Bab 3. Acara Selamatan 2

Keluarga pak Winardjo kembali disibukkan dengan acara selamatan masuk rumah,

"Abi ustad Amri jadi datang ke rumah?" tanya umi pada Abi yang sedari tadi tampak gelisah.

"jadi umi"jawab Winardjo singkat.

"apa gerangan yang membuat mu tampak gelisah, apa ada sesuatu yang Abi sembunyikan?"umi seperti merasakan kegelisahan suaminya.

"saya hanya memikirkan kejadian semalam, ada firasat buruk yang saya rasakan di rumah ini" ucapnya dengan wajah nampak khawatir.

"Sebaiknya hal ini kita sampaikan pada pak ustad, semoga ada selalu dalam perlindungan Allah, di setiap kehidupan ini" umi memberikan saran agar suaminya cepat bertindak.

Di sela perbincangan mereka, terdengar suara riuh dari luar yang menandakan bahwa sudah banyak tamu undangan yang hadir.

"Abi sebaiknya kita menyambut para tamu, diluar sudah banyak tamu yang hadir termasuk pak ustad".

"Selamat datang di rumah sederhana kami, mohon do'anya semoga kami hidup, tenang, tentram, dan nyaman di rumah ini dan semoga rumah yang baru kami huni ini memberi keberkahan untuk keluarga saya, dan tak lupa pula saya ucapkan banyak terima kasih karena bapak dan ibu sekalian sudah meluangkan waktunya untuk hadir di acara selamatan kami ini, untuk acara selanjutnya saya mempersilahkan pak ustad Amri untuk memberikan ceramah dan memimpin do'a untuk selamatan rumah kami ini, kepada ustad Amri kami persilahkan dengan hormat."

"baik terima kasih pak Winardjo dan keluarga atas undangan yang di berikan dan kesempatan buat saya untuk memberikan ceramah singkat dan memimpin do'a selamatan rumah pak Winardjo."

" baik bapak ibu sekalian sebelum kita membuka acara selamatan ini marilah terlebih dahulu kita membaca do'a al-fatiha, agar kita selalu diberi petunjuk oleh yang maha kuasa agar selalu berada di jalan yang baik, di jalan yang diridhoi agar kita mencapai kemenangan di setiap usaha dalam hidup ini.

Bismillahirrahmanirrahim....

pak ustad pun memberikan ceramah singkat dan diakhiri dengan pembacaan do'a selamatan masuk rumah pak Winardjo.

setelah pak ustad selesai memimpin do'a, pak Winardjo segera menemui pak ustad.

"pak ustad ada hal yang ingin saya sampaikan berdua dengan pak ustad jika pak ustad memperkenankan."

"silahkan pak Winardjo, jangan sungkan kita adalah tetangga Sekarang, tetangga itu adalah orang terdekat setelah keluarga."

"pak ustad semenjak kami tinggal di rumah ini, saya dan keluarga sering merasakan adanya gangguan makhluk gaib, saya khawatir gangguan itu akan semakin menjadi-jadi, dan membahayakan keberadaan kami di rumah ini" jelas pak Winardjo dengan raut wajah gelisah.

"jujur rumah ini memang ada makhluk penunggunya pak Winardjo, hal ini terkuak ketika penghuni pertama rumah ini mengundang seorang Kiai untuk membantu mengusir makhluk gaib itu, namun tak berhasil karena dahulu konon katanya ada pohon beringin besar yang tumbuh di tanah pondasi rumah ini, dan orang tua pemilik pertama terdahulu menebang pohon itu, dan membangun pondasi rumah tepat di atas bekas pohon itu tumbuh, lanjut cerita setelah pohon itu, ditebang sempat ada beberapa anak yang diculik kata makhluk itu semacam Genderuwo, dan mahkluk ini selalu meminta tumbal karena rumahnya telah di hancurkan. setiap yang menghuni rumah ini pasti akan celaka, jadi saya sarankan jika pak Winardjo tak keberatan sebaiknya bapak pikirkan kembali untuk tetap bertahan tinggal di rumah ini, mohon maaf tapi ini demi keselamatan bapak dan keluarga. sebenarnya saya sudah menegur pemilik rumah ini untuk berfikir menjual rumahnya, karena tragedi sebelumnya, namun mungkin pemilik rumah ini butuh uang jadi terpaksa ia menjual rumah ini dengan harga murah." jelas ustad pada pak Winardjo, agar ia memikirkan kembali untuk tetap bertahan tinggal di rumah tersebut.

"baik pak ustad, saya akan berusaha mencari rumah kontrakan sederhana untuk pindah secepatnya, dan semoga kami selalu dalam perlindungan yang maha kuasa selama tinggal di rumah ini"

"aamiin, jangan sungkan sampaikan kepada sy dan pak RT, jika bapak mengalami masalah"

"baik pak ustad saya ucapkan terimakasih atas informasi tentang rumah ini, dan atas perhatian pak ustad dengan keluarga kami"

"sama-sama pak Winardjo, semoga bapak dan keluarga tetap aman tinggal di rumah ini".

setelah acara selesai, rumah Winardjo kembali hening. hanya terdengar bunyi jangkrik di sekitar halaman rumah.

"karena lelah Rina dan Risa pergi ke kamar dan bersiap-siap untuk tidur, meski jam dinding di kamar baru menunjukkan jam 9 malam, yang biasanya mereka tidur di jam 10 malam.

Tengah malam pun tiba, Risa dan Rina kembali mendapatkan gangguan makhluk gaib.

Disaat mereka terlelap....

tiba-tiba....!

kretek.....pintu kamar terbuka.

Rina yang selalu terjaga dalam lelapnya terbangun dan merasakan pintu terbuka.

perlahan-lahan ia membuka mata.

deg.....

sosok hitam pekat, rambut gondrong, mata merah, wajah seram, kuku yang panjang, muncul pas di depan pintu yang baru terbuka.

syok...bukan main, hal yang tak pernah ia lihat dengan nyata, kini ada di depan mata, Rina terbelalak, mulut seketika terkunci, leher seakan tercekat, tangan dan kaki menjadi kaku, dada sesak tak bisa bernapas dan semakin sesak.

Tak lama kemudian karena merasakan hal yang sama lewat mimpi Risa terbangun dan alangkah terkejutnya ia melihat keberadaan kakaknya disamping seperti sedang di rasuki, namun Risa tak melihat sosok gaib itu.

Abiiiiiiii.......

Umiiiiiiii.......

teriak Risa ketakutan.

Risa bergegas kearah kamar Abi dan uminya, mengetok pintu dengan kencang...

tok ..tok ...

hingga ia mendengar jawaban dari dalam.

"ya, ada apa"

krek ... tampak Abi dari balik pintu,

melihat Abi keluar, Risa langsung menarik tangan Abi ke kamar kakaknya.

dan sesampainya dikamar, tak kalah terkejutnya ia melihat Rina dengan mata terbelalak dan tubuh menjadi kaku, Abi pun panik.

"ini ada apa nak, kenapa kakak kamu bisa begini?"

"aku tidak tau Abi, aku terbangun melihat kakak sudah seperti ini."

jelas Risa dengan kondisi Rina yang sudah kaku dan mata terbelalak.

Umi yang tak kuasa melihat keadaan anaknya jatuh pingsang, membuat Winardjo tambah panik.

" Risa kamu berani kan nak sendiri jaga umi dan kakak bapak keluar rumah mau minta pertolongan sama tetangga"

"iya Abi, tapi jangan lama Risa takut"

"iya, jaga diri kamu, jika ada apa-apa kamu teriak, biar Abi dengar dari luar."

Abi pun keluar dan mengetok pintu salah seorang tetangganya.

tok....tok.

Assalamualaikum...

tok...tok.

terdengar sapaan dari dalam rumah.

"ya tunggu sebentar"

krek...pintu terbuka pelan.

"pak Winardjo ada apa, kenapa tengah malam bapak terlihat panik?" dengan mengerutkan kening pak alam bertanya pada Winardjo.

"tolong pak, istri dan anak saya sedang dalam masalah"

"klo begitu tunggu sebentar saya sampaikan pada istri saya biar dia bantu kabarin tetangga yang lain untuk ke rumah bapak sekarang"

tak lama pak alam pun keluar, dan bergegas ke rumah pak Winardjo, betapa terkejutnya pak alam dengan kondisi Risa, ia Langsung teringat anak pak Widodo yang pernah mengalami hal yang sama, hanya saja Risa saat ini masih dalam kondisi bernapas. wajah pak alam langsung pucat, jika kejadian sudah seperti ini maka tak lama lagi akan ada tumbal di rumah ini.

"bagaimana dengan ibu?" sepertinya dia pingsang.

"istri saya terkejut melihat kondisi anak kami dan ia langsung tak sadarkan diri."

klo begitu mari kita angkat istri bapak di ruangan tengah, dan untuk anak bapak kita tunggu pak ustad Amri, tadi saya sempat sampaikan pada istri saya untuk meminta tolong warga untuk menemui pak ustad.

tak lama warga pun berdatangan untuk menolong pak Winardjo, nampak kepanikan yang terjadi diantara warga yang datang.

bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!