BAB 15

Bethran Markes mengetahui jika Delia masuk rumah sakit, ia berusaha menemuinya dan akan mencoba memberi perhatian padanya. Mendengar kabar dari Firdaus bahwa semuanya berjalan lancar. Ini kesempatan Bethran untuk mendekatinya. Ia ingin Delia berada disisinya, setelah itu ia akan mencampakkan wanita itu. Pembalasan dendam pun akan segera dimulai.

Bethran masuk kedalam rumah sakit dan melihat ternyata disana masih ada Rafael Widjaja, pria itu tampak lesu. Wajahnya sangat lelah membuat Bethran sangat senang. Bethran menunggu Rafael keluar dari ruangan, dan tidak sampai setengah jam pria itu keluar. Sepertinya mencari sarapan.

Bethran mengintip dalam ruangan. Ruangan itu kosong. Ia langsung masuk dan menghampiri Delia. Delia memunggungi Bethran.

"Jangan mendekatiku Raf, aku sudah bilang kan. Aku tak mau berbicara padamu. Aku akan tetap mengajukan perceraian." ujar Delia tanpa menengok kebelakang.

Bethran terkejut mendengar ucapan Delia, namun hatinya tersenyum bahagia.

"Kau sangat jahat padaku, kau mengkhianatiku. Kau bilang aku cinta pertama dan terakhirmu, tapi ternyata kau berubah saat aku sudah melahirkan dua orang anak. Apa tubuhku tak seindah dulu, sehingga kau mencari pelarian. Kau menyakiti hatiku. Aku sangat jelas melihat bagaimana kau mencumbu wanita lain. Ya Tuhan...itu masih membuatku sakit." Delia mulai menangis. "Aku akan membawa anak anak ke Lampung, jangan harap kau bisa bertemu mereka Raf. Kau yang memulai pengkhianatan ini." sambungnya.

Bethran sudah tidak tahan lagi mendengarnya. Ia menghela nafasnya. "Jika saja kau dulu bersamaku, aku takkan menyakitimu seperti yang Rafael lakukan Del. Aku mencintaimu dari jiwaku." ujar Bethran.

Seketika itu juga Delia berbalik dan terkesiap. "Bethran, apa yang kau lakukan disini?" tanya Delia. Rasa takut mulai menjalari tubuhnya.

"Aku mendengar kau sakit dan menderita karena ulah suamimu. Aku datang kemari untuk menghiburmu Del, hanya sebagai teman lama tidak lebih Del. Percayalah padaku." ujar Bethran lagi.

"Aku tidak butuh penghiburanmu Bethran, sudah cukup kau melakukan kejahatan padaku dulu. Tolong jangan ganggu aku lagi." pinta Delia.

"Aku tidak akan memaksamu Del. Aku tahu aku melakukan kesalahan besar padamu dan keluargamu, tapi itu aku lakukan karena aku sangat mencintaimu Del. Aku dibutakan perasaan itu sehingga malah membuatmu sakit hati dan ketakutan. Tapi beri aku kesempatan Del, setidaknya hanya sebatas teman saja." Bethran memohon.

Delia melihat kesungguhan di mata Bethran Markes. Delia akhirnya mengangguk. "Aku sudah memaafkanmu dan kita bisa menjadi teman, tapi aku masih butuh waktu Bethran." jawab Delia.

Bethran tersenyum licik. "Tentu saja Del, aku sangat bahagia sekarang, ini nomor telponku Del. Jika kau membutuhkan teman hubungi aku. Aku tidak akan membiarkan kau sendirian. Kau segera sembuh ya, aku pamit dulu." katanya.

"Terima kasih Bethran." jawab Delia.

Bethran keluar dari ruang rawat Delia, akhirnya ia bisa meyakinkan Delia kembali. Ini langkah awal untuk menghancurkannya.

 *****

Rafael membeli sarapan dan seafood kesukaan istrinya. Sejak semalam sampai pagi ini Delia belum mau bicara padanya. Ia akan mencobanya terus sampai Delia memaafkannya. Rafael kembali ke ruang rawat Delia, istrinya sudah terbangun.

"Sayang, bagaimana keadaanmu? Ini aku bawakan makanan kesukaanmu. Kau bisa memakannya, dokter mengizinkannya. Yang penting kau mau makan." ujar Rafael.

"Tidak perlu, aku tidak lapar. Aku juga tidak ingin melihatmu disini." ujar Delia datar.

"Aku tahu aku salah sayang, aku melakukan hal buruk padamu. Tapi demi Tuhan, aku tak melakukan itu saat sadar Del. Aku dijebak dan diberi obat. Aku tak berdaya Del. Sekarang aku sedang..." ujar Rafael.

"Cukup...!!!" potong Delia. "Aku tidak menerima apapun alasanmu. Walaupun kau diberi obat, harusnya kau bisa membedakan mana istrimu dan mana wanita lain. Mengapa kau tidak bisa menahannya, hah?" bentak Delia. "Alasan apapun kau tetap mencumbu wanita itu, kau mencium wanita lain. Aku sangat jijik padamu." Delia kembali menangis. "Dulu aku mempercayaimu, sehingga aku mau menikahimu dengan paksaan. Jika aku tahu ini akan terjadi, lebih baik aku dikenal sebagai wanita murahan dan simpanan." sambungnya.

"Delia." teriak Rafael. "Aku memang salah, tapi kau tidak perlu menyesali pernikahan kita. Kau apa lupa dengan perjuangan kita mendapat restu keluargaku. Itu semua karena aku mencintaimu, sampai matipun aku akan mengakuinya." Rafael mulai emosi.

Delia tertawa miris. "Cinta? Cinta seperti apa yang kau punya Raf? Kau mencumbu wanita lain, kau tak bisa menahan nafsumu. Lalu aku harus memaafkan perbuatanmu." kata Delia.

Rafael menyisir rambutnya dengan jari, ia sangat frustasi. Argumen dan alasannya belum bisa diterima Delia. Ia mengerti akan hal itu. "Makanlah, aku tidak akan menemuimu sampai aku mendapatkan bukti bahwa aku tidak mengkhianatimu. Tapi selama itu kau jangan coba coba ingin bercerai dariku, jika kau lakukan itu. Maka hak asuh anak anak tidak akan pernah kau dapatkan." ancam Rafael dan meninggalkan Delia.

Wajah Delia berubah menjadi pucat, tubuhnya bergetar hebat. Delia mengambil gelas di meja dan melemparkannya ke arah pintu, suara pecahan berdentang keras di lantai. "Sialan kau. Kau yang salah, mengapa aku yang harus menanggungnya. Kau pria jahat yang pernah aku kenal Rafael Widjaja. Aku tidak akan pernah memaafkanmu, dasar pria brengsek." Teriak Delia disertai tangisnya yang memilukan.

Rafael tak benar benar meninggalkan Delia, ia berdiri dibalik pintu, mendengarkan teriakan, makian dan tangisan Delia serta suara lemparan gelas itu. Rafael memejamkan matanya. Ia bingung harus bagaimana, ia justru membuat keadaan semakin parah.

Delia tiba tiba merasakan sesak di dadanya. Ia tak mampu bernafas. Ia mencari tombol bel suster. Tak lama dokter dan suster menghambur kedalam ruangan Delia. Justru Rafael ikut bingung apa yang terjadi pada istrinya. Ia ikut masuk, melihat keadaan ruangan yang berantakan dan Delia kembali tak sadarkan diri. "Sayang." teriak Rafael.

"Bapak silahkan tunggu di luar pak." ujar suster. Rafael tak perduli, ia ingin mati rasanya saat melihat wajah Delia pucat seperti mayat. Dokter dan suster memasang alat bantu pernafasan lagi, menyuntikkan beberapa obat kedalam infusnya.

"Pak silahkan keluar dulu, kami akan berusaha menanganinya." kali ini suster mulai mendorong Rafael keluar. Rafael sudah tidak ada tenaga lagi. Ia merosot ke lantai setelah berada di luar. Ia mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang bergetar. Ia menghubungi mertua dan orangtuanya. Rafael tiba tiba menangis, ia memukul kepalanya sendiri.

Dokter dan suster yang menangani Delia sangat lama di ruangannya. Rafael memukul dinding rumah sakit sampai tangannya berdarah.

"Ya Tuhan apa yang kau lakukan nak." Hartanto menahan tangan Rafael. "Apa kau sudah gila hah?" bentak Hartanto.

Helena segera memanggil suster untuk menangani luka pada tangan Rafael. Rafael merosot ke lantai lagi dan menangis. Helena memeluknya. "Tenanglah Raf...Delia akan baik baik saja." ujarnya.

"Ini kesalahanku. Ya Tuhan, aku berdosa dan melukainya." teriak Rafael. Rafael kembali memukul mukul kepalanya.

"Suster..." teriak Helena agar suster lebih cepat menangani Rafael. "Kau tidak bisa begini Raf." bentak Helena.

Rafael masih berteriak teriak dan ingin melukai dirinya.

Plaaaakkkk...

Tamparan keras dilayangkan Hartanto pada Rafael untuk menyadarkannya. "Mana putraku yang dulu kuat, hah?" bentak Hartanto. "Tidak ada masalah yang tidak bisa kau atasi Raf. Sadarlah... Delia masih membutuhkanmu dan ada anak anak yang masih kecil. Apa yang kau lakukan sekarang." teriak Hartanto lagi.

Emili dan Derry baru sampai dan melihat keadaan yang kacau. Emili menangis melihat darah dari tangan Rafael berceceran di lantai. "Ya Tuhan... Kau kenapa Raf? Kau bodoh. Ibu sudah bilang padamu, Delia butuh waktu. Ibu akan menanganinya." bentak Emili.

Rafael kembali menangis. "Maafkan Rafael bu, Delia tak sadarkan diri lagi karena Rafael. Karena aku bodoh." jawabnya.

Emili dan Helena membangunkan tubuh Rafael agar bisa duduk di kursi tunggu. Suster mulai membalut luka tangan Rafael dengan perban. "Bersabarlah, pasti ada jalan keluarnya nak, ibu percaya padamu. Delia hanya perlu waktu untuk tenang, wanita mana yang tidak syok melihat bukti bukti perselingkuhanmu. Tapi ibu yakin, kau benar benar dijebak. Ibu percaya cintamu padanya begitu besar. Tak mungkin kau mengkhianatinya." ujar Emili menenangkannya.

Rafael hanya menunduk. Tak lama dokter keluar. Rafael mendongak lalu segera menghampiri dokter tersebut.

"Sudah saya peringatkan, bahwa jangan sampai pasien stress kembali. Masa kritisnya sudah lewat, tapi pasien koma. Bukan karena suatu penyakit, tapi sepertinya pasien yang menginginkan ia tertidur lama dibawah alam sadarnya. Kita hanya bisa menunggu pasien siap untuk kembali lagi." ujar dokter.

Tangisan keluarganya pecah, sesakit itu perasaan Delia, hingga menutup dirinya untuk sadar. Rafael kembali menatap ruangan itu.

"Rafael tidak akan menemui Delia sampai Rafael bisa mencari bukti yang kuat, tolong bangunkan Delia bu, bilang padanya anak anak membutuhkannya. Jangan hiraukan Rafael. Ia boleh marah pada Rafael tapi jangan menghukum anak anak. Rafael titip Delia." Rafael bangun dan meninggalkan mereka.

"Tunggu nak, kau mau kemana?" tanya Hartanto.

"Rafael akan mencari tahu siapa yang mencoba menghancurkan Rafael pi. Rafael akan mengejarnya sampai ke lubang semut sekalipun." ujar Rafael sambil berlalu pergi.

 *****

Happy Reading All...😘😘😘

Jujur Author yang buat ceritanya ikut tegang nih...!!!

Dukung, Like n Komen ya...

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

memberi kesempatan wanita lain masuk dlm rmh tangga alasan krja hahah rasain lu skg itu akibat terlalu sibuk.krja ampe lupa keluarga

2022-03-02

0

Trisnawati Ilyas

Trisnawati Ilyas

nyesek bacanya Thor😭😭😭

2021-08-09

0

Anik Giati

Anik Giati

😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-07-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!