BAB 10

Sesampainya di perusahaan, Rafael langsung meminta Melia untuk memesankan makan malam mereka. Setelah itu, Rafael dan Delia pun segera masuk ke dalam ruangan kerja Rafael.

"Aku harus menghubungi ibu terlebih dahulu," ucap Delia.

Seketika Rafael memeluk Delia dari belakang, "hubungilah, dan tanyakan bagaimana Cristin sekarang," jawabnya seraya mencium tengkuk leher Delia.

Delia bergidik mendapatkan sentuhan tersebut, "bagaimana aku bisa menghubungi ibu jika kau seperti ini?"

"Aku tidak bisa menghentikannya sayang."

Delia melepaskan tangan Rafael seraya menjauh darinya. Seketika Rafael menekuk wajahnya membuat Delia terkekeh geli.

"Sebentar saja, aku ingin tahu bagaimana Cristin sekarang? Ibu bilang ia terus saja rewel hari ini."

"Oke baiklah."

Delia pun segera menghubungi ibunya, Delia bisa bernafas lega karena Cristina akhirnya mulai tenang sekarang. Balita tersebut bahkan sedang tidur di kamarnya. Setelah Delia selesai berbicara dengan ibunya, ia pun menghampiri Rafael yang mulai sibuk dengan laptopnya.

"Cristin mulai tenang, ia bahkan sudah tidur," ucap Delia.

Rafael menghentikan pekerjaannya seraya menarik tubuh istrinya hingga duduk di pangkuannya.

"Ini perusahaan, bagaimana jika mereka melihatnya Raf?"

"Ini perusahaanku, ini kantorku, dan kau istriku. Memangnya kenapa jika mereka melihatnya? Aku hanya merindukan istriku."

"Ck... kau mulai bersikap arogan lagi."

Rafael menyeringai, pria itu langsung memeluk Delia dan membenamkan wajahnya tepat di dada istrinya. Delia dengan lembut mengusap kepala Rafael.

"Apa kau tahu? Aku sangat menginginkanmu," ucap Rafael.

"Aku bisa merasakannya," bisik Delia.

Rafael terkekeh geli, ia memang tidak bisa menahan diri hingga rudal miliknya mengeras di bawah tubuh Delia.

"Haruskah kita..."

Tok... tok... tok...

Seketika Delia bangun membuat Rafael tertawa dengan keras.

"Masuk..." ucap Rafael disela tawanya.

"Diamlah..." ucap Delia.

Melia masuk bersama pengantar makanan. Rafael pun menghentikan tawanya. Setelah Melia membantu menata makannya di atas meja, ia pun kembali berpamitan keluar sambil menyunggingkan senyumnya.

"Sayang, bagaimana jika kita lanjutkan..."

"Berhentilah berpikiran mesum, lebih baik kita makan malam," sergah Delia.

Rafael kembali terkekeh geli, tapi akhirnya pria itu pun mengangguk setuju. Keduanya pun segera menikmati makan malam mereka. Rafael tak henti-hentinya menggoda istrinya hingga beberapa kali Delia tersedak.

"Berhentilah menggodaku, bukankah kau bilang banyak pekerjaan."

"Kau benar, tapi saat bersamamu aku jadi lupa."

"Ck... jangan berpikir macam-macam lagi, jika pekerjaanmu cepat selesai, kita bisa segera pulang ke rumah."

"Dan melanjutkan hal yang tertunda tadi?"

"Astaga... suamiku..."

Rafael terus terkekeh, namun apa yang dikatakan Delia benar, pekerjaannya masih belum selesai. Setelah mereka selesai makan malam, Rafael pun akhirnya fokus pada pekerjaannya. Sedangkan Delia hanya bisa menemaninya sambil duduk di sofa.

Pekerjaan yang begitu banyak, membuat Rafael lupa waktu. Saat ia berhasil menyelesaikannya, Rafael terkejut karena istrinya sudah tertidur di sofa.

"Ya Tuhan... aku bodoh sekali sampai melupakan keberadaan istriku," gumam Rafael seraya beranjak dari tempat duduknya.

Rafael mendekati Delia yang tertidur pulas, pria itu mengecup kening istrinya.

"Maaf sayang," ucap Rafael seraya mengangkat tubuh Delia perlahan.

Di perusahaan, nyaris sudah tidak ada karyawan lagi. Hanya ada Jodhi yang tentunya masih setia bekerja hingga larut malam dan juga beberapa penjaga perusahaan. Jodhi melihat Rafael keluar dari kantornya sambil menggendong tubuh istrinya. Seketika pria langsung membantu Rafael menuju parkiran mobil.

"Anda yakin tidak perlu diantar pak?" tanya Jodhi.

"Tidak perlu Jod, biar aku bawa mobil sendiri saja. Kau juga pulanglah, ini sudah jam 1 dini hari."

"Baik pak," jawab Jodhi.

Rafael merebahkan tubuh Delia di kursi belakang mobil, sedangkan ia segera masuk ke kursi kemudi. Keduanya pun segera meninggalkan perusahaan menuju rumah mereka.

*****

Keesokan paginya...

Firdaus sudah bersiap-siap menuju perusahaan, namun sebelum keluar dari kamarnya, ia segera membuka surel dari orang suruhannya.

Selama Firdaus di Amerika, ia memang membayar beberapa orang untuk mencari kelemahan Rafael Widjaja. Tak disangka hari ini ia menerima beberapa foto yang akan menghancurkan rumah tangga Rafael dan Delia.

Firdaus tersenyum licik saat foto foto itu memperlihatkan kebersamaan Rafael bersama wanita di Australia. Wanita itu adalah Gloria, wanita yang pernah digosipkan berselingkuh dengan Rafael saat berada di China.

"Ckckck... ternyata kau diam-diam bertemu dengan wanita itu lagi di Australia. Kau pikir aman karena tak ada gosip tentang kalian lagi, tapi ternyata aku siap memasang boom waktu untuk kalian," gumam Firdaus.

Di dalam surel itu juga terdapat informasi tentang Gloria. Ia juga mendapatkan informasi tentang kasus penculikan orang tua Delia.

"Bethran Markes, jadi pria ini sudah keluar dari penjara. Bagus, sepertinya Tuhan ada di pihakku saat ini. Aku yakin ia masih memiliki dendam, terima kasih Tuhan... aku semakin mudah menghancurkan Rafael Widjaja," gumam Firdaus seraya tersenyum licik.

Firdaus menutup laptopnya, ia pun segera keluar dari kamarnya.

"Pagi ma, pi..." sapa Firdaus.

"Pagi juga nak, waktunya sarapan," jawab Helena.

"Aku sarapan di kantor saja ma, aku takut terlambat," jawab Firdaus.

"Sarapan dulu, bukankah hari ini hanya perkenalanmu sebagai CEO baru," sahut Hartanto.

"Untuk itu, aku harus memberikan kesan yang baik pada mereka."

Hartanto dan Helena terkejut mendengar ucapan Firdaus, pria itu benar-benar terlihat semakin dewasa. Keduanya pun tak bisa menahan Firdaus lagi, mereka membiarkan Firdaus untuk segera berangkat ke perusahaan.

"Putraku sudah dewasa, semoga kali ini ia tidak mengecewakan Rafael lagi pi," ucap Helena.

"Kau benar, aku mengharapkan hal yang sama denganmu ma. Semoga ia bisa bertanggung jawab dengan jabatan yang diberikan oleh Rafael sebagai CEO."

"Terima kasih, karena kalian masih memberinya kesempatan untuk berubah."

"Berhentilah mengucapkan kata terima kasih, itu sudah seharusnya. Lebih baik kita sarapan sekarang," ajak Hartanto.

Helena menganggukkan kepalanya seraya membantu Hartanto menuju ruang makan.

*****

Delia terkejut saat bangun, ia baru sadar jika sudah berada di rumahnya sendiri. Namun ia tak menemukan keberadaan suaminya.

"Haisssss... aku kalau sudah tidur, benar-benar seperti orang mati," gerutu Delia.

Wanita itu segera beranjak dari ranjangnya lalu masuk ke dalam kamar mandi, ia segera membersihkan diri dan langsung bersiap-siap untuk kuliah.

Saat Delia sudah selesai bersiap-siap, ia pun segera melangkahkan kakinya menuju pintu kamar. Tepat di saat itu juga Rafael ingin masuk untuk membangunkannya.

"Aku pikir kau belum bangun," ucap Rafael.

"Kenapa kau tidak membangunkan aku sayang, aku hampir terlambat."

Seketika Rafael memeluknya, "aku menginginkanmu, tapi kau tidur sangat lelap. Aku tak tega untuk mengganggumu."

"Astaga, bukan itu maksudku."

Rafael terkekeh geli, "bagaimana jika sekarang?"

"Tidak bisa, aku banyak tugas kuliah. Dan kau juga harus ke perusahaan, bukankah hari ini adalah penyambutan Firdaus di perusahaan," jawab Delia seraya melepaskan pelukannya.

Rafael menghela nafas panjang, "kau benar, baiklah aku akan menahannya. Tapi aku harap malam ini kau jangan lari lagi dariku."

"Ck... dasar mesum... aku harus melihat anak-anak dulu."

"Sarapan terlebih dahulu," ucap Rafael.

"Aku terlambat karena kau tidak membangunkan aku, nanti sambil jalan saja sarapannya," kata Delia sambil melangkahkan kakinya.

Rafael pun mengikuti istrinya menuju kamar Cristina, balita tersebut masih terlelap. Delia dan Rafael hanya bisa mengecup pipi mungilnya.

"Maaf sayang, mami tidak bisa menemanimu lagi hari ini," bisik Delia.

Cristina bergeming dengan jempol tangan yang masih ada di mulutnya. Delia hanya bisa tersenyum melihatnya.

"Aku merasa bersalah pada anak anak."

"Berhentilah menyalahkan diri, aku juga selalu sibuk dengan pekerjaan. Kita akan melewati ini bersama sayang. Kita pasti punya waktu lebih banyak untuk mereka nanti."

Delia menganggukkan kepalanya, keduanya pun kembali keluar dari kamar tersebut seraya menghampiri Emili.

"Dimana ayah dan Tian, bu?" tanya Delia.

"Kau kesiangan sayang, Tian sudah berangkat dengan ayah," jawab Emili, "sarapan dulu, sudah disiapkan di ruang makan," imbuhnya.

"Tidak bu, Delia mau berangkat sekarang sebelum semakin terlambat."

"Loh... nanti kau bisa sakit, lalu bagaimana denganmu nak Rafael?"

"Aku pun sama bu, nanti kami beli sesuatu saja di jalan untuk sarapan."

"Kalian ini, ya sudahlah... hati hati di jalan," ucap Emili.

Keduanya pun mengangguk seraya keluar meninggalkan rumah.

*****

Setelah mengantarkan Delia ke kampusnya, Rafael segera menuju perusahaan. Ia segera menuju ruang pertemuan untuk memperkenalkan Firdaus sebagai CEO baru PT. Sinar Abadi.

Acara tersebut terkesan biasa karena banyak yang tidak menyetujui keputusan Rafael menunjuk adiknya yang pernah melakukan kesalahan beberapa tahun yang lalu sebagai CEO. Namun Rafael berjanji akan memberikan masa percobaan pada Firdaus selama 6 bulan. Setelah itu, para pemegang saham boleh ikut memberi keputusan.

Setelah mendengar ucapan Rafael, barulah para pemegang saham juga staf inti menyetujuinya. Acara pertemuan itu pun akhirnya selesai, Firdaus dibawa oleh seorang asisten yang dipilih oleh Rafael menuju ruangannya. Asisten tersebut juga bertugas untuk terus mengawasi pekerjaan Firdaus.

Sebagai awal pekerjaan Firdaus, Rafael memberikan sebuah proyek pembangunan properti di Sulawesi. Ia berharap Firdaus bisa menangani proyek tersebut sebagai bukti keseriusannya bekerja di perusahaan.

*****

Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Rika Martini

Rika Martini

masa delia sampe ga sempet nelpon ank2nya

2021-07-27

0

Sarher

Sarher

harusnya keluarga adlh prioritas bagi delia,.. trus bercerita n jujur bagi rafael.. ujian pernikahan diawal“ sedihh jd mewekkk ni

2020-05-31

6

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

cm kurang komunikasi aja mereka..
harusnya Delia sbg ibu ttp menjadikan keluarga adalah prioritas

2020-05-21

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!