Kemudian Lion dan Jasmine memasuki hutan berkabut. Jasmine mencoba memutuskan untuk bertanya atau tetap bersabar, ketika Lion tiba-tiba berbelok ke jalanan tak beraspal. Jalanan itu tak bertanda, nyaris tak tampak diantara tumbuh-tumbuhan. Hutan menyelimuti kedua sisinya, Hingga jalanan didepan Mereka hanya sejauh beberapa meter. Kemudian, setelah beberapa kilo, hutan mulai menipis, dan tiba-tiba Mereka berada dipadang rumput. Dan berdiri sebuah rumah diantara pepohonan. Rumah itu tampak rumah kuno, namun terlihat elegan.
Catnya berwarna putih, berlantai tiga, berbentuk persegi dan proporsional. Jasmine bisa mendengar suara aliran sungai di dekat Mereka, yang tersembunyi.
" Amazing! Jadi disini rumah orang tua mu?"
Lion menganggukan kepala.
" Kau menyukainya?" Lion tersenyum.
" Rumah ini memiliki keunikan dan pesona tersendiri." Jasmine mengakuinya.
" Iya, Ayahku sengaja membangunnya, untuk mendukung pekerjaannya sebagai salah satu anggota organisasi ilmuwan dunia, yang berkaitan dengan UFO." Jelas Lion membuat Jasmine sedikit terkejut mendengarnya.
" Apa itu berkaitan dengan NASA?"
Lion hanya mengangkat alisnya sebagai jawaban iya, atas pertanyaan Jasmine.Lion langsung menuju pintu pagar. Namun Jasmine terlihat ragu dan tidak percaya diri.
" Kenapa?" Lion bertanya sambil membukakan pintu.
" Tidak."
Jasmine langsung merapikan rambutnya karena gugup.
" Kau sudah cantik." Lion tersenyum, Dia mengetahui kalau Jasmine sedang nerveous karena akan bertemu dengan orang tua Lion.
Mereka berjalan menembus bayangan pepohonan menuju teras rumah. Jasmine tahu, Lion bisa merasakan ketegangan Jasmine. Lion membukakan pintu untuk Jasmine. Bagian rumah itu bahkan lebih mengejutkan lagi. Tak bisa ditebak, Sangat terang, luas dan terbuka. Ruang tamu yang sangat luas. Dibagian belakang dinding yang menghadap selatan telah digantikan seluruhnya dengan kaca. Dan dibaliknya terdapat pemandangan rerumputan luas hingga ke sungai. Tangga menuju lantai dua terlihat besar mendominasi ditengah-tengah sisi utara. Dinding dan langit-langitnya tinggi, lantainya terbuat dari kayu ulin mengkilap dan karpet tebal.
" Mereka mengetahuinya?" Bisik Jasmine.
" Aku sudah memberitahu Mereka." Lion tersenyum.
Mereka sudah menunggu Lion dan Jasmine. Jasmine tak bisa menahan keterkejutannya. Ayahnya terlihat masih muda dan berkarisma. Begitu juga Ibunya terlihat cantik dan anggun.Mereka memiliki wajah yang indah dan mempesona seperti Lion. Mereka kini tersenyum lalu menghampiri, melihat kedatangan Lion dan Jasmine.
" Dad, Mom, " Suara Lion memecah keheningan yang terjadi sesaat.
" Perkenalkan ini Jasmine." Lion memperkenalkan Jasmine kepada orangtuanya.
" Selamat datang, Jasmine." Ucap Ibunya Lion. Dia mengulurkan tangannya dan Jasmine melangkah maju untuk menjabat tangannya.Genggamannya yang kuat dan hangat persis yang diperkirakan.
" Senang bisa bertemu dengan Anda."
Begitu juga dengan Ayahnya. Mereka berjabat tangan.
" Senang juga bisa berkenalan dengan kekasih Lion."Ucap Ayah Lion seraya mempersilahkan Lion dan Jasmine duduk.
" Terima kasih. Saya juga senang bisa bertemu dengan Anda."
Lion merasa lega disamping Jasmine.
" Dimana Dean dan Oliver? " Lion bertanya, tetapi belum sempat Mereka menjawab. Keduanya sudah muncul di puncak tangga yang lebar.
" Hei Lion!" Oliver memanggilnya penuh semangat. Mereka menuruni tangga, perpaduan rambut hitam dan kulit putih, sekonyong-konyong berhenti dihadapan Lion dan Jasmine.
" Hai, Kak Jasmine! " Sapa Oliver sepertinya sudah mengetahui tentang Jasmine, dan Dia langsung memeluk Jasmine. Jasmine memancarkan rasa terkejut, tapi Jasmine juga sangat senang bahwa saudaranya Lion menerima keberadaan Jasmine sepenuhnya. Namun Jasmine melihat Lion yang mendadak kaku disebelah Jasmine. Jasmine memandang wajahnya, tapi ekspresinya tak bisa ditebak.
" Kau sangat cantik, " Komentar Oliver, membuat Jasmine malu.
" Hallo." Dean sendiri terlihat lebih gugup, Dia hanya menjabat tangan dan tersenyum.
" Senang bisa bertemu Kalian semua." Jasmine serasa mempunyai keluarga baru.
" Terima kasih," Sahut Ibunya Lion.
" Kami senang sekali Kau datang." Dia berbicara penuh dengan perasaan tulusnya.
Perasaan lega menyeruak didalam diri Jasmine. Tiba-tiba Jasmine merasa nyaman, mengingat kejadian sebelumnya yang benar-benar membuatnya sedikit ngeri dan takut.
Ekspresi Ayahnya Lion yang memandang Lion penuh makna, mengalihkan perhatian Jasmine. Dan dari sudut mata Jasmine, Dia melihat Lion mengangguk sekali.
Jasmine mengalihkan pandangannya berusaha bersikap sopan. Matanya kini kembali me meja yang sudah penuh makanan juga minuman. Sepertinya Lion sudah mengkonfirmasi, sehingga membuat keluarganya menyiapkan semuanya.
Ibunya Lion mempersilahkan Mereka makan dan minum. Jasmine hanya memakan sekedarnya, karena jujur Dia masih kenyang, sudah sarapan dirumah sebelum berangkat. Setelah makan, Mereka pun mengobrol, Lion dan Ayahnya membahas tentang masalah yang sedang Lion hadapi saat ini. Jasmine sedikit terkejut, karena Ayahnya Lion begitu berwawasan luas tentang dunia antariksa.
Mata Jasmine mengedarkan pandangannya, begitu Ibunya ijin masuk karena ada telepon berdering. Matanya Jasmine menatap intrusment indah didekat pintu. Tiba-tiba Jasmine teringat masa SMAnya. Dia tidak terlalu pintar memainkan piano. Tetapi ada pelajaran musik, Dan itu membuat Jasmine benci.
" Kau bisa main piano?" Tanya Ibunya Lion tiba-tiba seraya menunjuk piano.
Jasmine menggelengkan kepalanya.
" Tidak sama sekali. Tapi piano itu indah. Apakah itu milik Anda?"
" Bukan, " Dia tertawa.
" Apakah Lion tidak memberitahumu, Dia pandai bermain musik." Ujar Ibunya Lion.
" Tidak." Jasmine melirik Lion, sedangkan Lion yang ditatap hanya memasang wajah tak berdosa.
" Kurasa seharusnya Aku mengetahuinya."
Alis Ibunya Lion yang lembut terangkat, bingung.
" Lion bisa melakukan segalanya." Kata Jasmine. Oliver tertawa dan Ibunya Lion menatap Lion penuh tanda tanya.
" Kuharap Kau tidak banyak pamer pada Jasmine. Itu tidak sopan." Tegur Ibunya Lion menatap Lion.
" Hanya sedikit Mom," Lion tertawa lepas. Wajah Ibunya Lion menatap Lion, dengan tatapan yang tidak bisa di mengerti.
" Sebenarnya Lion terlalu rendah hati." Jasmine meralatnya.
" Kalau begitu, Mainkan sebuah lagu untuknya." Bujuk Ibunya Lion.
" Mommy baru saja bilang memamerkan diri tidak sopan," Komplain Lion keberatan.
" Selalu atas pengecualian terhadap setiap peraturan," Balas Ibunya Lion tersenyum.
" Aku ingin mendengaru bermain piano." Sahut Jasmine.
Ibunya Lion berdiri dan menarik tangan Lion untuk beranjak dari duduknya. Lion pun akhirnya beranjak dan menarik Jasmine bersamanya menuju piano. Lalu mendudukkan Jasmine dikursi, tepat disampingnya.
Lama sekali Lion menatao Jasmine, sebelum akhirnya memutuskan memainkan sebuah lagu untuk Jasmine. Lion lalu beralih menatap tuts-tuts pianonya. Kemudian jari-jarinya dengan lincah menekan setiap tuts pada keyboard pianonya tersebut. Dan ruangan itu pun dipenuhi irama moonlight Sonata bethoven. Jasmine merasakan mulutnya menganga karena terpesona dengan permainan piano Lion. Jasmine mendengar tawa pelan dibelakangnya, Oliver menertawakan reaksi Jasmine.
Lion menatap Jasmine santai, musik masih melingkupi ruangan tanpa henti. Dan Lion berkedip.
" Kau menyukainya?"
" Iya. " Jasmine mengangguk.
" Kesukaan Ibuku juga." Sahut Lion.
Jasmine memejamkan mata sambil menggelengkan kepala.
" Kenapa?" Lion penasaran.
" Aku merasa sangat tidak bisa apa-apa." Jawab Jasmine
" Kau salah. " Lion masih memainkan pianonya.
" Kaulah alasanku untuk menjalani hidup lebih baik." Lion menatap Jasmine serius, dan kemudian Dia kembali fokus ke tuts tuts pianonya.
To be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments