2 . PERTEMUAN

Sore hari sekitar jam 5 sore, Haifa sudah kembali dari kampusnya. Dia melihat mobil kakaknya sudah berada di garasi.

"Alhamdulillah kakak sudah di rumah."Haifa tersenyum manis.

Haifa memarkir motornya di garasi, dan masuk ke rumah.

"Assalamualaikum..assalamualaikum... assalamualaikum.. kok gak da yang jawab ya."Haifa tengak tengok di ruang tamu.

"Mungkin umi dan kakak sedang di belakang." ternyata dugaan Haifa tidak salah, Haifa mengulangi salamnya kembali saat melihat umi dan kak Hasyim di belakang rumah.

"Assalamualaikum Umi... kakak." tak lupa memeluk umi Nur dan mencium pipinya.

"Waalaikum salam..." jawab umi dan kak Hasyim

" Kakak kapan pulang?" sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman, tak lupa mencium punggung tangan kakaknya.

"jam 11 siang dek, Gimana skripsinya dek?" kak Hasyim mengintrogasi Haifa karena rasa sayang dan perhatian yang selalu ia curahkan pada adik semata wayangnya.

"Alhamdulillah sudah selesai kak, insya Allah 2 minggu lagi sidang skripsinya." Haifa menjawab dengan semangat.

Kak Hasyim mengangguk dan menyentil hidung Haifa.

" Auuu.... sakit kak." Haifa memegang hidungnya yang sedikit memerah.

"Rencananya habis wisuda mau kemana dek?" yanya umi pada Haifa, yang sedang memilih batik yang baru di bawa mbak mbak penjahit.

"Dosenku bikin sekolahan baru mi, mungkin ngabdi dulu deh, sambil cari sekolahan yang sesuai dg jurusan adek."

Haifa tampak ragu dg jawabanya sendiri.

"Kayaknya jawaban adek ngambang deh?" selidik kak Hasyim

"Dek, mantapin hati dan tujuan, kalau sdh sreg, baru ambil keputusan, ok sayang?"

umi mengelus kepala Haifa dengan kasih sayang

"Baik umi, hah...adek merasakan sesuatu yang gk bisa adek ungkapkan umi, entah itu apa, adek gk mengerti "

Haifa merasakan sedikit kegelisahan yang tidak dapat ia gambarkan apa yang di rasakanya.

Kak Hasyim yang menangkap adanya kegelisahan pada Haifa, akhirnya memberanikan untuk bertanya.

"Jangan jangan adek lagi jatuh cinta ya?"

kak Hasyim menyelidik dengan muka masamnya.

"Engggak lah, temen cowok aja adek gk punya kakak." Haifa membela diri.

"Yang bener?" kata kak Hasyim sambil mencubit hidung Haifa kembali sampai merah.

"Kakak..... sakit." Haifa mengejar kakaknya yang sudah berlari Meninggalkan Haifa dan uminya.

Malam harinya sehabis solat isya', Haifa besarta umi dan kakaknya bercengkrama di ruang keluarga.

"Dek besok malam temen kakak mau main kemari." kak Hasyim sedikit menggoda Haifa.

"Terus hubunganya sama adek apa? kalau mau main ya main aja, ngapain harus tanya sama adek?" Haifa menggerutu kesal.

"Ya... gk ada sih, adek gak ada acara kan besok malam?" kak Hasyim memastikan kegiatan Haifa untuk esok hari.

"Acara seminar besok sampai jam 4 sore kak, adek juga gk sampe sore mungkin, ada bimbingan revisi skripsi jam 3 soalnya." Haifa kembali mengingat acara yang ada untuk besok.

"Ya sudah jangan mampir ya dek,langsung pulang saja." kak Hasyim memperingatkan Haifa dengan pandangan sedikit serius.

"Ada apa si kak? biasanya adek pulang sore juga gak apa apa?" Haifa sedikit takut saat melihat mata kakaknya.

"Gak tahu dek, perasaan kakak gk karuan, entah apa itu, ya sudah kakak ke kamar dulu ya dek?" Kak Hasyim pergi Meninggalkan ruang keluarga.

Haifa melihat Uminya yang sudah tertidur di disebelahnya, kemudian membelainya dengan penuh kasih sayang, tak lupa mencium pucuk kepala uminya.

"Pantesan dari tadi umi gak ikut ngomong ternyata sudah tidur to?" gumam Haifa sambil menggoyangkan tubuh uminya yang sudah terlelap.

"Umi... pindah ke kamar yuk?" Ajak Haifa pada uminya.

Umi Nur meng iyakan ajakan Haifa dan sama2 menuju kamar masing2.

🌟🌟🌟

Pagi hari ini Haifa sengaja berangkat lebih pagi, karena ingat janjinya pada sahabatnya untuk membantu mereka di acara seminar kali ini. Yang merupakan seminar terakhir bagi Haifa sebagai mahasiswa.

Sesampainya di kampus Haifa menghampiri teman2nya yang sudah ada di Auditorium kampus yang telah di sulap menjadi tempat untuk seminar hari ini.

"Assalamualaikum Sarah, Devi, Hani,

assalamualaikum... semuanya" haifa melambaikan tangan pada sahabat2 nya yang tak bisa di sebutkan satu persatu namanya.

"Waalaikum salam..." Jawab mereka serempak.

"Sarah, apa semuanya sudah beres?" Tanya Haifa kepada sahabatnya itu.

"Alhamdulillah Fa,99% sudah " jawab sarah dengan semangat

"Yang 1 % nya kemana" Tanya Haifa heran

"1% nya kalau dosen pematerinya sudah sampai di sini dengan Selamat." Devi menjawab pertanyaan Haifa.ldwngan terkekeh.

" Kamu itu Ya, bercandanya keterlaluan." Haifa memukul pundi sahabat nya pelan.

" Fa sudah pernah ketemu dosen pematerinya belum?" tanya Hani pada Haifa.

"Mana sempat dia Han, skripsinya aja yang di kerjakan, gk kayak kita, masih semester 8 aja, bahkan judul skripsi kita pun belum pernah di acc sama sekali." celetuk devi yang membuat Mereka berempat serempak tertawa bersama.

"Kayaknya baru kemarin ya kita ikut MOS, gak tahunya sdh mau wisuda aja" Haifa tersenyum pada sahabat2nya.

"Itu kamu fa, kita mah belum." jawab Sarah mengomentari kata kata Haifa.

"Iya.. iya, aku wisuda duluan, kalian th depan ya, aku tunggu undangan kalian." Haifa memeluk devi disambut sarah dan Hani, merekapun saling memeluk satu sama lain.

Belum dijawab perkataan Haifa, Heri dan Juan selaku seksi Humas dan ketua BEM memanggil Haifa dan sahabat2nya.

"Assalamualaikum... Haifa, Sarah, devi,

Hani." ucap Heri.

Gus Fadil kaget saat nama Haifa di panggil, jantungnya berdetak kencang, seakan akan ingin melompat keluar.

"Waalaikum salam..." jawab mereka kompak.

"Kenalkan ini Dosen Pemateri hari ini teman2." Heri memperkenalkan pada teman2 nya

" Masih ingat dengan kami kan pak?" Sarah mengawali pembicaraan mereka.

"Insya Allah masih lah,cuma...." jawaban Gus Fadil menggantung, sambil memandang Haifa.

" Oh ya... kenalkan Haifa Assyafiq" Heri memperkenalkan Haifa pada Gus Fadil.

"Haifa pak... biasa di panggil Fa pak" Haifa menganggukkan kepala dan menyatukan kedua telapak tanganya.

"Panggil saya Fa juga... hahahaha" Gus Fadil tertawa

"Bapak mah bisa aja.. hahahaha" Jo yang baru masuk pun ikut tertawa bersama mereka. Rasa Kecanggungan gus Fadil Pun hilang seketika, di sambut dengan gelak tawa dan canda yang mereka lontarkan.

Pertemuan kali ini sungguh rencana Allah,

Gus Fadil merasa kagum pada Haifa dewasa, Berbeda dengan Haifa kecil 10 th yang lalu.

 

Maaf ya... masih banyak typo

Mohon Masukkan dan likenya ya...

terima kasih

Terpopuler

Comments

Fatimah Atim

Fatimah Atim

emang jodoh ga kemna...

2021-01-13

0

M Akhis

M Akhis

lnjut kyknya seru...

2021-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!