5 . SPORT JANTUNG

Jam 7 malam Gus Fadil dan kang Zein sudah ada di depan rumah kak Hasyim. Tampak rumah yang 10 tahun silam ia kunjungi masih sama persis seperti dulu, rumah joglo yang menampakkan sisi kesederhanaan sang abi saat membangunya, walau beliau termasuk pengusaha sukses di daerahnya, tak menampakkan sifak kesombongan dari beliau, bahkan di sekitar mereka sudah berdiri rumah rumah bertingkat yang lebih kekinian.

Namun alasan Abi mempertahankan rumah gaya Joglo itu yang sangatlah sederhana.

"Abi pengen cucu2 abi berlarian di rumah besar ini, tanpa rasa takut jatuh dari tangga." ingatan gus Fadil akan kata kata sang Abi ketika dulu saat berkunjung ke rumah mereka.

Benar saja, ruangan yang besar dan lebar, menambah keindahan tersendiri, serta semilir angin yang keluar masuk rumah, karena banyaknya fentilasi dan pintu rumah, akan membikin betah setiap orang yang bertamu ke rumah itu.

"Semoga Allah selalu melapangkan kubur Abi ...amiin" batin gus Fadil.

Sedangkan kang zein yang melihat gus Fadil nampak gelisah, takut salah alamat kang zein pun bertanya.

" Gus.. betul ini rumahnya kang Hasyim kan?" kang Zein nampak bingung.

"Eh... iya kang, betul ini rumahnya. Mari turun, pasti mereka sudah menunggu kita dari tadi" ajak gus Fadil pada kang zein

"Inggih gus" kang Zein mengangguk.

Tanpa ragu2 Gus Fadil memencet bel rumah yang ada di samping pintu.

Ting Tong Ting Tong

Kak Hasyim yang sudah menunggu mereka datang pun langsung berjalan membukakan pintu, disusul umi Nur yang sudah tahu akan kedatangan teman anaknya yang tak lain putra dari kyai kak Hasyim dari Demak, yang 10 tahun sudah tak pernah berkunjung, karena menempuh pendidikan di negara Timur Tengah

Serta kesibukanya sebagai Dosen di kota Semarang, yang sangat menyita waktunya

Cekleek.... krieeeet

"Assalamualaikum" Gus Fadil mengucap salam

"Wa alaikum salam... Gus fadil, apa kabar?sudah lama gak ketemu." kak Hasyim memeluk Gus Fadil.

"Alhamdulillah mas Hasyim,sehat." Gus Fadil menengok sebelah mas Hasyim, ada umi juga yang menyambut kedatangan mereka.

" Umi.. Assalamualaikum.. apa kabar" gus Fadil menyalami umi tak lupa mencium punggung tanganya.

"Alhamdulillah gus, sae... pripun kabare Abuya kaleh ummah " umi membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah... sami sehat umi, angsal salam saking Abuya kaleh Ummah." ucap gus Fadil sambil menunduk.

" Alaikussalam... monggo mlebet gus" Umi menyuruh gus Fadil dam kang Zein untuk masuk.

"Lah niki sinten nggeh... dereng nate dugi mriki nggeh " Umi menanyakan teman gus Fadil.

" Saya Zein umi" terang kang Zein.

"Selamat datang di gubuk kami nak Zein, Ayuk silahkan duduk." Umi mempersilahkan mereka duduk dan berlalu masuk ke dapur menemui mbak siti, yang sedang membuat minuman.

"Mbak siti minumannya disiapin ya... untuk 5 orang, saya ke kamar Haifa dulu, oh ya mbak, biar si Haifa saja yang antar ke ruang tamu." Umi meminta mbak siti untuk membuat minuman.

" Nggeh mi" jawab mbak siti.

Umi berjalan menuju kamar Haifa

Tok... tok... tok....

"Assalamualaikum.... umi boleh masuk dek?"Umi mengetuk pintu.

"Waalaikum salam... iya masuk aja umi, gak di kunci kok."Haifa bersuara dari dalam kamar.

"Adek... Umi bisa minta tolong" Dengan wajah memelas.

"Ah umi ...tumben ngomong kayak gitu, biasanya aja langsung nyuruh, kayaknya ada sesuatu deh?" selidik Haifa sambil menaik turunkan alisnya.

"Adek mah ada aja, gk ada apa2, Sebenarnya...cuma" Umi menunduk.

"Cuma apa umi" Haifa makin penasaran

"Tolong adek anterin minuman ya ke ruang tamu, ada tamunya kak Hasyim di depan."

terang umi pada Haifa.

Haifa sedikit heran, dalam hati haifa bertanya sendiri,Tak biasanya Umi turun tangan untuk merayuku, hanya untuk mengantarkan minuman ke ruang tamu, bikin penasaran saja, siapa sih yang datang.

"Insya Allah Umi" akhirnya Haifa menyetujuinya.

"Tapi adek ganti baju dulu ya, jangan pakai pakaian rumah, kalau bisa dandan sedikit aja biar gk keliatan kusam" Umi sedikit memohon.Haifa yang terkejut,sedikit melototkan matanya, tak biasanya umi seperti ini.

"Baiklah umi, adek ganti pakaian dulu Umi."ucap Haifa.

"Pasti ada yang nggak beres ini." pikir Haifa dalam hatinya .

"Ya sudah umi keluar ya dek, gak pake lama ok." Umi mengusap rambut Haifa yang tak berjilbab, lalu berjalan keluar dari kamar Haifa, tak lupa menutupnya kembali.

5 Menit kemudian Haifa keluar dari kamarnya menuju dapur, setelah itu Haifa mengambil penampan yang berisi 5 gelas teh hangat. Dengan hati2 Haifa membawa penampan menuju ruang tamu, belum sampai di ruang tamu, Haifa mendengar suara yang tidak asing baginya, bahkan baru tadi pagi suara itu mengisi auditorium di kampusnya. Haifatak mungkin lupa dengan suara itu.

Akankah ini hanya hayalannya saja? mendengar suara itu ada di rumahnya. Sambil berjalan Haifa mulai mengontrol hatinya, jantungnya berdetak kencang, harus bisa ia kuasai, agar tidak gugup.

Dengan mengucap basmalah Haifa memasuki ruang tamu yang sudah ada kak Hasyim, umi, dan kedua teman kakaknya.

"Assalamualaikum..." tanpa sengaja mata Haifa bersitatap dengan mata Gus Fadil.

"Astaghfirullah.. benar dia Dosen Pemateri tadi pagi, benarkah dia teman kak Hasyim ?" Batin Haifa karena merasa kaget dg keberadaan gus Fadil di rumahnya.

" Waalaikum salam..." semua kompak menjawab salam dari Haifa.

Haifa meletakkan penampan di atas meja dan membagikanya.

"Apa kabar Haifa" Gus Fadil memulai pembicaraan ketika melihat Haifa sedikit gugup dengan keahadiran dirinya di rumah kak Hasyim.

"Alhamdulillah sehat pak..." jawab Haifa sambil menundukkan kepalanya dan menarik nafas dalam2 dengan pelan...

" Kayaknya adekmu sudah lupa sama saya mas Hasyim, hahahahaha" gus Fadil sedikit kecewa, namun bisa di tutupi dengan senyuman mautnya.

"Maklum saja gus, 10 tahun gk ketemu, dulu kan masih kelas 1 SMP gus." kak Hasyim membela Haifa.

Mereka tertawa bersama.

Haifa makin bingung dengan Percakapan mereka, sambil menatap umi yang sedari tadi ikut tertawa bersama kak Hasyim dan gus Fadil, sedang zein sendiri ikut tertawa lepas bersama mereka.

Umi yang melihat haifa bengong menatap penuh tanda tanya pun mulai berbicara.

"Haifa... sini nak, kok bengong kayak gitu...kamu masih ingat kan sama guru private kaligrafi kamu?" tanya Umi, mencoba mengingatkan Haifa.

"Masih lah mi, wong sampe sekarang jg kaligrafi nya masih di simpan dg rapi, kadang juga sering di pandangi,iya kan dek?" Kak Hasyim meledak Haifa.

"Kakak..." Haifa semakin menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah karena malu

"Masak gk ingat to dek" selidik umi.

Haifa menggelengkan kepalanya.

HAIFA POV

Sebenarnya Haifa masih mengingat waktu kak Fadil menjadi guru private kaligrafi nya, tapi Haifa masih kurang percaya dengan kak Fadil yang sekarang, berbeda dengan kak Fadil dulu. Benarkah beliau kak Fadil? Dulu dia kurus banget, Sekarang... beliau sangatlah tampan, bahkan jadi idola semua mahasiswi di kampusnya, Haifa tk bisa berkata apa2, secara gus Fadil adalah idolanya sejak SMP dulu, entah apa yang harus Haifa katakan.

GUS FADIL POV

Ya Allah... jantungku benar2 tak bisa di ajak kompromi. Sejak pagi tadi aku sudah SPORT JANTUNG. Aku tak kuat melihat senyuman itu, ingin rasanya aku memeluknya, melepaskan rinduku Selama 10 tahun ini, yang selalu kujaga cintaku lewat doaku dek, agar kita dipertemukan kembali.

Haifa kecil yang dulu tak berhijab, sekarang lebih anggun dan cantik dengan pakaian syar'i nya. Sungguh benar kata2 ummah. Terima kasih ya Allah... telah KAU jaga tulang russukku dan selalu berada di jalanmu.

ZEIN POV

Mungkinkah yang di maksud ummah menyuruh saya untuk mengkhitbah gadis itu dek Haifa? Pantas saja Selama 2 tahun saya menemani gus Fadil seminar beliau tak pernah segrogi ini, ternyata hanya karena cintanya yang telah kembali.

Hebat juga gus Fadil, menjaga hati dan pikiran hanya mencintai dek Haifa, menurut ku pilihan gus Fadil sangatlah tepat, siapapun yang melihat dek Haifa akan terpesona, pembawaanya yang anggun tidak neko2 dan beretika.

Kang zein mengakhiri lamunannya.

€€€€€

Kang zein yang melihat Gus fadil membisu pun akhirnya membuka pembicaraan perihal kedatangan mereka malam ini.

 

Terimakasih sudah mampir

Jangan lupa like and komen nya

Terpopuler

Comments

💝SONIA 💝

💝SONIA 💝

aku kok ikuttan grogi ya

2021-01-17

0

Fatimah Atim

Fatimah Atim

gus padli ko jdi kaku siii saking ga tahan liat senyum Haifa 😀😀😀

2021-01-13

0

M Akhis

M Akhis

mkin seru ceritanya...

2021-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!