Keadaan Rina kian hari semakin memperihatinkan, pak Winardjo semakin resah dengan kondisi putri sulungnya, Ia tak tau harus bagaimana membuat Rina kembali seperti dulu, belum lagi pak Winardjo harus fokus bekerja di kantor, hal ini menjadikan pak Winardjo tak mampu berkonsentrasi dengan pekerjaan di kantor.
sungguh keadaan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya akan menimpa dirinya dan keluarga.
Harapan satu-satunya hanyalah menunggu kedatangan Ustad Amri dan Ki Hasan untuk mencoba mengobati Rina yang tak kunjung membaik.
Risa terdiam di depan pintu kamar, menatap kakaknya seolah sedang tertidur dengan nyenyak, entah Ia akan terbangun atau mungkin kakaknya tidak akan pernah terbangun lagi seperti yang dikatakan oleh warga. Risa mulai mengayunkan langkah pelan dan perlahan hingga ke tepi tempat di mana kakaknya terbaring, terbesit dalam hati "kakak kenapa tidak bangun, apa yang sedang kakak mimpikan di alam bawah sadar kakak, andai saja saya mampu menembus alam itu seperti yang ustad Amri katakan jika kakak di bawa oleh penunggu rumah ini ke alam ghaib, aku ingin kesana dan menjemput kakak, andai aku bisa kak." tangan lembut Risa membelai rambut kakaknya ada rasa rindu yang Ia rasakan bercampur sedih, dan tak tau dengan cara apa lagi agar kakaknya bisa bangun.
"kakak bagaimana keadaan kakak, apa kakak masih bisa mendengar jika saya berbicara dengan kakak? jika iya tolong beri aku pertanda kak" dengan penasaran Risa sengaja mengucapkan hal yang mungkin terdengar mustahil untuknya, tapi ia tetap mencoba dan mau putus asa.
"kakak apa kakak bisa mendengar saya, tolong kak beri aku kode agar aku tau kakak masih ada kontak dengan Dunia ini, kak aku rindu kakak, bangunlah kak, aku kesepian tak ada kakak!" lirihnya tepat di dekat telinga kakaknya yang terlihat seakan sedang tidur dengan nyenyak.
karena lelah tak ada pertanda apapun dari kakaknya, akhirnya Ia tertidur di samping tempat tidur dekat kakaknya, hingga Risa berada di alam mimpi, mimpi yang sangat aneh, namun di alam mimpi itu Risa bertemu dengan kakaknya yang sedang duduk di dekat pohon yang sangat besar, kakaknya duduk seorang diri, Risa berusaha memanggilnya namun kakaknya tidak mampu mendengarkan sama sekali, bahkan kak Rina tak mampu melihatnya, ada apa ini aku bertemu dengan kakak namun ia tak mampu melihat dan mendengarkan saya, dengan hati-hati dan penuh penasaran Risa mencoba untuk mendekati kakaknya, benar saja mereka satu tempat yang sama namun sangat terasa jika ada sesuatu yang menjadi penghalang diantara mereka.
"kakak....kak...ini Risa, kak aku disini dekat kakak, apa kakak bisa merasakan keberadaan saya" ucap Risa berdiri di dekat kakaknya yang sedang duduk di akar pohon besar itu.
tak lama Risa memperhatikan kakaknya, meski kakaknya kini sedang mengarahkan pandangan tepat Risa berdiri tak ada sama sekali kontak yang ia rasakan dengan keberadaannya di tempat kakaknya itu.
ketika Risa hendak memegang bahu kakaknya, mencoba beberapa kali namun alangkah terkejutnya ia, karena tangannya tak mampu sama sekali menyentuh badan kakaknya itu "kakak ada di depan mata aku tapi aku juga tak bisa menyentuhnya, sebenarnya tempat apa ini?" guman Risa dalam hati.
dalam suasana pikiran penuh berbagai macam pertanyaan, Risa dikejutkan dengan suara yang menggelegar menggema, membuat jantung Risa terguncang seketika suara itu terdengar di telinganya.
"suara siapa itu, kenapa suaranya begitu menakutkan ?
" lirihnya dalam hati.
deg..........
begitu Risa menoleh ke arah pohon raksasa itu, matanya langsung terbelalak tak percaya dengan apa yang ia lihat, sosok berbulu dengan mata memerah, kuku yang sangat panjang, tingginya hampir tiga kali orang dewasa dan Risa tersentak karena kaget dalam tidurnya hingga keadaan itu membuatnya seketika langsung terbangun dari tidurnya.
Sadar jika itu hanya mimpi, Risa langsung mengusap seluruh mukanya, ia masih merasakan dirinya yang bergetar di dalam mimpi terbawa ke dunia nyata.
