Jemyma masuk ke kamar Rania. Dia menyapa dengan ramah. Kedatangannya kesana untuk melihat keadaan kakak tirinya itu. Dia dan mamanya berharap keadaan Rania memburuk.
Jemyma datang bukan dengan tangan kosong. Dia membawakan makanan untuk Rania. Entah apa yang dia rencanakan dengan mamanya.
"Kak Rania, aku datang. Aku boleh masuk?" Tanya Jemyma yang berdiri di ambang pintu kamar Rania.
"Iya masuklah." Jawab Rania
"Wah kak Rania terlihat segar ya hari ini. Sepertinya keadaan kakak lebih baik dari sebelumnya." Ucap Jemyma
"Iya, duduklah." Rania mempersilahkan Jemyma duduk di kursi yang ada di sana.
"Oh ya ini mama memasak untukmu kak. Pastinya kau belum sarapan, aku suapi ya." Ucap Jemyma, dia benar-benar memperlakukan Rania dengan baik kali ini sesuai permintaan mamanya.
Jemyma membuka kotak makan yang di bawanya. Sudah lengkap dengan alat makannya. Saat akan menyuapkan makanan itu, tangannya di cekal oleh Rania.
"Makanan apa ini? Apakah ini membahayakan bagiku? Sampai kau tidak sabar menyuapkannya padaku." Ucap Rania yang sudah mempunyai firasat buruk.
"Ini hanya sup sayur hijau dan tahu putih kak. Ini clean food kok. Mama juga tau kalau kak Rania tidak boleh makan yang berbau daging." Ucap Jemyma
Rania memang memiliki banyak pantangan saat makan. Jika itu di langgar dia akan berakibat fatal. Dia masih ragu untuk menerima makanan itu.
"Aduh ribet banget sih, tinggal makan aja. Kalau bukan karena suruhan mama. Ogah aku begini. Jiji banget nyuapin orang penyakitan." Batin Jemyma
"Ini nggak ada racunnya kok kak. Nih aku juga nyicip. Hmm... Enak kok ya meski hambar. Karena kan kak Rania harus eat clean." Ucap Jemyma meyakinkan Rania.
Akhirnya Rania pun memakan makanan dari mama tirinya. Meski tidak semuanya bisa habis. Karena Rania tidak lagi bisa makan banyak semenjak sakit.
"Sudah cukup Jemyma. Aku sudah kenyang." Ucap Rania
"Apa yang kau berikan pada istriku?" Tanya Andreas dengan tatapan kepanikan. Karena dia tahu Jemyma ini selalu punya niat jelek pada Rania. Tanpa menunggu jawaban dari Jemyma, Andreas merebut kotak makan yang di bawa Jemyma.
"Aduh gawat kalau sampai mas Andreas tahu itu ada campuran daging merahnya." Batin Jemyma, dia memang berbohong tentang supnya. Mamanya sudah mencampur tahu itu dengan gilingan daging. Mereka sengaja memberi Rania makanan tidak sehat untuk memperburuk keadaannya.
"Mas Andreas itu hanya sup brokoli dan tahu putih kok." Ucap Rania sedikit membuat Jemyma merasa lega.
Andreas merasakan kuah makanan itu dan memang tidak ada bau-bau dagingnya. Andreas pun mengembalikan kotak makan itu pada Jemyma.
"Lain kali tidak usah repot memasak untuk Rania. Karena Rania tidak bisa makan sembarangan." Ucap Andreas dengan raut wajah datarnya.
Jemyma hanya mengangguk. Dia bernafas lega karena niat buruknya tidak terbongkar. Tinggal satu langkah lagi yang harus dia lakukan saat ini. Yaitu memasukkan obat palsu kedalam botol obat Rania.
"Mas aku ingin ke taman belakang. Bisa tolong antar aku. Aku ingin menghirup udara segar dan berjemur sebentar." Ucap Rania
Jemyma memanfaatkan kesempatan ini. Dia akan menukar isi obatnya saat Rania dan Andreas sudah pergi.
"E kak Rania dan mas Andreas duluan saja aku mau ke toilet sebentar." Ucap Jemyma beralasan agar dapat leluasa berada di sana sendirian.
Rania mengangguk sedangkan Andreas sama sekali tidak peduli. Andreas langsung menuntun istrinya duduk di kursi roda. Kemudian mendorongnya keluar kamar.
Sudah sepi, kini saatnya Jemyma beraksi. Dia mencari dimana letak obat milik Rania. Di bukanya laci-laci yang ada di sana. Bahkan sampai lemari juga. Namun dia tidak menemukannya.
Jemyma menghela nafas kasar seraya berkacak pinggang. "Huuft .... Dimana letaknya botol obat kak Rania?" Guma Jemyma bertanya-tanya sendiri.
Tiba-tiba Zoya masuk mengagetkan Jemyma. Namun beruntungnya Jemyma tidak ketahuan. Zoya tidak melihat dirinya yang tadi mengobrak-abrik seluruh laci.
"Loh Nona Jemyma kok sendiri saja. Bu Rania kemana?" Tanya Zoya
Jemyma diam tidak menjawab. Matanya terfokus pada nampan yang di bawa oleh Zoya. Nampan berisi sepiring sarapan sehat, air minum dan obat-obatan Rania. Jemyma langsung mendekat dan merebut nampan itu.
"Kak Rania di taman belakang. Ini biar aku saja yang mengantarnya. Oh ya ambil makanan ini dan ganti dengan buah saja. Kak Rania sudah makan tadi." Ucap Jemyma.
"Oh baiklah nona, saya akan memotongkan buah dan mengantarnya ke taman." Ucap Zoya seraya mengambil piring berisi sarapan Rania. Tanpa rasa curiga Zoya membiarkan obat Rania di bawa oleh Jemyma.
Jemyma pun melancarkan aksinya. Dia mengganti isi botol obat Rania. Kapsul yang berwarna sama dan jumlah yang sama, namun khasiatnya berbeda. Jika obat sebelumnya untuk menghambat penyebaran penyakit Rania, kapsul palsu dari Jemyma akan membuat kondisinya memburuk.
"Oke beres. Sorry ya kak Rania. Salahmu sendiri karena tidak membiarkanku memiliki mas Andreas. Semoga obat ini cepat mengantarkanmu pulang." Batin Jemyma seraya tersenyum menyeringai.
...****************...
Sepuluh hari kemudian .....
Sepulang dari luar kota, Andreas langsung mengecek keadaan istrinya. Selama tiga hari ini dia cukup sibuk dan hanya menanyai kabar Rania lewat Zoya. Karena sejak sakitnya parah Rania jarang memegang handphonnya.
Namun Andreas terkejut ketika melihat istri pertamanya itu tidak lagi bisa berbicara. Bahkan duduk pun tidak bisa. Baru tiga hari perubahannya sudah sangat drastis.
"Zoya kau bilang istriku tidak apa-apa. Ini yang kau bilang tidak apa-apa!" Andreas marah pada Zoya.
"Maaf Tuan, saya dilarang oleh Bu Rania memberitahu tuan. Bu Rania tidak ingin mengganggu pekerjaan Tuan Andreas." Ucap Zoya
"Lantas kau menurutinya dan kau tidak ada tindakan sama sekali. Kita kerumah sakit sekarang." Andreas marah pada Zoya, lalu kemudian dia menggendong Rania untuk di bawanya ke rumah sakit.
Namun Rania melakukan penolakan dengan menggoyangkan tubuhnya saat akan di gendong oleh Andreas. Rania juga menggelengkan kepalanya. Sekuat tenaga dia mencoba berkata ingin di rumah saja.
"Tidak bisa sayang, kau perlu penanganan medis." Ucap Andreas, namun Zoya tetap menggelengkan kepalanya dan malah menangis. Namun Andreas tetap pada pendiriannya. Dia menggendong Rania untuk di bawa ke rumah sakit. Zoya pun mengikutinya dengan membawa tas berisi perlengkapan Rania yang memang sudah di siapkan. Karena Rania sering tiba-tiba di larikan kerumah sakit.
Jemyma yang baru datang kesana melihat kepanikan Andreas yang tengah menggendong Rania. Jemyma datang kesana untuk menukar obat lagi. Karena kemarin Zoya menebus obat yang baru.
"Loh kak Rania kenapa?" Jemyma berpura-pura ikut panik. Namun tidak di gubris oleh Andreas dan Zoya. Karena mereka langsung masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana.
"Aduh aku di cuekin. Tapi tidak apa-apa. Sepertinya aku tidak perlu melanjutkan misiku hari ini. Karena targetnya sudah K.O." Ucap Jemyma seraya tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments