Kali ini Haifa kalah telak dengan suaminya
Niat hanya ingin menggoda... namun dia sendiri yang tak mampu melayani suaminya yang penuh nafsu.
Selesai solat dhuhur berjamaah Haifa meminta suaminya untuk jalan2 keluar.
" Kakak gak pengen jalan jalan?" Haifa merarik wajah suaminya yang masih setia memandangi wajahnya setelah selesai solat.
" Pengen banget, tapi kamu kan masih capek sayang." gus Fadil memeluk Haifa dan mencium pipi kanan Haifa.
"Memang jalan2 harus turun ya? di dalam mobil juga bisa." Haifa memasang wajah Sendu dan cemberut.
"Itu namanya mobil2an sayang" gus Fadil mulai menjalankan aksinya.
" Besok saja ya sayang" Haifa menepis tangan suaminya yang sudah tidak bisa di kondisikan.
Haifa sudah kelimpungan dengan suaminya yang super lengket seperti lem.
"Masih ada waktu kok, kan adek gak kemana2". Gus Fadil tidak menggubris kata kata Haifa, masih saja melanjutkan petualangananya.
Haifa menggerutu dan pasrah karena rencananya untuk jalan jalan dan tidak berada di kamar hotel saja hari ini, tak sesuai dengan hadapannya, dia harus rela diajak suaminya untuk berpetualang lagi, anaconda suaminya sudah lari kemana mana, harus di amankan ke kandangnya.
Dinginnya A.c. tak bisa mendinginkan petualangan mereka di gurun Sahara, sampai mereka mencapai titik di mana mereka harus kembali dan beristirahat.
🌟
Sementara di pondok pesantren gus Fadil ummah masih saja menangis, padahal Abuya sudah mengatakan bahwa ragil tidak akan Meninggalkan mereka.
"ummah... gak usah nangis wae ngono.."( ummah... jangan nangis terus. )
" Pripun nggeh Abuya... larene mpun nikah tapi ibue dereng mate mriki." ( Bagaimana ya Abuya, anaknya sudah menikah, tapi ibunya gak pernah datang kesini.)
" Yo wes gak usah di pikir... la wong anak iku yo titipan seko Allah ummah.."( ya sudah jangan di pikir, anak itu adalah titipan Allah.)
"Rasane gk kepengen ragil ndang cepet gede... Ben tak gendong wae terus..."( Rasanya gak ingin si bungsu cepet besar, biar aku gendong terus. )
" Eleng ummah... kono ndang wudlu... solat tak enteni semaan, wes 3 minggu keren lo."( Ingat Ummah... sana ambil air wudhu, solat, aku tunggu semaan, sudah 3 minggu libur lo.)
" Nggeh Abuya, tak wudlu riyin." ( Iya Abuya, saya ambil wudhu dulu.)
Perbincangan mereka akhiri, karena adzan asar sudah berkumandang.
🌟🌟
Sementara gus Fadil dan Haifa masih betah di kamar hotel tanpa melakukan aktifitas apapun, mereka berdua malas2an, karena berkali2 melakukan petualangan yang menyenangkan tapi melelahkan.
" Kak... hari selasa aku ada ujian skripsi, hari itu juga aku mau nyebar undangan buat teman2ku juga Dosen, bisa tidak kakak bantu adek?" Haifa memainkan jarinya di dada suaminya yang putih bersih.
" Bantu apa sayang hemmm? bikin undangan?" gus Fadil mengangakat dagu Haifa agar bisa menatap manik mata Haifa yang selalu ia rindukan.
"Iya, kan mepet banget, kalau pesen juga Mahal habibi" sambil bergelyut manja di lengan gus Fadil
"YA sudah... kita beli kertas nya... nanti kakak yang print.. buat Hayati gak ada kata tidak." sambil membelai rambut Haifa yang panjang sebahu.
" Terima kasih habibi, makin sayang deh"
sambil mengerjapkan matanya dan tersenyum manis.
" Hai... jangan begitu? bikin jantung kakak mau meledak dek, mau berpetualang lagi?" gus Fadil mulai tergoda dengan wajah imut Haifa.
"Adek sudah gak takut kok ketemu sama anaconda, habisnya anacondanya sudah jinak" Haifa memeluk suaminya dengan erat, dan menenggelamkan wajahnya di dada suaminya karena malu
"Sayang... kok kamu makin gemessin sih, jadi gak bisa jauh2 deh, apalagi ngelirik yang lain". sembari mencium kening istrinya yang sama sama seperti bayi baru lahir tanpa sehelai benang pun.
"Coba aja main mata saat jadi Pemateri, nanti anacondanya aku potong. Dan ku jual, biar puas gk punya sekalian" Haifa melepas pelukan suaminya dan berpaling membelakanginya.
Gus Fadil yang mendengar pun merasakan bahwa kecemburuan Haifa sangat menakutkan, bahkan gus Fadil susah menelan salivanya sendiri, wanita bila sudah di rasuki rasa cemburu apapun akan di lakukan.
Sebenarnya haifa hanya bercanda, namun dengan memberikan sedikit ancaman seperti itu membuat Haifa mengetahui seberapa takutnya suaminya kehilangan dirinya.
"Sayang... 10 tahun saja aku bisa menjaga hatiku untukmu, masak saat kita bersama seperti ini sayangku masih meragukan cintaku ini." gus Fadil memeluk Haifa dari belakang.
" Sayang... habibi, adek jadi makin cinta deh sama kakak" Haifa berbalik dan Memeluk gus Fadil dengan mesra.
Setiap hari suaminya selalu membuat dirinya merasa di cintai, lebih dan lebih.
"Kakak rasa Adek masih saja meragukan cinta kakak, harus dengan apa kakak akan membuktikan nya?" gus Fadil melonggarkan pelukanya dan menatap wajah cantik istrinya saat ini.
" Cukup setia saja sama adek. Dan jangan ada wanita lain di hati kakak" Haifa mendekatkan wajahnya dan mencium pipi suaminya.
"Insya Allah dek...Terima kasih HAYAATI" gus Fadil mencium kening Haifa dengan lembut.
🌟🌟🌟
Di kediaman uminya Haifa... setelah banjir surut, tentu mereka akan kembali kerumah masing2, untuk membersihkan rumah dari bekas banjir yang kotor.
" Umi... bagaimana kabar Haifa sekarang ya?" Kak Hasyim yang merindukan adiknya bertanya pada uminya.
" Entahlah... umi juga tidak tahu, makanya cepet nikah biar tahu kabar baik apa tidaknya pengantin baru." umi memukul bahu kak Hasyim yang sedang membayangkan kebahagiaan Haifa adiknya.
" Ah umi, nanti ah biar ganti tahun dulu" alasan kak Hasyim yang masuk akal juga.
" Kak.... Harusnya kakak juga cepet nikah biar umi cepet punya cucu dari kamu." umi membelai bahu anak sulungnya.
"Umi... insya Allah nanti juga akan aku perkenalkan sama umi." kak Hasyim membalas dengan mengusap usap lembut tangan Uminya.
"Jangan lama2 ya kak" Umi seakan akan tak memberi waktu pada anaknya, kak Hasyim tersenyum saja dengan sautan uminya.
Semenjak kota P utara dan barat banjir, banyak pengusaha batik yang harus berhenti beraktifitas, karena air limbah akan masuk ke rumah2 warga.
Berbagai cara sudah di lakukan oleh pemerintah P, dalam menanggulangi banjir di kota P. Namun sampai sekarang hasilnya belum menjadi kenyataan.
terutama daerah P utara, yang dekat dengan pantai. Bahkan banyak yang sudah berpindah ke daerah P selatan.
Daerah P yang tidak terkena banjir dari daerah Buaran ke selatan.
Sebenarnya banjir bisa di cegah dengan kesadaran kita masing2.
Dampak dari banjir banyak stok barang yang menjadi pesanan keluar kota dan pulau pun menjadi terhambat.
Sehingga kak Hasyim selalu mengantisipasi keadaan spt ini, agar tak mengalami keterlambatan mengirim barang sesuai pesanan.
----------------xxxxxx----------------
Siapa Sebenarnya gus Fadil?
masih jadi tekan teki
Hai2... jangan lupa ya... mampir di cerita author yang lainya... yang berjudul.......
MY CANTIKA
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE nya
Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments