"Dek ternyata mereka sudah mempersiapkan semuanya" Gus Fadil berbisik di telinga Haifa.
Haifa hanya mengangguk saja, sejujurnya, Haifa sangat tidak nyaman, dengan rasa canggung yang ada, di sertai detak jantung yang tidak beraturan, Haifa duduk di tepi ranjang sambil meremas jari jemarinya, menunduk malu dan rasa apakah ini.
Gus Fadil menghampiri Haifa, dia duduk di sebelah Haifa. Dan menarik tangan Haifa dan meremas nya dengan lembut.
"Dek... jangan malu ya? adek... bolehkah kakak membuka jilbabmu? "
Haifa mengangguk namun masih saja menunduk.
Dengan perlahan gus Fadil membuka jilabab haifa dan mengurai rambut Haifa yang hitam dan lebat sebahu itu.
Jantung Haifa berdetak kencang, tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Gus fadil mengangakat dagu Haifa...Dan menatapnya dengan lama dan penuh kasih sayang.
"Dek.... tatap mata ku sayang, jangan menunduk terus, memang di lantai ada apa sih? nanti sakit lo lehernya" sambil membelai pipit Haifa yang bersemu merah
"Dek...kakak sangat mencintaimu, sepenuh hati kakak. " gus Fadil masih saja mengusap pipi Haifa dengan lembut dan awsikit mencubitnya.
"Maaf bila semua berlangsung terlalu cepat, Kemarilah sayang, kakak sangat merindukan kamu" Gus fadil menarik haifa untuk lebih dekat. "Cobalah pegang dada kakak,apa adek bisa merasakan detak jantung kakak bila berdekatan dengan adek?" Gus fadil memegang tangan Haifa dan menempelkannya pada dadanya Itu.
Haifa sedikit terkaget, Ternyata benar kata suaminya, tak berbeda jauh dengan detak jantungnya, yang meluap2 seakan akan mau meledak, Perlahan lahan ditariknya tangan Haifa dari dada gus Fadil,namun baru 5 cm Haifa menarik tangannya, gus Fadil menariknya kembali.
"Deeek... lihat lah mata kakak sayang"
Perlahan Haifa memandang mata Gus Fadil. dilihatnya di sana mata bulat yang indah, sorot mata yang penuh dengan kasih sayang tak bisa di pungkiri, Haifa juga merasakan getaran hati yang sama, namun dia belum mampu menjabarkan rasa itu sebagai rasa cinta, karena kejadian ini sungguh terlalu cepat baginya.
Pertemuan satu minggu yang lalu telah membawanya masuk ke dalam keluarga kyai dan memiliki pondok pesantren, dalam benaknya saat ini Haifa masih belum percaya, bila dirinya saat ini benar benar menjadi, stri Dosen yang sangat ia kagumi.
Haifa masih saja melamun di hadapan suaminya itu. Gus Fadil yang menyadari Haifa melamun akhirnya mencubit hidungbya..
"Deeek ... Sudah puas belum memandang suamimu yang tampan ini?" sambil menarik turunkan alisnya yang hitam itu, dengan pedenya.
Haifa terkejut, karena tak tahu sudah berapa lama dia melamun sambil memandang wajah suaminya yang selalu ia kagumi.
Haifa Masih merasa malu dan canggung. Untuk menghilangkan rasa yang ada di hatinya. Haifa memberanikan diri untuk bertanya
"Eeèm... kak Fadil,boleh gak adek bertanya?" sambil tersenyum manis.
" Boleh saja,jangan susah2 ya.?" gus Fadil mengenggam tangan Haifa dengan erat, lalu mendekap Haifa yang ada di sampingnya, dengan gemas.
"Kak Fadil,seberapa besar cinta kak Fadil pada Abuya dan Ummah ?"Haifa menatap lelah suaminya yang ada di sampingnya.
"Tentu saja setelah Allah dan Rosulullah, cintaku untuk Abuya dan Ummah dan setelah itu adeklah yang paling aku cinta dan sayangi " Haifa tersenyum lagi
"Seberapa besar kakak mencintai pekerjaan kakak." Haifa memancing emosi gus Fadil.
"Pekerjaanku adalah tempat mencari rizqiku, yang telah Allah amanatkan kepadaku. Dengan izin Allah kakak hanya menyampaikan ilmu yang kakak dapatkan." Gus Fadil menhajarkan semua yang Haifa tanyakan.
"Seandainya semua yang kakak punya di ambil kembali oleh Allah, apa yang akan kakak lakukan?"
"Tentunya bersyukur kepada Allah,sudah pernah merasakan nikmat yang di berikan Allah Selama ini, bersyukur akan semua yang di berikan kepada kita apapun itu, baik kesedihan, kesenangan, kebahagiaan, musibah, kaya, miskin, pasti di balik itu ada hikmahnya "
"Apa Keinginan kakak yang belum bisa terpenuhi saat ini?"
"Alhamdulillah, semua yang kakak inginkan telah Allah berikan pada kakak"
"Apa yang menjadi alasan kakak untuk menikahi adek?"
"Apa ya? Gak tahu si, yang kakak rasakan sejak awal bertemu adek, rasanya gk pingin jauh2dari adek." Gus Fadil mencubit pipi Haifa dengan gemas.
"Awww.. sakit kak" Haifa meringis
"Masak gitu aja sakit sih sayang."
HAIFA makin penasaran saja dengan suaminya, yang katanya tak pernah pacaran Selama di KAIRO.
"Kak, sepuluh tahun gak sebentar lo, memang kakak gk pernah pacaran dengan cewek lain di KAIRO?" Gus Fadil mengernyitkan sebelah matanya.
" Atau.. pernah naksir kek sama cewek di sana?" Haifa masih memancing gus Fadil untuk bercerita tentang kisah cintanya.
Gus Fadil Sebenarnya sudah faham arah pembicaraan Haifa dari awal
"Hahahahaha, aku sudah bisa menebak arah pembicaraanmu dari awal dek, ujung2nya pasti ini pertanyaannya" gus Fadil mengacak rambut Haifa dan kemudian merapikanya.
"Adek masih penasaran saja kak, sejak awal kakak bilang memang gak pernah pacaran, nanti giliran adek sudah tekdung banyak lagi cewek yang datang minta di nikah, apa gini ya nasib ISTRI SEORANG MOTIVATOR? aku gak mau seperti motivator yang ada di TV itu kak, malu banget" Haifa memainkan kumis tipis suaminya yang baru di cukur tadi pagi.
"Hahahahaha, ternyata Istriku yang cantik ini benar2 menggemaskan ya, takut banget suaminya punya mantan pacar" gus Fadil semakin terbahak bahak..
"Bukan takut, buat jaga jaga aja, bila suatu hari akan datang ujian dan cobaan dari Allah" Haifa mendengus kesal.
"Dek... gak semua motivator seperti itu juga, buktinya senior kakak yang dari bandung masih setia sama istrinya walau 20 th lumpuh, bahkan beliau sendiri yang mengurus istrinya, dari makan sampai mandi, bahkan tak pernah mengeluh, doakan kakak biar bisa menjaga adek dan anak2 kita nanti, jangan pernah tinggalkan kakak, dalam suka maupun duka,Kakak sayang sama adek" Gus fadil mengeratkan pelukanya..
"Huuuf..." Haifa menghembuskan nafas dengan kasar, dan memonyongkan bibirnya hingga membuat gus Fadil semakin gemas saja.
"Hai, jangan cemberut dong, ternyata bibirmu bisa di karet ni dek biar kayak bebek, hahahahaha."gus Fadil mencomot bibir Haifa dan mencubitnya.
"Jadi adek kayak bebek ni?" Haifa tambah kesal dan melepas pelukan suaminya.
"Nggak kok adek cantik banget malah, tapi jangan manyun kayak gitu dong, nanti hilang lo cantik nya." gus Fadil memeluk Haifa dan mencium pipi istrinya yang sedang merajuk itu.
"Biarin gk cantik, yang penting kan sudah"
Haifa tersadar sambil menutup mulutnya dengan satu tangannya.
"Sudah apa dek... sini kakak peluk... lama2 ternyata kamu cerewet banget ya dek... tak kira pendiam... iiihhhh.. tambah gemesin aja ni anak... ya sudah tidur yuk... kakak capek banget ni." gus Fadil mencubit kedua pipi istrinya yang sangat menggemaskan bahkan tak bisa menahan ketawanya.
"Iya... kakak tidur aja dulu!!" Haifa beranjak ingin masuk ke kamar mandi, namun tangan nya di tarik suaminya, akhirnya dia terduduk lagi.
"Gak ah... nunggu adek dulu, kapan mau buka kado dari kak Zahra dan ummah dek?"
"Besok aja ya kak... Adek sudah ngantuk banget ni "
"Ya sudah kamu ganti baju dulu lalu wudlu ya"
"Iya"
Haifa mengambil baju tidurnya dan masuk kamar mandi. Lina menit kemudian Haifa keluar dari kamar mandi sudah mendapati gus Fadil sudah terlelap, Haifa berjalan menuju pintu kamarnya, memastikan bahwa pintu kamar sudah terkunci, kemudian ia mematikan lampu yang sudah tidak di perlukan, setelah itu ia berjalan menuju ranjang, dia naik perlahan lahan agar tidak membangunkan suaminya yang terlelap lebih dahulu.Sedangkan gus Fadil yang merasa terganggu dengan gerakan Haifa pun akhirnya membuka matanya sedikit untuk mengintip istri tercintanya, akhirnya gus Fadil memiringkan tubuhnya menghadap Haifa.
"Kakak belum tidur?"
" Sudah.. tapi pengen peluk adek biar lebih nyenyak tidur kakak, sini deketan, jangan jauh." akhirnya mereka saling memeluk dan berdekatan.
" iya, Selamat tidur, semoga mimpi indah.
hihihi..." Haifa tertawa lirih2 karena merasa risih tidur dengan laki laki.
" Jangan senang2 dulu, hari ini kamu bisa lolos dek, tapi gak tahu besok." Gus Fadil mengancam Haifa.
"Ehhh..... kok jadi mengancam si kak" Haifa memandang lelah mata suaminya.
"Mau diem apa kakak makan ni?" sambil mengeratkan pelukannya.
'Iya.... adek tidur sekarang" Haifa pun akhirnya pasrah.
Haifa pun menurut pada Gus Fadil, walau susah memejamkan mata, Haifa terus berusaha memejamkan mata walau susah, Namun karena kehangatN dekapan suaminya Haifa pun tertidur..
------xxxxxx--------
BERSAMBUNG...
Maaf masih banyak typo
jangan lupa like and komen ya
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments