Rina terbangun dari tidurnya, ia mengedipkan mata berulang kali, seakan tak percaya dengan apa yang ia saksikan didepan mata.
terdiam tanpa kata, mulut serasa kaku, entah heran atau terpana dengan sesuatu pemandangan yang menurutnya sangat aneh.
dalam hati ia bergumam "apa ada tempat seperti ini di dunia?", aku baru pertama kali melihat pohon sebesar ini bahkan pohon ini lebih besar dari pada ukuran rumah kami."
Untuk memenuhi hasrat penasaran dalam hatinya Rina mencoba berjalan disekitar pohon itu, meski sebenarnya dirinya saat ini sedang diselimuti perasaan takut yang luar biasa terlebih lagi ia tak melihat sosok manusia lain selain dirinya di tempat itu.
"sungguh tempat yang penuh misteri, tempat ini indah namun mempunyai sisi yang membuat bulu kudukq merinding" gumannya lagi.
lelah berjalan disekitar pohon tersebut, Rina pun mencari tempat untuk beristirahat. ia duduk di atas akar pohon besar itu, dirinya tampak bagaikan semut kecil yang sedang merayap di akar pohon itu, lantaran pohon yang menaungi Rina berukuran sangat besar.
"oh...Tuhan, sekarang saya sedang berada di mana ?, kenapa suasana di tempat ini sangat jauh berbeda dengan dunia sebelumnya?, kenapa aku tiba-tiba berada di tempat ini?, perasaan aku tadi sedang tidur bersama Risa, kenapa aku terbangun sudah berada di tempat seperti ini?" guman Rina dengan segudang pertanyaan yang terlintas dalam benaknya.
huft...
Rina tampak beberapa kali menghela napas, ia bingun dengan apa yang harus ia lakukan seorang diri di tempat itu, sungguh suasana yang sangat mencekam, Susana yang terasa begitu hening, tak ada suara binatang liar satupun, meski suara jangkrik sekalipun tak ia dengarkan sama sekali.
hanya gerakan tubuh dan suara deru napas Rina yang terdengar sesekali memecah keheningan itu.
lama kelamaan Rina semakin merinding merasakan keanehan yang terus ia alami.
Terlintas dipikiran Rina ingin berteriak minta tolong, namun hal itu dihentikannya lagi, terfikir olehnya apa ada makhluk lain ditempat ini selain aku seorang.
"Ya Allah berikan aku petunjuk tentang tempat di mana aku berada sekarang, aku benar-benar tidak mengerti tempat ini" disela kegelisahan hatinya terucap sebuah do'a dari dalam hatinya memohon petunjuk tentang apa yang ia alami dan tempat ia berada sekarang.
Dalam suasana hening...
tiba-tiba...!
hua....hahaha...grrrrrr....grrrrr....!
terdengar suara yang menggema memenuhi sekitar tempat Rina berada, menjadikan suasana hening menjadi semakin misterius, suara yang begitu nyaring terdengar menggetarkan seluruh tubuh Rina.
"Ya Rabbi, suara apa itu, klo nda salah, aku mendengar suara itu berasal dari dalam pohon yang akarnya sedang aku jadikan tempat duduk sekarang."
Takut bukan main, seluruh tubuh Rina tak berhenti bergetar, Rina menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari arah sumber suara itu, hingga akhirnya Rina bertemu pandang dengan sosok mata bulat melotot berwarna merah darah, tubuhnya yang sangat besar dan kekar, raut wajahnya yang menyeramkan, kuku tangan yang begitu panjang, menatap dengan tajam menjurus kearah tatapan Rina.
oh .... tubuh Rina semakin bergetar, mulutnya hanya bisa tercengang melihat sosok tersebut tepat di hadapannya.
hah...hah..hah...bunyi deru napas Rina memburu bersamaan dengan rasa takut yang luar biasa yang kini ia alami. ingin rasanya ia berlari secepat kilat dari tempat itu, namun apalah daya badannya saja tak sanggup ia topang dengan baik.
"si..si..apa...pa ka...mu?" tanya Rina sungguh terbata-bata, bagaikan anak balita yang masih belajar ngomong sesuatu.
"grrrrr...akulah penunggu rumah yang kalian tempati saat ini "
Hua ... hahaha...haha...
Jawab sosok raksasa itu kepada Rina.
degggg....
jantung Rina berdegup kencang, seakan akan terlepas dari tubuhnya, mendengar apa yang disampaikan sosok mengerikan itu.
dari jawaban sang raksasa itu Rina mencoba mengambil kesimpulan bahwa sekarang ia sedang berada di alam Genderuwo sang penunggu di rumah yang belum lama mereka tinggali.
"apa aku ini berada di alam Ghaib?" guman Rina dalam hati, ia tak mampu lagi mengangkat wajahnya dan menatap sang Genderuwo itu, apalagi berani berucap sepatah kata, akhirnya ia menyadari bahwa sosok yang dihadapannya itu adalah makhluk Ghaib yang sering orang-orang sebut dengan Genderuwo.
tiba-tiba ditengah wajahnya yang tertunduk, Rina mencium bau yang sangat menyengat.
oh...betapa kagetnya Rina saat ia mencoba mengangkat wajahnya dan melihat tangan kekar berkuku panjang sedang memegang dua lembar daun yang dipenuhi belatung di atas lembar daun itu.
sungguh Rina merasakan desakan dari dalam perut yang meronta-ronta ingin di muntahkan, namun belum sempat ia menumpahkan isi perutnya, mulutnya sudah dipegang oleh Genderuwo itu.
"makanlah gadis manis, sebelum aku memakan mu."
sepenggal kalimat dari tuan Genderuwo bagaikan hunusan pedang untuk Rina yang siap melenyapkan nyawanya seketika.
Rina semakin gemetar, namun karena tak berdaya dan diselimuti rasa takut yang luar biasa, ia akhirnya membuka mulut dan memaksakan dirinya untuk memakan belatung yang disuguhkan oleh tuan Genderuwo itu.
"benar saja setelah ia memakan belatung itu, isi perut Rina langsung bereaksi, semakin ia telan belatung itu semakin ia ingin memuntahkan semua isi perutnya, hingga akhirnya Rina tak sanggup lagi, Rina memuntahkan semua belatung yang ia barusan ia telan.
oh...alangkah terkejutnya Rina, matanya terbelalak, melihat apa yang baru saja ia muntahkan, bukan belatung melainkan darah segar.
"ada apa ini, aku makan belatung tapi aku memuntahkan darah segar" guman Rina dengan raut wajah pucat pasi.
"gadis manis....jika kau seperti ini terus maka, tubuhmu akan hancur dengan perlahan, kau jangan keterlaluan ini adalah makanan terlezat di alam kami" ucap tuan Genderuwo pada Rina yang semakin pucat dibuatnya.
"maaf aku tak sanggu memakannya, perutku tak mampu menerima makanan mu "jawab Rina dengan tubuh gemetar.
"terserah kamu, aku sudah berbaik hati memberi mu makanan, mau kau makan atau tidak aku tak peduli" ucapnya dengan penuh kekesalan pada Rina.
"lihat ini lah rumahku yang kalian hancurkan" ucapnya dengan memegang dagu Rina dan mengarahkan sekeliling tempat itu agar Rina menyaksikan tempat yang merupakan rumah baginya.
"Dulunya tempat ini sangat indah, namu kalian para manusia sangat serakah, kalian menghancurkannya dengan semena-mena, dan kalianlah yang membuatku menjadi murka dan meminta balasan dengan tumbal nyawa kalian, jika kau menjadi penurut padaku maka akan aku jadikan kau ratu di kediamanku ini dan akan aku ajak seluruh keluargamu tinggal di sini agar kau tak kesepian." ucapnya dengan tatapan tajam mengarah pada sang gadis.
Rina yang tak mampu menanggapi semua ucapan tuan Genderuwo itu hanya terdiam kaku, ia masih merasakan sakit akibat muntah darah yang barusan terjadi pada tubuhnya.
Rina teringat akan Abi dan uminya serta adik kecilnya, mereka pasti sangat khawatir.
tak terasa ia meneteskan bulir bening, seketika rasa takut yang ia rasakan silih berganti dengan rasa sedih mengingat keluarganya.
Santai dong "Tuan Genderuwo" jangan galak-galak, awas nanti jatuh cinta dengan sang gadis....!
😂😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments