BAB 13

Rafael menemui Gloria di kelab malam. Wanita itu benar benar berpakaian seksi. Pria di dalam kelab malam itu tak henti hentinya memperhatikan tubuh Gloria.

"Apa kau tidak merasa pria di sekitar sini sedang menelanjangimu?" tanya Rafael.

Gloria tertawa. "Oh ayolah... Ini Inggris Raf, wanita disini jelas berpenampilan seperti ini. Apa kau mulai cemburu?" tanyanya.

Rafael menyemburkan minumannya. "Sialan... Aku pria beristri, bagaimana aku cemburu padamu." jawab Rafael.

Gloria tertawa lagi. "Aku hanya bercanda Raf, kau terlalu serius." ujarnya.

"Kau membuatku takut." jawab Rafael lagi.

Mereka menikmati minumannya. Gloria tersenyum saat Rafael menghabiskan minuman yang sudah diberi obat perangsang. Setengah jam kemudian, Rafael mulai merasa mabuk dan kepanasan. Ia memandangi Gloria sedang mengajaknya bicara, tapi pandangannya berubah menjadi sosok Delia. "Sayang..." ujarnya sambil memegang wajah Gloria.

Gloria tersenyum licik. Ia tahu Rafael sudah mulai mabuk. Rafael menarik Gloria dan menciumnya. "Aku merindukanmu Del." ujarnya tak sadar.

Rafael terus menikmati ciuman itu, Gloria membalasnya. "Aku menginginkanmu sekarang." bisik Rafael.

"Tidak disini sayang, kita ke hotel." ujar Gloria sambil membawa Rafael menuju mobilnya.

Gloria menuju salah satu hotel dan membawa Rafael masuk kedalam salah satu kamar. Gloria sengaja membiarkan pintu kamar terbuka. Agar orang suruhan Firdaus bisa mengambil foto dan video mereka. Rafael mulai tak terkendali saat melihat Gloria sebagai Delia. Ia menarik Gloria dan mulai ingin melakukan hubungan terlarangnya. Tapi sebelum mereka melakukannya Rafael jatuh pingsan.

Sialan......Gloria kesal. Tapi setidaknya itu sudah cukup untuk pengambilan foto dan videonya. Gloria membuka baju Rafael dan memeluknya, seolah olah mereka sudah melakukannya.

 *****

Keesokan harinya, Rafael terbangun dan mendapati dirinya berada di kamar lain sambil memeluk seorang wanita. Ia terkejut saat melihat wajah wanita itu. Gloria... Apa yang ia lakukan semalam. Keduanya benar benar telanjang. Rafael berusaha mengumpulkan ingatannya, dan ia mengingat semuanya dengan jelas sampai ia menciumi Gloria. Ya Tuhan...apa yang ia lakukan.

Rafael segera masuk ke kamar mandi. "Maafkan aku Del, aku tak bermaksud mengkhianatimu." Rafael memukul mukul kepalanya.

Apa yang harus ia lakukan sekarang. Jika Delia tahu, ini akan menguburnya hidup hidup. Ia tidak ingin kehilangan Delia apalagi anak anaknya. Rafael tidak bisa hidup tanpa mereka. Rafael semakin frustasi. Bagaimana menghadapi Gloria sekarang.

Gloria terbangun dan mendengar suara shower dan teriakan Rafael. Sepertinya ia berhasil membuat Rafael gila. Ia tersenyum picik, sebentar lagi ia akan mendapatkan Rafael Widjaja. Gloria memakai bajunya dan berpura pura sedih.

Rafael keluar dari kamar mandi, dan melihat Gloria menangis. Rafael menghela nafasnya dan menghampiri Gloria. "Glor, maafkan aku. Aku melakukan kesalahan lagi. Aku mohon ampuni aku, aku tak mungkin mengkhianati istriku jika saja aku tidak mabuk." ujarnya.

"Lalu bagaimana denganku sekarang. Kau mengambil kesempatan saat aku lengah. Aku ternoda. Walau aku berasal dari Kanada, tapi aku tidak pernah melakukan ini dengan pria manapun." ujar Gloria.

Rafael terkejut dengan pengakuan Gloria. "Apa? Jadi maksudmu ini pertama kalinya." tanya Rafael, karena ia tak mengingat sepenuhnya kejadian semalam.

Gloria mengangguk. Rafael menyikap selimut dan mendapati bercak darah di ranjang itu. Ia merosot ke lantai. Rafael sangat syok. Apa yang harus ia lakukan sekarang, ia menodai seorang perawan. Wanita seberani ini ternyata masih perawan. Tapi ia tidak mungkin mengkhianati istrinya. Rafael frustasi, kini ia harus bertanggungjawab pada wanita yang dinodainya.

Gloria berdiri dan pura pura merasakan nyeri. "Aw..." teriaknya.

Rafael mendongak dan membantunya ke kamar mandi. "Maafkan aku Glor, kita akan membahasnya nanti. Kau tenanglah, aku bukan pria jahat yang lari dari tanggungjawab. Kita akan mencari jalan keluarnya nanti." ujar Rafael meyakinkan.

Grolia tersenyum saat berada di kamar mandi, bagaiman Rafael bisa mempercayainya. Wanita mana yang masih perawan pada zaman ini. Bercak darah palsu berhasil membuat wajah Rafael memucat. Selangkah lagi ia akan mendapatkan Rafael seutuhnya.

 *****

Firdaus sangat senang hingga tawanya menggema di ruang kerjanya di Malaysia. Email yang ia terima pagi ini sungguh akan membuat kehancuran yang luar biasa bagi Rafael Widjaja. Firdaus kembali menyuruh anak buahnya mengirimkan paket besar itu pada Delia Laros.

"Kau akan hancur Rafael. Bukan hanya kehilangan anak dan istrimu, tapi juga perusahaan akan membuatmu mundur dari jabatanmu karena skandal perselingkuhanmu. Tunggu saja, aku akan membuatmu memohon padaku. Bahkan Hartanto Widjaja akan membencimu sampai kematian menjemputnya."

***** 

Hari ini adalah hari minggu dan kepulangan Rafael dari Inggris, Delia menyiapkan hatinya untuk bertemu suaminya. Apapun yang akan Rafael katakan, Delia akan bersabar menerimanya. Jika memang Delia tidak diinginkan lagi olehnya.

Delia bermain bersama putra putrinya di taman. Pelayan rumahnya mengantarkan surat tanpa nama kembali. Delia segera mengambilnya.

"Ibu, ayah tolong jaga anak anak. Delia kelupaan sesuatu di kamar." ujar Delia dan segera menuju kamarnya. Ia membuka paket itu dan sebuah flashdisk disana. Delia mengambil laptopnya. Dan memasang flashdisk itu dengan tangan gemetar. Bagaimana jika hal terburuk terjadi. pikirnya sedih.

Delia membuka isi file dan membelalakkan matanya, foto kemesraan Rafael dan Gloria sangat jelas disana. Inggris. Mereka benar benar berada di Inggris. Dan saat Delia membuka video itu, ia tak mampu lagi menahan tangisnya. Kakinya berubah menjadi lemas. Pandangannya kabur dan ia tak sadarkan diri dikamarnya.

Derry dan Emili menyadari kepergian putrinya yang lama. "Kemana Delia suamiku." tanya Emili.

"Kau masuk, lihatlah apa yang ia lakukan." perintah Derry.

Emili mengangguk, dan masuk memanggil Delia. Emili mengetuk pintu kamarnya. Tapi tak ada jawaban. Emili membuka pintu kamar dan terkejut melihat putrinya terkulai di lantai.

"Delia...." teriak Emili. "Ada apa sayang, bangunlah...Derry...tolong..." teriaknya lagi.

Emili turun sambil berlari ke arah taman. "Suamiku, tolong...Delia pingsan..." teriaknya.

Derry dan anak anak segera menghampiri Delia. "Mamiiii....mamiii....hiks...hiks..." teriak kedua anaknya disertai tangisan. Mereka segera membawa Delia ke rumah sakit.

***** 

Rafael kembali dan langsung menghambur kedalam rumah, ia yakin keluarganya sedang menunggunya. Tapi ia tak menemukan seorangpun disana. Rafael naik ke kamar utama. Kamar itu kosong tapi berantakan. Bahkan laptop Delia terjatuh di lantai. Perasaannya mulai tidak enak, ia mengambil beberapa foto yang berserakan. Ia membelalakkan matanya. Foto apa yang ia lihat itu.

Lalu segera melihat laptop istrinya, semoga laptopnya tidak mati. Dan benar saja laptop itu masih berfungsi dengan baik, ia membuka file dan foto ciuman serta video percintaannya bersama Gloria terekspos disana. Rafael bergetar, tidak mungkin ini. Siapa yang mengambil foto, video nya dan mengirimkan pada istrinya.

Rafael gemetaran, wajahnya berubah menjadi pucat. Jangan jangan Delia pergi bersama anak anak dan mertuanya. Rafael berlari keluar dan mencari pelayan. Rafael semakin bergetar hebat saat tahu Delia masuk rumah sakit saat pagi tadi pingsan di kamarnya.

Rafael menginjak pedal gas mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Ia mencari keberadaan Delia. "Masih di ruang ICU pak." kata suster.

Dan Rafael segera menuju ruang ICU, mertua dan kedua anaknya sedang cemas dan menangis. "Papiiii..." teriak Bastian saat melihat Rafael dan memeluknya sambil menangis. Cristina juga menghambur ke pelukannya sambil menangis.

"Mami sakit...Tian takut...hiks...hiks..." ujar Bastian.

"Tenanglah sayang, mami pasti baik baik saja." Rafael menenangkan. "Ayah, ibu bagaimana keadaan Delia?" tanya Rafael.

"Dokter sedang menanganinya nak. Bersabarlah." ujar Derry.

Tak lama dokter keluar dan menjelaskan keadaan Delia, dokter menyarankan tidak membuat pasien stress, keadaannya begitu lemah. "Selain kurang asupan makanan, pasien juga mengalami stress berat." kata dokter. "Kami masih memasang selang oksigen, karena pasien membutuhkan bantuan pernafasan. Pasien kami beri obat penenang, dan belum sadarkan diri." ujar dokter.

"Terimakasih dokter." ujar semuanya.

Rafael menatap Derry dan Emili. "Maafkan Rafael. Ini semua salah Rafael." akhirnya Rafael mengeluarkan airmatanya. Bagaimana ia bisa menghadapi Delia sekarang.

"Biar ayah dan ibu yang menemuinya, lebih baik kau jangan menambah beban dulu nak, biarkan Delia sembuh dulu baru kalian bicara." ujar Emili. Rafael hanya mengangguk sambil memeluk kedua anaknya.

"Mami tidak apa apa kan pi?" tanya Bastian.

Rafael mengangguk. "Mami cuma butuh tidur sayang." jawabnya agar kedua anaknya tenang.

Rafael menghubungi Jodhi, Tyar dan Huda. "Aku butuh kalian lagi. Kita akan bertemu di cafe Huda nanti malam." ujarnya pada semuanya saat bergantian ia menghubungi mereka. Rafael juga menyuruh detektif bayarannya lagi untuk mencari tahu siapa dibalik semua yang terjadi dalam rumah tangganya.

 *****

Happy Reading All...😘😘😘

Terpopuler

Comments

scarlet

scarlet

Rafael terlalu bodoh,,, seharusx sikap Gloria yg berani menyentuhnya sdh mbuatx waspada,,, malah janjian k club,,, bodoh

2022-10-12

0

Rika Martini

Rika Martini

yessss hajar tu s firdaus

2021-07-27

0

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Wanita model Gloria perawan....dr hongkong kali dia perawan😡

2020-07-27

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!