Teori Jasmine

" Tidak." Jasmine berbohong.

Lion terlihat disamping mobilnya dan berjalan menghampiri Jasmine. Dia menatap mata Jasmine. Lion terlihat menyelidiki Jasmine melalui matanya. Hingga membuat Jasmine gugup,bahkan Jasmine jantung berdebar kencang dan rasanya mau copot. Jasmine tidak nyaman dengan sikap Lion terhadapnya.

" Apa yang Kau lihat dimataku? Apa Kau melihat seberapa besarnya cinta dan sakit hatiku padamu? " Tanya Jasmine kesal. Berharap bisa mengalihkan debaran jantungnya yang kian makin cepat dibuatnya.

" Seberapa jauh Kau mendengar perdebatan Kami tadi? " Lion penasaran.

" Apa itu penting?"Jasmine masih diam terpaku. Jasmine seperti tak bisa bergerak. Tubuhnya menjadi kaku seperti patung.

" Jadi benar Kau mendengar perdebatan Kami?" Lion mendapatkan kepastian.

" Iya," Jasmine menganggukan kepala. Mau tidak mau akhirnya mengakuinya. Kalau Dia baru saja mendengarkan perdebatan Lion dan Tiffani.

" Dasar manusia tidak konsisten dengan ucapannya." Sindir Lion mengejek.

Jasmine mendengus kesal. Walaupun Lion benar. Karena tadi Dia berbohong.

"Seberapa banyak?" Lion masih menyelidiki mata Jasmine.

" Entahlah." Jasmine mengalihkan pandangannya, berharap Lion tidak bisa membaca pikirannya.

" Apa saja yang Kau dengar?" Tanya Lion masih berlanjut. Walaupun Lion sendiri sudah bisa menebaknya. Namun Dia menguji kejujuran Jasmine.

" Aku hanya mendengar Tiffani mencintaimu. Jadi Kau tidak bisa mencintaiku. Itu saja." Ucap Jasmine ngawur. Membuat Lion sedikit menarik bibirnya, tersenyum kecil.

" Kau bohong lagi." Ucap Lion penuh keyakinan.

" Sudah jelas Aku berbohong. Masih ditanya. Terus kalau Aku jujur. Apa Kau akan menjawab pertanyaanku? Yang membuatku penasaran dengan perdebatan Kalian?" Jasmine bernegosiasi.

" Tergantung." Sahut Lion.

" Apa yang dimaksud dari kata-kata  Tiffani itu, tentang pandanganmu dan Aku seharusnya bisa jadi korbanmu?"

Lion terkejut mendengar pertanyaan Jasmine.

" Sepertinya Kau terlalu jauh mendengarkannya. Kalau begitu lupakan saja. " Ujar Lion.

"Kau licik. Aku akan mencari tahu sendiri." Ancam Jasmine.

" Kuharap Kau tidak mencobanya." Ucap Lion seraya pergi meninggalkan Jasmine yang masih penasaran.

Jasmine melihat Lion telah masuk ke mobilnya. Lalu melaju keluar dari area sedangkan Jasmine baru melangkahkan kakinya kembali. Menuju mobilnya yang tidak jauh darinya saat ini.Jasmine melajukan mobilnya menuju Grand city.

' Pandangan? '

' Korban ? '

' Apa Dia pembunuh? '

Jasmine mengeleng-gelengkan kepala. Membayangkan rumah Lion disamping rumahnya.

Dan tiba-tiba membunuh Jasmine.

' Perampok?'

' Aiish. Tidak. Dia tidak seperti perampok. Kalau perampok hati mungkin iya.' Jasmine senyum-senyum gaje sendiri.

Jasmine kembali fokus menyetir.

Lampu merah membuat Jasmine terhenti. Enam pulih detik berlalu, Dia kembali melajukan mobilnya.

Tepat digarasi rumahnya, Jasmine memarkirkan mobilnya.

Malam hari, Jasmine mengingat ulang perdebatan Mereka.

Dia masih memikirkan kata-kata Tiffani, yang menurutnya tidak logika. Hampir mirip dengan Lion.

Kata-kata Mereka tidak ada yang bisa dimengerti.Tapi kenapa Lion tidak mencintai Tiffani. Padahal Tiffani cantik. Cuma, Dia? Jasmine mengelus dada mengingat sikap Tiffani yang mengancamnya. Terus apa Lion benar-benar tidak suka wanita?Tapi mengapa Tiffani menuduh Lion mencintaiku karena pandangannya? Jasmine semakin stres memikirkannya.

Sekali-sekali Jasmine menuju balkon kamarnya. Mencari tanda-tanda yang mungkin bisa memberinya petunjuk. Lama Jasmine memandang kondisi rumah sebelah, lewat balkon kamarnya. Tapi tak ada satu petunjuk yang Dia dapatkan.

Bahkan batang hidungnya Lion pun tidak kelihatan dimata Jasmine malam ini.Rumah Lion kelihatan masih sunyi senyap. Bahkan seperti tidak ada kehidupan didalamnya. Hanya seekor hewan peliharaan yang berlari-larian ditaman Jasmine melirik jam. Menunjukan angka 23:00 malam. Jelas sunyi, sudah hampir tengah malam.

Tapi mata Jasmine belum mau terpejam.

Rasa penasaran itu membuat Jasmine belum mengantuk sama sekali.Jasmine kembali menuju kamarnya.Dia duduk dan bersandar ditempat tidur seraya memikirkan kata-kata Tiffani.

' Pandangan?'

' Korban?

Ditambah Tiffani ternyata mencintainya,tapi Lion tidak mencintainya.Lalu siapa yang dicintai Lion?Dia tidak suka wanita manapun. Mungkin itu logika.

Jasmine jadi berpikir aneh. Dan Dia berspekulasi dalam pikirannya. Namun kini tentang mahluk-mahluk aneh di dunia ini, yang jelas pernah Dia baca dalam sebuah buku.

Vampir?

' Hmm. Apa kisahku seperti Bella Swam yang terpesona pada seorang vampir. Tapi vampir tampan itu menyukainya bahkan mencintainya.Sedangkan aku?

Aku bukan tipenya. Sungguh menyakitkan.' Pikir Jasmine menggelengkan kepalanya.

Pemikiran Jasmine masih berlanjut.Belum lagi Lion tidak minum darah, Jelas waktu itu Dia minum Juss strobery.Apalagi di Roof Top Dia jelas terkena panas sinar matahari dan tidak berubah seperti berlian. Jelas Dia bukan vampir. Jasmine tertawa sendiri membayangkan, Lion menjadi vampir.

Pandangan berarti masa depan.  Mungkin Lion paranormal atau cenayang. Tidak! sepertinya tidak cocok.Alien? Jujur Jasmine sering baca buku fiksi Alien, tetapi bentuknya tidak seperti manusia. Kebanyakan seperti Reptil atau manusia pendek atau bentuk-bentuk aneh lainnya. Kalaupun Alien Nordic yang mendekati sosok manusia jelas warna kulit, mata dan tubuhnya berbeda bentuknya dari manusia normal, tiada yang sesempurna manusia sepertinya. Apa mungkin ilmu pengetahuannya masih kurang. Sehingga tidak bisa menyimpulkan kejanggalan yang terjadi ini? Jasmine memegang keningnya. Dia masih berpikir.Lalu sebenarnya apa maksud perdebatan Mereka?

Jasmine sedikit mencoba memejamkan mata. Lalu Dia langsung terbangun begitu mengingat sesuatu yang pernah Lion katakan sebelumnya. Walau itu menurut Jasmine sebuah candaan darinya.

Tapi sepertinya itu serius dan mungkin kejujurannya.

Mahluk asing?

Pikiranku terbaca jelas?

Jelas Lion mengatakan itu,kemarin saat Dia datang kerumah Jasmine. Apa Dia mencoba mengungkap jati dirinya? Jasmine masih memutar-mutar teorinya.

Jadi Dia mencoba mengungkap kan itu agar Aku menjauh Alex. Tapi  sepertinya Dia masih ragu sehingga kata-katanya waktu itu banyak yang tidak Jasmine mengerti.

Jadi Dia memandang Alex berbahaya. Tapi sejauh ini Alex masih terlihat baik-baik saja. Dia tidak pernah menyakiti Jasmine.

Terus mengapa Dia bilang akan menyesal kalau meminta cinta darinya. Dan Dia mencoba mempertimbangkan selama dua belas jam, untuk mengambil keputusan itu. Agar menjauh dari Alex. Jelas Dia mempunyai alasan sendiri. Faktanya Dia tidak bisa spontan mengambil keputusan.

Jasmine jadi semakin pusing, karena memutar otaknya untuk berpikir. Rasanya masih janggal juga pernyataan itu. Apa Dia juga mempunyai cinta juga untukku? Menyambungkan dengan kata-kata tuduhan Tiffani. Tidak. Dia bilang bukan tipenya.

Pandangan ???

Korban ???

Iya,Berarti Dia bukan manusia?

Mahluk asing berarti mungkin Alien?Tapi apa Alien makan orang?

Menghisap darah? Jelas tidak.

Setahuku mereka hanya menculik manusia saja.Tapi sepertinya beruntung juga kalau diculik Lion.

Jasmine tertawa geli memikirkannya, ditengah-tengah keseriusannya berpikir tentang siapa Lion dan Tiffani.

Jasmine masih belum sepenuhnya percaya.Spekulasinya jelas tidak logika dan tanpa bukti yang kuat.

' Aku harus mencari bukti yang lebih kuat.' Pikir Jasmine. Dia benar-benar penasaran.

To be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!