Bab 02 // Semuanya terasa berat

Zoya masih terdiam, gadis itu sedang berfikir keras. Apa jawaban yang harus dia berikan, untuk permintaan Bu Rania yang berat itu.

"Bagaimana Zoya, kau mau kan menuruti permintaanku? Anggap saja ini permintaan terakhirku." Ucap Rania

"Bu Rania jangan berbicara seperti itu. Saya yakin Bu Rania akan cepat kembali pulih seperti sedia kala." Ucap Zoya seraya memegang tangan atasannya yang terbaring lemas di brankar.

"Mungkin aku masih bisa sedikit membaik, namun untuk melayani dan memberikan keturunan pada suamiku itu tidak mungkin bisa. Aku ingin mas Andreas melanjutkan mimpinya mempunyai seorang putra." Ucap Rania seraya membayangkan impiannya bersama Andreas dahulu.

"Baiklah Bu Rania, saya setuju. Tapi saya ingin Bu Rania semangat untuk sembuh." Ucap Zoya, gadis belia itu akhirnya menyetujui peemintaan atasannya. Mungkin ini yang bisa dia lakukan untuk membalas kebaikan Bu Rania.

Mendengar persetujuan Zoya, otomatis Rania langsung senang. Dia langsung meminta di bantu untuk duduk. Dia ingin memeluk Zoya.

"Terima kasih ya Zoya, Aku senang kau mau menerima permintaanku. Aku akan meyakinkan suamiku untuk menikahimu." Ucap Rania yang tiba-tiba seperti memiliki tenaga lagi, tidak lemas seperti tadi.

"Saya akan melakukan apapun asalkan Bu Rania harus semangat untuk sembuh." Ucap Zoya meski sebenarnya ini berat baginya. Karena dirinya sudah mempunyai calon suami. Tapi untuk memenuhi permintaan Bu Rania dia akan merelakan hubungannya dengan sang pacar.

.

.

Saat ini di kamar vvip tempat Rania di rawat, sudah ada Andreas juga Zoya yang duduk berdampingan di sebelah bed brankar Rania. Tidak lain mereka sedang membahas tentang pernikahan kedua Andreas dengan Zoya.

"Mas Zoya sudah menyetujuinya. Aku harap kau juga menyetujui permintaanku ini." Ucap Rania

Andreas masih menunduk sembari memegangi keningnya yang serasa mau pecah. Mana mungkin dia bisa menikahi wanita lain, di saat istri tercintanya sedang berjuang melawan penyakit yang diderita.

"Mas aku mohon, anggap saja ini sebagai permintaan terakhirku. Sebelum aku meninggalkanmu." Ucap Rania

"Tidak Rania, cukup! Kamu akan tetap hidup. Aku akan terus mencarikan pengobatan terbaik untukmu." Ucap Andreas bersikeras menolak untuk menikah lagi.

"Mas, mungkin aku bisa diobati, aku akan menahan rasa sakitnya untukmu. Tapi, aku tidak akan bisa melayanimu seperti istri seutuhnya. Kau butuh keturunan untuk penerus nantinya. Sementara aku tidak akan bisa memberikan itu." Ucap Rania mencoba membujuk suaminya.

"Yang kubutuhkan hanya kau sehat dan terus menemaniku. Aku tidak butuh istri lainnya!" Seru Andreas menekankan bahwa dirinya menolak untuk menikah dengan Zoya.

Tiba-tiba saja Rania kejang. Hal itu tentu membuat Andreas juga Zoya panik. Andreas berlari keluar memanggil dokter, sementara Zoya berusaha menyadarkan Rania. Saat tim dokter datang, Zoya pun keluar. Dia bersama Andreas menunggu di luar.

Terlihat kecemasan di wajah Andreas. Dia terus berdiri di depan pintu. Berharap dokter segera keluar. Beberapa menit kemudian pandangan Andreas beralih pada Zoya yang duduk di kursi tunggu.

"Apa kau sadar dengan keputusanmu?" Tanya Andreas dengan emosi tinggi.

"Maaf Tuan Andreas, saya tidak bermaksud apapun." Jawab Zoya seraya menundukkan kepala. Dia tidak berani menatap tuannya itu.

"Ku tegaskan padamu, aku tidak akan pernah menikah lagi dengan siapapun. Termasuk kau!" Seru Andreas

Bentakan Andreas membuat Zoya sangat takut. Gadis itu sudah menebak dari awal jika keadaannya akan seperti ini.

"Permisi anda keluarga dari pasien? Dokter menyuruh anda masuk." Ucap salah satu perawat.

Andreas pun langsung bergegas masuk ke dalam meninggalkan Zoya.

Di dalam terlihat Rania sudah tidak kejang. Namun wanita itu tidak sadarkan diri.

"Dokter, apa yang terjadi dengan istri saya?" Tanya Andreas dengan penuh kecemasan.

"Sepertinya sel kanker dalam tubuh Bu Rania benar-benar sudah menyebar. Itulah yang membuatnya kejang hingga tidak sadarkan diri." Jawab Dokter

"Saya sudah menyuntikkan obat untuk daya tahan tubuhnya. Semoga itu bisa membantu Bu Rania bertahan." Ucap Dokter yang kemudian meninggalkan ruangan.

Andreas menangis seraya menggenggam tangan istrinya. Mendengar perkataan dokter, hatinya sangat hancur.

"Rania sayang, kau harus kuat. Kau masih ingat kan kita pernah berjanji untuk menua bersama. Jangan meninggalkanku. Aku tidak akan sanggup tanpamu. Hanya kau wanita satu-satunya di hatiku." Ucap Andreas dengan tangis yang tak bisa terbendung.

Zoya mengintip di pintu, dia pun ikut menangis melihat kondisi Rania. Di tambah mendengar kata-kata dari Andreas yang menyentuh hati.

"Cinta Tuan Andreas untuk Bu Rania begitu besar. Mana mungkin aku bisa masuk ke dalam kehidupan mereka." Batin Zoya

.

.

Tiga Jam berlalu akhirnya Rania sadar. Andreas terlihat lega melihat istrinya kembali membuka mata.

"Sayang akhirnya kau sadar juga," Ucap Andreas sembari mengusap kepala Rania.

"Mas rasanya sakit sekali. Aku merasa seluruh tubuhku jadi susah digerakkan." Ucap Rania dengan lemas.

"Sebentar aku panggilkan dokter dulu." Andreas pun bergegas memanggil dokter. Zoya yang sedari tadi menunggu diluar, langsung mengintip ke dalam. Melihat atasannya sudah sadarkan diri, Zoya memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

"Bu Rania syukurlah anda sudah sadar." Ucap Zoya

"Iya Zoya, tapi sepertinya aku sudah tidak kuat lagi." Ucap Rania yang merasakan seluruh tubuhnya sudah tidak bisa melawan penyakit yang menyerang.

"Bu Rania pasti kuat, Bu Rania tidak boleh putus asa." Ucap Zoya menguatkan.

Dokter masuk ke dalam untuk memeriksa Rania. Dokter kembali menyuntikkan obat dan membuat keadaan Rania sedikit tenang. Rasa sakitnya mungkin sudah berkurang. Kemudian dokter keluar lagi dari sana.

"Bagaimana sayang, apakah masih sangat sakit?" Tanya Andreas seraya menatap penuh kekhawatiran pada istrinya.

"Masih terasa sakit semua badanku mas. Terutama di perutku rasanya sangat tidak nyaman. Tapi aku akan menahannya." Jawab Rania dengan sangat pelan.

"Lebih baik kau tidur sekarang, beristirahatlah agar tenagamu kembali pulih." Ucap Andreas

"Mas, aku mohon wujudkan permintaanku. Aku tidak tahu sampai kapan aku akan bertahan. Rasanya sungguh sakit sekali. Akan lebih sakit jika aku pergi sebelum membuatmu menemukan penggantiku." Ucap Rania yang malah kembali membahas permintaanya.

Andreas terdiam, suami dari Rania itu merasa berat untuk mengiyakan permintaan sang istri.

Rania kembali meringis kesakitan. Wanita itu memejamkan matanya. Melihat itu Andreas merasa tidak tega. "Apakah aku terlalu egois meminta Rania untuk tetap bertahan? Apa aku juga egois jika menolak permintaannya?" Andreas bertanya pada dirinya sendiri di dalam hati.

"Mas ini sungguh permintaan terakhirku. Aku hanya ingin melihatmu berbahagia di sisa umurku yang tidak lama lagi."

"Jangan berbicara seperti itu Rania. Aku tidak suka kau terus berputus asa. Aku yakin kau pasti akan sembuh. Baiklah kalau itu keinginanmu. Aku akan menikah dengan Zoya." Ucap Andreas yang akhirnya menyetujui untuk menikah dengan Zoya.

Rania langsung mengembangkan senyuman dibibirnya yang pucat. Sementara Zoya tersentak mendengar keputusan tuannya. Karena saat pernikahan itu terjadi, itulah awal perjalanan hidup barunya di mulai. Pastinya semua ini tidak akan mudah ia jalani.

"Baiklah kalau begitu segeralah mempersiapkan pernikahan mas, beritahu keluarga kita juga keluarga Zoya." Ucap Rania dengan senyum yang melegakan.

"Iya, aku akan mengurus semuanya. Istirahatlah sekarang." Ucap Andreas, Rania pun mengangguk dan segera memejamkan matanya. Andreas mendaratkan ciuman di kening Rania.

Ruangan vip itu sekarang menjadi hening. Andreas hanya terdiam seraya terus menatap istrinya yang mulai tertidur pulas. Sementara Zoya sejak tadi hanya berdiri di dekat pintu tanpa bergeser sedikitpun. Dia cukup merasa tegang saat ini. Tidak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba saja Andreas beranjak dari tempat duduknya melangkah keluar dari ruangan. "Aku ingin bicara denganmu!" Ucap Andreas tanpa menoleh sedikitpun pada Zoya yang jelas dilewatinya.

Dengan langkah ragu Zoya mengikuti Andreas. Jantungnya cukup berdebar dengan kencang. Dia tahu Tuan Andreas pasti akan membentakinya seperti tadi.

"Langsung to the point saja ya, aku memang menyetujui pernikahan ini. Tapi kau jangan pernah berharap lebih dariku!" Ucap Tuan Andreas

"I-iya tuan, saya juga sadar diri." Ucap Zoya dengan gemetar.

"Baguslah, karena sampai kapanpun Rania lah yang ada di hatiku. Hanya dia wanita satu-satunya. Tidak akan tergantikan." Ucap Andreas kembali menekankan. Kemudian pria itu pergi.

Terpopuler

Comments

Anisah Nisah

Anisah Nisah

lama" juga nanti bucin kamu ndre

2023-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 02 // Semuanya terasa berat
3 Bab 03 // Melamar Zoya
4 Bab 04 // Kepulangan Rania
5 Bab 05 // Keputusan terberat
6 Bab 06 // Pernikahan
7 Bab 07 // Maafkan aku
8 Bab 08 // Basah basahan
9 Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10 Bab 10 // Saat terakhir Rania
11 Bab 11 // Ini semua takdir
12 Bab 12 // Kenangan yang melekat
13 Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14 Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15 Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16 Bab 16 // Status Rahasia
17 Bab 17 // Tak di anggap
18 Bab 18 // Kenapa sakit?
19 Bab 19 // Rumor yang menyebar
20 Bab 20 // Mulai lelah
21 Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22 Bab 22 // Mulai menyadari
23 Bab 23 // Bukan mimpi
24 Bab 24 // Ada rasa..
25 Bab 25 // Cemburu tandanya?
26 Bab 26 // Cemburu part 2
27 Bab 27 // First kiss
28 Bab 28 // Investigasi cinta
29 Bab 29 // Sudah bersuami
30 Bab 30 // Perubahan sikap
31 Bab 31 // Es Batu mencair
32 Bab 32 // Kasmaran
33 Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34 Bab 34 // Si wanita gila
35 Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36 Bab 36 // Satu kamar
37 Bab 37 // Malam yang gagal
38 BAB 38
39 Bab 39
40 Bab 40 // Malam panas
41 Bab 41 // terpecah
42 Bab 42 // Bukan aku
43 Bab 43 // Aku tidak berbohong
44 Bab 44 // Sebuah kesempatan
45 Bab 45 // hanya editan
46 Bab 46 // Terpojok lagi
47 Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48 Bab 48 // Terpecah belah
49 Bab 49 // Kambing hitam
50 Bab 50 // Runyam
51 Bab 51 // Kehadirannya
52 Bab 52 // Dia akan menikah
53 Bab 53 // Seperti orang nyidam
54 Bab 54 // Hampir tau
55 Bab 55 // Terbongkar
56 Bab 56// Semua terbongkar
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 // Belum terlambat
61 Bab 61 // Saling mencinta
62 Bab 62
63 Bab 63 // Sedikit dramatis
64 Bab 64 // Selangkah lagi
65 Bab 65 // Romansa denganmu
66 Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67 Bab 67 // Ngidam
68 Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69 Bab 69 // Hello Baby
70 Bab 70 // Urusan penting!
71 Bab 71 // Suamiku
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81 // Happiness
82 Bab 82 // Kontraksi
83 Bab 83 // Andreas Junior
84 Bab 84 // orang tua baru
85 Bab 85 // HADIAH UNTUKMU
86 Bab 86 // Permintaan maaf
87 Bab 87 // dengan Cinta
88 Bab 88 // Happy End
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 02 // Semuanya terasa berat
3
Bab 03 // Melamar Zoya
4
Bab 04 // Kepulangan Rania
5
Bab 05 // Keputusan terberat
6
Bab 06 // Pernikahan
7
Bab 07 // Maafkan aku
8
Bab 08 // Basah basahan
9
Bab 09 // Kondisi yang memburuk
10
Bab 10 // Saat terakhir Rania
11
Bab 11 // Ini semua takdir
12
Bab 12 // Kenangan yang melekat
13
Bab 13 // Kalah dari Jemyma
14
Bab 14 // Tak sengaja melihatnya
15
Bab 15 // Pindah ke Apartemen
16
Bab 16 // Status Rahasia
17
Bab 17 // Tak di anggap
18
Bab 18 // Kenapa sakit?
19
Bab 19 // Rumor yang menyebar
20
Bab 20 // Mulai lelah
21
Bab 21 // Bagaimana dengan aku?
22
Bab 22 // Mulai menyadari
23
Bab 23 // Bukan mimpi
24
Bab 24 // Ada rasa..
25
Bab 25 // Cemburu tandanya?
26
Bab 26 // Cemburu part 2
27
Bab 27 // First kiss
28
Bab 28 // Investigasi cinta
29
Bab 29 // Sudah bersuami
30
Bab 30 // Perubahan sikap
31
Bab 31 // Es Batu mencair
32
Bab 32 // Kasmaran
33
Bab 33 // Bunga mawar tanda cinta
34
Bab 34 // Si wanita gila
35
Bab 35 // Tidak bertepuk sebelah tangan
36
Bab 36 // Satu kamar
37
Bab 37 // Malam yang gagal
38
BAB 38
39
Bab 39
40
Bab 40 // Malam panas
41
Bab 41 // terpecah
42
Bab 42 // Bukan aku
43
Bab 43 // Aku tidak berbohong
44
Bab 44 // Sebuah kesempatan
45
Bab 45 // hanya editan
46
Bab 46 // Terpojok lagi
47
Bab 47 // Jangan ceraikan aku
48
Bab 48 // Terpecah belah
49
Bab 49 // Kambing hitam
50
Bab 50 // Runyam
51
Bab 51 // Kehadirannya
52
Bab 52 // Dia akan menikah
53
Bab 53 // Seperti orang nyidam
54
Bab 54 // Hampir tau
55
Bab 55 // Terbongkar
56
Bab 56// Semua terbongkar
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 // Belum terlambat
61
Bab 61 // Saling mencinta
62
Bab 62
63
Bab 63 // Sedikit dramatis
64
Bab 64 // Selangkah lagi
65
Bab 65 // Romansa denganmu
66
Bab 66 // Aku suka apa yang kau suka
67
Bab 67 // Ngidam
68
Bab 68 // Bukan lagi rahasia
69
Bab 69 // Hello Baby
70
Bab 70 // Urusan penting!
71
Bab 71 // Suamiku
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81 // Happiness
82
Bab 82 // Kontraksi
83
Bab 83 // Andreas Junior
84
Bab 84 // orang tua baru
85
Bab 85 // HADIAH UNTUKMU
86
Bab 86 // Permintaan maaf
87
Bab 87 // dengan Cinta
88
Bab 88 // Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!