Hari minggu pagi Haifa dan gus Fadil Meninggalkan kamar hotel. Karena semalam umi menelpon bahwa keluarga abi yang dari kota WRDS dan PMLG akan datang berkunjung. Karena saat akad nikah mereka gk bisa datang di sebabkan tak mungkin Meninggalkan aktifitas mereka tanpa rencana sebelumnya, selain acara yang terlalu mendadak, mereka juga belum percaya dengan undangan itu, akan secepat itu Haifa menikah.
Tepat pukul 9 pagi Haifa dan gus Fadil sudah sampai di rumah umi.
"Assalamualaikum umi " Haifa memeluk uminya seakan akan telah lama meninggalkanya.
"Waalaikum salam, Wah pengantin baru sudah sampai rumah aja." sambut kak Hasyim menggoda Gus Fadil dan Haifa.
"Sebenarnya sih blm pingin pulang mas, tapi ini dek Haifa nya hari selasa mau ujian skripsi mas, jadi terpaksa deh pulang." gus Fadil nampak lesu.
" Apaan si kak? lagian ngapain di hotel kalau cuma ngerem aja, uuppp." Gus Fadil sudah menutup mulut Haifa dengan tangannya, bisa2 semua keluar rahasia diatas ranjang mereka.
"Hahaha hahaha..." semua keluarga yang memang sudah hadir di sana pun ikut tertawa. Pengantin baru yang masih hangat2nya ini memang lucu, Haifa yang terlihat kalem dan pendiam ternyata sangat cerewet dan bar bar.
Haifa yang tak menyadari ada orang lain di rumahnya pun jadi malu, Haifa menyembunyikan tubuh mungilnya di belakang tubuh suaminya yang kekar dan berotot itu, Kak Hasyim yang melihat Haifa malu tak segan2 menggoda Haifa.
"Berapa ronde dek?" kak Hasyim berbisik di telinga Haifa dan menarik haifa dari belakang suaminya.
" Siapa yang KO ni.. Haifa pa guse ?" timpal bulek rahmi adeknya umi.
"Palingan Haifa yang KO, secara lihat saja badanya kerempeng kayak gitu." om zaki suami bulek rahmi ikut menggoda Haifa, yang melihat pun semua tertawa.
"Sudah gak virgin ya dek... waaah berkurang 1 ni gadis di keluarga syarifuddin." Goda wawan sepupunya Haifa yang dari jogja.
Gus Fadil masih tersenyum saja, apalagi melihat tingkah Haifa yang semakin menunduk dan memeluk lengan suaminya dengan erat.
" Kakak si.. jadi di bully kan kita." berbisik di telinga suaminya sangat lirih... sehingga hanya gus Fadil saja yang mendengarnya.
"Kok aku si yang? bukanya adek yang ngomong duluan." Gus Fadil membela diri atas tuduhan Haifa yang tak masuk amal.
" Usst... mending kita diem aja ... gak bisa menang kita sama mereka kak." kata Haifa berbisik di telinga suaminya , yang menambah
" Wah.... masih kurang juga? gk sopan di ajak ngomong malah ngobrol sendiri itu." Kak Hasyim menggoda Haifa.
"Siapa juga yang ngobrol sendiri?" jawab
Haifa ketus yang menambah riuh tawa di ruang tamu .
" Kata dek Haifa masih mau nambah lagi kak petualanganya... hahahaha" wajah Haifa yang sudah memerah malah membuat mereka semangat menjahilinya, terutama suaminya.
"Apa an sih" sambil mencubit tangan gus Fadil, dan reflek gus Fadil pun menjerit.
"Aaauuuw... sakit tau dek... YA nanti malam kakak tambah deh... jadi 5 Ronde." gus Fadil mengedipkan sebelah matanya Ting.
" Iiih dasar..."merasa sudah gak sanggup dengan candaan dari keluarga besar Haifa lagi, Haifa memilih pergi Meninggalkan keluarganya dan berjalan masuk ke ruang tengah.
" Mau kemana dek? masih pagi juga sudah ngambek." kak Hasyim memanggil Haifa yang sudah terlihat cemberut dan bersungut.
" Biarin aja... masih malu dia..." kata om zaki sambil mengambil cemilan yang ada di depan mereka.
" Iya om... yang penting mereka bahagia." balas kak Hasyim sambil menepuk pundak gus Fadil dengan sedikit kuat.
"Ngomong ngomong mau ke Demak kapan gus? bisa kita bicarakan hari ini sekalian saat keluarga abi datang nanti" Om zaki memulai obrolan dengan gus Fadil yang sedang minum.
" Jangan panggil gus lah om... Fadil aja, rencananya hari minggu depan mau ke Demak, soalnya hari jumat ada Ramah tamahnya adek dengan teman2 juga
Dosen kampusnya." timpal gus Fadil.
" Berangkatnya hari sabtu ya?"
" Nggak si om...minggu pagi aja, soalnya acaranya habis duhur juga.. nanti deket desa ada rumah bulek, adek sama saya mau di make up dulu di sana " Gus Fadil menjelaskan.
"kalau begitu berangkat jam 6... sampai di sana jam 10 kalau gak macet , memangnya jam berapa acaranya?" om Rahman masih penasaran , karena waktu yang mepet apa bisa nyampe tepat waktu.
"Biasanya jam 2 an om, hanya ramah tamah para wali santri om, Soalnya kalau gak kasih kabar wali santri Abuya mantu, banyak yang marah, paling umi juga sudah sebar undangan hari ini" secara acara di Demak sangat berbeda dengan kegiatan acara di desa Haifa.
" Ya sudah... yang penting kami gak ingin merepotkan Abuya dan ummah.di sana" katakak Hasyim.
" Insya Allah gak mas Hasyim." gus Fadil menegaskan.
"Sudah sarapan belum?" Tanya om zaki pada Gus Fadil.
'Alhamdulillah sudah om." dengan anggukan dan senyuman manis gus Fadil menjawab pertanyaan om Zaki
Perbincangan para lelaki berlanjut dengan pembicaraan sekitar bisnis Dan pekerjaan masing2, Om zaki yang notabenya seorang guru dan pebisnis bisa melayani perbincangan dengan kedua keponakannya tersebut. Tak terasa adzan dhuhur berkumandang, para lelaki yang sudah tibapun langsung menuju ke musholla.
Haifa yang sedang dimake up oleh sepupunya pun bergegas melakukan solat duhur sebelum keluarga abinya datang.
Seusai solat duhur mereka berkumpul di ruang tamu bagi para lelaki, sedang di ruang keluarga untuk para wanita.
Acara di mulai dengan perbincangan yang sangat asik... bahkan mereka berencana ikut dalam mengantar pengantin ke Demak minggu depan. Karena hari minggu semuanya libur, sehingga tidak mengganggu aktifitas mereka bekerja.
Pada jam 2 siang datang sebuah mobil yang merupakan kakak Abinya Haifa yang tertua besarta istri juga putri kembarnya.
Kak Hasyim, Haifa serta umipun menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang Pakde, Bude.. Mbak Rina dan mbak Rani , terima kasih sudah mau datang kerumah kami" ucap kak Hasyim.
" Dek Nur jangan begitu? kita kan keluarga, masak gak datang si, oh ya Selamat ya nduuk... semoga Sakinah Mawaddah Warohmah" kata pakde Sulaiman.
"Matur suwun pakde " Haifa menyalami tangan pakdenya, di susul kak Hasyim dan suaminya, gus Fadil.
"Masya Allah gantengnya suamimu nduuk." ucap budhe.
"Alhamdulillah budhe, Rizqi dari Allah."
Sambil menyalami budhenya, dan mencium punggung tangan budhe.
"Masih ada stok nggak dek Haifa? kalau ada buat mbak satu ya." Mbak Rina menggoda Haifa. Mereka duduk berdampingan dengan keluarga yang lain.
"Kasih mbak Rani aja dek... bentar lagi mbak Rina kan juga married, kalau aku baru jomblo" umar Rani.
" Jomblo aja bahagia.... kalau aku mah malu..." jawab mbak Rina mengejek.
"Nggak apa2... yang penting Happy.... bener gak?" mbak Rani masih ngotot menjawab Rina.
" Kalau Papa tahu, Rani Sebenarnya suka sama seseorang... tapi nggak mau mengakuinya " ucap Rina dalam hati.
"Sudah2 jangan berantem... kok jadi kalian yang jadi primadona sekarang?" budhe menengahi mereka berdua.
" Pa... kalau salah satu diantara kami menikah dengan dek Hasyim bagaimana?" Rina tersenyum menggoda Rani yang terkejut.
"Jangan bilang kamu itu... kamu kan sudah tunangan Rin? tapi... tunggu dulu... apa kamu Rani yang suka sama Hasyim?"
Rani yang di tanya gelagapan gak bisa menjawab, tapi bisa di lihat dari wajahnya yang memerah seperti tomat, tk bisa di pungkiri bahwa Rani menyukai kak Hasyim.
Semua keluarga terdiam sementara, Semuanya berada pada fikiran mereka masing masing.
" Kamu tu jangan bercanda Rin, Hasyim pasti sudah punya pilihan sendiri, hahahaha... betul gak bro" pakde mencairkan Susana dengan tawanya yang khas. Dan juga gak mau memberikan harapan yang tidak mungkin terjadi. Sebenarnya pakde juga suka sama Hasyim, tapi blm tahu apakah Hasyim sudah punya tunangan atau belum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
💝SONIA 💝
ini kode apa kode ya...
2021-01-17
0