BAB 7

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, Rafael bersyukur karena akhirnya pekerjaannya selesai. Pria itu segera bersiap-siap untuk pulang, namun tujuan utamanya adalah kampus Delia. Rafael yakin istrinya pasti belum selesai kuliah.

Sesampainya di kampus tersebut, Rafael terus menunggu di parkiran kampus. Pria itu berharap Delia bisa melihat kedatangannya. Cukup lama Rafael menunggu istrinya keluar, akhirnya wanita itu terlihat. Namun lagi-lagi Delia bersama pria yang dipukulnya kemarin.

Wajah Delia terlihat sangat murung tidak seperti biasanya, wanita itu bahkan sepertinya mengabaikan pria yang ada di sampingnya. Rafael terus memperhatikan gerak-gerik mereka, hingga akhirnya Daniel yang sadar lebih dulu dengan kedatangannya. Pria itu menyentuh lengan Delia dan menunjukkan jarinya ke arah Rafael. Terlihat dari kejauhan jika Delia terlihat sangat terkejut melihat mobil Rafael.

*****

"Tersenyumlah... suamimu datang menjemputmu," ucap Daniel sambil menunjuk mobil Rafael.

Delia mengikuti jari Daniel dan terkejut. Mobil Rafael ada di parkiran kampusnya. Pria itu benar benar datang menjemputnya. Seketika Delia menjauhi Daniel karena takut suaminya salah paham lagi.

"Lebih baik kau tidak dekat dekat dengan suamiku Dan, aku takut ia memukulmu lagi," ucap Delia.

Daniel menyeringai seraya menganggukkan kepalanya, "sepertinya gagal lagi kita mengunjungi tempat magang. Bagaimana jika kita melakukannya minggu depan saja Del?"

"Aku minta maaf soal itu, baiklah... minggu depan saja," jawab Delia.

Daniel menganggukkan kepalanya, "cepatlah kesana, nanti suamimu mengamuk lagi. Aku akan ke kantin terlebih dahulu. Sampai ketemu besok Del," ejeknya seraya meninggalkan Delia.

Delia menghela nafas panjang seraya melangkahkan kakinya menuju parkiran. Saat Delia sudah dekat mobil, Rafael segera membuka kaca mobilnya.

"Hai... kau sudah selesai kuliah hari ini?" tanya Rafael sambil tersenyum.

Delia menganggukkan kepalanya, "aku pikir kau sangat sibuk, aku tak menyangka kau bisa menjemputku tanpa memberitahu terlebih dahulu."

"Masuklah..." pinta Rafael.

Delia pun segera masuk ke dalam mobilnya, Rafael segera mengendarainya meninggalkan kampus tersebut.

"Kau ingin pergi dengan pria itu?" tanya Rafael.

"Kau jangan salah paham lagi, aku ingin pergi dengannya untuk mengunjungi tempat magang."

"Kau pasti kesal karena aku menghancurkan rencana kalian."

"Kau mau mengajakku berkelahi lagi?"

Rafael terkekeh geli, "tidak sayang, aku datang karena merasa bersalah padamu. Tadi pagi aku tak sempat berpamitan karena tak ingin mengganggumu tidur. Lalu saat kau menghubungiku, aku sedang bersama Jodhi dan Melia yang terus membuatku kesal. Aku menghubungimu balik, kau juga tidak mengangkatnya."

"Aku tahu kau menghubungiku, aku segera izin ke toilet. Saat sampai di sana, telepon darimu sudah mati. Aku telepon balik lagi tapi malah sibuk. Kau sedang berbicara dengan siapa?" tanya Delia.

"Aku sedang membicarakan soal pekerjaan sayang," jawab Rafael.

Delia menyipitkan matanya, "aku bertanya dengan siapa bukan membicarakan apa," celetuknya.

"Dengan rekan bisnisku, siapa lagi yang aku hubungi," jawab Rafael.

Rafael tidak ingin Delia salah paham, jika ia berbicara dengan Gloria.

"Oh iya, kenapa kau menghubungiku hingga belasan kali?" tanya Rafael.

Delia menekuk wajahnya, Rafael sepertinya berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.

"Apa rekan bisnismu itu Gloria? Kau tidak bisa memberitahuku karena wanita itu yang menghubingmu kan?" celetuk Delia.

Tepat sasaran ucapan Delia. Wajah Rafael memucat seperti sedang ketahuan berselingkuh. Rafael menelan salivanya, ia hanya takut istrinya salah paham.

"Sejak kapan istriku ingin tahu tentang perusahaan?" tanya Rafael.

"Sejak kau berhubungan dengan wanita itu," jawab Delia.

Rafael menghela nafasnya, "apa yang harus aku lakukan agar kau mempercayaiku Del. Aku hanya mencintaimu. Dan anak anak adalah bukti cinta kita."

Delia menundukkan kepalanya. Ia menelpon tadi berniat minta maaf bukan untuk memperkeruh suasana. Tapi hatinya serasa terbakar saat berbicara tentang wanita yang dikabarkan berselingkuh dengan suaminya itu.

Rafael menepikan mobilnya saat melihat wajah Delia yang sedih, pria itu segera menarik tangan Delia dan menggenggamnya dengan lembut.

"Dengarkan aku Delia, kau boleh membuatku bersumpah demi apapun agar kau percaya padaku. Aku dan Gloria hanya rekan bisnis, tidak ada sama sekali pikiranku untuk mengkhianati cinta kita. Media itu sudah ditangani oleh Jodhi. Dan aku masih mencari tahu siapa pelaku yang sengaja melakukannya. Tolong, percayalah pada suamimu sendiri."

"Aku minta maaf soal semalam, itu yang mau aku katakan padamu saat menelponmu berkali kali. Aku tidak bermaksud untuk..."

Seketika Rafael memeluknya.

"Aku yang seharusnya minta maaf, aku sudah menyakitimu. Tapi kau harus ingat sayang, tidak ada satu orang pun yang bisa memisahkan kita."

Delia mengangguk seraya membalas pelukan suaminya. Ia sangat merindukan hari hari bahagianya bersama Rafael. Namun kesibukan mereka membuat hubungannya terasa jauh.

"Dan aku juga minta maaf soal Daniel, aku janji akan mempercayaimu bahwa kalian hanya berteman saja. Maafkan sikapku yang kasar sayang," imbuh Rafael.

"Kau memang suami yang terbaik Raf, aku mencintaimu," ujar Delia.

"Aku juga sangat mencintaimu," balas Rafael.

"Kita harus pulang sekarang, sudah lama kita tidak berkumpul dengan anak anak," ujar Delia.

Rafael melepaskan pelukannya, "kau benar sayang, aku merindukan kebersamaan kita."

Delia mengulas senyumnya, Rafael mengecup kening Delia seraya mengendarai mobilnya kembali menuju rumah mereka.

*****

Kemacetan jalanan membuat mereka terlambat pulang. Keduanya segera masuk ke dalam rumah dan mendapati Derry dan Emili sedang memangku cucu cucu mereka yang sudah tertidur.

"Kita pulang terlambat sampai tidak bisa main dengan anak anak lagi," bisik Rafael.

"Kau benar sayang, kemacetan sangat menyebalkan," jawab Delia.

Keduanya pun segera mendekati Derry dan Emili.

"Kalian pulang bersama," kata Emili saat mendengar langkah keduanya.

Rafael dan Delia menganggukkan kepalanya.

"Mengapa tidak menidurkan mereka ke kamar saja bu?" tanya Delia.

"Kami senang seperti ini nak. Itu mengingatkan kami saat kau masih kecil," jawab Emili.

"Itu benar, aku merindukan saat-saat seperti ini," sahut Derry.

Rafael dan Delia pun terkekeh geli.

"Kalian sudah makan malam?" tanya Emili.

Rafael dan Delia menggelengkan kepalanya bersamaan.

"Kalian lebih baik makan dulu, kami akan mengurus Tian dan Cristin," sambung Emili.

"Ibu benar, kalian lebih baik makan malam dulu, jangan sering terlambat makan, itu akan membuat kalian sakit. Jika terjebak macet, lebih baik kalian mampir di sebuah restoran," sahut Derry.

"Kami akan mandi dulu baru makan malam," ujar Rafael.

Rafael dan Delia menghampiri anak anak dan mengecup kening mereka.

"Good night my prince and my princess," bisik Delia dan Rafael pada putra putrinya.

"Kami akan mengurus mereka, kalian mandilah lalu segera makan," ucap Emili.

Rafael dan Delia menganggukkan kepalanya, keduanya pun meninggalkan mereka menuju kamar utama.

*****

Sesampainya di kamar, Rafael justru langsung memeluk Delia dari belakang. Delia memejamkan matanya sambil merasakan pelukan hangat itu.

"Aku menginginkanmu sayang, lebih baik kita mandi bersama," bisik Rafael.

Delia terkejut seraya membuka matanya, "di bawah ada ayah dan ibu Raf."

"Aku tahu, tapi aku tidak bisa lagi menahannya."

Seketika Rafael mengangkat tubuh Delia, membuat wanita itu terkesiap.

"Suamiku, kau gila..."

"Aku memang nyaris gila dan juga tergila-gila pada istriku," ucap Rafael seraya membawa Delia menuju kamar mandi.

Rafael menurunkan Delia di lantai dingin kamar mandi.

"Raf, bagaimana jika mereka mendengar kita," ucap Delia.

"Tidak akan, berhentilah menolakku."

Rafael membantu Delia membuka pakaiannya, rasa rindunya benar benar memuncak. Pria itu langsung meremas pay*d@ra Delia. Nafas Delia seketika memburu, pria itu membuka kancing bra nya, seketika Rafael langsung *****@* puncak gunung kembar tersebut hingga membuat Delia melenguh.

Delia membantu suaminya membuka pakaiannya. Namun Rafael tidak ingin meninggalkan puncak gunung kembar tersebut. Pria itu mencicipi dan menggigitnya dengan lembut hingga suara desa han nikmat itu keluar dari mulut Delia.

Tangan Rafael memutar kran shower, mereka pun merinding saat air dingin mengguyur tubuh mereka. Namun air dingin tersebut berubah menjadi hangat karena perbuatan keduanya. Rafael membuka penghalang terakhir pada tubuh Delia. Sontak jari Rafael langsung menyentuh bagian inti tersebut.

Rafael memasukkan jarinya di goa indah tersebut. Menarik dan mendorongnya dengan lembut.

"Sayang... aakkk***khhhh..." teriak Delia.

Rafael terus membuat Delia menggila, pria itu meninggalkan puncak gunung kembar miliknya, ia berjongkok di bawah Delia dan langsung mencicipi goa indah istrinya. Lid@hnya begitu mahir di sana. Delia meremat rambut suaminya yang basah sambil terus berteriak kenikm@tan.

"Raf... aku mencintaimu..."

"Aku juga mencintaimu sayang," jawab Rafael di sela kegilaannya.

Rafael berdiri lagi, pria itu melepaskan semua pakaiannya, rudal miliknya terlepas dan siap menerobos goa tersebut. Rafael mendorong tubuh Delia ke dinding kamar mandi, ia juga mengangkat satu kaki Delia sambil mendorong rudal keras miliknya. Desa han keduanya saling bersahutan.

Rafael terus menarik dan mendorong boko*gnya dengan irama yang pelan. Delia memeluk tubuh suaminya dengan erat. Saat irama itu semakin cepat, Delia pun nyaris mencakar punggung Rafael. Wanita itu menggila merasakan kenikm@tan permainan suaminya.

Rafael kembali menambah kecepatan gerakannya, keduanya saling berciu man. Hawa panas tersebut semakin terasa.

"Delia... sayang... aaaakkk***hhhh..."

"Ya sayang, aaaakkk***hhh..."

"Aku tidak kuat lagi Delia..." teriak Rafael sambil terus mempercepat gerakannya.

"Raf..."

Dan akhirnya Rafael menyemburkan lahar panas di dalam goa indah tersebut sambil meneriakkan nama istrinya. Delia memeluk Rafael dan tubuhnya juga bergetar hebat saat mencapai puncaknya. Keduanya saling mengatur nafas mereka.

"Ini gila sayang," ucap Rafael.

Delia tersenyum sambil memeluk Rafael lebih erat lagi.

"Bagaimana mungkin aku mencari wanita lain, jika istriku saja sudah luar biasa," kata Rafael sambil mencium kening Delia.

"Aku akan membunuhmu jika melakukan ini dengan wanita lain," ancam Delia.

"Itu tidak akan pernah terjadi sayang. Sebaiknya kita segera mandi, kau pasti sudah lapar."

Delia menganggukkan kepalanya. Keduanya pun menyelesaikan mandinya seraya bersiap-siap untuk makan malam.

*****

Keadaan rumah sudah sepi, anak anak mereka sudah dibawa ke kamar dan kemungkinan orang tua Delia juga sudah beristirahat di kamar mereka. Terpaksa keduanya hanya makan malam berdua saja.

"Ada yang ingin aku katakan padamu. Sebenarnya aku akan berangkat ke Australia tiga hari lagi sayang," ucap Rafael saat mereka sedang menikmati makan malamnya.

"Aku tahu," jawab Delia datar.

"Kau pasti tahu dari ayah dan ibu."

"Ya... kau lebih percaya pada mereka dibandingkan pada istrimu sendiri."

"Bukan seperti itu sayang, aku belum sempat mengatakannya padamu karena kau masih marah padaku."

"Itu semua gara gara siapa?" tanya Delia.

"Oke... itu salahku. Aku tidak ingin bertengkar lagi denganmu sayang. Aku lebih suka seperti saat kita di kamar mandi tadi."

Sontak Delia tersedak makanannya. Rafael terkekeh geli.

"Dasar pria mesum..." celetuk Delia.

"Pria itu suamimu sayang."

"Aku tahu, tapi aku berharap ia berubah."

"Oh tidak bisa, itu kebutuhanku nyonya muda."

Seketika Delia melemparkan serbet makannya membuat Rafael kembali tertawa. Keduanya pun melanjutkan makan malam mereka yang sangat terlambat.

*****

Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Winaalfara

Winaalfara

alahhhh siahhh naon dei tah

2021-01-14

1

Yen Margaret Purba

Yen Margaret Purba

bapaknya kate ikhlas x loh bertrand ttp ksh amanat anaknya ,
n nasihat agar kau baik2 saja hidup ke depan nya.
awas aja kumat iblis nya

2020-10-28

1

Rahma Leni

Rahma Leni

perasaanku mngatakan klo bethran akan bekerja sama dengan gloria.

2020-08-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!