"sungguh mimpi yang aneh" guman Risa.
Terdengar dari luar kamar umi sedang memanggil namanya,
"iya, ada apa umi?" jawabnya sambil bergegas keluar kamar, menuju ke arah dapur, di mana sumber suara uminya memanggil, benar saja uminya memang sedang di dapur sibuk mempersiapkan cimilan kecil untuk tamu dan di atas meja makan juga sudah disiapkan minuman.
"umi, ini untuk siapa, emang ada tamu?"
"iya nak, di ruang tamu sudah ada pak ustad Amri dan Ki Hasan yang akan mencoba mengobati kak Rina" tutur umi ditengah kesibukannya mempersiapkan cimilan untuk para tamu.
" umi Risa bantu angkat ke ruang tamu yah"
"ya, nak"
"Assalamualaikum pak ustad dan Ki Hasan, maaf agak telat umi lagi sibuk di dapur" ucapnya dengan malu-malu.
"waalaikumsalam nak" sahut ustad Amri dan Ki Hasan.
" Ki Hasan ini putri bungsu saya, namanya Risa" tutur pak Winardjo pada Ki Hasan.
"Masya Allah pak, anak bapak ini sangat kuat auranya" ucap Ki Hasan yang sudah terbiasa melihat langsung seseorang dengan mata batin supranaturalnya.
"mari nak duduk dengan kami" ajak Ki Hasan.
"selama ini anak saya memang beda dengan anak-anak yang lain, ia sering melihat sosok yang ghaib, yang tak bisa di lihat oleh orang biasa seperti saya, uminya, dan kakaknya yang sedang sakit." jelas pak Winardjo tentang apa yang sering dialami oleh Risa.
"jadi memang benar seperti itu, pantas aura anak ini begitu kuat"
"Ki apa aku boleh menyampaikan sesuatu tentang kakak saya" tanya Risa pada Ki Hasan.
"ya, silahkan nak"
Risa pun menceritakan tentang mimpi yang barusan ia mimpikan bersama kakaknya.
Ki Hasan langsung menarik nafas dalam-dalam, mendengarkan cerita yang disampaikan oleh Risa.
"jadi anak ini, sudah di bawah pengaruh makhluk itu, dan kayaknya anak ini sudah terkurung di alam ghaib tempat makhluk itu."
ucapnya pada semua orang yang sedang berada di ruangan tersebut.
"jadi apa yang bisa kita lakukan untuk membawanya kembali pulang Ki?." pak Winardjo tampak sangat khawatir ia tak sanggup membayangkan jika Rina tak bisa kembali lagi.
"saya akan mencoba berinteraksi dengan makhluk itu, jika saya berhasil insya Allah Rina pasti akan kembali pulang, namun jika cara ini tak berhasil terpaksa kita akan menempuh cara yang lain, namun cara yang ini sangat jarang saya lakukan karena sangat beresiko" Ki mencoba menjelaskan dengan bahasa yang mudah untuk di pahami.
"maaf Ki, saya penasaran dengan cara yang lain yang menurut Ki sangat beresiko?" tanya pak Winardjo tampak antusias.
"ya pak Winardjo, cara yang satu ini, menggunakan sukma seseorang, atau semacam roh seseorang yang mempunyai aura yang kuat untuk menembus alam ghaib makhluk itu, dan tugas si roh itu adalah mencari keberadaan sukma dari si pemilik tubuh yang tak sadarkan diri karena gangguan makhluk halus, atau istilahnya di bawa oleh makhluk halus menembus alam ghaib, seperti yang sedang terjadi pada putri sulung pak Winardjo" jelas Ki pada pak Winardjo yang nampak sangat penasaran.
penjelasan Ki Hasan membuat Risa berpikir jika dirinya mampu untuk melakukannya, berarti dia bisa menjemput kakaknya.
"Ki seumpamanya cara yang pertama tidak berhasil, apakah saya boleh menjadi mediator untuk cara kedua yang Ki Hasan maksud tadi?" tanyanya pada Ki Hasan yang nampak tercengang dengan pertanyaan Risa yang menurutnya sangat berani mengambil resiko untuk kakaknya.
"resikonya sangat berbahaya nak, jika kamu tak sanggup menemukan jalan kembali, maka kamu selamanya akan terjebak di alam gaib, belum lagi alam itu bukan hanya satu tempat nak, ada banyak tempat yang harus kamu lewati untuk mencapai tempat kakak kamu berada.
"saya sudah melihat tempat kakak saya sekarang, setidaknya ada bayangan di mana kakak saya" ucap Risa yang tak mau putus harapan untuk membawa kakak saya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments