Tim Medioker

...*****...

Saat istirahat di ruang ganti SMA 70 terlihat wajah pemain SMA 70 sangat bahagia melihat strategi mereka buat menahan Wilson berhasil dengan sempurna.

"Tidak ku sangka kita bisa membatasi pergerakan Wilson." Celetuk Leo, posisi bek kelas 2 dengan tinggi 172 CM sangat senang dengan keberhasilannya yang berhasil menahan Wilson.

Disaat semua pemain sedang bersemangat, Ridwan sang kapten tim hanya termenung diam saja. Eril menaikkan sebelah alisnya, dia merasa aneh dengan Ridwan yang diam saja, padahal jelas posisi mereka menang sekarang.

"Seorang kapten tidak seharusnya termenung kan? Ada apa?" Tanya Eril sambil merangkul pundak Ridwan.

"Hahaha tidak, hanya saja aku kepikiran cara menghentikan Wilson." Jawab Ridwan, matanya tak bisa berbohong.

"Dalam 45 menit kita bisa membatasi pergerakannya dan berhasil membuat dia hanya melakukan 1 kali shootingan on target." sambung Leo yang juga ikut mendengar jawaban Ridwan.

Ridwan yang mendengar perkataan Leo terasa ingin marah, tapi apa yang di katakan Leo ada benarnya bahwa mereka berhasil membatasi pergerakan Wilson.

"Yah benar kita berhasil membatasi pergerakannya. Tapi satu on target Wilson nyaris menghasilkan gol di ujung laga tadi! Apakah kalian tidak sadar dengan itu?" Ridwan mencoba memberi penjelasan kepada timnya.

"Cukup semuanya. Kalian sudah bermain bagus. Di babak kedua kita akan memakai strategi yang sama. Hanya satu yang kita ubah. Doni, bisakah kamu menjaga gelandang no 8 dari Wismaraja itu agar dia tidak lakukan umpan kepada Wilson. Biar Leo dan Ridwan saja yang menjaga Wilson." Pak Danang mencoba menenangkan pemain dengan memberikan mereka strategi.

Doni ingat, Pemain nomor punggung delapan adalah David yang lumayan berbahaya, entah fisiknya atau mentalnya. Lantas, mungkinkah Doni bisa menjaganya? Tapi, Doni juga tidak ingin menyerah semudah itu.

Menjaga nya ya?

Doni menarik sudut bibirnya, entah perasaan apa yang ada hatinya, debaran takut, gugup atau semangat yang berapi-api. Yang jelas akan dia laksanakan perintah Pak Danang dengan baik. Demi dirinya, juga demi tim nya.

"Baik Pak!"

Doni, Ridwan dan Leo terlihat sepakat tentang perubahan strategi itu. Berkat Pak Danang juga Ridwan kembali bersemangat. Pak Danang benar-benar bisa diandalkan.

......................

Sementara di ruang ganti Wismaraja. Pak Erwin kecewa akan penampilan anak asuhnya di lapangan. Walaupun tanpa sosok jendral lini tengah seperti Chandra, sekolah elite ini di tuntut untuk bermain bagus karena lawan mereka hanyalah tim medioker kota.

"Apa yang kalian lakukan? Wilson saya kecewa dengan kamu! 45 menit cuma lakukan 1 on target? Ngapain saja kamu di lapangan? Kamu juga David. Terlalu egois, terlalu memaksakan untuk melakukan shooting sendiri. Pokoknya saya tidak mau tau di babak kedua kalian harus bermain bagus. Mengerti kalian?" Ungkap Pak Erwin dengan ekspresi marah. Ah? Wajar kan? Mereka sekolah elit, apa kata sekolah elit lain kalau sekolah seperti mereka saja kewalahan melawan sekolah seperti SMA 70?

"Siap mengerti." Jawab seluruh pemain Wismaraja. Mereka tidak ingin membantah, faktanya apa yang Pak Erwin katakan benar adanya, permainan mereka seperti dibatasi.

Di tengah situasi tegang itu. Chandra mencoba membisikan sesuatu kepada Wilson.

"Bisakah kau melakukan diving di depan kotak pinalti saat aku mau masuk nanti?" Chandra mencoba membisikan strategi saat ia akan masuk nanti.

"Buat apa?" Wilson mencoba menanyakan alasan ia harus lakukan yang di minta Chandra.

"Itu adalah resep mematahkan mental kiper lawan." Sahut Chandra dengan senyuman jahat. Kira-kira apa yang di ingin di lakukan Chandra terhadap Al?

......................

Babak kedua segara di mulai para pemain sudah memasuki lapangan. Walaupun tertinggal 1-0 Chandra masih duduk di bangku cadangan.

"Kick Off babak kedua telah di tendang oleh Wilson itu artinya babak kedua sudah di mulai. Apakah Wismaraja bisa mengejar ketertinggalan mereka?" Ungkap komentator.

"Bola masih di kuasai SMA Wismaraja dari awal babak kedua. Pemain SMA 70 mencoba melakukan High Pressing guna untuk menutupi jalur bola."

Sial, berani sekali mereka memainkan strategi yang menguras stamina seperti ini. Apakah mereka tidak tau bahwa Chandra akan masuk di menit 80, apakah bocah itu tidak membocorkan tantangan Chandra?

Batin Wilson berkata demikian sambil sesekali melirik ke arah Al.

"Ada apa kau melihat aset berharga kami? Heran kah kami melakukan strategi seperti ini? Tenang saja tim medioker seperti kami juga memiliki otak untuk memikirkan strategi." Ujar Ridwan sambil mencoba menghalangi pergerakan Wilson. Mata Ridwan agak memicing, sedikit tajam namun menyebalkan.

Wilson kesal, dia pikir pertandingan ini akan mudah, dan menyebalkannya Ridwan yang sekarang benar-benar cukup merepotkan.

"Apa kalian tidak tau Chandra akan masuk di menit 80?" Wilson mencoba menanyakan itu kepada Ridwan. Barangkali, itu bisa mengganggu fokus Ridwan, atau malah akan menjadi salah satu duri fakta yang akan mengacaukan formasi tim musuh.

"Yah kami tau, maka dari itu kami akan mencetak gol sekarang." Sahut Ridwan tenang, sudut senyumannya benar-benar menyebalkan untuk mata Wilson.

Saat Ridwan dan Wilson berdebat pemain depan SMA 70 Eril mundur untuk merebut bola di kaki pemain Wismaraja.

Melihat hal itu Doni dan Ilham maju untuk membantu Eril dengan bermain umpan satu dua.

"Sial HENTIKAN MEREKA!!" Wilson berteriak kepada pemain belakang SMA Wismaraja.

Eril menggiring bola kedepan di bantu oleh Doni dan Ilham. Melihat pergerakan ketiga pemain SMA 70 Wilson mundur ke garis pertahanan Wismaraja. Hanya saja Ridwan mengikuti Wilson.

Sial anak ini benar-benar mengikuti ku kemanapun aku pergi

Batin Wilson berkata demikian. Wilson kesal dengan Ridwan karena diikuti terus.

Bagaimana? Kesal? Ingin marah? Ya marahlah agar itu mengganggu fokus mu.

Ridwan mencoba mengganggu konsentrasi Wilson. Menyebalkan untuk Wilson, tapi cukup menyenangkan untuk Sang kapten SMA 70 ini.

...*******...

Di waktu yang bersamaan Eril semakin dekat dengan gawang Wismaraja.

Umpan satu dua dengan Doni benar-benar strategi yang pas saat ini.

Batin Eril berkata demikian

Baiklah tinggal satu pemain lagi.

Eril melakukan ancang-ancang ia menangkat bola dengan tumitnya, bola itu melewati kepala lawan dengan melengkung.

"Wow Rainbow Flick itu Rainbow Flick, aku melihat sosok Neymar di dalam dirinya." Ungkap komentator pertandingan.

Saat bola mendarat dengan pas di kakinya. Eril langsung melakukan shoot ke gawang. Dengan keras bola itu menghantam jaring gawang. Ini menunjukan bahwa Eril benar-benar pemain berbakat yang di miliki SMA 70.

"Goll." Ungkap komentator

Walaupun tim mereka kebobolan SMA Wismaraja tetap memberikan applouse ke pemain lawan. Benar-benar mencerminkan murid berkelas dari sekolah yang berkelas.

Para pemain SMA 70 berbondong bondong mendatangi Eril sambil mengucupkan selamat kepadanya.

"Keren Eril Neymar **." Ungkap Riski dengan menyindir Eril.

"Haha siap Riski Ronaldo." Sahut Eril sambil tertawa.

Di pinggir lapangan Pak Erwin kesal dengan penampilan timnya. Dia pun menghampiri Chandra dan memintanya segara pemanasan agar bisa bermain.

"Chandra pemanasan kamu." Ucap Pak Erwin.

"Gamau ini belum menit 80." Chandra menolak permintaan Pak Erwin. Astaga, bocah songong ini benar-benar deh.

Pak Erwin yang kesal akhirnya menarik kerah baju milik Chandra

"Jika kamu tidak bermain kita akan kalah! Apa kamu tidak malu jika kalah dengan tim medioker seperti SMA 70 hah!"

"Anda meremehkan saya Pak? Saya akan mencetak hatrick di 10 menit akhir pertandingan." Chandra membalas perkataan Pak Erwin dengan nada yang datar. Pandangan matanya yang tajam, bak gagak yang mengunci targetnya. Dia benar-benar serius ingin mematahkan mental Al di 10 menit pertandingan.

Melihat tatapan tajam Chandra. Pak Erwin melepaskan genggamannya di kerah bajunya Chandra dan kembali memantau pertandingan

...----------------...

Pertandingan memasuki menit ke 79. Wilson melihat Chandra sudah berada di pinggir lapangan. Ia pun meminta bola kepada rekan setimnya dan melakukan diving di depan kotak penalti.

*prit

Wasit meniup peluit memberikan hadiah tendangan bebas kepada SMA Wismraja. Protes pun tidak berguna saat ini.

Chandra memasuki lapangan. Ia langsung menghampiri Al dan membisikan kepadanya.

"Aku akan lakukan shooting langsung ke arah sini." Ungkap Chandra sambil menunjukan ke arah gawang.

Melihat itu wasit menegur Chandra dan memintanya agar melakukan tendangan bebas.

Al hanya tersenyum tidak memperlihatkan gerak gerik ketakutannya kepada Chandra. Ia hanya perlu fokus untuk menghentikan tendangan bebas Chandra.

Tendangan bebas segara di lakukan.

*prit

Peluit ditiup menandakan tendangan bebas akan segara di lakukan.

Fokus fokus fokus

Hanya kata fokus yang terlintas di pikiran Al.

Chandra pun menendang bola itu. Tanpa di duga bola itu masuk ke gawang Al dengan cepat. Saking cepatnya Al sama sekali tidak bereaksi saat itu.

"HAH?"

Al menoleh ke belakang tidak percaya bahwa bola sudah masuk ke gawang.

Terpopuler

Comments

Buana Lukman

Buana Lukman

up

2023-01-01

0

Zul Khaidir

Zul Khaidir

up up

2022-12-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!