Sore berganti malam, malampun berganti pagi. Pagi ini semua orang sudah berkumpul di dalam pondok pesantren, hanya tinggal menunggu gus Fadil yang masih merapikan semua barang bawaanya dan mas kawin yang akan beliau berikan pada dek Haifa.
Jam menunjukkan pukul 8.30, seharusnya mereka sudah Meninggalkan pondok pesantren, namun karena ning Zahra kesiangan membuat sedikit terlambat.
"Semoga saja jalan gak macet ya ummah"
harapan Abuya, yang merasa gak enak hati pada semuanya.
"Insya Allah Abuya." ummah yang mengetahui Abuya tegang pun mengusap usap punggung tangan Abuya.
" Le... rencanane berapa hari di hotel?" Abuya melontarkan pertanyaan pada Gus Fadil.
"Terserah dek Haifa mawon Abuya" Gus Fadil yang tegang pun menjawab dengan pasrah .
"Yo wes mangke tangglet nggeh dek, kersane di boking mas Fajri" ( Ya sudah nanti tanya ya, biar do booking mas Fajri) ning Zahra yang sudah rapi pun ikut ngobrol.
" Mboten sah mbak... mpun kulo boking kok"( Nggak usah mbak, sudah saya booking) ucap Gus Fadil sembari tersenyum.
" Ok...Biar buat belanja aku kalau gitu " ning Zahra tersenyum manja pada suaminya.
Setelah ning Zahra selesai mempersiapkan semuanya, mereka pun tak menunda lagi untuk segera berangkat.
Perjalanan yang menempuh waktu 3 jam itu pun terlampaui sudah, mereka sampai di depan hotel tepat jam 12 siang.
Mereka memasuki kamar hotel masing2 setelah kang Zein memberikan kunci pada keluarga yang hadir, 10 kamar yang mereka boking terisi penuh. Dan 1 kamar untuk pengantin pun sudah di persiapkan.
"Kang malam ini saya tidur kaleh njenengan ngggeh? Soale kamar itu nanti biar sama adek... boleh ya?" sambil memainkan matanya...
"Boleh lah... Selamat ya bro, njenengan menunjukkan pada Abuya dengan kesungguhan guse menikahi dek Haifa" kang Zein menepuk bahu guse.
"Makasih kang... sudah menjaga saya selama ini, kapan mau cari pendamping kang?" giliran Gus Fadil yang bertanya.
" Nanti kalau sudah ketemu jodohku guse "
kang Zein tersenyum miris.
Siang itu gus Fadil dam kang zein hanya mengistirahatkan tubuh mereka Selama 1 jam saja, karena jam 2 mereka harus bertolak ke rumah dek Haifa untuk Menyerahkan Mas kawin dan hantaran yang lainya.
Acara penyerahan mas kawin berjalan lancar, namun sebelum meninggalkan rumah dek Haifa sore itu, Gus Fadil bertanya,
"Dek... maukan setelah akad kita tinggal di hotel dulu Selama 3 malam? Mau ya dek." bujuk gus Fadil pada Haifa.
"Maaf kak... dek Haifa lebih nyaman tidur di rumah, nggak suka aja tidur di hotel." Haifa sedikit menegang, karena tahu kalau di hotel pasti tak bisa kemana2, serta ketakutannya tentang camera tersembunyi yang nantinya membuka aib malam pertama mereka. Haifa menggelengkan kepala dan bergidik ngeri, apa yang akan dia katakan pada dunia bila itu benar2 terjadi.
"Bener ni gak mau ke hotel?" Tanya gus Fadil kembali...
"Ogah ah, atau kakak aja yang ke hotel adek tetep di rumah, Gimana?" Haifa menaik turunkan alisnya yang hitam itu.
"Yaaaah... gak asik dong dek?" gus Fadil yang kelimpungan ternyata Haifa menjawabnya dengan lantang tanpa malu2.
"Secara adek gak bisa tidur di tempat baru, makanya adek mondok cuma 1 bulan." suara Haifa memecah keheningan mereka berdua.
"Nah... nanti kalau mondok di rumah mertua gimana dong?" gus Fadil semakin senang membuat Haifa menegang.
"Gak tahu deh" ucap Haifa pasrah.
"Ya sudah gk2 apa apa jangan di pikir, biar kakak batalin aja kamar nya." Gus Fadil mencubit hidung Haifa dengan gemas.
"Maaf ya kak." Haifa merasa tidak enak hati.
"Nggak pa2... kalau begitu kakak pamit dulu ya , Assalamualaikum..." Gus Fadil berjalan Meninggalkan Haifa
"Waalaikum salam, hati2 kak"
Haifa melambaikan tangannya.
