Bab 06 // Pernikahan

"Bagaimana para saksi sah,"

"Sah."

"Alhamdulilah..."

Pernikahan Andreas dengan Zoya berjalan lancar. Acara pernikahan mereka diadakan sederhana di kediaman Tuan Brahmantya. Acara itu hanya dihadiri oleh keluarga inti.

Tidak seperti pengantin pada umumnya yang merasa bahagia di hari pernikahannya. Zoya malah merasa tertekan. Tapi dia mencoba tetap terlihat bahagia di depan Rania.

"Terimakasih ya Zoya," Ucap Rania seraya memeluk erat asistennya yang sekarang menjadi istri kedua suaminya.

"Sama-sama Bu Rania, saya sudah mengabulkan permintaan Bu Rania. Jadi saya berharap Bu Rania akan segera sehat." Ucap Zoya

Jemyma yang turut hadir di sana memasang ekspresi kesal. Pria yang selama ini diincarnya malah dinikahi oleh gadis lain. Kekesalannya terbesarnya ada pada Rania.

"Kakak tiri sialan! Harusnya aku yang kau pilih menjadi istris baru mas Andreas. Bukan kacung itu. Awas saja kau kacung, hidupmu tidak akan pernah bahagia!" Ucap Jemyma di dalam hatinya.

"Jemyma, kenapa kau diam saja? Ayo berikan selamat pada Zoya dan Andreas." Perintah Flora pada putrinya yang hanya diam saja sejak tadi.

"Selamat ya mas Andreas atas pernikahannmu dengan kac.. eh Zoya." Ucap Jemyma dengan senyum palsu.

"Iya terimakasih." Jawab Andreas singkat, sementara Zoya hanya tersenyum tipis.

"Kalau begitu aku pamit ya, ada syuting soalnya. Kak Rania semoga cepat sehat kembali." Ucap Jemyma, dia memeluk Rania sebentar kemudian langsung pergi. Jemyma tidak kuat berlama-lama di sana, memasang senyum palsunya.

"Kalau begitu Mama dan Ayah pamit juga ya Ran, kau beristirahatlah." Ucap Flora mewakili suaminya. Setelah memeluk Rania, Flora bergantian memeluk Zoya. Tapi bukan sekedar memeluk, Flora membisikkan sesuatu yang membuat Zoya semakin tertekan.

"Perang di mulai," Bisik Flora

"Ah sekali lagi selamat untuk kalian, mama pamit. Mari semuanya," Ucap Flora dengan senyum palsunya yang sebelas dua belas dengan putrinya.

Zoya terdiam menatap kepergian mama tiri Rania. Dia merasa merinding saat kata perang keluar dari mulut Nyonya Flora. Zoya jadi melamun membayangkan hal buruk yang akan terjadi padanya karena menikah dengan Andreas.

.

.

Malam tiba, ini bukan hari pertama Zoya menginap di kediaman Tuan Brahmantya. Selama bekerja sebagai asisten pribadi Rania, Zoya kerap menginap untuk mengurus atasannya itu. Apalagi saat kondisi Rania tidak cukup baik. Namun malam ini berbeda. Dia berada di sana karena sudah sah menjadi menantu keluarga Brahmantya.

Meskipun statusnya sudah berbeda, tidak ada perbedaannya. Malam ini dia tetap berada satu kamar dengan Rania. Dia sendiri tidak berharap mendapatkan malam pertama seperti pengantin pada umumnya.

Jam menunjukkan pukul 21:00, tapi Zoya masih duduk di sebelah ranjang tempat Rania berbaring.

"Zoya, kenapa kau masih ada di sini?" Tanya Rania yang ternyata belum benar-benar tertidur.

"Hmm, apakah saya harus pulang?" Tanya Zoya dengan polosnya.

Rania tersenyum tipis. "Kok pulang sih, maksudku kau tidak beristirahat? Masuklah ke kamar bersama mas Andreas. Ini kan malam pertama kalian." Ucap Rania

Zoya membeku mendengar perkataan atasannya. Mana berani dia masuk ke kamar Tuannya yang super dingin itu. Meskipun sudah menjadi istrinya, tapi sepertinya Tuan Andreas tidak berharap satu kamar dengan Zoya.

"Zoya." Rania sedikit menyentak karena Zoya malah diam seribu bahasa.

"Ah, a ... Iya bu Rania, apa yang harus saya lakukan?"

"Masuklah ke kamar mas Andreas. Lakukan tugasmu sebagai istrinya. Buat dia jatuh cinta kepadamu. Aku akan sangat bahagia jika melihat mas Andreas terurus lagi." Ucap Rania

Tapi Zoya tetap diam di tempat. Rasanya berat beranjak dari sana menuju kamar Tuam Andreas.

"Ayo Zoya, tidak apa-apa. Pergilah kesana. Jalankan kewajibanmu." Ucap Rania seraya tersenyum penuh harap.

"Baiklah Bu Rania, sesuai permintaan anda. Saya permisi, selamat beristirahat." Pamit Rania.

Zoya perlahan melangkah menaiki tangga menuju kamar suaminya. Dia cukup tegang, hingga mengeluarkan keringat dingin. Sampainya di sana ternyata pintunya tidak tertutup dengan sempurna.

"Pintunya tidak terkunci, apakah Tuam Andreas menungguku. Aishh,, mikir apa sih aku ini," Batin Zoya

Sebelum masuk Zoya menghela nafas panjang beberapa kali. Kemudian dengan yakin dia melangkah masuk ke dalam kamar itu.

"Permisi Tuan Andreas," Sapa Zoya, tapi ternyata kamar itu kosong. Zoya melihat ke sekeliling. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Tuannya. Kemudian Zoya mencoba mengecek ke kamar mandi.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya Andreas dengan nada ketusnya. Andreas baru saja dari ruang kerjanya dan berniat mengecek sang istri. Tapi melihat pintu kamarnya terbuka lebar, dia kembali berniat untuk menutupnya.

Sontak Zoya terkejut, jantungnya serasa akan terlepas dari tubuhnya. Apalagi melihat tatapan dingin suaminya itu.

"Aku memang sudah menikahimu, tapi bukan berarti seenaknya kau masuk ke kamar milikku dan Rania. Dan ku tegaskan, meski pernikahan kita sudah sah bukan berarti kau bisa menganggapku sebagai suamimu." Ucap Andreas dengan suara pelan. Namun itu tidak mengurangi kegarangannya.

"Maaf Tuan, Saya hanya menuruti perintah Bu Rania. Maaf kalau saya telah lancang masuk kemari." Ucap Zoya dengan menundukkan kepala. Dia merasa takut menatap mata suaminya. Kemudian dia segera pergi dari sana. Sebelum Tuan Andreas lebih memakinya.

Zoya pun mengetuk pintu kamar Pia. Salah satu pembantu di rumah itu. Usianya 28 tahun. Zoya cukup dekat dengannya selama bekerja di sana.

"Ada apa Zoya, apakah Bu Rania kambuh kesakitan?" Tanya Pia dengan panik.

"Eh tidak mbak, Bu Rania sudah tidur kok. Aku kemari mau numpang tidur. Boleh tidak?" Zoya memelas.

"Tentu boleh, kau ini seperti baru pertama disini saja. Ayuk masuk." Pia merangkul Zoya masuk kedalam kamarnya.

Saat sudah merebahkan diri di kasur, mereka berdua tidak langsung tertidur. Pia cukup penasaran mengapa Zoya menumpang tidur dengannya, padahal hari ini dia resmi menjadi istri kedua Tuan Andres. Zoya pun menceritakannya dengan detail. Karena memang dia sudah biasa bercerita tentang apapun pada Pia, yang sudah menganggapnya sebagai adik.

"Sepertinya aku salah mengambil keputusan mbak. Bagaimana aku menghadapi Tuan Andreas yang begitu dingin setiap harinya. Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan mbak." Ucap Zoya

"Hemm, ternyata berat juga yang kau jalani ini. Padahal tadinya aku iri loh, kau dinikahi Tuan Andreas." Ucap Pia

"Ya tapi tidak apa-apa mbak. Aku harus menjalaninya, karena semua sudah terjadi. Aku juga tidak mau mengecawakan Bu Rania. Semoga Bu Rania cepat sehat kembali." Ucap Zoya

"Amin... Ya sudah tidur yuk," Ucap Pia yang kemudian langsung memejamkan mata.

Sementara Zoya masih tetap terjaga. Matanya menatap kearah langit-langit kamar.

"Dulu aku memang bercita-cita dinikahi pria kaya raya dan tampan, tapi bukan pernikahan yang seperti ini yang kuinginkan."

Episodes
1 Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 02 // Semuanya terasa berat
3 Bab 03 // Melamar Zoya
4 Bab 04 // Kepulangan Rania
5 Bab 05 // Keputusan terberat
6 Bab 06 // Pernikahan
7 Bab 07 // Maafkan aku
8 Bab 08 // Basah basahan
9 Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10 Bab 10 // Saat terakhir Rania
11 Bab 11 // Ini semua takdir
12 Bab 12 // Kenangan yang melekat
13 Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14 Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15 Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16 Bab 16 // Status Rahasia
17 Bab 17 // Tak di anggap
18 Bab 18 // Kenapa sakit?
19 Bab 19 // Rumor yang menyebar
20 Bab 20 // Mulai lelah
21 Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22 Bab 22 // Mulai menyadari
23 Bab 23 // Bukan mimpi
24 Bab 24 // Ada rasa..
25 Bab 25 // Cemburu tandanya?
26 Bab 26 // Cemburu part 2
27 Bab 27 // First kiss
28 Bab 28 // Investigasi cinta
29 Bab 29 // Sudah bersuami
30 Bab 30 // Perubahan sikap
31 Bab 31 // Es Batu mencair
32 Bab 32 // Kasmaran
33 Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34 Bab 34 // Si wanita gila
35 Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36 Bab 36 // Satu kamar
37 Bab 37 // Malam yang gagal
38 BAB 38
39 Bab 39
40 Bab 40 // Malam panas
41 Bab 41 // terpecah
42 Bab 42 // Bukan aku
43 Bab 43 // Aku tidak berbohong
44 Bab 44 // Sebuah kesempatan
45 Bab 45 // hanya editan
46 Bab 46 // Terpojok lagi
47 Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48 Bab 48 // Terpecah belah
49 Bab 49 // Kambing hitam
50 Bab 50 // Runyam
51 Bab 51 // Kehadirannya
52 Bab 52 // Dia akan menikah
53 Bab 53 // Seperti orang nyidam
54 Bab 54 // Hampir tau
55 Bab 55 // Terbongkar
56 Bab 56// Semua terbongkar
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 // Belum terlambat
61 Bab 61 // Saling mencinta
62 Bab 62
63 Bab 63 // Sedikit dramatis
64 Bab 64 // Selangkah lagi
65 Bab 65 // Romansa denganmu
66 Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67 Bab 67 // Ngidam
68 Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69 Bab 69 // Hello Baby
70 Bab 70 // Urusan penting!
71 Bab 71 // Suamiku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 02 // Semuanya terasa berat
3
Bab 03 // Melamar Zoya
4
Bab 04 // Kepulangan Rania
5
Bab 05 // Keputusan terberat
6
Bab 06 // Pernikahan
7
Bab 07 // Maafkan aku
8
Bab 08 // Basah basahan
9
Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10
Bab 10 // Saat terakhir Rania
11
Bab 11 // Ini semua takdir
12
Bab 12 // Kenangan yang melekat
13
Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14
Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15
Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16
Bab 16 // Status Rahasia
17
Bab 17 // Tak di anggap
18
Bab 18 // Kenapa sakit?
19
Bab 19 // Rumor yang menyebar
20
Bab 20 // Mulai lelah
21
Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22
Bab 22 // Mulai menyadari
23
Bab 23 // Bukan mimpi
24
Bab 24 // Ada rasa..
25
Bab 25 // Cemburu tandanya?
26
Bab 26 // Cemburu part 2
27
Bab 27 // First kiss
28
Bab 28 // Investigasi cinta
29
Bab 29 // Sudah bersuami
30
Bab 30 // Perubahan sikap
31
Bab 31 // Es Batu mencair
32
Bab 32 // Kasmaran
33
Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34
Bab 34 // Si wanita gila
35
Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36
Bab 36 // Satu kamar
37
Bab 37 // Malam yang gagal
38
BAB 38
39
Bab 39
40
Bab 40 // Malam panas
41
Bab 41 // terpecah
42
Bab 42 // Bukan aku
43
Bab 43 // Aku tidak berbohong
44
Bab 44 // Sebuah kesempatan
45
Bab 45 // hanya editan
46
Bab 46 // Terpojok lagi
47
Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48
Bab 48 // Terpecah belah
49
Bab 49 // Kambing hitam
50
Bab 50 // Runyam
51
Bab 51 // Kehadirannya
52
Bab 52 // Dia akan menikah
53
Bab 53 // Seperti orang nyidam
54
Bab 54 // Hampir tau
55
Bab 55 // Terbongkar
56
Bab 56// Semua terbongkar
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 // Belum terlambat
61
Bab 61 // Saling mencinta
62
Bab 62
63
Bab 63 // Sedikit dramatis
64
Bab 64 // Selangkah lagi
65
Bab 65 // Romansa denganmu
66
Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67
Bab 67 // Ngidam
68
Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69
Bab 69 // Hello Baby
70
Bab 70 // Urusan penting!
71
Bab 71 // Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!