"Loh Fania? Ini beneran Fania?" Al menanyakan dengan tubuh sedikit gemetar, namun tidak sampai Fania menyadarinya.
"Loh Al ngapain kamu disini?"
"Aku baru aja pulang sekolah. Oh iya katanya kamu mau masuk SMA 70 kok gak ada?" Al bertanya seperti itu karena dulu katanya Fania ingin masuk ke SMA 70 dan karena alasan itu juga Al masuk ke SMA 70.
Jelas, karna sejak dulu Al menyukai Fania.
"Iya orang tua ku gak bolehin aku sekolah disana. Jadinya aku sekolah di SMA Wismaraja." Sahut Fania manjawab pertanyaan Al.
"SMA Wismaraja?" Al menaikkan sebelah alisnya sedikit penasaran.
"Iya kenapa?"
Saat Fania menjawab pertanyaan Al tiba-tiba munculah sosok cowok tampan tingginya lebih pendek dari Al. Dia datang dari belakang Al memakai seragam SMA Wismaraja.
"Loh Fania siapa laki-laki ini?" Tanya pemuda itu pada Fania.
"Oh dia adalah teman SMP ku dulu." Jawab Fania sekenanya.
"Aku udah siap ayo kita pergi." Ajak cowok itu kepada Fania.
"Kalo begitu kami pergi dulu Al, sampai jumpa." Fania pergi dengan cowok itu menggunakan motor sambil melambaikan tangan kepada Al.
Al yang sedang di selimuti rasa cemburu masih sempat melambaikan tangan kepada Fanis.
Siapa cowok itu? Apakah dia pacarnya Fania? Sudah pasti pacarnya jika sudah jalan bareng, pakai motor lagi itu bikin iri saja sialan. Kan harusnya aku yang bocengin Fania dengan motor bukan dia. Liat aja saat pertandingan di Wismaraja aku akan bermain bagus dan melakukan save-save krusial biar Fania suka kepada ku hahaha
Al berbicara di dalam hati tanpa dia sadari apa yang dia omongkan dalam hati terekspresi diwajahnya bahkan di perhatikan orang sekitar.
Tidak, bukan.
Itu cara menghibur diri kan? Al hanya mencoba menghibur dirinya sendiri, tidak masalah, barangkali dia benar-benar bisa membuktikannya di pertandingan antar sekolah yang akan datang.
Meski begitu, ekspresi Al benar-benar menyeramkan, pemuda satu ini cukup buruk dalam mengatur ekspresinya.
"Ibu? kenapa abang itu senyum-senyum sendiri?" Tanya anak kecil yang kebetulan lewat di depan orang.
"Biarkan saja nak itu hanyalah orang stres yang hobi bolos sekolah." Sahut ibu dari si anak itu.
Mendengar hal itu Al sadar, dia malu dan akhirnya pergi dari tempat untuk pulang ke rumahnya.
......................
Jam sudah menunjukan pukul 12 malam tetapi Al belum juga tidur. Ia masih memikirkan siapa cowok yang bersama Fania siang tadi.
Sial kenapa harus terpikirkan sih jadinya gak bisa tidur nih.
Al berbicara dalam hati dengan kesal, selain tidak jadi satu sekolah dengan gadis yang di idam-idamkan, faktanya di sekolah lain Fania si gadis idaman memiliki pacar baru? Ah, sedikit sesak, bolehkan Al menangis?
Tidak dong! Dia cowok cool!
Kalo diliat dari wajahnya dia tipe-tipe cowok fakboy sih hahaha, pasti bukan anak ekskul manapun cuma bisa bucin ke cewek-cewek di sekolah. Tapi kalo aku bermain bagus kira-kira cewek sana bakal terpesona dengan ku gak ya.
Hanya khayalan!
Akan tiba waktunya, apakah khayalan akan menjadi kenyataan, atau kenyataan tetaplah ilusi fana tanpa arah?
...****************...
Hari pertandingan pun tiba semua anggota Ekskul sepak bola SMA 70 sudah siap-siap naik ke bus untuk pergi ke SMA Wismaraja. Tidak lupa Pak Danang memberikan intruksi kepada muridnya sebelum pergi.
"Baiklah anak-anak sebelum kita pergi ada yang mau bapak sampaikan terlebih dahulu. Ini adalah pertandingan pertama kita di tahun ini, dengan tahun yang baru, pemain yang baru dan juga semangat juang yang baru. Buat anak kelas 11 dan 12 segeralah move on dari kekalahan kita tahun lalu, dan buat anak kelas 10 belajarlah menyesuaikan diri dengan kerja sama tim serta hormatilah kakak kelas kalian. Ingat tetap ingat strategi dan tugas masing-masing saat pertandingan. Baikalah segitu saja yang terakhir, SIAPKAH KALIAN MENGALAHKAN WISMARAJA?!!" Dari awal nada yang lembut seketika Pak Danang mengeluarkan nada yang membakarkan semangat.
"Siap!!" Sorak semua murid."
Semua anggota Ekskul sepak bola pun pergi ke SMA Wismaraja menggunakan bus sewa, sekolah mereka tidak begitu elite hingga memiliki bus pribadi.
Di dalam perjalanan tampak semua pemain gugup, walaupun ini bukan turnamen resmi mereka menghadapi sekolah unggulan di depan murid sekolahnya itu langsung, Riski dan Doni sepertinya yang paling gugup dalam perjalanan kali ini mereka bahkan tidak berbicara sepatah kata pun dari sekolah tadi. Tentu saja mereka gugup karena mereka akan menghadapi orang yang membantu mereka saat SMP dulu.
Agak aneh bukan? Mengingat Riski si narsis yang petakilan mendadak diam, tampaknya Chandra si pemain jenius yang pernah mereka ceritakan benar-benar menyeramkan. Al sedikit penasaran, memang sehebat apa Chandra itu?
"Anu Al, apakah kau tidak gugup?" Celetuk Adit, memecah keheningan dalam suasana di bus. Bagus memang, tekanan keheningan seperti ini harus segera diatasi.
"Gugup? Tentu saja, karena ini pertandingan pertamaku dan langsung menghadapi salah satu pemain terbaik kota." Sahut Al menjawab pertanyaan Adit.
Benar juga ini adalah pertandingan pertamanya, apalagi dia ikut ekskul sepak bola karena kebetulan. Hebat juga dia. Ucap Adit di dalam hati
Tidak lama kemudian mereka pun sampai ke SMA Wismaraja. Sebelum keluar dari bus, Pak Danang meminta Ridwan sebagai kapten tim untuk menyemangati yang lain. Juga memberikan beberapa arahan dan peraturan yang harus mereka ikuti, mengingat mereka akan melakukan latih tanding di sekolah orang.
"Baiklah semua sebelum turun jangan ada yang memasang muka termenung karena gugup, siapapun yang gugup di pertandingan kali ini akan di keluarkan dari ekskul dan akan menjadi pembawa air minum ekskul sepak bola ini. Ekskul sepak bola SMA 70 tidak membutuhkan pemain yang memiliki mental lemah." Tegas Ridwan sembari melihat ke arah Riski.
Riski menyadari bahwan Ridwan menyindir dirinya dan Riski pun angkat bicara.
"Maaf pak bisakah hari ini saya di cadangin saya sedang tidak enak badan."
Seketika semua pemain heran dengan perkataan Riski termasuk Doni temannya sendiri.
Wah? Aneh kan?
"Ki..." Doni melirik heran sahabatnya ini, tidak salah kan? Riski di hyper aktif minta dicadangin?
"Baiklah Riski Syaiful posisi striker dari kelas 10 IPS 1 kamu saya keluarkan dari ekskul sepak bola." Pak Danang berkata dengan sedikit marah.
"Mana bisa begitu pak saya sedang tidak enak badan, jika tidak ada saya, saya jamin SMA ini tidak akan maju di sepak bola." Riski membalas perkataan Pak Danang dengan sedikit sombong.
"Oh ya? Saya kasih kamu satu kesempatan untuk memeriksa ke UKS di sekolah ini. Kebetulan sekolah ini memiliki fasilitas medis yang cukup lengkap. Jadi jika tidak terbukti kamu sakit kamu akan saya keluarkan, tapi jika kamu terbukti sakit kamu akan saya cadangkan dan tidak saya keluarkan." Sahut Pak Danang.
Riski hanya menganggukan kepalanya saja seakan dia setuju. Padahal Riski tidak sakit dia hanya takut jika menghadapi Chandra dan striker SMA ini karena keberadaan striker ini di SMPnya Riski dulu membuat Riski hanya bisa menjadi penghangat bangku cadangan saat kelas 7, tentu saja karena striker ini lebih hebat dari Riski.
"Ridwan kamu pimpin yang lain biar saya membawa Riski ke UKS." Perintah Pak Danang kepada Ridwan.
"Ok pak. Baiklah semua keluar."
Semua murid beserta Pak Danang dan Riski keluar dari bus. Mereka pun di sambut oleh Pak Erwin selaku pelatih SMA Wismaraja.
"Pak Danang terimakasih sudah menerima undangan kami." Ucap Pak Erwin kepada Pak Danang.
"Seharusnya kami yang berterima kasih kepada bapak karena sudah memberikan kami kesempatan untuk menghadapi sekolah unggulan seperti SMA Wismaraja ini." Sahut Pak Danang menanggapi sambutan Pak Erwin
"Ah biasa saja Pak, mari sini saya tunjukan tempat ruang ganti kalian." Pak Erwin pun menunjukan jalan kepada semua murid SMA 70.
"Maaf Pak sebelumnya, saya izin membawa satu anak yang sakit ke UKS." Pak Danang meminta izin ke Pak Erwin untuk membawa Riski ke UKS.
"Oh baiklah Pak silahkan UKS nya di sebelah sana." Sahut Pak Erwin dengan menujukan arah UKS.
"Baik terima kasih Pak." Pak Danang dan Riski pun pergi meninggalkan rombongan.
Di tengah perjalanan menuju ruang ganti Al tidak sengaja bertemu dengan gadis itu, Fania. Al pergi meninggalkan rombongan untuk menemui Fania.
Adit yang melihat itu langsung mengikuti Al karena takut Al tersesat melihat besarnya sekolah SMA Wismaraja ini.
Pandangan Al semakin jelas, yang dia lihat memang benar-benar Fania.
"Fania?!" Panggil Al, suaranya sedikit keras jaga-jaga kalau Fania tidak mendengarnya.
Belum sempat Al sampai disisi Fania, belum juga Fania melirik Al.
Langkah pemuda tampan ini terhenti, tatkala ia melihat cowok yang sama yang kemarin bersama dengan Fania muncul tiba-tiba.
Kenapa harus ada dia di waktu yang tepat ini. Ucap Al dalam hati dengan kesal.
Al nekat mencoba memberanikan diri, maju terus menemui cowok itu dan Fania ditempat. Tapi Adit datang menghentikan Al tepat waktu.
"Oi Al kau mau kemana nanti kita nyasar."
Al diam saja karena dia malu jika berkata dia mengejar gadis yang dia suka semenjak SMP.
"Loh itu kan Chandra." Kata Adit, ketika dia melihat pemuda yang ada di sebelah Fania.
"Chandra? Yang mana?" Al mengedarkan pandangannya, mencari dimana pemuda dengan sosok nama itu, nama yang cukup ditakuti Doni, dan orang yang mampu membuat Riski gemetar.
"Itu yang di dekat cewek cantik itu." Adit menjawab pertanyaan Al dengan menunjuk ke arah cowok yang di dekat Fania.
Deg
Al kaget tidak bisa berkata-kata setelah tahu cowok yang dekat dengan Fania adalah Chandra yang merupaka calon lawannya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Buana Lukman
save sampeh seli
2022-12-26
1
Buana Lukman
hancur kan
2022-12-26
1