Kebenaran

Jasmine melanjutkan bacaannya kembali, tentang kemampuan super yang masih misterius.

Clairvoyance adalah kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu secara langsung tanpa menggunakan indera dari objek atau kejadian, baik dimasa lalu, saat ini, atau masa depan tanpa mengetahui adanya pikiran orang tentang hal tersebut. Psikometri yaitu suatau kemampuan dimana kita bisa melihat sejarah suatu benda hanya dengan merasakannya ditelapak tangan kita. Astral projection yaitu suatu kemampuan yang bisa mengeluarkan tubuh astralnya dan bisa membawa tubuh astranya pergi kemanapun Dia suka baik ke masa depan maupun ke masa lalu dan tidak terikat oleh ruang dan waktu.Precognition adalah pengetahuan langsung atau persepsi masa depan yang diperoleh melalui cara-cara ekstrasensor. Hali ini bisa melalui mimpi, secara spontan dalam penglihatan secara sadar maupun halusinasi pendengaran atu memasuki pikiran dan mengetahui.

Retrocognition merupakan kemampuan dimana seorang manusia bisa melihat kejadian masa lalu.Jasmine terdiam. Sepertinya hampir sama dengan yang Dia browsing.Intinya Lion adalah bukan manusia biasa. Mahluk asing atau Alien? Bukan manusia sungguhan. Jelmaan dari mahluk asing. Bahkan mungkin Tiffani juga? Mereka benar-benar mempunyai kekuatan. Lalu apa hubungannya denganku? Mereka mau menculikku? Lalu membawa ke planet Mereka? TIDAK! Jasmine menolak keras pikirannya saat ini.

Jasmine masih tidak percaya. Manusia setampan Lion bukan manusia biasa, melainkan mahluk asing.Jasmine mengembalikan buku dengan terburu-buru. Entah mengapa memikirkan semua itu, bulu kuduknya jadi merinding.

Tepat dibelokan rak buku.Tiba-tiba Jasmine menabrak seseorang. Dan lagi-lagi Dia yang terjatuh. Jasmine mendongakkan kepalanya, memandang orang yang ditabraknya. Dia terkejut,ternyata Lion yang sedang berdiri. Bagai hantu disiang bolong. Jasmine memandang penuh kengerian. seakan ada aura misterius menyelimutinya.

" Kalau jalan lihat ke depan . Jangan ke belakang ." Ucapnya ketus dan berlalu begitu saja. Tanpa memperdulikan Jasmine yang terjatuh.

Ingin rasanya Jasmine memakinya, seandainya tidak ingat ini perpustakaan. Dan juga tidak tahu tentang Lion. Namun Jasmine juga penasaran.

Jasmine langsung bangun dari jatuhnya. Dan lalu mengembalikan buku dirak bagian science fiction. Mengingat ini kesempatan bertanya pada Lion. Jasmine pun memberanikan diri berlari mengejarnya. Lion masih kelihatan berjalan santai.

" Lion ! " Panggil Jasmine dari belakang, ketika jarak Mereka sekitar dua meter.

Lion berhenti dan menoleh ke arah Jasmine. Dengan pandangannya yang tajam,setajam silet.

"Ada apa?" Tanya Lion masih dingin dan sama sekali tidak bersahabat.

" Ikutlah denganku. Aku ingin berbicara denganmu." Ajak Jasmine spontan menggandeng paksa tangan Lion. Namun Lion langsung menghempaskan tangan Jasmine. Lion kelihatan tidak nyaman saat tangan Jasmine menyentuhnya.

" Aku akan mengikutimu. Tapi jangan sentuh aku! " Pinta Lion.

" Sorry."

Jasmine cemberut. Melihat betapa angkuhnya Lion.

" Sepertinya Kau sangat membenciku. Kalo begitu Ayo!" Ajak Jasmine meminta Lion untuk mengikutinya..

Jasmine berjalan menuju tempat melihat Sunset. Sekali-sekali Jasmine melirik ke arah Lion. Takut kalau Dia akan kabur.

" Aku tidak akan kabur. Tenang saja. " Ucap Lion, seakan-akan bisa membaca pikiran Jasmine.

Begitu sampai, Mereka berdua duduk. Jasmine sedikit diam sejenak, sebelum memulai pertanyaan yang banyak dibenaknya.

" Ok. Apa yang ingin Kau bicarakan?" Tanya Lion masih bersikap dingin.

Lalu duduk disebuah bangku yang paling dekat dengannya. Begitu juga Jasmine langsung duduk didepan Lion dan hanya dibatasi sebuah meja.

" Sebelumnya, Aku ingin mengatakan terima kasih, Kau telah menolongku." Ucap Jasmine sedikit nerveous. Dan ada rasa takut juga.

" Hmmm. " Jawab Lion datar dan dingin.

" Dan Aku sudah tahu siapa Kau sesungguhnya." Ujar Jasmine membuat Lion mengerutkan kedua alisnya.

Namun Jasmine celingak celinguk sebelum melanjutkan ucapannya.

" Kau ini bukan manusia tapi makhluk asing." Ucap Jasmine dengan berani, namun setengah berbisik.

Lion terlihat tidak begitu terkejut dengan pernyataan Jasmine.Sepertinya Dia memang sudah tahu. Kalau Jasmine akan mengatakan itu padanya. Jasmine sedikit menebak dalam hati. Lion sudah tahu arah pembicaraan Jasmine. Jadi Jasmine merasa tidak perlu berbasa basi dengan Lion.

" Lalu apa Kau tidak takut padaku?" Lion masih mengekspresikan wajah dinginnya. Bahkan aura mistis seakan menyelimuti dirinya saat ini.

Pertanyaan Lion yang tidak Jasmine duga. Dia terlihat santai dengan pertanyaannya tersebut.

" Takut untuk apa? Kau bahkan menolongku. Dan bukankah mahluk asing tidak makan orang atau menghisap darah seperti vampir?" Tanya Jasmine sekaligus mengeluarkan persepsinya tentang makhluk asing, yang pernah Jasmine baca dalam sebuah buku.

Lion tertawa. Baru kali ini Jasmine melihat Lion tertawa lepas didepannya.

Namun setelah itu Lion terlihat serius. Raut wajahnya berubah, matanya lebih tajam dari sebelumnya. Aura energi dalam diri Lion, seakan membuat bulu kuduk Jasmine semakin merinding.

" Kau sungguh lucu. Sepertinya Kau terlalu banyak menonton film box movies atau membaca buku astrobiologi.Asal Kau tahu, Spesies Kami ada yang lebih bahaya dari yang dipaparkan manusia." Lion lagi-lagi mengucapkan kata-kata tersiratnya.

" Maksudnya? " Jasmine mencoba menggali informasi lebih darinya.

Lion terdiam. Dia tidak langsung menjawabnya.

" Aku berharap Kau menyerah mencari tahu tentangku. Itu tidak ada untungnya buatmu. Dan Aku ingatkan sekali lagi. Aku membahayakanmu." Jelas Lion menolak menerangkan lebih detail tentang dirinya.

" Aku tidak peduli. Aku tidak percaya Kau membahayakan bagiku." Jasmine mengelaknya.

Lion terlihat diam.

"Ok. Sekarang yang Aku tanya bukan tentangmu tapi tentang perdebatanmu dengan Alex. Apa maksudnya Aku pendamping sempurna untuknya? Ras? Spesies? Apa maksud semua itu?"

Kali ini Lion terkejut dengan pertanyaan Jasmine.

" Apa Kau masih mengingat kejadian itu?"

"Iya." Jasmine mengangguk.

" Perasaan sudah kuhapus. Kenapa masih mengingatnya." Gerutu Lion tanpa Dia sadari.

" Maksudmu?" Jasmine penasaran.

" Aiiiish. Tidak.

Aku mohon, jangan buat Aku lelah menghadapi rasa penasaranmu itu." Pinta Lion.

" Kenapa harus lelah. Bukankah Kau tinggal menjawab pertanyaanku. Apa susahnya menjawab pertanyaanku?" Komplain Jasmine.

"Sebenarnya Apa yang Kau inginkan dari rasa penasaranmu ini?" Lion menatap tajam Jasmine. Bahkan Dia sepertinya tidak berniat menjawab pertanyaan Jasmine.

" Aku hanya ingin tahu kebenaran Kalian saja. Apalagi Kalian seakan menjadikanku sasaran. Dan Aku tidak mengerti juga memahami penyebab dari semua itu. Bisakah Kau jelaskan semuanya? Bukankah ini terkait dengan keselamatan diriku sendiri?" Jasmine menatap Lion dengan tatapan sendu. Membuat Lion mengalihkan tatapannya.

" Keselamatanmu? Aku sudah bilang. Aku akan selalu mencoba melindungimu." Ujar Lion.

" Bagimana Aku percaya padamu? Jelas Tiffani bilang Aku bisa jadi korbanmu." Sahut Jasmine.

Lion lagi-lagi terkejut dengan ucapan Jasmine, yang sepertinya banyak merekam sebuah ingatan.

" Jalan pikiranmu kadang memang berbeda. Walaupun pikiranmu jelas dimataku." Lion kelihatan frustasi untuk menjelaskannya.

" Jadi Kau benar-benar bisa baca pikiranku?" Tanya Jasmine to the point.

Lion menganggukkan kepalanya.

" Namun butuh konsentrasi kuat, untuk bisa melakukannya."Jelas Lion.

" Oya, sejak kapan Kalian bertiga bersahabat?" Tanya Jasmine begitu mengingat bayangan samar-samar waktu Alex menyentuh wajah Jasmine tanpa permisi.

" Darimana Kau tahu?" Lion terkejut.

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!