Kegelisahan Hati

Jasmine menyalakan mobilnya dan melaju keluar dari kampus.Sekali-sekali Dia menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Mengingat kembali ucapan Lion yang sepertinya telah merasuki pikiran dan hatinya.

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

Suara itu terus terngiang ditelinganya. Seperti lagu tanpa musik. Ucapan Lion mengalun pahit didalam hati Jasmine.

Tanpa terasa Jasmine sampai didepan rumahnya. Jasmine memarkirkan mobil ke bagasi. Lalu Dia melangkahkan kakinya menuju rumah.

Tapi jelas pikiran Jasmine masih melayang. Dan kini Dia sadar, Lion itu berada di samping kiri rumahnya. Iya, Jasmine dan keluarganya baru pindah tiga bulan yang lalu ke rumahnya yang sekarang. Jadi Dia benar-benar belum tahu pasti tetangganya. Karena setiap rumah dibatasi dengan pagar yang tinggi. Maklum jaman modern saat ini, individualisme lebih melekat.

Ini sungguh lebih menyakitkan. Jasmine benar-benar seperti orang yang sedang patah hati. Apa seperti ini perasaan cowok-cowok yang kutolak itu? Atau ini sebuh karma bagiku? Pikiran Jasmine jadi kemana-mana.

Jasmine kini berdiri dibalkon kamarnya. Dia melihat mobilnya Lion baru berhenti didepan rumahnya. Lalu masuk ke garasi rumahnya. Dan kini Jasminemengingatnya kembali. Saat hari pertama pulang kampus, jelas mobil itu yang ada dibelakang Jasmine.

Jasmine terus memperhatikannya.

Lion terlihat baru pulang dari aktivitasnya. Dia melangkahkan kakinya keluar dari mobilnya dan lalu masuk ke rumahnya. Lion terlihat begitu dingin dan tampak serius dengan kacamatanya.

Jasmine lalu mengalihkan pandangannya dan Dia menuju kamar kembli dan meninggalkan balkon. Sepertinya Jasmine merasa hatinya semakin sakit saat melihatnya. Seperti batu yang pecah berkeping-keping begitu mengingat ucapannya.

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

' Dia bukan tipeku.'

Suara itu masih terdengar bagaikan alunan sebuah lagu.Hati Jasmine benar-benar sakit mendengar ucapannya itu.

'Apa Aku kini benar-benar tertarik padanya? Tapi  apa yang membuatku tertarik padanya? Apakah hanya ketampanannya? Aku perlu alasan lain. Cinta?

Apa dihatiku telah tumbuh sebuah cinta untuknya.' Pikiran Jasmine rasanya jadi kacau.

Jasmine menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Memandang atap kamarnya sendiri.

'Ucapannya sudah jelas secara tidak langsung berarti Dia tidak menyukaiku. Jika benar-benar cinta ini telah tumbuh dan bersemi dihatiku, Aku harus cepat mematikannya. Atau aku yang akan sakit sendiri.' Jasmine mengingatkan diri sendiri.

Pagi hari yang sejuk.Hari ini merupakan hari Sabtu dan jelas jadwal kampus free.

Jasmine merasa gelisah di rumah. Berkali-kali Dia terlihat mondar mandir tidak jelas, tanpa mengetahui apa yang harus Dia lakukan. Jasmine pun memutuskan pergi ke perpustakaan kampus.

Dia menyalakan mobilnya dan melajukannya menuju Kampus. Tanpa terasa Dia sudah sampai di depan kampus. Jasmine memarkirkan mobilnya. Lalu Dia melepas sabuk pengaman dan keluar menuju gedung perpustakaan.

Sepertinya ini obat paling ampuh untuk melupakannya. Melupakan sakit hati Jasmine, atas ucapan penolakan terang-terangan Lion terhadapnya.

' Dia bukan tipeku.'

Ucapannya masih jelas terngiang ditelinga Jasmine. Jujur Jasmine sakit mengingatnya.

Entah mengapa sepertinya kemarin Jasmine benar-benar berharap bisa dekat dengannya.

Begitu sampai diperpustakaan. Jasmine mengambil, Sebuah buku berjudul 'Alien among us'. Lalu Dia duduk seraya membacanya lagi.

Jasmine jadi berimajinasi, seandainya benar-benar ada Alien didekatnya. Seperti difilm-film yang mempunyai kekuatan super. Sudah pasti, Jasmine ingin meminta tolong padanya, untuk menghapus ingatannya tentang Lion. Jasmine menepuk jidat sendiri, mengingat hal konyol yang dipikirkan olehnya.

" Hai, Apa yang Kau lakukan dikampus? Bukankah ini hari Sabtu?" Sebuah suara mengejutkan Jasmine.

Jasmine mendongakkan wajahnya, melihat siapa yang mengajaknya berbicara.

Jasmine melihat seorang cowok, yang waktu itu mengaku bernama Alex.

Dia terlihat tersenyum pada Jasmine.

" Aku hanya ingin membaca di perpustakaan ini." Jelas Jasmine padanya.

" Oh begitu, Apa Aku boleh duduk disini?" Ijinnya.

" Tentu saja, Ini tempat umum. Aku tidak bisa melarangnya." Jelas Jasmine.

"Thanks." Ucapnya seraya meletakkan buku yang Dia bawa diatas meja.

" Sama-sama." Ucap Jasmine singkat.

Jasmine pum fokus membaca bukunya kembali. Walaupun jujur sedikit terganggu dengan cowok yang kini duduk di depannya.

Sekali-sekali Jasmine berpura-pura mengalihkan pandangan dari buku. Dan jelas Dia sedang fokus membaca. Sepertinya Dia tidak ada niat untuk mengganggu di perpustakaan ini. Jasmine pum merasa aman. Dan Jasmine fokus membaca kembali

" Oya Jasmine. Apa Aku boleh meminta no.hp mu?" Suara ini lagi-lagi memecahkan konsentrasi Jasmine dalam membaca.

Jasmine sedikit terdiam sejenak sebelum menjawabnya. Jasmine mengangkat wajahnya dan memandangnya. Lagi-lagi sebuah senyuman yang terlihat diwajah Alex.

' Dia lumayan juga. Apa salahnya aku kasih no.hpku. Setidaknya Aku bisa memanfaatkannya untuk melupakan Lion." Pikir Jasmine yang sedang kacau.

Kali ini Jasmine benar-benar berpikir sedikit tidak normal. Entah mengapa Dia mempunyai sebuah ide konyol tersebut. Mungkin efek sakit hati yang sedang Dia alami.

" Baiklah." Ucap Jasmine seraya menulis no.Hpnya disebuah kertas dan menyerahkannya.

" Thanks very much. Aku harap kita bisa menjadi teman baik atau bahkan selebihnya." Alex mengucapkan seakan penuh harap.

" Baiklah. " Jasmine tersenyum dan menundukkan kembali wajahnya, membaca halaman buku selanjutnya.

Jasmine melirik jam ditangannya. Sudah menunjukkan pukul empat sore.

" Maaf. Sepertinya sudah waktunya Aku pulang.Terima kasih telah menemaniku diperpustakaan." Ucap Jasmine basa basi seraya berpamitan.

" Ok Jasmine. Sampai jumpa lain waktu." Ucap Alex.

Jasmine beranjak dari tempat duduk dan melangkah keluar dari area perpustakaan. Melewati koridor kampus dan menuju parkiran mobilnya.

Sebulan telah berlalu. Sepertinya hati Jasmine sudah sedikit terobati dengan hadirnya Alex. Alex sering menemui Jasmine, disaat Jasmine sedang berkumpul dengan teman-temannya atau bahkan tidak sengaja muncul dan sekedar menyapa atau basa basi dengan Jasmine..

" Sepertinya cowok itu selalu muncul dimana-mana." Ucap Yuli  seraya membaca buku.

" Iya benar. Aku rasa juga begitu." Ucap Jasmine.

Jasmine sendiri merasa aneh. Alex memang selalu muncul dimana-mana. Tentunya masih di area kampus.

" Dia sepertinya sangat suka denganmu. Apa Kau juga suka padanya?" Sari penasaran dengan perasaan Jasmine.

Jasmine berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Sari.

" Iya. Sepertinya Aku mulai menyukainya. Jadi Kalian tidak perlu risau dengan status jombloku ini." Jasmine memandang Mereka bertiga secara berurutan.

Mereka terkejut mendengar kata-kata Jasmine.

" Apa Kau yakin dengan perasaanmu itu? " Tanya Sani seakan menangkap keraguan didalam diri Jasmine.

" Benar. Apa salahnya Aku memulai jalan dengannya. Bukankah Dia juga terlihat seorang cowok yang menarik dan baik?" Jasmine meminta pendapat Mereka.

" Iya benar. Aku mendukungmu." Ucap Yuli.

" Kenapa Kau mendukungnya?" Sari terlihat sedikit berbeda pendapat dengan Yuli.

" Iya Sari. Daripada Jasmine dengan sepupumu yang tidak suka wanita manapun itu. Ini lebih baik." Ucap Yuli.

Ucapan Yuli mengingatkan Jasmine kembali dengan ucapannya Lion. Dan jujur hati Jasmine masih terasa sakit.

" Ok. Aku mengerti. Jangan bahas kembali.." Ucap Sari mengalah.

Mereka fokus membaca buku kembali. Jasmine sedikit menghela nafas. Hatinya masih terasa sesak mengingat ucapan Lion sebulan yang lalu.

Dering hp Sari memecahkan kesunyian Mereka.

" Panjang umur, baru dibicarakan." Gumam Sari, lalu mengangkat teleponnya.

" Hallo. "

"Bisa Aku meminta tolong padamu."

"Minta tolong apa? "

" Suruh Jasmine ke atas rooftop kampus."

" Untuk apa? "

" Aku ingin berbicara padanya."

" Awas aja kalau Kau macam-macam padanya." Sari mengancam.

Namun Lion tidak memperdulikan ancaman sepupunya tersebut. Dia langsung mematikan teleponnya.

" Dasar sepupu tak berakhlak!" Sari mengumpat sendiri.

" Jasmine." Suara Sari membuat Jasmine terkejut dan langsung mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Sari.

"Ada apa? " Tanya Jasmine heran.

" Lion ingin bertemu denganmu." Ucap Sari membuat Jasmine bingung.

Apalagi Yuli, Dia jelas penasaran. Dan Sani juga terkejut.

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!