" Iya dek, Makasih ya" Gus Fadil mengangguk saja.
"Sama sama" Haifa tersenyum sambil membenarkan hijabnya.
Gus Fadil meninggalkan rumah Haifa yang sudah sepi.. besok jam 7 pagi adalah acara sakral mereka, akad nikah di lanjut dengan resepsi setelah solat duhur, hanya untuk kalangan keluarga dekat Haifa dan tetangga saja, sedangkan untuk teman2 Haifa dan Dosen akan di gelar setelah ujian skripsinya, yaitu seminggu lagi tepatnya hari jumat depan, undangan akan di bagikan tepat setelah ujian skripsinya hari selasa besok.
Adzan subuh berkumandang, Haifa yang sudah bangun sejak pukul 3 karena harus di rias, Haifa pun telah siap2 melakukan solat subuh, perias yang sudah ada sejak pukul 3.30 pun solat bersama dan berjamaah, dengan kak Hasyim sebagai imam nya. Selesai solat mereka memulai aktifitas mereka.
Jam 6.30 Haifa selesai di rias, di balut dengan kebaya putih dan hijab berwarna biru muda menghiasi kepala Haifa, selang 15 menit rombongan dari mempelai laki2 sudah berada di rumah Haifa.
Tepat pukul 7 acara ijab qobul di mulai, dengan kak Hasyim sebagai wali, pengganti abi yang telah wafat 2th yang lalu. Umi meneteskan airmata, begitupun Haifa merasakan sasak di dadanya, antara sedih, senang, dan bahagia.
Sedangkan di ruang Tamu ijab qobul sedang berlangsung
"Bisa di mulai ijab qobul nya" kata pak penghulu
"Bisa pak" kak Hasyim mengangguk.
"Anda sudah siap" pak penghulu bertanya pada Gus Fadil.
"Insya Allah."Gus Fadil pun mengiyakan.
Kak Hasyim menjabat tangan gus Fadil dam mengucapkan
Bismillahiroohmanirrobim...
""" Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka ukhti HAIFA ASSYAFIQ binti M HAMDI alal mahri khomsiin graman mina dzahab hallan"""
"""Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, adikku dengan mahar 50 gram emas dibayar tunai""""
Bersamaan dengan itu Kak Hasyim menghentakkan tangannya dan gus Fadil pun segera melafatkan qobulnya.
"""Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq"""
"""Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."""
"Alhamdulillah..."
"Semua saksi sah?"
"SAH....
"Sah....
"sah...
Alhamdulillah...
Di lanjutkan dengan doa dan pembacaan syarat dan kewajiban sebagai suami...
Giliran Haifa di panggil untuk menenmui suaminya dan menandatangani surat nikah mereka. Ummah dan ning Zahra masuk ke dalam kamar pengantin dan membawa Haifa yang telah di apit Ummah dan Umi di kanan kiri Haifa.
HAIFA duduk di sebelah gus Fadil yang beberapa menit lalu telah resmi menjadi suaminya secara agama dan hukum negara. Haifa mencium tangan suaminya, Gus Fadil mengecup kening Haifa, entah keberanian dari mana gus Fadil malah memeluk Haifa di depan semua orang, semua yang melihat kejadian tersebutpun terkejut dan tertawa terbahak bahak.
"Maaf acaranya bisa di lanjutkan nanti di dalam kamar ya mas." kata penghulu.
sontak membuat semua orang tertawa, terkecuali Haifa yang sudah menyembunyikan wajahnya di dada suaminya, karena malu.
"Silahkan di tanda tangani surat nikahnya mas dan mbak." pak penghulu menyodorkan kertas2 yang harus mereka tanda tangani.
" Oh ya pak" Gus Fadil menanda tangani surat nikah... begitupun Haifa menandatangani surat nikah tersebut.
Setelah selesai pak penghulu Meninggalkan acara karena masih ada acara di lain tempat. Acara di lanjutkan dengan pemakaian cincin di jari manis Haifa dan juga gus Fadil yang memang memilih silfer, karena laki2 tidak boleh memakai emas, di lanjutkan dengan acara Raman tanah di serta foto keluarga.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi, ,bagi keluarga dan tetangga Haifa yang bekerja pun sudah Meninggalkan rumah Haifa, kecuali keluarga dari gus Fadil, mereka masih berbincang dengan keluarga Haifa yang masih tinggal. Haifa dan gus Fadil sudah Meninggalkan mereka karena harus melepas pakaian pengantin yang mereka kenakan.
Gus Fadil masih setia menemani Haifa menghapus make up di wajahnya, walau jantung mereka berdetak sangat kencang sekali. Sesekali gus Fadil menggoda Haifa dengan memeluk Haifa dari belakang.
Haifa tersentak kaget, karena merasakan jantung gus Fadil yang sama2 berdetak kencang seperti miliknya.
"Kak... adek kapan selesainya kalau nempel kayak gini terus?" tanya Haifa yang mulai kesal akan tingkah suaminya yang nakal itu.
"Sebentar saja dek" Gus Fadil beralasan.
"Mau sebentar sekarang ni? tapi nanti malam tidur di hotel ya?" Haifa tersenyum di depan cermin.
Gus Fadil yang mendengar ancaman dari istrinyapunlangsung melepas pelukanya...
"Ok deh, dosa lo dek" Lihat saja nanti malam dek aku tidak akan melepaskanmu.. batin gus Fadil.
"Bukan adek gak mau kak, cuma sebentar lagi adek mau di rias lagi, jadi adek pengen istirahat sebentar." ucap Haifa sambil menyelesaikan menghapus make up nya.
"Iya... Mau di temenin tidur gak?"
tawaran yang sangat menjerumuskan batin haifa
"Terserah kakak, tapi ingat! jangan macem2." Haifa sedikit mengancam
"Heiii... Waduh istriku yang cantik sudah berani ya mengancam suaminya." Gus Fadil mengedipkan matanya.
"Aaah." Haifa terkejut.sebenar nya dia sendiri bingung, kenapa seberani ini mengatakannya.
"Bukan mengancam, tp mengingat kan saja kak." Gus Fadil menghampiri Haifa dan mencium pipi kanannya lama.
Cupppp
"Jangan bawel, kakak jadi tambah gemes jadinya." Sambil berjalan keluar Meninggalkan Haifa.
Haifa gemetar... jantungnya yang sedari tadi masih berdetak cepat, tk bisa di kendalikan, rasa gugup dan canggung yang membuat dirinya berbicara sedikit kasar.
"ini masih di cium pipi saja aku sudah begini, bagaimana nanti malam? Gimana ini? Mau bobok sama umi aja deh." batin Haifa...
Sementara gus Fadil berjalan melenggang manemui keluarga Haifa dan keluaganya yang masih tinggal di rumah Haifa, sedangkan Abuya dan ummah sudah kembali ke hotel untuk istirahat dan kembali lagi nanti setelah solat jum'at.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam... lo kok pengantinya malah keluar? tadi ijab qobul sudah peluk, sekarang malah keluar?" goda Umi pada menantunya.
"Dek Haifa lagi ganti baju mi" Gus Fadil mendengus kesal.
"Ya sudah duduk dulu sini, umi mau ngomong dulu sama adek di kamar." umi berlalu Meninggalkan gus Fadil di ruang tengah
"iya mi" Gus Fadil merasa di perhatikan.
Umi Meninggalkan gus Fadil dam keluarganya di ruang depan. Sesampai di depan kamar pengantin, umi mengetuk pintu.
Tok tok tok
Haifa bergegas membuka pintu..
"Iya... sebentar...Umiii" Haifa membuka pintu kamarnya.
"Nduk? kok suaminya di suruh keluar?"umi sedikit marah.
" Haifa gk nyuruh keluar mi." Haifa membela diri.
"Ya sudah...kalian sudah makan?"
"Sudah mi." Haifa mengangguk pelan.
" Ya sudah suruh suamimu istirahat juga, kasihan kan sebentar lagi masih ada acara." Umi menasehati Haifa.
"Jam berapa sekarang umi"
" Masih jam 10 lebih."
"Sana panggil! ingat ingat sekarang sudah bersuami, jangan manja" umi mencubit hidung Haifa dengan gemas.
"Insya Allah Umi...
HAIFA menutup pintu dan menghampiri suami dan keluarganya...
" Assalamualaikum" Haifa mengucap salam.
"Waalaikum salam" Jawab mereka kompak.
"Sudah selesai dek" Tanya gus Fadil.
"Sudah kak" Haifa tertunduk malu.
Belum sampai Haifa duduk, dari belakang umi sudah menyuruh mereka berdua untuk istirahat.
"Dek.... ajak suamimu istirahat sana, 2 jam lagi mau di rias kan? biar gak kecapekan." Umi mengisyaratkan matanya untuk masuk kamar.
"iya mi" Haifa pun menurut.
Gus Fadil dan Haifa meninggalkan ruang tamu dan menuju kamar pengantin.
---------xxxxx--------
BERSAMBUNG...
Tanggung banget ya...
Maaf masih banyak typo
jangan lupa like and komen ya
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
💝SONIA 💝
nggak tanggung kok kak, kalo kepanjangan jadinya bosen nanti
2021-01-17
0