BAB 5

Dua hari kemudian...

Rafael kembali dari China, pria itu segera menuju kampus istrinya karena pelayannya mengatakan jika Delia tetap berangkat kuliah walaupun sedang ada gosip yang beredar tentang perselingkuhan Rafael.

Rafael ingin segera bertemu dengan Delia untuk menjelaskan semuanya karena Delia masih tetap tak mau menerima telepon darinya. Sesampainya di universitas tersebut, Rafael justru dikejutkan dengan sikap Delia yang seperti tak punya masalah apapun dalam rumah tangga mereka.

Wanita itu terus mengumbar senyum dan tawanya pada seorang pria di sampingnya. Seketika rasa cemburu Rafael pun memuncak.

"Jadi ini yang membuatmu tak mau mendengarkan aku. Kau sedang bersenang-senang bersama pria lain, Delia..." gumam Rafael sambil menggertakkan giginya.

Rafael terkejut lagi saat Delia menuju mobil pria itu tanpa melihat ke arahnya. Pria itu membuka pintu mobilnya, dan Delia bersiap-siap untuk masuk ke dalam mobil tersebut.

"Delia...!!!" teriak Rafael penuh amarah.

Suara Rafael sampai terdengar menggema di kampus tersebut. Sontak Delia terkesiap mendengarnya, wanita itu menoleh ke belakang. Matanya terbelalak lebar saat melihat Rafael berdiri di sana dengan penuh amarah.

"Ya Tuhan... Daniel... suamiku..." ujar Delia.

Daniel ikut menatap Rafael yang sedang melangkahkan kakinya dengan penuh amarah.

"Raf..."

Delia belum selesai bicara, namun Rafael justru langsung menarik baju Daniel. Tanpa ampun lagi, Rafael memukul wajah Daniel berkali-kali.

"Rafael.. hentikan...!!!" teriak Delia sambil berusaha menahan suaminya.

Dengan kasar Rafael menepiskan tangan Delia, dan terjadilah baku hantam di sana. Daniel yang tidak terima, tentu saja membalas pukulan Rafael. Delia terus berteriak minta bantuan, tak berapa lama beberapa mahasiswa kampus melerai perkelahian mereka.

Pertengkaran itu menjadi tontonan di kampus, membuat Delia sangat malu. Ia kembali mendekati Rafael yang masih emosi tinggi.

"Berani sekali kau mendekati istriku," teriak Rafael.

Daniel mengusap darah di bibirnya, "kau gila bung, aku bahkan tidak melakukan apapun."

"Tidak melakukan apapun, kau..."

"Stop it...!" teriak Delia, "Daniel maafkan aku," imbuhnya seraya menarik Rafael dengan paksa.

Keduanya segera masuk ke dalam mobil, Rafael menginjak pedal gasnya dengan kasar, hingga terdengar suara knalpot dan decitan bannya yang memekakkan telinga. Pria itu membawa Delia keluar dari kampus dengan kecepatan tinggi.

"Kau membuatku takut Raf, hentikan mobilnya," pinta Delia ketakutan.

Alih-alih berhenti, Rafael justru semakin menambah kecepatan mobilnya.

"Rafael...!!!" teriak Delia.

"Diam..." bentak Rafael penuh amarah.

Delia akhirnya menangis dengan keras karena sangat takut dengan sikap Rafael juga kecepatan mobil mereka. Rafael menggertakkan giginya, ia pun mengurangi kecepatan lalu menepikan mobilnya.

"Kau bersenang-senang di saat kita ada masalah," ucap Rafael.

"Bersenang-senang? Apa itu yang kau pikirkan? Aku mengalihkan pikiranku dengan menyibukkan diri menyelesaikan tugas kuliah, kau bilang bersenang-senang? Bukankah sebaliknya? Kaulah yang bermasalah," jawab Delia disela tangisannya.

"Aku berusaha untuk menjelaskannya, tapi kau bahkan tak mau menerima teleponku."

"Apakah dengan menelpon masalah ini selesai? Bukankah seharusnya kau langsung pulang, kenapa harus menunggu dua hari? Apa perasaanku sama sekali tidak penting untukmu? Atau kau tidak ingin berpisah dengan wanita itu?"

"Demi Tuhan Delia, aku sama sekali tidak berselingkuh dengannya. Wanita itu rekan bisnis yang menangani masalah di China. Aku bahkan sebelumnya tidak tahu jika ia seorang wanita. Aku baru bisa kembali karena masalah properti itu sangat bermasalah di sana, efeknya akan menghancurkan perusahaan Widjaja. Aku berusaha menyelesaikan lebih cepat dari perkiraan, itu karena gosip gila itu."

"Kau ingin aku mendengarkan penjelasanmu. Lalu bagaimana denganmu? Kau datang langsung memukul Daniel tanpa mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu. Kau bukannya ingin menyelesaikan masalah, kau justru semakin menambah masalah."

"Oh jadi itu yang namanya Daniel? Pantas saja kau bersamanya, ia sangat tampan dan lebih muda dariku. Tapi kau harus ingat, siapapun yang mengganggu milikku akan aku hancurkan."

Delia terbelalak, Rafael masih saja menuduhnya. Pria arogan seperti Rafael Widjaja memang selalu menganggap dirinya benar. Seketika Delia keluar dari mobilnya.

"Mau kemana kau?" teriak Rafael sambil keluar dari mobilnya.

"Kau gila... aku ingin mengunjungi tempat magang bersamanya. Ini semata-mata karena kuliahku, tapi kau menghancurkan segalanya. Kau tetap tidak percaya padaku, dan kau ingin menghancurkan hidup orang yang tidak bersalah. Apa kekuasaan membutakan hatimu Raf? Kau tetaplah pria yang arogan," teriak Delia seraya menghentikan taksi.

Delia segera masuk ke dalam taksi. Rafael mengetuk jendela taksi tersebut.

"Kau mau kemana Del?" teriak Rafael.

Taksi tersebut pergi begitu saja membuat Rafael mengumpat. Pria itu segera masuk ke mobilnya dan segera mengejar taksi yang dinaiki Delia. Rafael bernafas lega karena taksi tersebut menuju ke arah rumah mereka.

*****

Delia berlari ke dalam rumahnya setelah sampai. Rafael segera mengejar istrinya ke dalam.

"Kita belum selesai bicara, berhentilah lari dariku Delia," teriak Rafael.

Delia terus mempercepat langkahnya hingga akhirnya Rafael menarik tangannya dengan kasar.

"Lepaskan aku Raf, kau menyakitiku," ucap Delia sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Aku tidak akan melepaskanmu sampai kau mau mendengarkan aku."

"Apa kau juga mau mendengarkan aku?"

"Delia... kau sangat keras kepala..."

"Teruslah berteriak agar ayah dan ibuku mengetahui pertengkaran kita. Teruslah menyakitiku agar mereka tahu seperti apa Rafael Widjaja yang sebenarnya."

Sontak Rafael melepaskan tangan Delia, "ayah ibu? Apa maksudmu?"

"Ya Tuhan... ada apa ini? Kenapa kalian bertengkar?" ucap Emili.

Emili dan Derry mendekati mereka di ruang tamu, karena memang keduanya bertengkar di sana. Seketika Rafael terkejut melihat mertuanya.

"Ayah, ibu... kapan kalian kesini?" tanya Rafael.

"Apakah itu penting?" tanya Delia seraya berlari menuju kamarnya.

Rafael menghela nafas panjang, Derry menghentikan Rafael yang ingin mengejar istrinya.

"Biarkan istrimu tenang dulu Raf, ia cukup tertekan selama dua hari ini. Ia terus menangis di kamarnya," ucap Derry.

"Rafael minta maaf yah."

Rafael pun berbicara dengan mertuanya dan menjelaskan siapa wanita yang bersamanya di China tersebut. Setelah selesai berbicara, Emili beranjak dari sana untuk menghampiri Delia di kamarnya. Di kamar itu, Delia sedang menangis tersedu-sedu.

*****

Sudah saatnya makan malam, Delia mulai bisa tenang saat ibunya mengatakan semua tentang cerita Rafael. Wanita itu pun akhirnya keluar dari kamarnya dengan wajah yang sembab. Setelah pertengkaran itu, Rafael memang belum berani mendekatinya lagi.

"Mami..." teriak kedua anaknya saat melihatnya menuruni anak tangga.

Seketika Delia memeluk keduanya.

"Maafkan mami sayang, mami sibuk sampai melupakan kalian," ujar Delia.

Delia melihat ke arah orang tuanya, di sana juga ada Rafael yang sedang menatapnya.

"Tian merindukan mami," ujar Bastian.

"Itin juga," sahut Cristina.

"Mami juga sangat merindukan kalian."

Delia melepaskan pelukannya seraya melanjutkan langkahnya sambil menggandeng tangan Bastian dan Cristina. Wanita itu menghampiri orang tua dan suaminya di ruang keluarga.

"Sudah saatnya makan malam," ucap Emili, "lebih baik kita ke ruang makan sekarang. Ayo Tian, Cristin..." imbuhnya.

Mereka pun segera menuju ruang makan. Emili dan Derry membawa cucu mereka, sedangkan Rafael langsung menahan tangan Delia.

"Sayang... aku merindukanmu," ucap Rafael.

Delia menahan air matanya, ia pun membalikkan tubuhnya. Seketika Rafael langsung memeluk istrinya.

"Maafkan aku, aku telah menyakitimu sayang. Tolong maafkan aku," pinta Rafael.

Delia membalas pelukan suaminya seraya menganggukkan kepalanya.

"Aku juga minta maaf, aku hanya takut kau benar benar mengkhianatiku," ujar Delia.

"Aku tidak akan pernah melakukannya. Tapi aku juga memiliki ketakutan yang sama," jawab Rafael.

"Demi apapun Raf, Daniel hanya temanku. Aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk mengkhianatimu."

"Aku percaya padamu, aku minta maaf karena sikapku tadi."

Delia kembali mengangguk, keduanya saling melepaskan pelukannya.

"Kau semakin kurus, kau harus makan sekarang."

Delia menyeringai. Keduanya pun menuju ruang makan sambil bergandengan tangan. Emili dan Derry tersenyum lebar saat melihat keduanya berbaikan kembali.

*****

Makan malam telah selesai, Delia dan Emili membawa Bastian dan Cristina ke kamar mereka. Karena malam semakin larut, Bastian dan Cristina harus segera ditidurkan. Sedangkan Derry dan Rafael menuju ruang keluarga untuk berbincang-bincang.

"Jadi bagaimana dengan perusahaanmu Raf?" tanya Derry.

"Masalah demi masalah semakin banyak, kebanyakan properti yang bermasalah adalah di luar negeri yah. Aku terus sibuk hingga melupakan keluargaku. Tapi ayah harus percaya, mereka adalah segalanya untukku. Aku tak mungkin mengkhianati Delia. Aku sedang mencari tahu siapa yang mengambil fotoku di hotel dengan rekan kerjaku. Kemungkinan ini ulah pesaing bisnisku," jawab Rafael.

Derry mengangguk, "ayah sangat percaya padamu Raf, hanya saja hati seorang wanita sangat rapuh, apalagi Delia yang tak pernah disakiti sejak kecil. Ayah juga tahu sifatnya yang sangat sulit menerima penjelasan. Kau harus lebih sabar menghadapinya. Jangan memaksa karena itu hal yang paling ia benci."

"Rafael akan berusaha keras untuk memperbaikinya yah. Aku memang sangat bersalah dalam masalah ini."

Derry menepuk pundak Rafael, "ayah yakin kalian bisa melewati segala rintangan dalam rumah tangga ini. Jika kalian bertengkar, ingatlah ada Tian dan Cristin."

"Terima kasih yah, aku akan mengikuti saran ayah."

"Lebih baik sekarang kau istirahat nak. Kau pasti lelah karena baru tiba dari China."

Rafael mengangguk, "ayah juga lebih baik istirahat."

Derry pun menganggukkan kepalanya. Keduanya beranjak dari tempat duduknya seraya menuju kamar masing-masing.

*****

"Kau sudah memaafkan suamimu?" tanya Emili.

"Entahlah, aku hanya sedang berusaha menenangkan hatiku sendiri bu. Walaupun ia sudah minta maaf berkali-kali, tapi aku masih tak mengerti kenapa membicarakan pekerjaan harus di kamar hotel."

"Percayalah pada suamimu sayang, ibu yakin ia tak mungkin melakukan hal yang menyakitimu Del. Jika ia bilang itu hanya pekerjaan, kau harus mempercayainya."

"Delia akan berusaha untuk mempercayainya. Tapi bu, sebenarnya yang membuat Delia kesal bukan masalah ini saja."

"Lalu ada masalah apalagi Del?"

Delia menceritakan tentang keributan yang terjadi di kampus. Emili sangat terkejut, namun wanita itu sangat mengerti dengan sikap Rafael.

"Aku malu bu, bagaimana Delia akan ke kampus besok?"

Emili mengusap lembut kepala putrinya, "Rafael sangat mencintaimu sayang, ia tak mampu mengendalikan rasa cemburunya saat melihatmu bersama pria lain. Kau harus mengerti itu nak."

"Apa rasa cinta itu tak bisa menumbuhkan rasa saling percaya pada pasangannya sendiri? Mengapa selalu saja main tangan, bahkan ia mengancam dengan kekuasaannya."

"Kau lupa menikahi pria seperti apa Del. Mengapa kau masih terkejut dengan sikapnya sekarang?" tanya Emili.

Delia menghela nafas panjang. Bastian dan Cristina sudah terlelap, Delia dan Emili pun meninggalkan mereka.

"Lebih baik ibu beristirahat saja, Delia juga sangat lelah."

Emili menganggukkan kepalanya, "jangan bertengkar lagi, perbaiki hubungan kalian karena semua itu hanya kesalahpahaman saja Del."

Delia kembali mengangguk, wanita itu pun beranjak dari sana menuju kamarnya. Begitu juga dengan Emili yang ikut kembali ke kamarnya sendiri.

*****

Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Rika Martini

Rika Martini

deuhhh jd deg2an

2021-07-27

0

Yen Margaret Purba

Yen Margaret Purba

dunia nyata begitu, sama2 sibuk yah susah.
delia bener kala dia hrs menghadapi ibu2 kolega bisnis suaminya, jd dia hrs tau diri..
raffa juga begitu,
dunia bisnis yg besar mengharuskan dia menghilangkan waktu klrga,
andai delia sdh selesai kuliah nya br menikah mgkin delia bs dampingi suaminya.

2020-10-28

1

Eni Supriyono

Eni Supriyono

saling sibuk

2020-02-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!