15 . KAMU MENGGODAKU

Haifa pun menurut pada Gus Fadil, walau susah memejamkan mata, Haifa terus berusaha memejamkan mata walau susah, namun karena kehangatan dekapan suaminya Haifa pun tertidur dengan pulas.

Pagi yang cerah setelah hujan yang turun begitu derasnya, yang mengakibatkan banjir di desa Haifa, bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai sudah pasti kebanjiran, hal ini sudah menjadi kegiatan rutin bagi mereka jika musim hujan tiba.

Haifa yang sudah bangun solat subuh dan di lanjutkan tidur kembali karena terlalu lelah, lagipula gak ada pekerjaan yang harus ia lakukan, jam 7 pagi Gus Fadil menelpon restoran yang ada di hotel, memesan sarapan untuk mereka berdua, dia membuka jendela lebar lebar di kamar hotel, hembusan angin yang dingin menerpa rambut Haifa yang masih terlelap.

Gus Fadil merangkak naik ke tempat tidur, dia merebahkan tubuhnya miring sambil memandangi wajah Haifa yang cantik itu, betapa bersyukurnya gus Fadil atas nikmat yang telah Allah berikan, tak sia sia gus Fadil meminta yang terbaik untuk jodohnya, karena Gus Fadil sadar segala seauatu yang menurut dirinya baik, belum tentu baik menurut Allah, sehingga ia selalu Menyerahkan segala sesuatu atas izin Allah dan rido kedua orang tuanya. Gus Fadil selalu bersyukur? Abuya dan ummah tidak pernah mempermasalahkan siapa jodoh anak2nya, bahkan tidak pernah terpikir untuk menjodohkan mereka.

Haifa sedikit terganggu dengan sentuhan lembut tangan dingin di wajahnya, Haifa mengerjapkan matanya, Gus Fadil tersenyum manis sambil mencium pipi kanan Haifa.

" sobahul khoir habibati..." Gus Fadil melompat ciuman dari jarak jauh

Haifa tersenyum malu-malu.

" Sobahul nur habibi... Sudah bangun dari tadi?" Haifa menggeliatkan tubuhnya.

" Iya habibati." Gus Fadil mendekati Haifa yang masih sedikit memejamkan matanya.

"Kenapa gak bangunin adek habibi?"Haifa bangkit dari ranjangnya menghampiri suaminya yang duduk di tapi ranjangn mereka.

"Gak pa2, kan kakak bisa lebih lama memandang adek yang cantiknya MasyaAllah ini." senyuman smirk dari suaminya membuat Haifa terkejut

" Ih.... gombal..... " sesaat Haifa menenggelamkan wajahnya yang memerah di bawah selimut.

"Baru tau suamimu suka gombal ha...?"tanya Gus Fadil menggoda Haifa.

"Gak tahulah... kan yang orang luar liat kakak seorang motivator, bukan suami yang suka gombal kaya gini." Haifa mengerutkan bibirnya yang merah itu, Membuat gus Fadil semakin gemas.

"Hai... kondisikan itu bibir, gak takut di makan harimau ya?" gus Fadil semakin gemas dengan Haifa.

"Kalau harimaunya ganteng dan banyak duit si gak apa apa, hahahahaha." Haifa bangkit dari tidurnya meninggalkan gus Fadil dengan sedikit berlari menuju kamar mandi.

Deg

Gus Fadil terperanjat

"Apakah itu kode dek Haifa juga pengen di cium aku?" batin gus Fadil

Sementara Haifa di dalam kamar mandi senyum2 sendiri, mau Gimana lagi, gus Fadil tak ada niat untuk melakukan apapun setelah menikah, jadi Haifa berinisiatif memulainya dahulu.

"Apakah aku salah bila memulai terlebih dahulu, malu si iya, tapi kalau begini terus kapan aku jadi istrinya seutuhnya, aku takut suatu hari bila aku tk memenuhi kewajibanku, dia akan mencari yang lain, ah tidak tidak, jangan sampai, biarkan hilang harga diri ini, yang penting dia kan suamiku yang sah. Aku juga pengen dapat pahala lebih banyak, karena aku yang menawarkan terlebih dahulu." Batin Haifa sambil tersipu malu sendiri sembari memandang wajahnya di depan cermin

Haifa mandi dengan berdebar debar, "Harus aku kesampingkan rasa maluku, demi pahalamu ya Allah, Untuk memulai semua untuk suamiku yang telah halal bagiku." Gumam Haifa, Sebelum Haifa keluar dari kamar mandi Haifa menarik nafas dalam-dalam.

"Huuuffff...... bismillahirrohmaanirrohim... ayok Haifa kamu pasti bisa... pahala harus di jemput, Sudah di depan mata."

Haifa keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk sebatas lutut dengan pundak dan leher yang terbuka.

Dengan santainya Haifa berjalan menuju koper miliknya di depan lemari, Gus Fadil yang melihat Haifa seperti itu terbelalak, bahkan tak barkedip sama sekali, Haifa yang melihat tingkah lucu suaminya itu pun terbahak bahak

"Hahahahaha... kakak... kakak..." Haifa makin tertawa lepas seperti tanpa beban.

Gus Fadil masih belum merespon panggilan Haifa, sampai Haifa mengguncang bahu suaminya itu

"Kak...? kakak kenapa? kok bengong begitu? Gus Fadil pun tersadar Dan tersenyum licik.

Tampa basa basi gus Fadil langsung memeluk Haifa .

" Dek... kenapa kamu menggodaku sayang... hem?" dengan penuh semangat gus Fadil menghadang Haifa yang ingin malewati nya.

"Siapa yang menggoda kakak, orang aku lupa gak bawa baju tadi, minggir dulu deh, adek mau pakai baju ni..." Haifa menepis tangan suaminya yang sudah menghadang di depan nya.

"Habibati.. ... kakak sudah gak tahan ini... adek mau dapat pahala kan?" punya Gus Fadil pada Haifa.

"Pastinya lah pengen... ?" dari semalem kemana aja kak..?. batin haifa

"Boleh ya dek?" gus Fadil sudah menciumi leher Haifa, Sebenarnya Haifa juga sudah merasakan rasa yang aneh saat suaminya memeluknya, tapi Haifa juga masih malu, walau tak di pungkiri seakan akan dia yang lebih agersif ketimbang suaminya saat ini, mungkin suaminya tipikal orang yang harus di mulai terlebih dahulu, jadi gak salah bila Haifa lah yang memulainya, Haifa masih merasakan kegelian di sekujur tubuhnya, entah apa yang suaminya lakukan Haifa hanya bisa pasrah saat ini. Namun sebelum sampai dia memulai pemanasan, terdengar suara pintu di ketuk.

Tok

Tok

Tok

"Kak... sarapannya sudah datang".

"Aghhh, ganggu aja,sudah nanggung ini dek, Gimana ni?" gus Fadil sudah kelabakan.

"Buka dulu, kita sarapan ya, biar lebih kuat" Haifa mencium pipi Gus Fadil, Dan pergi ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya.

"Baiklah... habibati " Gus Fadil bangkit dan membuka pintu kamar hotel, dan mengambil makanan yang di pesanya, di masukkannya trolly yang penuh dengan makanan ke dalam kamar.

Tidak beberapa lama Haifa keluar dari kamar mandi, diapun terkejut melihat makanan yang begitu banyaknya.

"Habibi, apa nggak terlalu banyak ini? kita cuma berdua lo, nggak mungkin bisa habis habibi, nanti mubazir" Haifa gelang gelang kepala melihat tingkah suaminya yang sedikit boros.

"Eit.... Jangan salah, ini makanan habibi pesen untuk sarapan,makan siang juga makan malam, biar gk usah keluar2 dari kamar lagi." ucap Gus Fadil.

" Iih, maunya gitu ya,nggak asik deh." Haifa semakin memandang suaminya.

"Ya sudah, yuk kita makan dulu ya, biar ada tenaga melakukan Travelling yang menyenangkan nanti." ajak gus Fadil pada Haifa.

Haifa cuma terdiam dan menunduk, tahu apa yang di inginkan sang suami. Mereka makan dengan khidmat dan memang benar suaminya sudah menyiapkan makanan dan cemilan untuk mereka sehari ini.

Selesai makan gus Fadil mendekati Haifa dan langsung mencium pipi dan berbisik mesra.

-----------xxxxxx---------

Maaf ya... masih banyak typo

Mohon Masukkan dan likenya ya...

terima kasih

Terpopuler

Comments

💝SONIA 💝

💝SONIA 💝

komentar apa ya,🤔🤔😎😎

oih . iya .. saya mengucapkan selamat ya. ..
semoga sakinah mawadah warahmah dan cepat punya momongan

2021-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!