"Kenapa kamu ingin dicadangin Chandra? Bukannya kamu sangat menyukai sepak bola?" Heran Pak Erwin, pasalnya satu muridnya ini adalah penggila sepak bola, makanya agak aneh dan patut dicurigai jika Chandra menolak bermain bola.
"Mata saya dipukul Wilson Pak." Sahut Chandra sambil menghapus bedak di matanya guna menghilangkan lebam di matanya.
"Hadeh kalian berdua ini ada-ada saja." Pak Erwin menghela napasnya, sambil menggelengkan kepala melihat periksa dua sejoli ini.
"Tapi Pak saya masih ingin bermain di menit 80." Chandra meminta Pak Erwin untuk memainkannya di menit itu guna membayar tantangannya ke Al. Ah, tantangan yang cukup menarik itu, kan?
"Kamu ini memang penggila bola ya." Pak Erwin menjawab permintaan Chandra tanpa mengetahui alasan yang sebenarnya. Pak Erwin hanya tau Chandra penggila bola yang selalu berlatih hingga malam hari.
"Makasih atas pujiannya Pak!"
"Itu bukan pujian bodoh!" Sekali lagi Wilson memukul kepala Chandra, agak kesal dengan ledekan bocah ini tadi.
......................
Di ruang ganti SMA 70 setelah Riski meminta bermain, Pak Danang akhirnya mendapatkan strategi yang pas untuk menghadapi SMA Wismaraja.
"Baiklah kalo begitu sesuai dengan perkataan Al karena Chandra di cadangin kita akan bermain dengan formasi 3-4-3. Yang patut di waspadai di Wismaraja sekarang adalah Wilson striker berbadan besar dan tinggi, Ridwan saya menaruh harapan besar kepadamu buat menjaga Wilson, dan Riski bisakah kamu bermain di sayap kiri? Biar Bara yang akan menjadi ujung tombak." Jelas Pak Danang tentang strategi yang akan di gunakan nanti.
"SIAP PAK." Ridwan dan Riski sontak menjawab bersamaan. Semangat yang cukup tinggi di awal pertandingan terpancar jelas dari diri mereka.
"Baiklah kiper Al. Pemain belakang Ridwan, Leo dan Dani. Pemain tengah Doni, Febri, Firja, dan Ilham. Pemain depan di isi oleh Riski, Eril dan Bara. Kita akan bermain mengandalkan sayap kanan kita Eril dan juga Ilham. Untuk penjagaan jika di perlukan jaga Wilson dengan dua orang, Leo kamu sesekali bantu Ridwan buat menjaga Wilson. Sebelum memasuki area pertahanan kita, Doni kamu akan bertugas menjadi tembok pertama bagi pertahanan kita." Pak Danang mengedarkan pandangannya, menatap satu persatu retina sang murid, dia eratkan pandangan, memancarkan rasa percaya bahwa para murid yang ada di bawah bimbingan nya ini pasti bisa, dan tetap harus semangat.
"Kita tau lawan kita Wismaraja maka dari itu mari kita kagetkan mereka dengan strategi menyerang kita." Lanjut Pak Danang, sedikit gugup Pak Danang hilangkan, entah kenapa ada hasrat membara yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
"Siap." Sontak semua pemain bersemangat termasuk Riski. Ah, si narsis kita yang sebelumnya kalah mental kini sudah semakin semangat, menarik bukan?
"Baiklah waktunya sudah tiba semuanya bersiap." Ridwan mengajak anggotanya ke ruang lorong pemain untuk bersiap-siap masuk ke lapangan.
Saat semua pemain sudah berjalan. Pak Danang memberhentikan Doni untuk memberikan strategi pertandingan nanti.
"Baiklah Doni saya minta kamu menjadi pusat di pertandingan kali ini. Kamu punya umpan yang akurat bukan? Bisakah kamu memberikan umpan-umpan lambung ke Riski. Buat bertahan kamu akan menjadi tembok pertahanan pertama kita untuk menjaga Wilson. Kamu tidak takut bukan?" Ucap Pak Danang memberikan intruksi strategi kepada Doni.
Aku menjaga bang Wilson? Yang benar saja.
Batin Doni berkata demikian, dan tanpa ia sadari kakinya gemetaran karena dia di berikan tugas yang berat di pertandingan ini.
Pak Danang melihat kaki Doni yang gemetaran melihat hal itu Pak Danang mencoba menyemangati Doni.
"Kamu temannya Riski bukan? Dia sudah semangat untuk bermain jika dia melihat kamu gemeteran dia pasti akan kembali takut lagi. Tidak perlu takut jika kamu gagal menahan Wilson masih ada para pemain belakang di belakangmu, dan juga jangan lupakan Al saya punya feeling bagus tentangnya." Ucap Pak Danang sambil memegang pundak Doni.
"Baik Pak akan saya coba." Doni berkata demikian lalu pergi mengikuti teman-teman yang lainnya.
...----------------...
Di lorong pemain para pemain SMA 70 sudah bersiap-siap sedangkan SMA Wismaraja masih juga belum datang.
"Kemana orang ini? Pasti mereka takut dengan kita." Ucap Al dengan nada bercanda
Seluruh pemain SMA 70 sudah mengetahui masalah Riski dan Wilson di SMP. Termasuk Bara striker kelas 2 yang merupakan saingan Riski untuk menjadi striker inti di tim. Bara mencoba berbicara dengan Riski sebagai striker.
"Ki... Aku dengar saat SMP kamu menantang Wilson satu lawan satu untuk memperebuti striker inti?" Tanya Bara.
"Ya bang kenapa?" Tanya Riski kembali.
"Tidak apa-apa hanya saja aku kagum samamu bisa berani ngajak Wilson duel. Kalo kau ngajak aku, mungkin aku kalah atau mungkin aku tolak karena aku sudah tau kemampuan mu di atas ku." Sahut Bara.
"Kalo aku jadi kau Ra. Aku akan menantang si tengil mental lemah ini. Aku akan menjadi Wilson kedua dalam kehidupannya hahaha." Eril memotong obrolan mereka sambil bercandain Riski.
"Cih aku tidak takut dengan siapapun termasuk Wilson." Riski menjawab candaannya Eril.
Saat mengobrol tiba-tiba Chandra dan murid Wismaraja tiba di lorong pemain, bahkan Chandra mendengar obrolan Riski Bara dan Eril.
"Wah wah wah ada yang songong nih katanya tidak takut sama Wilson." Celetuk Chandra sambil merangkul pundak Riski layaknya pertemanan yang akrab.
Riski yang melihat datangnya Wilson langsung memasanv ekspresi waspada.
"Oi Son! Apa kau ingat si kecil ini?" Ucap Chandra sambil mengolok-olok Riski. Menyebalkan sekali memang si jenius satu ini.
"Lama tidak bertemu Riski. Aku harap kau tidak melupakan duel kita saat SMP." Wilson menyapa adik kelasnya.
"Ya aku tidak melupakan itu." jawab Riski, kali ini ketakutannya sudah lebih berkurang.
Melihat persitegangan tu Ridwan mencoba mencairkan suasana dengan menyapa kapten SMA Wismaraja agar Riski tidak takut.
"Senang bertemu dengan mu Wilson. Aku Ridwan kapten tim SMA 70 salam kenal." Ucap Ridwan sambil bersalaman dengan Wilson.
Wilson walaupun badannya besar dan tinggi serta sering bertengkar dengan Chandra, tapi Wilson memiliki hati yang baik. Wilson pun menerima salaman dari Ridwan.
"Ya salam kenal. Semoga pertandingan kali ini berjalan dengan baik."
"Ya." Sahut Ridwan sambil tersenyum.
Apa ini tangannya terlalu besar dari tanganku.
Batin Ridwan berkata dengan terheran-heran.
Chandra juga menyapa Doni
"Doni patner lini tengah terbaik ku. Kenapa kau masuk ke sekolah antah berantah ini? Padahal aku berharap kau masuk sekolah yang sama denganku." Ucap Chandra dengan berbisik-bisik.
"Maaf Bang Chandra. Aku mengakui kamu jago, tapi aku gak mau cuma jadi bayang-bayangan mu di lini tengah." Sahut Doni.
"Wah boleh juga kau ini ya. Kalo begitu bersiap-siap lah kau pulang dengan menangis." Ucap Chandra dengan ekspresi seram.
"Oi pemain cadangan sana pergi buat apa di lorong pemain." Ucap Wilson untuk mengusir Chandra.
"Teganya. Baiklah aku pergi bertanding lah senang-senang tanpa ku." Chandra pergi dengan melambaikan tangan.
Tidak lama kemudian wasit sampai dan pemain disuruh untuk memasuki lorong pemain.
"Baiklah menang dan kalah tidak penting yang penting bermain bagus mengikuti strategi." Ridwan mencoba menyemangati teman-temannya.
Para pemain memasuki lapangan pertandingan. Terlihat banyaknya murid SMA Wismaraja yang menonton termasuk Fania. Tidak hanya itu terdapat komentator yang di siapkan untuk memantau pertandingan yang di ambil dari murid SMA Wismaraja. Benar-benar sekolah elite.
"Ya hadirin sekalian sambutlah para pemain dari SMA 70 dan SMA Wismaraja yang akan bertanding dalam pertandingan persahabatan." Ucap komentator tersebut.
Penonton dengan meriah menyambut para pemain yang masuk.
Gila seperti ini sekolah elite memiliki lapangan yang bagus dengan adanya tribun penonton. Bikin gugup tapi bikin semangat.
Batin Al berkata karena merasakan semangat dan gugup sekaligus.
Pertandingan pun di mulai dengan kick off dari SMA 70. Bara memulai menendang bola kick off ke Doni.
"Yah pertandingan pun di mulai permirsa. Bola kini di berada di kaki Doni."
Tiba-tiba Riski berlari menusuk pertahanan sayap kanan SMA Wismaraja. Melihat pergerakan Riski, Doni memberanikan diri untuk lakukan long ball ke Riski. Riski mulai berlari melewati para pemain lawan
"Doni melakukan long ball ke pemain sebelah kiri. Kepada siapa bola itu tertuju? Ternyata bola itu tertuju kepada Riski. Oh dia merobos pemain Wismaraja dengan baik drible yang bagus dari seorang Riski. Riski mulai memasuki kotak penalti terdapat satu bek lagi yang berada di kotak penalti."
Bukan melewati bek dengan driblenya, Riski malah menunjukan ancang-ancang untuk melakukan shooting.
Riski mengayunkan kakinya mencoba menendang dengan kaki bagian dalam. Riski menendang bola ke gawang, terlihat bola itu mulai terangkat dan mulai mengarah ke gawang SMA Wismaraja.
Tidak di sangka-sangka bola itu masuk ke gawang SMA Wismaraja. Kiper Wismaraja hanya terdiam melihat tendangan spektakuler Riski.
Riski berhasil membawa SMA 70 unggul 1-0 dengan tendangan plesingnya.
SMA 70 1-0 SMA Wismaraja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Buana Lukman
up lagi semangat Al save jaga gawang mu
2022-12-28
1