11 . GERAK CEPAT

Setelah selesai Seminar terakhirnya hari ini, Gus Fadil dan kang Zein Meninggalkan Kota Pekalongan, karena besok siangnya ada jadwal mengajar di Kampus UNDIP Semarang. Jadwal mengajar gus Fadil di kampus mulai hari senin sampai dengan rabu, Sedangkan hari kami sampai sabtu adalah hari untuk Seminar dan hari minggu adalah hari keluarga, sehingga beliau tidak pernah mengisi seminar di hari itu.

Sudah 3 hari sejak kepulangan gus Fadil dari kota Pekalongan, namun tidak ada komunikasi diantara mereka berdua, bukan tidak saling merindukan, namun kesibukan merekalah yang menyebabkan rasa rindu itu hilang bahkan terlupakan.

Tanpa terasa hari Rabu sudah datang, Gus Fadil Meninggalkan kelas mengajar nya untuk terakhir kalinya minggu ini, sebelum cuti Selama 4 hari yang ia ajukan pada dekan 2 hari yang lalu. Rencananya dia akan tinggal di pekalongan sampai dek Haifa ikut ujian skripsinya yang akan di laksanaka pada hari selasa depan, 4 hari setelah pernikahan mereka.

Surat ijin beliau Selama 4 hari akan di mulai dari hari senin setelah akad nikah, namun Gus Fadil tidak Meninggalkan kelasnya tanpa di isi oleh pemateri.

Harun adalah asisten gus Fadil yang selalu menggantikan beliau ketika ada urusan mendadak. Harun merupakan seniornya di KAIRO, dengan lulusan Magister comloud.

Awalnya beliau hanya menjadi guru honorer di desanya. Berkat gus Fadil, Harun yang sering menggantikanya mengajar di kampus IAIN Walisongo Semarang. sehingga Harun sekarang sudah menjadi Dosen di sana. Bahkan tahun ini Harun di angkat menjadi Dosen tetap.Namun Harun tidak meluapkan jasa gus Fadil, hingga setiap gus Fadil meminta menggantikan beliau mengajar selalu akan di sanggupinya, seperti saat ini gus Fadil memintanya menggantikanya selama 4 hari, tentu dengan seneng hati menerimanya.

"Assalamualaikum dek Harun" sapa gus Fadil di telepon

"Waalaikum salam mas Fadil" Harun sedikit terkejut dengan telpon dari gus Fadil.

"Apa2 kabar dek"

"Alhamdulillah baik dan sehat mas"

"minggu depan ada acara gak dek?"

Gus Fadil menghela nafas.. takutnya Harun gk bisa gantikan tugas nya di kampus.

"Insya Allah gak ada mas... kenapa?"

"Gini dek, saya pengen minta tolong, gantiin saya Selama 4 hari, karena saya ada urusan mendadak."

"Insya Allah saya bisa, jadwalnya masih sama kan mas?"

"Iya dek... cuma yang sore saja, yang pagi sudah saya kasih tugas,kebetulan saya belum mengadakan UTS semester ini"

"Insya Allah mas Fadil"

"Ya sudah dek.Terima kasih ya, Maaf selalu merepotkan njenengan Assalamualaikum "

Gus Fadil akan menutup telepon terburu2 karena harus ke pondok malam ini.

"Nggak usah sungkan gus, njenengan sudah bantu saya gus, Waalaikum salam."

Gus Fadil merapikan meja kerjanya sore itu dan memasukkan tugas2 mahasiswanya di dalam tas kerjanya, tak lupa mengunci lemari kecil dan laci yang berada di bawah meja kerjanya.Sebelum pergi beliau tak lupa absen dengan finger print di sebelah pintu keluar kantor Dosen.

Sesampainya di apartemen miliknya, Gus Fadil terkejut, karena pintu apartemen sudah terbuka separuh, dengan mengucap salam gus Fadil mendorong pintu apartemennya.

" Assalamualaikum"

Nampak gus Azmi keluar dari dapur bersama kang Zein.

"Waalaikum salam" jawab mereka berdua kompak.

"Sudah pulang dek fa?"

"Iya mas... tadii terakhir ngajar minggu ini" sambil meletakkan was kerja si meh kerjanya.

"Kamu gak ada jadwal Seminar kan minggu ini, kayaknya Abuya dan ummah memang sudah perhitungkan jadwal kamu dek" Gus Azmi memperhatikan adiknya.

"Yo pasti tahulah gus, wong yang pegang jadwal aku kok" kang Zein menaik turunkan alisnya menatap gus Fadil.

" Cccik...."Gus Fadil bersedih, melihat kesombongan kang Zein.

" Hahahahaha, betul juga ya kang." Gus Azmi terbahak2 .

"Kang zein kenapa nikahnya di percepat banget si?" gus Azmi penasaran.

"Gini gus Azmi, sebelumnya Abuya tanya sama saya, kapan jadwal gus Fadil kosong? Ya aku jawab 2 minggu ini gak ada seminar gus, tapi mulai bulan depan jadwalnya ke luar JAWA, dan berangkatnya dr hari kamis sampai sabtu, minggu baru nyampainya, senin masuk kampus... begitu terus kurang lebih Selama 3 bulan gus Azmi"

"Wah lah nanti Haifa mau di bawa2 terus fa?" Gus Azmi menengok ke adiknya yang rebahan di atas sofa .

"Kasihan kalau di ajak terus mas, dia juga masih nunggu wisuda 2 bln lagi." Gus Fadil beralasan.

"Sidang skripsinya 4 hari setelah mereka menikah Gus Azmi." kang Zein menambah alasan gus Fadil gk mengajak ke luar kota nantnya.

"Makanya aku cari istri yang gk kuliah, bukan gk suka, tapi istri yang sudah kuliah pasti akan mengatakan ingin memanfaatkan gelar sarjananya, ya akhirnya kerjalah, Dan keluarga akhirnya di tinggalkan." Gus Azmi menghela nafas nya kasar.

" Menurutku semua tergantung dari orangnya mas, ya kita lihat aja nanti dek Haifa Gimana? " Gus Fadil mencoba menghilangkan ketakutan yang ada pada kakaknya.

"Yo njenengan juga gk boleh egois Gus, gelar dek Haifa juga Sarjana Pendidikan, coumlode lagi, paling nggak jadi guru SD atau SMP lah, bukan kerja kantoran, jadi ya bisa lah di nego." kang Zein mengingatkan gus Fadil akan gelar yang disandang istrinya nanti.

"Iya juga dek, apalagi masih 22 umurnya, kan ngajar di Madrasah pondok juga bisa kalau dek haifanya mau dek fa." Gus Azmi memberi solusi .

" Tapi adek nanti gak tinggal di pondok mas, pengen punya rumah sendiri saja." Gus Fadil termenung.

" Kalau menurut mas ni dek, lebih baik tinggal di pondok saja, kan mas dan mas Rahman sudah punya rumah sendiri, tinggal kamu yang deket sama Abuya dan ummah." Gus Azmi tersenyum .

" Iya mas boss, kasihan juga dek Haifa kalau di rumah sendirian, apalagi kalau hamil, siapa yang mau jaga kalau njenengan ada seminar di luar kota atau luar jawa." kang Zein menambah kayakinan gus Azmi.

" Entahlah.. nanti aku lihat jadwal mengajarku, Karena kalau Laju dari Demak ke Semarang paling tidak membutuhkan waktu 1 jam mas, belum juga kalau ada macet di jalan, lebih lama lagi." sambil memikirkan solusi terbaik bagi Haifa nanti.

"Terserah kalian lah nanti, ya sudah yuk kemasi barangmu yang akan kamu bawa, besok jam 1 kita harus sudah sampai di sana, acaranya jam 2 kan dek?" gus Azmi mengingatkan.

" Iya mas, oh ya kang Zein, kamar hotel sudah di boking kan?"

"Sudah bos jangan khawatir... semuanya rebeeesssss." kang Zein tersenyum.

"Alhamdulillah, ya sudah aku mandi dulu lalu siap2.. kang zein jangan lupa koper hitamku di bawa ke kamarku ya." sambil menunjuk koper yang ada di depan kamar tamu.

"Siap boss laksanakan."kang zein berjalan mengambil koper dan membawanya ke kamar gus Fadil.

Setelah menyiapkan baju dan barang yang akan di bawa besok ke Pekalongan gus Fadil dam gus Azmi Meninggalkan apartemen dengan kang Zein sebagai supirnya.

Sesampai di depan pondok pesantren terlihat mobil sudah berjejer di sana, nampak mobil dari suami dari ning Zahra, abah Ahmad adik Abuya serta sanak saudara yang lainnya, yang akan ikut pergi ke pernikahan gus Fadil di Pekalongan besok.

Gus Fadil dan gus Azmi memasuki pondok pesantren dan menyalami semua tamu yang ada.

"Assalamualaikum..." ucap mereka berdua kompak.

"Waalaikum salam..." jawab mereka serempak

"Baru selesai ngajar gus?"Tanya ammu Muhsin pada Gus Fadil.

"Nggeh Ammu."gus fadil mengangguk.

"Wong nikah kok dadakan to le." sambil memeluk Gus Fadil.

"Tangglet Abuya mawon ammu" Gus Fadil menoleh ke Abuya..

"Awakmu Gek eleng porak? kejadian 10 th biyen" ( kamu masih inget tidak? kejadian 10 tahun yang lalu) ucap abuya tersenyum.

"Taseh Abuya " ( Masih Abuya)Gus Rahman menyahuti Abuya.

"Isih mending iki wes kuliah karo kerja barang, eleng mbiyen nembe lulus MA njalok nikah mas, Mari ngono ngancam pisan, nek gak di nikahke gak gelem mangkat neng KAIRO"( Masih mending ini, sudah kuliah dan bekerja juga, ingat dulu baru lulus SMA minta nikah man, habis itu ngancam lagi, kalau gak di nikahkan, gak mau berangkat ke KAIRO. ) ucap abuya mengingat kejadian 10 th yang lalu.

"Bener ngono to me?" ( Bener seperti itu le?) ammu Muhsiim mengeratkan dahinya.

"yo nek enek waktu, Wong 2 dino meh mangkat neng KAIRO, tak takoni ra, cah ngendi le, turine adine kang Hasyim santri seko pekalongan, umure piro le?

12 tahun Abuya... lah aku meh nikahke can umur 17 karo umur 12 la po ngko pak seto gak ngajukke neng pengadilan, anak di bawah umur di nikahke." (Ya kalau ada waktu, hanya kurang 2 hari berangkat ke KAIRO, aku tanya, mau nikah sama siapa? katanya gadis pekalongam, umur ya berap? 12 tahun katanya, lah... aku mau menikahkan anak ymur 17 tahun dengan anak 2 rahum, la nanti apa kak seto tidak mwngajukan saya ke pengadilan? menikahkan anak di bawah umur.) Abuya menjelaskan panjang kali lebar.

""Hahahaha.. "semua yang mendengar tertawa terbahak2.

"Ngono no cah wedoke gak ngerti ammu" ( Habis itu si Haifa nggak tahu) tutur Gus Rahman untuk mengompori adik bungsunya.

"Nembe wingi wae lehe ngerti dek fa Wes demen ket biyen, untunge wae durung nikah cahe, makane... langsung tak lamarke Ben gak nangis nangis koyo biyen" ( Baru kemarin dek Haifa tahu kalau si bungsu sudah jatuh cinta sejak 10 thaun lalu, untung saja belum menikah anaknya, makanya langsung ku lamar biar gak nagis nangis lagi) ucap abuya sambil geleng2 kepala.

""Hahahahaha" semua tertawa mendengar tingkah gus Fadil yang minta di nikahkan saat umur 17 tahun

"Niku lak riyin Abuya, sak niki mboten to?" ( you kan dulu Abuya, sekarang tidak kan?) Gus Fadil membela diri.

"Alah gayamu dek, Sopo seng nangis waktu Seminar neng Pekalongan, malah jalok dongo meh khitbah dek Haifa" ( Alah gayamu dek, siapa yang menangjs waktu seminar di pekalongan, malah minta do, katanya mau khitbH dek Haifa.) ucap Gus Rahman yang membuat suasana makin heboh.

Gus Fadil terkejut

"ah malunya.. kenapa semua tahu... pasti ummah ini,sampai sampai segala sesuatunya sudah di persiapan..." Batin gus Fadil

"Ammu tahu gak jam 2 kami datang ke kelurahan minta surat2 boro nikah buat dek fa. Dan jam 8 paginya kami ambil. Langsung kami bawa ke Pekalongan. ( Ammu tahu tidak, jam 2 kami datang ke kekurangan, minta berkas berkas pernikahan, karena besok mau di bawa ke pekalongan jam 8 pagi.)" ucap Gus Azmi yang geleng2 kepala akan kekonyolan keluarganya.

"Waaah... gerak cepat yo" ammu muhsin mengejek gus Fadil.

"Nggeh ammu, la menawi kesuen mangke kedisikan lintune...mangke Dek fa nangis guling guling, hahahaha..." ( ya Ammu, kalau kelamaan nanti keduluan yang lain, nanti dek Fa nangis guling guling) ucap Gus Rahman yang, sangat suka menjahilai adik bungsunya itu.

"Teruùus ngece wae teruùus, ah seng penting lak jumat nikah nggeh Abuya." ( di ejek aja terus, yang penting hari jima5t nikah ya Abuya.) gus Fadil memeluk Abuya di depan semua tamu dan kedua kakak nya

" Walah... ragil yo ngono kui" ( Walah... ya beginilah si bungsu). Gus Azmi tertawa

"Hahahahaha." Susana di ruang tamu pondok pesantren jadi riuh karena kekonyolan mereka. Bahkan para santri dan santriwati pun dapat mendengar kehebohan itu.

------'xxxxxxxx------

BERSAMBUNG...

Tanggung banget ya...

Maaf masih banyak typo

jangan lupa like and komen ya

Terimakasih

Terpopuler

Comments

💝SONIA 💝

💝SONIA 💝

hahaha.... hadeeehhh semua ngebully nih....

2021-01-17

0

ummilia1180

ummilia1180

aku .... tak mengerti apa yang kau tulis...... curhat pembaca yg bukan orang Jawa..... padahal ceitamu itu bagus loh thor....pada kemana translator nya

2021-01-09

0

Mujiyati Wijaya

Mujiyati Wijaya

ceritanya bagus lho thor

2021-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!