BAB 16

Sebulan kemudian, Delia sudah melanjutkan aktifitasnya sebagai mahasiswi. Dua minggu setelah ia tersadar dari koma, ia mulai menata kembali hidupnya. Kedua anaknya sangat membantu penyembuhannya. Sehingga Delia bisa kembali kuliah di tahun terakhirnya. Sedangkan Rafael tinggal di rumah besar Widjaja, Delia merindukan suaminya namun ia masih belum siap bertemu dengannya lagi, Rafael belum bisa memberikan bukti padanya.

Rafael juga menemui kedua anaknya di rumah Widjaja. Delia tidak pernah mendengar jika Rafael mencarinya. Ia akan mengikuti saran ibunya untuk menunggu kebenarannya sebelum mengambil keputusan bercerai. Tapi terkadang Delia benar benar merindukan sosok Rafael, sampai ia sering kali tidak bisa berkonsentrasi kuliah.

"Woiii...lagi lagi melamun." Daniel mengagetkan. "Maaf aku tidak bisa menjengukmu. Aku takut pada suamimu." ujar Daniel.

Delia hanya tersenyum. Daniel memang tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Delia tidak pernah bercerita padanya. "Nilai magangku pasti hancur." jawab Delia lesu.

"Kau lupa kalau itu perusahaan ayahku, jadi takkan mungkin terjadi Del. Kau juga di rumah sakit hampir tiga minggu." Daniel meyakinkan.

"Terima kasih Dan, jika tidak ada dirimu, entahlah aku bagaimana."

"Kau wanita cerdas Del, sayang sekali setelah kuliah kau tidak bekerja. Padahal ayahku ingin kau menjadi pengacara di perusahaannya." kata Daniel.

"Aku akan memikirkannya. Anak anak semakin besar, mungkin aku akan mempertimbangkan bekerja." jawab Delia.

"It is impossible. Your husband is really rich. Mana mungkin membiarkan kau mencari nafkah." kata Daniel.

"Memang selamanya aku akan bergantung pada suamiku." ujar Delia.

Daniel mengangkat bahunya. "Why not. Setelah kalian tua nanti ada penerus perusahaan Bastian. Kau melupakan putra kesayanganmu."

Delia menghela nafasnya. Daniel benar, jika saja mereka tidak bercerai. Tapi jika mereka bercerai maka Delia harus mencari uang sendiri. "Jika membicarakan pekerjaan, aku sudah tidak sabar ingin wisuda. Jika tahun ini gagal, aku menyerah saja."

"Sebentar lagi Del, dan aku yakin kau bisa wisuda tahun ini, seberapa lama pun kau ketinggalan materi, kau mampu menyusulnya. Kau wanita sekaligus ibu yang hebat." puji Daniel.

"Kau selalu berlebihan tuan Daniel." jawab Delia.

Daniel terkekeh dan mendapat lemparan penghapus papan tulis dari dosen, membuat yang lain ikut tertawa. Lagi lagi Daniel tidak bisa diam di dalam kelas.

 *****

Rafael Widjaja sangat sibuk mencari bukti bukti yang dikumpulkan teman temannya. Bukti itu juga ada yang mengarah ke Firdaus, walaupun Rafael belum mempercayainya. Rafael juga sangat merindukan Delia. Selama satu bulan ia terus berada di dekat Delia walaupun Delia tidak tahu. Tapi Rafael sengaja memperhatikan istrinya dari jauh. Gloria sempat menghubungi Rafael, ia ingin bertemu. Rafael mengikuti permainannya. Menurut Huda, Gloria sering ganti ganti pasangan dan masuk ke apartemennya. Itu sudah membuktikan bahwa Gloria tidak mungkin masih perawan malam itu.

Rafael menyuruh Gloria ke Indonesia, ia akan mengikuti permainan Gloria sampai bukti benar benar kuat untuk membongkar sandiwaranya. Rafael juga yakin, hal penting yang akan Gloria katakan adalah tentang kehamilan palsunya. Rafael tersenyum masam.

Hari ini ia kembali berada di kampus Delia, ia ingin melihat istrinya walaupun ia tidak bisa menyentuhnya. Tiga puluh menit kemudian sosok yang ditunggunya keluar dari kampus. Rafael membelalakkan matanya saat melihat sosok pria yang menghampiri Delia.

Bukankah itu Bethran Markes??? Untuk apa pria itu mendekati Delia, jangan jangan ingin menculiknya.

Pikiran Rafael berkecamuk, ia ingin menghampiri Delia sebelum terjadi hal yang buruk. Tapi alangkah terkejutnya Rafael, saat melihat istrinya dengan suka rela menaiki mobil Bethran dan tersenyum pada pria itu.

Apa maksud semua ini???

Rafael mengikuti mobil Bethran Markes yang membawa istrinya. "Ya Tuhan, apa Delia lupa siapa Bethran." gumamnya sambil memukul stir mobilnya.

Bethran berhenti di sebuah restoran dan makan bersama Delia. Rasa panas menjalari tubuhnya. Ingin sekali Rafael membunuh pria itu dan menampar istrinya agar sadar. Rafael tidak sanggup lagi melihat kebersamaan mereka. Dan memacu mobilnya dengan kencang. Ia tidak ingin membuat Delia kembali masuk rumah sakit. Rafael terus memacu bukan ke kantornya, justru ia ke cafe Huda. Ia ingin meminum sesuatu yang bisa membuatnya mabuk hari ini.

 *****

Delia terus memperhatikan mobil suaminya dari kampus sampai ke restoran. Ia tahu Rafael sedang mengikutinya dan ia sengaja menerima tawaran Bethran Markes untuk makan sebagai tanda pertemanan. Delia tahu seperti apa perasaan Rafael ketika melihatnya bersama pria yang pernah menyukainya.

"Bethran...hari semakin larut, aku khawatir anak anak menungguku." ujar Delia.

"Baiklah, aku antar kau pulang." jawab Bethran.

"Tidak perlu, aku bisa naik taksi. Ada ayah dan ibu di rumah, aku yakin mereka akan marah jika aku bersamamu." kata Delia.

"Oke...aku tidak akan memaksamu. Sebentar aku carikan taksi dulu." ujar Bethran lagi dan keluar mencari taksi. Ia kembali. "Del, taksi sudah menunggu. Aku sudah membayar ongkosnya.

"Apa? Kau gila Bethran." Delia terkejut, Bethran sekarang sangat berubah menjadi baik.

"Tak apa apa Del. Harusnya kan aku yang mengantarmu." jawab Bethran.

"Oh baiklah, terima kasih banyak Bethran." ucap Delia dan langsung pulang menggunakan taksi tersebut.

 *****

"Ada apa lagi Raf, kau selalu terlihat kacau sejak istrimu ngambek." tanya Huda.

Rafael menghabiskan minumannya dan meminta kembali pada Huda. "Kau gila, kau tak pernah minum sebanyak ini Raf." bentak Huda.

"Biarkan aku minum Hud, aku ingin mabuk dan melupakan apa yang aku lihat hari ini." jawab Rafael.

"Memang apa lagi, hah? Istrimu lagi?" tanya Huda lagi.

"Pria itu sudah keluar dari penjara dan mulai mendekati Delia lagi." kata Rafael yang mulai mabuk.

Huda mencerna kata kata Rafael, seorang pria dan penjara? siapa yang dimaksud Rafael? tiba tiba Huda membelalakkan matanya. "Bethran Markes?"

Rafael mengangguk.

"Ya Tuhan maksudmu, Delia pergi bersama penjahat itu?" sambung Huda dan Rafael mengangguk kembali. "Ini tidak benar Raf, aku akan menyelidikinya lagi."

Rafael kembali mengangguk dan semakin mabuk di Cafe temannya tersebut.

 *****

Happy Reading All...😘😘😘

Apa kalian suka sampai eps ini...

Silahkan komen dibawah ya guys...

Terpopuler

Comments

scarlet

scarlet

Delia ini katanya pintar tp koq logikanya gak jln,,, sbgi calon sarjana hukum,,, hrsx ada sedikit aja jiwa detektifx

2022-10-12

0

Rika Martini

Rika Martini

seru banget thor ada deg2annya.ada gemesnya ada keselnya.😄😄😄😄 nano2

2021-07-27

0

Nani CY

Nani CY

nyesek bacanya Thor 😄😄😄😄

2020-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!