" Tidak seperti itu. Kami hanya menjerumuskan dengan hal-hal negatif seperti clubbing, narkoba, pertengkaran perkelahian dan pergaulan bebas. Yang jelas Kami memanipulasi keyakinan jug." Jelasnya santai.
Hal-hal negatif seperti? Memanipulasi keyakinan?
Jasmine membelalakan matanya, Dia terkejut saat mendengarnya.
" Jadi apa bedanya Kau dengan Devil?" Lagi-lagi Jasmine bertanya.
" Tidak ada bedanya. I am Devil!." ucap Lion penuh penekanan.
Jasmine terdiam. Sedikit merasa pusing dan takut mendengarnya.
" Apa sekarang Kau takut?" Tanya Lion serius.
" Iya." Jasmine mengakuinya.
Lion langsung memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia kelihatan kecewa.
" Aku bukan takut denganmu. Aku hanya takut kehilanganmu. Aku merasa Kau bisa saja kembali ke Mereka dan meninggalkanku." Jelas Jasmine seraya memandang Lion..
" Jadi Kau hanya takut itu? Bukan takut padaku?" Tanya Lion seraya memegang kedua bahu Jasmine.
" Iya." Jasmine meyakinkannya.
" Thanks. Walaupun Kau kelemahanku tetapi Kau adalah alasanku untuk menjalani hidup ini, dengan sudut pandang kebaikan." Ucap Lion.
" So don't worry. Aku akan selalu disisimu." Sahut Jasmine.
Lion mulai melajukan mobilnya kembali.Akhirnya Mereka sampai di parkiran kampus. Lion memarkirkan mobilnya, lalu membukakan pintu untuk Jasmine.
Jasmine keluar dari mobilnya. Mereka berjalan melangkahkan kaki, berjalan beriringan , menyelusuri koridor, menuju kelas.
" Apa ini tidak apa-apa? Sepertinya semua orang memperhatikan Kita."
Ujar Jasmine.
" Tidak. Mereka hanya sekedar melihatnya." Ucap Lion santai sambil terus melangkahkan kakinya.
"Apa itu benar Kalian?" Suara Sari menghentikan langkah Mereka.
" Pagi." Sapa Lion.
" Pagi.Apa Kalian sekarang berkencan?" Sari menatap Lion dan Jasmine secara bergantian.
" Iya." Ucap Lion malu pada sepupunya, mengingat Dia pernah menolak Jasmine.
" Kalian terlihat sangat serasi." Puji Sari.
" Thanks."
Jasmine melangkah bersama Sari ke kelas. Kadang Jasmine sedikit memandang Lion yang telah berlalu , karena Mereka berbeda jurusan.
" Apa Kau mau pindah ke jurusan bio chemistry?" Tanya Sari mengejutkanku.
Bio chemistry? Jadi itu jurusan yang Lion ambil. Jasmine baru mengetahuinya.
" Tidak." Ucap Meysha mengelak.
" Siapa tahu biar Kalian terus bersama." Ucap Sari menggoda Jasmine. Dan itu membuat wajah Jasmine merah padam karena tersipu.
Akhirnya Mereka sampai di Kelas.
Yuli dan Sani terlihat sudah sampai duluan.
" Yaa! Kalian kukasih tahu nanti Kita dapat traktiran dari Jasmine." Teriak Sari spontan.
" Apa Kamu ulang tahun?" Ucap Yuli penasaran.
" Atau dapat Doorprise jalan-jalan santai kah?" Sani mencoba melawak.
" Yaa! Kalian kurang update banget. Jasmine dan Lion sudah jadian." Jelas Sari.
"Benarkah?" Ucap Yuli dan Sani kompak.
Jasmine hanya mengerucutkan bibirnya, menanggapi ucapan Mereka. Dia duduk seraya mengeluarkan bukunya.
" Ciyee akhirnya Kau bisa meluluhkan hatinya. Apa Kau sudah mengujinya dan Dia tidak gay? " Yuli menggoda Jasmine.
" Aiiish bicara apaan sih. " Jasmine pura-pura sibuk mengambil peralatan alat tulisnya.
" Kau terlihat malu-malu. Jelas Kau sudah mengujinya. Iya kan?"
Yuli masih menggoda Jasmine.
" Belum." Jasmine berbohong.
Dalam hati tertawa, mengingat Lion pingsan.
Dosen terlihat memasuki ruang kelas. Yuli terpaksa berhenti menggoda Jasmine. Kali ini sungguh menyelamatkan Jasmine. Jasmine bernafas lega. Setidaknya tidak ada rentetan pertanyaan lagi.
Hingga akhirnya jam istirahat datang. Jasmine keluar duluan. Selagi ketiga sahabatnya itu masih sibuk memasukkan buku dan laptopnya. Namun begitu sampai depan pintu, tiba-tiba ada kekuatan yang membawa Jasmine langsung sampai diatas roof top kampus.
Tiffani terlihat didepan Jasmine saat ini. Aura hitam menyelimutinya.
" Aku sudah memperingatkanmu. Jauhi Lion!" Ancam Tiffani.
" Ingat! Kau hanya manusia lemah! Kau tak akan bisa mampu melawanku!"
" Aku tidak akan pernah takut padamu!"Sahut Jasmine.
Jasmine sedikit terpancing emosi dengan kata-kata lemah tentang dirinya. Tidak tahu kenapa Jasmine mempunyai keberanian ini. Bahkan Jasmine tidak peduli,jikalaupun Dia Alpha-Draconian yang tiada bedanya dengan Devil.
" Wow perfect. Kau sungguh berani. " Ucap Tiffani seraya tertawa dan tepuk tangan.
Tiffani menghampiri Jasmine dan memegang dagu Jasmine dengan kuat.
" Jadi sekarang Kau sudah tahu segalanya?" Tanya Tiffani yang sepertinya tidak memerlukan jawaban dari Jasmine.
Bahkan tangannya didagu Jasmine, belum Dia lepaskan. Jasmine sedikit memberontak. Tapi Tiffani lebih kuat mencengkeramnya membuat dagu Jasmine sakit.
" Hmmm ... Jadi apa yang bisa kulakukan dengan wajah cantikmu ini? Apa perlu Kuubah agar Lion tidak mengenalimu? Sepertinya itu sangat menyenangkan." Ucap Tiffani seraya tersenyum puas dengan idenya.
Namun tiba-tiba Lion datang.
" Apa yang Kau lakukan padanya?" Suara yang tak asing bagi Jasmine dan membuatnya lega.
Lion dengan kekuatannya langsung menyingkirkan tangan Tiffani, dan menarik Jasmine hingga jatuh ke pelukannya.
" Kau tidak apa-apa? Maaf. Aku sedikit lengah menjagamu." Ujar Lion.
" Jadi Kau sekarang seperti ini? Kau menolakku dan meninggalkan kelompok kita hanya demi manusia lemah itu?" Tiffani menunjuk Jasmine dan terlihat sangat emosi.
Lion menggengam erat tangan Jasmine. Dan memandang ke arah Tiffani.
" Dia yang memberiku alasan untuk menjalani hidup ini lebih baik."
" Alasan? Sungguh menggelikan. Pandanganmu membuatmu seperti manusia sekarang. Apa Kau lupa siapa jati dirimu? Kau lupa bahwa jiwa Alpha Draconian bernaung didirimu?" Tiffani mengingatkan Lion akan jati dirinya.
" Aku tidak lupa. Tapi Aku tidak ingin hidup seperti Kalian.Walaupun jiwaku bernaung jiwa Devil. Aku tidak ingin menjadi Devil. Jika Aku masih bisa memilih yang benar. Kenapa Aku harus memilih yang salah. Semoga Kau bisa merenungkan kata-kataku ini. Dan jangan ganggu Dia lagi! Kalau Kau marah padaku. Hadapi saja Aku! " Ucap Lion memperingatkannya.Dan lalu menarik tangan Jasmine, untuk melangkah mengikutinya. Dan Mereka meninggalkan Tiffani.
" Kata-katamu tidak mempengaruhiku. Aku Kalau Aku tidak bisa memilikimu. Dia juga tidak bisa memilikimu! " Gumam Tiffani.
Dan jelas Lion mendengarnya.
" Sial,Dia belum menyerah." Gerutu Lion.
" Maaf, Aku benar-benar telah membawamu dalm bahaya yang sesungguhnya." Ucap Lion ditengah perjalanan Mereka.
Jasmine tidak bisa berkata-kata lagi, faktanya Dia hanya manusia yang lemah.Lion masih terlihat terdiam. Tapi saat ini Jasmine tidak berniat bertanya apapun padanya. Jasmine tidak ingin Lion merasa bersalah dengan kejadian tadi.
Lion terlihat mengajak Jasmine menuju ke arah kantin.
" Lion! Jasmine! " Panggil Sari sambil melambaikan tangannya ke arah Mereka.
" Kau kesanalah dahulu. Aku akan memesankan makanan untuk Kita." Ucap Lion seraya tersenyum.
"Ok."
Lion melangkah ke arah pemesanan, sedangkan Jasmine menuju Sari, Yuli dan Sani.
Jasmine meghempaskan diri ke tempat duduk. Rasanya kejadian tadi menguras tenaganya.
" Ciyeee kalian semakin romantis saja." Lagi-lagi Yuli menggodanya.
" Jangan menggodanya terus. Lihatlah wajahnya sudah semerah buah Tomat." Ucap Sari ikutan menggoda Jasmine.
" Ssssstt... Jangan berisik. Lihatlah Prince nya sudah melangkah kesini." Ucap Sani tidak mau kalah menggoda Jasmine.
Lion terlihat jelas sedang berjalan menuju kearah Mereka.
Lion terlihat tersenyum memandang Mereka.
" Maaf bolehkah Aku ikut bergabung bersama kalian?" Tapi Tanya Lion basa- basi seraya duduk dikursi sebelah kanan Jasmine.
" Tidak apa-apa. Kami sungguh sangat senang melihat Kalian benar-benar berkencan. Maaf, saat terakhir bertemu Aku emosi." Ucap Yuli.
" Thanks. Don't worry Yul. Itu juga karena salahku." Sahut Lion.
Lion terlihat sedikit membenarkan posisi duduknya.
" Jadi apa yang membuatmu akhirnya tertarik Jasmine? Bukan kah waktu itu Kau bilang bukan tipemu?" Sari masih penasaran.
Lion berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Sari.
" Aku rasa keberanian dan pantang menyerahnya." Jawab Lion seraya tersenyum.
" Oh My God. So sweet." Ucap Sani.
Jasmine dan Lion hanya tersenyum malu,saat Mereka banyak menanyakan hubungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments