" Jasmine ternyata kau memiliki banyak fans dikampus ini. Apalagi cowok tadi, Kelihatannya keren."
" Tapi apakah tadi tidak aneh? Dia jelas tahu nama Jasmine sebelum ada yang memberitahunya." Ucap Sani yang biasanya diam kini ikutan memberi penilaian.
" Benar juga. Darimana kira-kira Dia mengetahuinya. Apa kau pernah bertemu dengannya sebelum ini ?" Sari memandang Jasmine.
" Tidak pernah. " Jawab Jasmine singkat.
" Mudah saja itu. Jelas Dia pernah melihat Jasmine dan tertarik dengannya. Lalu Dia mencari tahu tentang Jasmine. Bukankah itu logika?" Yuli menjelaskan analisisnya dari sudut pandang yang berbeda dengan Mereka bertiga.
" Bisa jadi seperti itu." Ucap Sari.
Akhirnya Mereka berempat sampai dikelas ujian selanjutnya. Dosen membagi lembar soal dan jawaban. Jasmine fokus mengerjakan soal ujiannya. Dan akhirnya sembilan puluh menit berlalu. Mereka satu persatu mengumpulkan hasil jawaban ujiannya.
" Apa setelah ini Kalian akan langsung pulang?" Tanya Yuli.
" Nde." Ucap Jasmine.
" Bukankah ini ujian tengah semester sudah selesai. Bagaimana kalau kita have fun. Jalan-jalan dahulu." Ajak Yuli.
" Sepertinya itu ide bagus." Sari mendukung ide Yuli.
" Aku tidak bisa." Ucap Sani.
" Kenapa? " Tanya Yuli sedikit kecewa.
" Aku ada janji dengan my honey." Jelas Sani.
" Ok. Kalau begitu kita bertiga saja bagaimana? " Tanya Yuli.
" No problem." Ucap Sani seraya membereskan alat tulisnya dan memasukkan ke tasnya.
" Bagaimana denganmu?"
" Ok juga dah." Sahut Jasmine.
Mereka bertiga sepakat memakai mobil Sani.
Jasmine memilih duduk dibagian belakang. Suara hp Sari berdering.
" Hallo."
" Apa Kau masih dikampus?"
" Tidak. Aku di jalan. Why?"
" Paket Ayahmu masih ditempatku. Aku lupa membawanya tadi. "
" Ok. Kalau begitu nanti Aku mampir."
" Ok."
" Sepertinya Kita mampir ke rumah sepupu ku sebentar. Ada titipan barang. Dia lupa tadi pagi tidak dibawa ke kampus." Jelas Sari.
" No problem. Dengan senang hati." Ucap Yuli.
Jasmine terdiam. Entah mengapa begitu mendengar namanya, Jantung Jasmine rasanya berdetak kencang, Mengingat tatapan terakhirnya itu.
Jasmine melihat ke luar jendela.Dia terkejut begitu melihat caffe klasik yang sering Jasmine lalui saat berangkat dan pulang dari kampus.
" Dimana rumah sepupumu?" Tanya Jasmine penasaran.
" Perumahan Grand city." Jawaban Sari membuat Jasmine terkejut setengah mati.
" Why?" Tanya Sari tersadar akan ekspresi Jasmine.
" Tidak." Jasmine terlihat ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.
" Oya. Sudah lama Kita kenal. Tapi Aku belum tahu tempat tinggalmu. Bagaimana kalau acara hari ini kita saling mengunjungi tempat tinggal kita." Ide Sari lagi-lagi membuat Jasmine terkejut.
" Ide bagus." Dukung Yuli.
" Jadi dimana kau tinggal Jasmine?" Tanya Sari seraya masih fokus dengan menyetirnya.
" Grand city." Jawab Jasmine membuat Mereka lebih terkejut.
" What?" Ucap mereka kompak.
" Why?" Jasmine sedikit tersenyum geli melihat ekspresi Mereka.
" Jangan-jangan kau bertetanggaan dengan Lion." Ucap Yuli tertawa.
" Itu tidak mungkin." Ucap Jasmine mengelak.
Jelas Dia tidak pernah bertemu dengannya disekitaran rumahnya.
" Ok. Kalau begitu kita kerumahmu dulu baru kerumah Lion." Ucap Sari begitu penasaran.
Jasmine pun menunjukkan arah jalan kerumahnya. Akhirnya sampai rumah Jasmine.Sari langsung tertawa keras sesampainya didepan rumahnya.
" Why?" Jasmine bingung dengan sikapnya.
" Kalian sungguh konyol?"
" Siapa yang konyol?" Ucap Yuli penasaran.
" Jasmine dan Lion. Kalian hanya bersebelahan rumah dan Jasminetidak tahu." Jawab Sari masih tertawa.
Jasmine benar-benar terkejut. Dia sama sekali tidak tahu, kalau dirinya bertetanggaan dengan Lion.
" Apa maksudmu Ri ? "Tanya Jasmine masih belum percaya.
"Kau benar-benar tidak tahu? Rumah disebelah kirimu itu rumah Lion." Jelas Sari
"Aku benar-benar tidak tahu." Jasmine masih terkejut dan tidak percaya.
" Sepertinya kalian memang jodoh." Ucap Yuli seraya tersenyum jahil melihat Jasmine.
" Ya sudah. Kita kerumah Lion dulu." Ucap Sari sedikit memajukan mobilnya tepat didepan rumah Lion.
Sari dan Yuli segera turun dari mobil. Sedangkan Jasmine merasa ragu untuk ikut dengan Mereka. Dan bertemu dengan Lion.
" Sepertinya Aku menunggu kalian disini saja." Ucap Jasmine.
" Tidak. Kau harus ikut. Aku benar-benar ingin menjodohkan Kalian. Bukankah diantara Kami berempat hanya Kau yang masih betah menjomblo? Menurutku Kau perlu kupaksa karena Kau terlalu pilih-pilih. Lion jelas paling cocok untukmu. Dan kondisi ini sungguh perfect." Ucap Yuli menarik tangan Jasmine keluar dari mobil.
Yuli bilang seperti itu bukan tanpa alasan. Yuri tahu Jasmine sudah menolak enam cowok, yang menyatakan perasaannya padanya, selama tiga bulan ini.
" Aku setuju. Sepertinya Lion akan tertarik dengan sifat pilih-pilihmu itu." Sari mendukung Yuli sambil tersenyum jahil.
" Aiiish Aku sungguh menyesal mempunyai sahabat seperti Kalian. Sungguh pemaksa." Gerutu Jasmine.
" Pemaksaan untuk mendapatkan cowok sempurna itu menguntungkan Jasmine." Ucap Yuli masih menggandeng Jasmine layaknya seorang tahanan.
" Let's go. It's time to meet him." Ucap Yuli dengan semangatnya.
Jasmine melihat Sari menekan bell pintu gerbangnya.
Jujur detak jantung Jasmine sungguh berdetak kencang kali ini. Dia tidak tahu kenapa.Perlahan pintu terbuka. Dan sosok Lion terlihat jelas memandang Mereka bertiga.
" Kau beserta temanmu?" Tanya Lion terlihat datar.
" Betul sekali. Aku bersama Yuli dan Jasmine. Yuli Kau pasti sudah mengenalnya. Sedangkan Jasmine pasti Kau belum kenal kan?"
" Tapi Aku sudah pernah bertemu dengannya." Ucap Lion.
" Benarkah? Apa Kau sudah pernah bertemu dengan Lion?" Tanya Sari bingung.
" Iya, Dia yang menolongku saat Aku terjatuh ditaman unnie. " Jelas Jasmine.
" Aku mengerti." Sahut Sari.
" Maaf waktu itu Aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Terima kasih." Ucap Jasmine berterima kasih terhadap Lion.
"Sama-sama. " Sahut Lion.
"Kalian masuklah dulu!" Tambah Lion seraya mengajak Mereka masuk ke rumahnya.
Lion mempersilahkan Mereka duduk. Dia terlihat masuk keruangan lainnya.
" Kenapa Kau tidak bilang pernah bertemu dengannya?" Sari memandang Jasmine
" Aku sedikit lupa." Jasmine berpura-pura.
" Jawabanmu sungguh tidak logika." Lagi-lagi Yuli menggunakan logikanya.
Jasmine hanya tersenyum masam.
Sedangkan Lion terlihat keluar membawa tiga cangkir coffe.
" Minumlah dulu!"
" Terima kasih. Oya apa Kau tahu, ternyata Jasmine tetangga rumahmu."Ujar Sari.
" Tidak." Ucapnya dingin.
" Hmmm sama-sama tidak tahu.Sepertinya Kalian jodoh." Ucap Sari seenaknya.
" Jangan bercanda seperti itu." Ucap Lion terlihat serius.
" Aku tidak bercanda. Bukannya Kau juga belum mempunyai kekasih? Apa salahnya mencoba memulai jalan sama Jasmine, Siapa tahu Kalian cocok."
" Jangan buat malu Aku." bisik Jasmine ke Sari.Jasmine benar-benar menunduk malu. Sari dan Yuli jelas-jelas serius mendekatkan Jasmine dan Lion Seperti marketing yang menawarkan sebuah produk saja.
" Tapi, Dia bukan tipeku." Ucap Lion seraya memandang Jasmine.
Jasmine terkejut. Bukan dengan pandangannya lagi. Tapi jelas ucapannya. Tidak tahu mengapa hatinya sakit. Apakah Jasmine tadi sedikit sempat berharap bisa dekat dengannya? tertarik padanya? suka padanya? Entahlah. Jasmine tidak mengerti perasaannya sendiri.
" Yaa! Lion. Apa Jasmine kurang cantik? Atau Kau yang tidak menyukai wanita manapun. Ayo. Sepertinya Aku salah menjodohkanmu dengannya. " Yuli sedikit emosi. Yuli beranjak dari tempat duduknya dan menarik Jasmine keluar dari rumah Lion.
Sedangkan Sari langsung mengambil barang pesanan ayahnya yang sudah diletakkan dimeja, seraya menyusul Mereka ke mobil.
Jasmine duduk dibelakang. Begitu juga Yuli.
" Apa aku bilang. Seharusnya Aku menunggu dimobil saja. Hingga Aku tidak perlu malu seperti ini. Aku seperti wanita yang ditolak cintanya." Gerutu Jasmine.
" Maaf. Sudahlah, sepertinya Lion memang seperti katamu. Dia gay." Ucap Yuli seraya tertawa.
" Walaupun Aku saudara sepupunya. Aku mendukung persepsi Kalian." Ucap Sari ikut sakit hati. Walaupun Jasmine merasa Yuli dan Sari hanya menghiburnya.
'Jelas Dia bilang aku bukan tipenya.' Pikir Jasmine.
Jasmine terkejut begitu mobil melaju keluar dari perumahan Grand city.
" Apa kalian tidak jadi main kerumahku?" Tanya Jasmine mengingatkan Mereka.
" Oh My God. Sepertinya saudaramu buat kita amnesia Ri." Yuli menunjuk Sari.
" Maaf. Lain kali saja. Yang penting kita sudah tahu alamat rumahmu." Ucap Sari.
Akhirnya Mereka sampai dirumah Sari di perumahan Podomoro. Setelah itu kerumah Yuli yang tidak jauh dari rumah Sari. Lalu Mereka kembali ke kampus.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments