13 . DATANG BANJIR

"iya mi"Gus Fadil dan Haifa Meninggalkan ruang tamu dan menuju kamar pengantin.

Sesampainya di kamar gus Fadil menutup pintu dan menguncinya, Haifa berjalan menuju kursi meja riasnya, belum sempat membuka jilbab yang dia pakai, Gus Fadil menghampiri Haifa dan memeluknya dari belakang. Jantung Haifa berdetak kencang begitupun dengan gus Fadil, hampir 15 menit mereka dalam posisi seperti ini. Sampai Haifa merasa sasak nafas, karena gus Fadil memeluknya semakin kencang.

"Eheeem... bisa di lepas pelukannya kak? adek sasak nafas." Gus Fadil mengendurkan pelukannya, namun tak melepaskanya.

"Sayang."Gus Fadil mengendus endus kepala Haifa.Haifa yang sudah canggung pun tidak menjawab dan hanya mematung.

" Deeeeek...kok diam saja " gus Fadil berusaha melepas jilbab Haifa.

" eh.... kak... jangan begini ... adek geli" Haifa memegang dengan kuat jilbabnya.

"Dek... kenapa gak dibuka jilbabnya? kan cuma ada kakak di sini sayang" gus Fadil mendengus kesal.

"adek malu kak" Haifa tersipu malu dan menunduk.

" Ya sudah... kakak Mau istirahat dulu"

gus Fadil melepas pelukanya dan berbaring di tempat tidur, walau si junior sudah sangat mendesak ingin keluar, namun gus Fadil tak ingin merusak acara hari ini, dengan membuat haifa tak bisa berjalan, ia berusaha memejamkan matanya, Sampai dia merasakan tempat tidur Bergerak karena Haifa ikut tidur disebelahnya, Gus Fadil sedikit melirik ke Haifa yang sudah tidak berhijab, perlahan namun pasti gus Fadil mendekatkan tubuhnya ke tubuh Haifa.

Dengan masih terpejam gus Fadil memeluk Haifa dengan gemas.

"Ayuk tidur sebentar, sebelum kakak solat jum'at " Haifa hanya menganggukkan kepalanya. Entah karena mengantuk atau karena ada yang memeluk mereka berdua pun tertidur dengan cepat. Dan sangat nyenyak.

Tepat pukul 11.30 umi mengetuk pintu kamar Haifa.

Tok tok tok...

Berulang kali umi mengetuk pintu kamar Haifa namun tak ada suara pergerakan dari dalam.

Umi memutuskan untuk kembali ke ruang tamu.

"Kak... kayaknya pengantin nya gk bisa bangun deh." umi berbisik di telinga kak Hasyim yang telah menunggu adik iparnya.

" Ya sudah biar saja, kita tinggal aja umi"

Namun belum 3 langkah kak Hasyim Meninggalkan umi, Gus Fadil sudah keluar kamar...

"Assalamualaikum... maaf mas baru selesai mandi, belum terlambat kan?" gus Fadil sedikit berlari mengejar kak Hasyim.

"Belum, ayuk berangkat." kak Hasyim tersenyum melihat gus Fadil menyusulnya.

"iya... maaf umi, Dek Haifa belum bangun"

Gus Fadil menunduk ...

"Oh iya... biar umi yang bangunkan... mau di rias kok malah belum bangun." Umi mendengus kesal karena memang Haifa kalau sedang capek akan sangat susah untuk di bangunkan.

Sambil menuju kamar Haifa. setelah membika pintu kamar haifa... Umi melihat Haifa yang masih terlelap...

"Dek... Haifa sayang." Umi membelai rambut panjang Haifa

HAIFA mengerjapkan matanya, Dan menoleh kekiri dan kekanan, mencari suaminya yang akan pergi jum'at an

"Umi... kak Fadil sudah berangkat jum'atan?" Haifa duduk dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjangnya.

Umi tersenyum... masih tidak percaya akan anak gadisnya yang baru kemarin sore ternyata kini sudah menikah.

"Sudah dek... mandi sana! sebentar lagi kan mau di rias buat resepsi" Umi membelai pipi Haifa dengan lembut.

"iya umi" Haifa tersenyum dan memeluk uminya.dan tak lupa mencium kedua pipi uminya.

HAIFA bergegas masuk ke kamar mandi... yang ada di kamarnya...sementara umi merapikan kasur yang mereka tempati, umi menangis karena tak lama lagi Haifa akan meninggalkan umi dan kakaknya.

Haifa mandi dengan kilat, karena parias pengantin sudah datang dan menunggu Haifa... sebelum di make up Haifa mengambil wudlu terlebih dahulu , karena Bila sudah waktu nya solat Haifa tinggal melakukan solatnya walau sudah di rias separuhnya. setelah suaminya pulang dari masjid, haifa langsung melaksanakan solat duhur. Haifa meminta riasan yang tipis dan tidak menor, sehingga mempercepat perias untuk menyelesaikanya.

Jam 2 tepat acara resepsi di mulai, jam 4 lebih 15 menit selesai sudah acara. semua keluarga Haifa dan gus Fadil menuju musola yang ada di dekat rumah Haifa. Sedangkan tetangga sudah kembali ke rumah mereka masing2.

Setelah solat seluruh keluarga gus Fadil sudah meninggalkan rumah Haifa. Begitu pula dengan Abuya.dan ummah, Namun sebelum pergi Abuya berpesan pada Gus Fadil

"Ragil.. kamar Abuya belum chek out ya, tapi kamar pengantin sudah di cancel sama kang zein... perasaan Abuya sepertinya akan terjadi seauatu malam ini... makanya Abuya dan semua rombongan secepatnya akan pulang. Ingat jaga menantu Abuya ya. Dan keluarga kita." abuya memeluk Gus Fadil dengan erat.

"Insya Allah Abuya, kuncinya sama siapa Abuya?" gus Fadil tersenyum

"Sama kang zein, semua Sudah beres, tinggal kamar kamu saja" tegas Abuya.

"Terima kasih Abuya" Gus Fadil mengeratkan pelukanya.

Abuya pergi setelah gus Fadil dan Haifa mencium punggung tangan Abuya dan Ummah.

Sebelum kang Zein berpamitan, gus Fadil memanggilnya

"Kang kamar pengantin sudah di cancell kan?" serentetan pertanyaan masih ingin di tanyakan namun Gus Fadil merasa itu tidaklah penting lagi.

"Sudah gus, tapi kamar Abuya yang belum Chek out, kata Abuya buat cadangan guse" sambil terkekeh, geli melihat gus Fadil dan Haifa.

"Kuncinya mana?" gus Fadil mwnodobgkan tanganya

"Ini? kenapa jadi pengen ke hotel gus? kan dek Haifa gak mau " kang zein menaik turunkan alisnya.

" Entahlah, perasaan Abuya

gak enak, katanya seperti akan terjadi sesuatu gitu" Gus Fadil sedikit mwnerawang ke atas.

"Ya sudah gus... kami pamit pulang dulu" pamit undur kang Zein di barengi dengan pelukan yang seperti biasanya mereka lakukan sebelum berpisah.

" Hati2 di jalan, jangan ngebut" Gus Fadil mengingatkan kang Zein

"Ok Boss....Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Selang 30 menit dari kepergian Abuya, Ummah dan keluarga, seakan akan langit berdoa, Hujan turun di sertai dengan petir yang menggelegar.

Kak Hasyim sudah kembali dari pranggok batik yang ada di belakang rumah. memang di saat cuaca seperti ini Umi dan kak Hasyim selalu mengantisipasi akan datangnya banjir dari arah dapur.

K ak Hasyim sudah mengetahui akan datang banjir pun sudah mengingatkan pada gus Fadil dan Haifa, untuk menginap do hotel.

"Gus apa gak sebaiknya kalian nginap saja di hotel?" kak Hasyim sudah memprediksi akan besarnya banjir hari ini.

" kenapa memangnya mas?" gus Fadil penasaran .

"Sepertinya akan datang banjir "kak Hasyim menjabarkan.

"Gak apa2 to mas... kalau banjir... aku juga pengen lihat banjir" Gus Fadil sangat penasaran bagaimana rasanya bila datang banjir.

"Kalau njenengan di rumah kalian mau tidur di mana?" kak Hasyim dan kedua anak buahnya sudah menggelar karpet di ruang tamu dan ruang tengah.

" Lo kok bisa mas" gus Fadil semakin kepo dengan yang di lakukan oleh kakak iparnya.

"Maaf gus... biasanya rumah akan ramai..penduduk desa yang tinggal di sebelah sungai, dan pasti akan bermalam di sini, bahkan motor dan mobil mereka akan ada di garasi kita"Umi menjelaskan..

" Gimana dek? mau gak di hotel?" gus Fadil menoleh pada Haifa yang ada di disebelahnya.

" ikut kakak saja, mana baiknya" Haifa tersenyum malu.

" kami para lelaki akan tidur di ruang tamu dan anak2 serta perempuan akan tidur di ruang tengah... jadi akan sulit untuk berjalan gus." Umi menjelaskan keadaan rumah akan seperti apa.

"Ya sudah mi, kami akan ke hotel saja, adek sudah siap2? bawa 1 setel saja, besok kita kembali ke rumah"Gus Fadil memerintah pada istrinya.

"Baik kak" namun Haifa membawa 3 setel pakaian yang akan di pakai dirinya dan suaminya.itu....

10 menit kemudian Haifa keluar dari kamar membawa 1 koper.

"Jangan lupa di kunci kamarnya dek" Kak Hasyim mengingatkan agar tidak lupa mengunci kamar mereka.

" iya" Haifa mengunci kamarnya dan meruhnya di dalam tas slempangnya...

Saat gus Fadil dan Haifa berada di teras rumah, pak Rt datang bersama keluarganya...

" Assalamualaikum... bu Hajjah Nur... kami ingin merepotkan kalian semua" pak Rt merasa malu dan menunduk

"Monggo pak Rt.. gak usah sungkan" Umi mempersilahkan pak Rt dan istrinya masuk.

"Pengantinya mau kemana hujan2 begini?"

bu dewi istri pak Rt bertanya.

"Mau ke hotel pak Rt... Sebenarnya dari tadi sore mau ke sana ... tp hujan gk reda, terpaksa sampai sekarang" Haifa menjabat tangan bu dewi

"Maaf kedatangan kami mengganggu istirahat pengantin barunya " pak Rt merasa tidak enak hati.

"Nggak pak Rt... memang kami akan pergi pak.. lihat saja koper kami sudah di dalam mobil sejak tadi, pak Rt silahkan masuk.. ajak masuk pak', jangan sungkan, terima kasih bu dewi sudah menemani umi" Haifa menggenggam tangan bu dewi

" sama2 mbak Haifa... hati hati di jalan " by dewi melambaikan tangannya pada Haifa.

"Assalamualaikum" Haifa melambaikan tangan pada mereka yang ada di teras.

Gus Fadil masuk ke mobil di susul Haifa di belakangnya...

Haifa masih bingung... katanya hotelnya sudah cancel... kenapa masih ada..

Namun belum sempat Haifa bertanya , ternyata mereka berdua sudah sampai di depan hotel. Gus Fadil memarkirkan mobil dekat dengan pintu masuk... agar tak terlalu jauh berjalan..... di tambah hujan

yang belum berhenti...

Mereka berdua masuk ke dalam kamar hotel yang di tempati oleh Abuya dan ummah. Yang terletak di lantai 5.

Sesampainya di dalam kamar Haifa terkejut ternyata Abuya dan ummah sudah mempersiapkan semuanya dengan tangan mereka sendiri, bukan dari hotel kasur yang sudah di ganti dengan selimut baru berwarna biru laut, di atasnya di hiasi bunga mawar yang berbentuk hati, di atas meja sudah ada handuk berbentuk bebek....

"Dek ternyata mereka sudah mempersiapkan semuanya" Gus Fadil berbisik di telinga Haifa.

-------'xxxxxxxx'--------

Maaf masih banyak typo

jangan lupa like and komen ya

Terimakasih

Terpopuler

Comments

💝SONIA 💝

💝SONIA 💝

Abuya ..,😍😍😍😀😀

2021-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!