Rumah kediaman pak Winardjo nampak ramai, banyak warga yang berdatangan melihat kondisi Rina, padahal jam masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari. hal ini juga membuktikan kepedulian antara sesama sangat kuat pada warga Bandung.
disela-sela kesedihan pak Winardjo, sayup-sayup terdengar pembicaraan warga" kasian pak Winardjo, padahal mereka baru saja pindah, baru saja mengadakan acara selamatan, tapi sudah ditimpa musibah seperti ini, dengar-dengan juga katanya, anak dari pak Widodo sebelum meninggal kondisinya hampir sama dengan Rina, kasian Rina, ia gadis yang cantik namun nasibnya sungguh malang".
Ditengah warga yang sedang berkerumun sambil membicarakan keadaan Rina, pak ustad datang.
"Eh, pak ustad udah datang" sapa salah seorang warga.
"ya, Bu' maaf boleh saya masuk, tolong berikan saya jalan, saya ingin melihat kondisi nak Rina, katanya ia seperti sedang mengalami kerasukan makhluk gaib."
"silahkan, pak ustad!" sambut salah seorang warga yang berusaha memberi aba-aba agar pak ustad dengan mudah bisa masuk ke dalam rumah pak Winardjo.
di dalam rumah, Tampak pak Winardjo dan Risa sedang berusaha membangunkan umi yang barusan tak sadarkan diri melihat kondisi Rina.
"assalamualaikum pak Winardjo"
"waalaikumsalam pak ustad, tolong pak ustad, Rina anak sulung saya sedang terbaring kaku di kamarnya, saya tidak tau apa yang menyebabkan anak saya seperti itu" dengan raut wajah sedih, pak Winardjo segera bergegas mengantar pak ustad Amri menuju kamar Rina.
"Mari pak ustad, lihatlah keadaan Rina..!"
"Astaghfirullahal adzim". kondisi yang sama lagi, jika seperti ini kondisinya artinya anak ini berhasil dikuasai oleh jin itu lewat alam bawah sadarnya, guman pak ustad dalam hati.
"Maaf pak, untuk kondisi Rina jujur saja saya tidak punya keahlian khusus untuk membantu menyadarkan kembali anak bapak, jin yang menguasai anak bapak ini sangat kuat, tapi saya akan berusaha menghubungi ustad Hasan, biasanya beliau sering menangani kasus kerasukan mahkluk halus seperti ini, sepertinya anak bapak ini telah dikuasai penunggu rumah ini melalui alam bawah sadarnya, dan hal ini tentu sangat berbeda dengan kerasukan yang biasa kita saksikan selama ini, hanya ustad dengan kemampuan khusus yang mampu mengobatinya pak, dan hal semacam ini juga tak akan mampu kita berikan pengobatan secara medis pak Winardjo." jelas pak ustad secara perlahan pada pak Winardjo.
pak Winardjo yang kuat dan tegar tampak sangat sedih kali ini ketegaran yang ia miliki sepertinya lenyap entah kemana, ia sangat khawatir dengan kondisi anaknya.
"bapak jangan sedih seperti ini, bapak tidak seorang diri kami warga disini sangat peduli terhadap sesama, meski bapak adalah pendatang di daerah kami, tapi kami sama sekali tidak akan membedakan perlakuan kami terhadap bapak, jangan seperti ini bapak adalah sumber kekuatan keluarga bapak, terlebih lagi kondisi istri bapak yang yg tampaknya agak lemah" ucap pak ustad pada pak Winardjo dan di benarkan oleh warga yang masih setia menemani keluarga pak Winardjo.
"iya pak, bapak harus kuat, jika bapak butuh bantuan, bapak jangan sungkan kabari kami, insya Allah kami akan membantu semampu kami pak." sahut salah seorang warga pada pak Winardjo.
"Terimakasih atas perhatiannya, saya tak tau harus berkata apa lagi atas kebaikan kalian, saya hanya warga pendatang di sini, tapi warga sangat perhatian pada kami, saya benar-benar bersyukur di tengah musibah ini saya bersama dengan orang-irang yang baik seperti kalian semua, saya minta tolong jika besok-besok terjadi sesuatu pada saya tolong jaga keluarga saya, saya sudah cukup banyak mendengar desas desus tentang mahkluk gaib penunggu rumah ini." dengan terbata-bata pak winarjo meminta perhatian dan pertolongan warga Jika besok-besok hal yang terjadi pada Rina kembali menimpa dirinya sendiri, entah apa yang membuat pak Winardjo sampai berfirasat seperti itu.
"astagfirullah pak, kita tak boleh bersuudzon seperti itu, kita harus selalu berfikir bahwa akan selalu ada kebaikan dibalik musibah yang kita alami, bapak yang sabar" sambil memegang pundak pak Winardjo ustad Amri berusaha menenangkan pak Winardjo, yang sedang tak kuasa menahan pilu dalam hatinya.
Dalam suasana sedih, akhirnya istri pak Winardjo siuman.
"Nak Risa, ada apa ini kenapa banyak orang di rumah kita...?" dengan memegang kepala yang terasa sangat berat dan kondisi yang lemah umi pelan-pelan membuka mata, terlihat ia mengerutkan kening saat melihat situasi di rumahnya.
"umi, ada banyak warga yang datang membantu kami waktu umi pingsan dan kakak kerasukan" jawab Risa setengah berbisik pada uminya.
"jadi umi pingsan nak, terus bagaimana kondisi kakak kamu?" umi langsung teringat bayangan anaknya sulungnya setelah mendengar penjelasan Risa.
"Kakak belum sadar, di kamar Kakak sekarang sudah ada pak ustad ditemani beberapa warga berusaha menolong menyadarkan kakak"
jelas Risa dengan raut wajah sedih, namun ia sangat senang melihat uminya sudah siuman.
"apa boleh umi melihat kakak kamu?"
"apa umi sanggup, takutnya nanti umi pingsan lagi!."
"insya Allah, umi sanggup nak"
dibantu beberapa warga umi berusaha bangun dan mengayunkan langkah pelan dan perlahan menuju kamar Rina.
"umi, kenapa umi kesini, bukan kah umi tak sanggup melihat Rina...?" tanyanya pada istrinya karena kaget melihat istrinya yang sudah ada di depan pintu kamar, pak Winardjo langsung bergegas memapah istri, ia khawatir jikalau umi pingsan lagi melihat Rina.
"tidak Abi, kali ini umi akan berusaha kuat" sambil memperlihatkan senyumnya, kearah suaminya dan menatap pak ustad disamping putrinya.
kali ini memang umi tak pingsan, tapi ia tak kuasa menahan bulir bening dari kelopak matanya, air mata tak terbendung melihat putrinya dengan kondisi tak wajar.
"nak bangunlah, kamu pasti kuat melawan makhluk itu, bukankah umi dan Abah selalu mengajarkan kalian sebuah do'a untuk membentengi dir kita dari segala gangguan jin, kamu masih ingatkan nak, jika kamu masih dengar umi, tolong ikuti do'anya"
"yah, mari kita coba membacakan do'a untuk membebaskan jiwa Rina dari alam gaib, mumpung
adzan belum dikumandangkan."
ustad Amri mulai memimpin do'a yang di maksud oleh umi.
Disela lantunan do'a ada sedikit perubahan yang terjadi pada Rina, matanya yang tadinya melotot kini sudah nampak agak normal, tangan yang kaku sudah mulai bisa di lenturkan sedikit demi sedikit.
"Alhamdulillah Rina , masih bisa mendengarkan do'a kita barusan, setidaknya kondisinya sudah agak mendingan sedikit walaupun nak Rina belum bisa sadarkan diri." ucap pak ustad dan warga yang menemani mereka di dalam kamar tersebut.
namun, tak lama berselang, tiba-tiba Rina mendadak seperti kejang.
"pak ustad, ada apa ini?" tanya oak Winardjo.
"Tenang pak" ucap pak ustad berusaha untuk lebih tenang karena ia mengenal betul bagaimana sifat makhluk gaib yang pernah ia berusaha ia taklukkan bersama Kiai Hasan beberapa tahun yang lalu.
"inilah reaksi dari mahkluk itu jika ia merasa terganggu."ungkap ustad Amri.
pak ustad berusaha menenangkan Rina, dengan membaca do'a ayat rukiah yang ia sering ia bacakan pada orang yang mengalami kerasukan, hingga tak disangka dengan kekuatan makhluk gaib Rina bangun dan duduk dari tempat tidurnya dengan wajah seram, mata melotot kearah ustad Amri, kemudian Rina seakan memberi mimik muka menyeringai seakan ia memiliki taring, memberi peringatan pada ustad Amri, tak sampai disitu iapun juga mengangkat jari telunjuk dan mengarahkannya pada pak ustad.
yang ingin membayangkan, yah kurang lebih seperti ini raut wajah Rina yang dikuasai oleh Genderuwo si makhluk penunggu rumah idaman.
🥶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments