Peringatan nyata

" Jadi Kau merasa, Dia tak berhak mengetahuinya." Ujar Alex melirik ke arah Jasmine.

" Apa yang terjadi?" Jasmine terlihat panik.

" Tidak ada. Kau tidak perlu khawatir." Lion menjelaskan dengan suara pelan, hanya kepada Jasmine.

" Jadi Kau sama sekali tidak cerita padanya? Supaya Dia tidak tahu bahwa..."

" Kumohon, pergilah sekarang!" Lion memotong perkataan Alex. Dan wajah Lion seketika berubah menakutkan. Sedetik itu matanya terlihat tajam dan berwarna kuning keemasan. Seperti mata elang yang ingin menerkam mangsanya. Alex pun terlihat mundur beberapa langkah.

Alex mengangkat alisnya, tapi tetap bergeming.

" Kenapa Kau tidak cerita padanya?Ini menyangkut dirinya dan keselamatannya." Jelas Alex.

Jasmine langsung syok mendengarnya. Jadi ini tentang dirinya sendiri. Apakah Dia sedang diburu oleh mahluk-mahluk yang seperti dalam mimpinya. Pepohonan tampak seperti bergetar, seolah-olah ada gempa bumi, tapi Jasmine tahu itu hanya halusinasinya.

" Mereka memburuku." Kata Jasmine tercekat.

Lion memegangi Jasmine erat-erat disampingnya, memiringkan tubuhnya sedemikian rupa. Sehingga Dia berdiri diantara Jasmine dan Alex. Lion membelai-belai rambut Jasmine dengan gerakan cemas.

" Tidak apa-apa." Bisik Lion.

" Jangan takut. Aku tidak akan pernah membiarkan Mereka mendekatimu. Tidak akan terjadi apa-apa." Tambah Lion.

Lalu Lion memandang Alex garang.

" Apakah itu sudah cukup memuaskanmu?"

" Menurutmu Jasmine tidak berhak tahu?"

" Ini hidupnya." Lion menjaga suaranya tetap pelan.

" Lebih baik Dia takut daripada dibohongi." Ujar Alex

Jasmine berusaha menguasai diri, tapi matanya berkaca-kaca. Bayangan-bayangan itu berkeliaran didalam pikiran Jasmine. Jasmine bisa melihat wajah monster tersebut menyeringai, matanya berkilat-kilat dan obsesinya untuk balas dendam ke Lion jelas terlihat. Lalu Lion langsung melepaskan genggaman tangannya. Dan bayangan itu terhenti. Lion menoleh ke arah Jasmine. Dan baru sadar, Jasmine bisa melihat masa lalunya. Lion melihat ekspresi Jasmine yang masih syok, namun juga penasaran.

" Apa Mereka menginginkanku karenamu?"

" Sorry." Suara Lion pelan.

Alex langsung bertepuk tangan.

" Hebat!" Alex baru tahu kemampuan Jasmine.

" Dia bisa membaca masa lalumu?" Alex tersenyum sinis.

" Lion benar-benar berani membahayakanmu. Lebih baik Kau bersamaku Jasmine." Jelas Alex membuat Lion mendengus kesal padanya.

Tanpa terasa air mata Jasmine mengalir di pipinya. Lion menghapus dengan ujung-ujung jarinya.

" Apa Kau sudah puas? Menakutinya?"

" Dia berhak mengetahuinya." Alex tetap bersikeras dengan tindakannya.

" Jadi menurutmu lebih baik menyakiti hatinya daripada melindunginya?" Lion menatap Alex penuh keseriusan.

" Dia lebih kuat dari perkiraanmu."Tukas Lion.

Mendadak ekspresi Alex berubah. Dia menatap Lion dengan ekspresi spekulatif yang ganjil. Matanya menyipit seperti berusaha memecahkan soal matematika yang rumit diluar kepala. Lion terlihat menahan sesuatu. Sepertinya Alex menyerangnya dengan pikiran masa lalu Lion. Wajah Alex sendiri berkerut kerut mencoba menyerang Lion. Lion dengan bakatnya, juga menahan serangan Alex.

Lion terlihat susah payah hingga berhasil mengendalikan ekspresinya tetap datar. Jasmine melirik, matanya membelalak lebar dari melihat wajah Lion dan lalu melihat wajah Alex yang menyeringai.

" Kau apakan Dia?"

" Kumohon. Hentikan!" Pinta Jasmine.

Jasmine takut terjadi apa-apa dengan Lion.

" Tentu, Kalau itu maumu cantik." Ujar Alex berhenti memainkan pikiran Lion dengan masa lalunya.

" Tidak apa-apa Jasmine. Ingatan Alex dimasa lalu itu sangat kuat. Itu saja."Ucap Lion pelan.

" Bukan salahku jika Kau tidak menyukai hal-hal yang Kuingat." Ujar Alex.

" Kumohon,Masuklah ke mobil!" Pinta Lion.

Jasmine mengangguk, lalu cepat-cepat menuju ke mobil.

" Temui Aku lain waktu. Atau Aku akan menggunakannya untuk menyingkirkanmu." Ancam Lion setengah berbisik kepada Alex.

" Kau tidak akan berubah didepannya." Alex terlihat mengejek.

" Aku bisa berubah kapanpun." Ucap Lion mengelak dan penuh penekanan, membuat Alex mundur dan memilih mengalah.

Lalu Lion kembali ke mobilnya. Dan langsung meluncurkan kembali mobilnya menuju rumah orang tuanya. Mereka hening hingga beberapa menit.

" Apakah Kau merasa cukup sehat untuk melanjutkan perjalanan Kita?" Lion menoleh ke arah Jasmine yang masih terlihat syok dengan kejadian diluar logikanya tadi.

" Ya." Jasmine tidak yakin apakah jawabannya bohong atau bukan.

Apakah Jasmine merasa sehat atau tidak, bukan hal penting sekarang. Dia harus segera bertanya pada Lion.

" Sebenarnya apa yang terjadi? Ceritakan semuanya padaku. Tidak perlu melindungi dengan kebohongan segala macam. Kumohon." Jasmine menatap Lion serius.

Lion mendesah, lalu menghela nafas panjang sebelum menjawabnya.

" Sebenarnya perang makhluk luar angkasa untuk mengambil alih planet ini sudah dimulai sejak lama,” Lion membuka ceritanya.

" Begitu juga dengan alpha draconi, the grey, nordic,ancients dan lainnya. Mempunyai misi menguasai planet ini."

" Dan Aku pernah membunuh salah satu Boss Mereka. Saat menolong manusia yang akan Mereka culik. Hingga Mereka dendam padaku dan juga pada alpha draconi."Jelas Lion akhirnya jujur.

" Kini Mereka sedang datang. Dan mungkin memburumu, karena selain Kau ..."

" Dekat denganmu dan mempunyai rhesus negatif?"

Lion menganggukkan kepalanya. Lion terlihat merasa bersalah, melihat ekspresi Jasmine yang terlihat takut dan ngeri.

" Apa Kau menyesal?" Lagi-lagi pertanyaan itu muncul dari Lion.

Jasmine menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyesal, Namun Dia sendiri malah takut kehilangan Lion. Lion yang akan berusaha melindungi diri Jasmine.

" Aku akan berusaha selalu melindungimu."

" Aku percaya itu."Sahut Jasmine mengerti, bagaimanapun juga Lion sudah memperingatkan Jasmine dari awal. Namun Jasmine sendiri yang keras kepala. Sehingga harus menerima konsekuensi seperti saat ini.

"Tapi bagaimana dengan orang tuaku? Apakah Mereka mengincarnya juga?"

Lion menggelengkan kepalanya. Jelas Mereka hanya memburu Jasmine. Karena Jasmine dekat dengan Lion. Dan pasti membuat Lion lemah dan tersiksa, apabila Mereka berhasil mendapatkan Jasmine.

" Ingin rasanya Aku terbang. Liburan ke negara lain. Sehingga tidak merepotkanmu." Celetuk Jasmine ditengah keseriusan Mereka.

" Dan Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian. Dengan kesialanmu yang jatuh cinta padaku, bahkan kotak hitam pesawatpun tidak akan selamat." Lion bercanda. Jasmine mengerucutkan bibirnya.

Bukan itu maksud Jasmine, Jasmine malah tidak pernah membayangkan bila jauh dari Lion, disaat hatinya sudah terkunci padanya.Tapi kata-katanya memancing Jasmine. Masa Jasmine bisa menyebabkan pesawat terbang melintasi negara, tanpa menyebabkan pesawatnya jatuh. Itu tidak logika dan lucu sekali.

" Jadi misalnya Aku benar-benar menyebabkan pesawat yang Kita tumpangi jatuh. Apa yang akan Kau lakukan untuk melindungiku dalam situasi itu?"

“Mengapa pesawatnya jatuh?"Lion berusaha menyembunyikan senyumannya.

" Karena musuhmu."

" Gampang, Akan Kutunggu sampai Kita dekat dengan tanah. Lalu Aku memegangimu erat-erat , menendang pintu pesawat hingga terbuka lalu melompat. Lalu Aku akan kembali membawamu kelokasi jatuh. Dan Kita berjalan tersaruk-saruk, seperti dua korban selamat dalam sejarah."

Meysha menatapnya tanpa mampu berkata-kata.

" Apa?" Bisiknya.

" Tidak apa-apa." Jasmine

mengakhiri percakapan Mereka yang tidak nyambung dan meresahkan tersebut.

To be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!