa miris melihat kepalsuan kasih sayang keluarga Rania.

......................

Kabut hitam pekat menghalangi pandangan Andreas. Dia mendengar suara Rania terus memanggil namanya. Andreas berusaha mencari keberadaan istrinya itu. Dia mengusap-usap matanya dan mencoba keluar dari kabut hitam yang menghalanginya.

"Mas Andreas ..."

Suara Rania terus menggema di telinga Andreas. Dia terus berusaha mencari keberadaanya. Setelah bersusah payah akhirnya dia menemukan Rania berdiri tak jauh darinya. Kabut yang menyelimuti seketika hilang.

Rania tersenyum kearahnya. Rania terlihat begitu cantik dengan gaun putih yang di kenakannya. Kulitnya tampak bercahaya. Tubuhnya berisi seperti sebelum sakit. Andreas pun merasa senang melihat keadaan istrinya itu.

"Sayang kau sudah kembali seperti sedia kala." Ucap Andreas bahagia. Dia berjalan mendekat ingin memeluk Rania. Namun tangan Rania mengisyaratkan untuk berhenti.

"Lupakan aku dan cintailah Zoya mas." Ucap Rania dengan senyum manisnya. Kemudian dia melangkah menjauhi Andreas.

Andreas langsung mengejarnya, namun semakin dia mengejar Rania menjadi semakin jauh. Muncul cahaya yang begitu silau, membuat Andreas tak bisa melihat apa-apa. Namun dia tetap berusaha mengejar Rania yang tenggelam dalam cahaya.

"Rania .. Jangan tinggalkan aku. Rania ...."

Deg ..

Andreas terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah dan keringat dingin mengucur di dahinya. Ternyata itu semua hanyalah mimpi. Dia tertidur di emperan musholla rumah sakit, setelah sholat subuh.

Andreas melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah jam lima lewat sepuluh menit. Dia berdiri mereganggkan otot-ototnya dahulu. Badannya terasa sakit semua. Karena dia belum beristirahat sejak kemarin.

Sebelum kembali ke ruangan dimana Rania di rawat, Andreas berinisiatif membeli sarapan untuk Zoya. Bukan karena apa-apa, Andreas hanya tidak ingin di salahkan jika sampai Zoya sakit. Karena dilihatnya dari kemarin Zoya belum makan.

Seraya membawa satu kantong berisi sekotak makanan, Andreas berjalan menuju ruang ICU. Baru setengah perjalanan, dia melihat Zoya berlari kearahnya.

"Tuan Andreas Bu Rania ..."

Melihat kepanikan Zoya, Andreas sudah mengerti apa maksud perkataan Zoya tanpa mendengar penyelesaian katanya. Makanan yang tadi di bawanya langsung jatuh terhempas. Sekuat tenaga Andreas berlari menuju ruangan Rania.

Andreas menerobos masuk ke ruangan ICU. Dilihatnya Rania sedang di pompa oksigen. Detak jantung Rania semakin melambat. Tepat saat Andreas mendekat dan mencium keningnya, Rania menghembuskan nafas terakhirnya.

Tiiiiiitt ......

"Mohon maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Bu Rania sudah meninggal." Ucap dokter yang menangani Rania.

Dunia Andreas terasa terhenti. Dia tidak lagi bisa berkata apa-apa. Hatinya hancur sehancur-hancurnya. Cinta pertamanya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Kali ini dia tidak lagi bisa membendung air mata. Andreas terkulai lemas di lantai dengan air mata yang mengalir deras.

Episodes
1 Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 02 // Semuanya terasa berat
3 Bab 03 // Melamar Zoya
4 Bab 04 // Kepulangan Rania
5 Bab 05 // Keputusan terberat
6 Bab 06 // Pernikahan
7 Bab 07 // Maafkan aku
8 Bab 08 // Basah basahan
9 Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10 Bab 10 // Saat terakhir Rania
11 Bab 11 // Ini semua takdir
12 Bab 12 // Kenangan yang melekat
13 Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14 Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15 Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16 Bab 16 // Status Rahasia
17 Bab 17 // Tak di anggap
18 Bab 18 // Kenapa sakit?
19 Bab 19 // Rumor yang menyebar
20 Bab 20 // Mulai lelah
21 Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22 Bab 22 // Mulai menyadari
23 Bab 23 // Bukan mimpi
24 Bab 24 // Ada rasa..
25 Bab 25 // Cemburu tandanya?
26 Bab 26 // Cemburu part 2
27 Bab 27 // First kiss
28 Bab 28 // Investigasi cinta
29 Bab 29 // Sudah bersuami
30 Bab 30 // Perubahan sikap
31 Bab 31 // Es Batu mencair
32 Bab 32 // Kasmaran
33 Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34 Bab 34 // Si wanita gila
35 Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36 Bab 36 // Satu kamar
37 Bab 37 // Malam yang gagal
38 BAB 38
39 Bab 39
40 Bab 40 // Malam panas
41 Bab 41 // terpecah
42 Bab 42 // Bukan aku
43 Bab 43 // Aku tidak berbohong
44 Bab 44 // Sebuah kesempatan
45 Bab 45 // hanya editan
46 Bab 46 // Terpojok lagi
47 Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48 Bab 48 // Terpecah belah
49 Bab 49 // Kambing hitam
50 Bab 50 // Runyam
51 Bab 51 // Kehadirannya
52 Bab 52 // Dia akan menikah
53 Bab 53 // Seperti orang nyidam
54 Bab 54 // Hampir tau
55 Bab 55 // Terbongkar
56 Bab 56// Semua terbongkar
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 // Belum terlambat
61 Bab 61 // Saling mencinta
62 Bab 62
63 Bab 63 // Sedikit dramatis
64 Bab 64 // Selangkah lagi
65 Bab 65 // Romansa denganmu
66 Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67 Bab 67 // Ngidam
68 Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69 Bab 69 // Hello Baby
70 Bab 70 // Urusan penting!
71 Bab 71 // Suamiku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 02 // Semuanya terasa berat
3
Bab 03 // Melamar Zoya
4
Bab 04 // Kepulangan Rania
5
Bab 05 // Keputusan terberat
6
Bab 06 // Pernikahan
7
Bab 07 // Maafkan aku
8
Bab 08 // Basah basahan
9
Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10
Bab 10 // Saat terakhir Rania
11
Bab 11 // Ini semua takdir
12
Bab 12 // Kenangan yang melekat
13
Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14
Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15
Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16
Bab 16 // Status Rahasia
17
Bab 17 // Tak di anggap
18
Bab 18 // Kenapa sakit?
19
Bab 19 // Rumor yang menyebar
20
Bab 20 // Mulai lelah
21
Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22
Bab 22 // Mulai menyadari
23
Bab 23 // Bukan mimpi
24
Bab 24 // Ada rasa..
25
Bab 25 // Cemburu tandanya?
26
Bab 26 // Cemburu part 2
27
Bab 27 // First kiss
28
Bab 28 // Investigasi cinta
29
Bab 29 // Sudah bersuami
30
Bab 30 // Perubahan sikap
31
Bab 31 // Es Batu mencair
32
Bab 32 // Kasmaran
33
Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34
Bab 34 // Si wanita gila
35
Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36
Bab 36 // Satu kamar
37
Bab 37 // Malam yang gagal
38
BAB 38
39
Bab 39
40
Bab 40 // Malam panas
41
Bab 41 // terpecah
42
Bab 42 // Bukan aku
43
Bab 43 // Aku tidak berbohong
44
Bab 44 // Sebuah kesempatan
45
Bab 45 // hanya editan
46
Bab 46 // Terpojok lagi
47
Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48
Bab 48 // Terpecah belah
49
Bab 49 // Kambing hitam
50
Bab 50 // Runyam
51
Bab 51 // Kehadirannya
52
Bab 52 // Dia akan menikah
53
Bab 53 // Seperti orang nyidam
54
Bab 54 // Hampir tau
55
Bab 55 // Terbongkar
56
Bab 56// Semua terbongkar
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 // Belum terlambat
61
Bab 61 // Saling mencinta
62
Bab 62
63
Bab 63 // Sedikit dramatis
64
Bab 64 // Selangkah lagi
65
Bab 65 // Romansa denganmu
66
Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67
Bab 67 // Ngidam
68
Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69
Bab 69 // Hello Baby
70
Bab 70 // Urusan penting!
71
Bab 71 // Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!