" Untuk apa Lion ingin menemui Jasmine? Bukankah Dia sudah menyakiti hati Jasmine tanpa berpikir panjang." Yuli sedikit tidak terima.
" Sepertinya Dia ingin meminta maaf '." Jelas Sari menebak, seraya menoleh ke arah Yuli.
Jasmine sendiri penasaran. Mengapa Lion ingin menemuinya.
" Untuk apa Dia ingin meminta maaf sekarang. Bukankah itu sungguh tidak berguna." Gerutu Yuli.
" Aku juga tidak tahu. Aku hanya menyampaikan pesannya." Ucap malah jadi bingung sendiri.
" Tidak ada salahnya. Temuilah Dia. Siapa tahu Lion memang menyesal dan tulus meminta maaf padamu." Sani memberi saran pada Jasmine.
Lagi-lagi Jasmine berpikir sejenak.
Bagaimana Dia bisa menemuinya? Jelas hatinya masih terasa sakit atas penolakan tersiratnya waktu itu. Apabila Jasmine menemuinya, jelas luka hatinya akan semakin dalam.
'Tapi Tuhan saja mau memaafkan hambaNya. Masa Aku tidak? Mungkin benar kata Sani , Dia benar-benar ingin meminta maaf. Tidak ada salahnya Aku menemuinya dan mendengarkan kata maafnya.' Pikir Jasmine penuh pertimbangan.
" Dimana Dia ingin menemuiku?" Tanya Jasmine kepada Sari.
" Sekarang di Roof Top kampus. "
Jawab Sari.
" Baiklah." Jasmine beranjak dari tempat duduknya.
" Apa Kau yakin ingin menemuinya?" Yuli masih menanyakan keyakinan Jasmine.
" Iya Yul. Tidak ada salahnya Aku mendengarkan apa yang ingin Dia bicarakan." Ucap Jasmine tersenyum, seraya melangkahkan kakinya keluar dari area perpustakaan.
Jasmine menaiki tangga menuju Roof Top kampus. Dia melihat Lion sudah menunggunya. Dia menoleh kearah Jasmine, begitu menyadari akan kehadirannya.
Jasmine lalu menghampiri Lion, yang sedang menatap dingin padanya.
" Maat jika waktu itu ucapanku menyakiti hatimu." Ucapnya tanpa basa basi.
" Tidak apa-apa. Aku lebih suka kejujuranmu waktu itu, walau itu menyakitkan bagiku. Tapi Aku menghargai kejujuranmu." Jawab Jasmine dengan kata-kata bijaknya. Lebih tepat kata-kata bijak untuk Dia ucapkan saat ini, walaupun tidak sepenuhnya tulus dari dasar hatinya. Faktanya sakit itu masih membekas sampai sekarang.
Lion terlihat masih nyaman dengan posisi berdirinya. Dia berdiri didekat ayunan, biasa Jasmine duduk santai. Lion menunduk dan terdiam. Sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Entah itu karena ucapan Jasmine atau memikirkan hal lain. Jasmine tidak bisa menebaknya. Jasmine hanya bisa menilai dari ekspresi wajahnya, tanpa bisa membaca pikirannya. Jasmine melirik jam tangannya. Dan menunjukkan waktu sebentar lagi kelas dimulai.
" Apa masih ada yang ingin kau katakan? Sepertinya Aku harus kembali. Kelas sebentar lagi dimulai." Ucap Jasmine mengingatkan.
Lion kembali mengangkat wajahnya dan memandang ke arah Jasmine.
" Jangan terlalu dekat dengan Alex. Aku mohon." Pinta Lion, membuat Jasmine terkejut.
'Apa alasannya Dia melarangku dekat dengan Alex.' Jasmine merasa itu tidak adil baginya.
" Maaf Lion. Sepertinya Aku tidak mempunyai alasan untuk itu." Jasmine beranjak dan melangkahkan kakinya.
" Apakah alasan sebagai tetanggamu itu tidak cukup?" Tanyanya menghentikan langkah Jasmine, untuk sejenak Jasmine terhenti. Dia menoleh dan memandang Lion.
" Maaf. Bukan alasan itu yang Ku maksud." Jelas Jasmine. Dia melanjutkan langkahnya menuruni tangga dan langsung menuju ke kelasnya. Secara tidak mungkin Sari, Yuli dan Sani masih menunggu Jasmine diperpustakaan.
Jasmine memasuki ruang kelasnya. Dan duduk disebelah Yuli.
" Apa yang dikatakan Lion padamu? " Tanya Yuli begitu melihat Jasmine sudah duduk disebelahnya.
" Dia hanya minta maaf." Hanya ini yang bisa Jasmine katakan.
" Minta maaf saja. Apa pentingnya. Sungguh tidak logika." Gerutu Yuli.
Jasmine hanya tersenyum masam mendengar Yuli menggerutu.
Tapi benar juga, apa pentingnya Lion minta maaf. Perasaan bukankah memang tidak bisa dipaksakan. Tentu ucapannya yang menyakiti Jasmine itu bukan salahnya. Jadi apa Dia hanya ingin mengatakan agar tidak terlalu dekat dengan Alex. Tapi apa alasannya? Jasmine bertanya-tanya sendiri.
" Selamat siang anak-anak." Suara sapaan Dosen membuyarkan lamunan Jasmine.
Perkuliahan pun dimulai. Semua berjalan seperti biasanya.
Begitu selesai jam kuliah, Jasmine langsung pulang ke rumah.
Hari-hari selanjutnya, Jasmine tetap seperti biasa. Dan Jasmine tidak begitu menghiraukan ucapan Lion, yang melarangnya untuk tidak dekat dengan Alex. Jelas Dia tidak mempunyai alasan logika untuk itu.
Jasmine tetap menjalani hari seperti biasanya, berkumpul dengan teman-temannya dan kadang bersendau gurau dengan Alex.
Faktanya Dia mampu membuat Jasmine tersenyum riang dengan gurauannya, dan sedikit melupakan manusia dingin itu.
Walaupun saat dirumah justru Jasmine memikirkannya. Memikirkan manusia dingin itu. Sepertinya melupakannya tidak mudah, tidak seperti membalikkan telapak tangan saja. Dan jujur itu membuat Jasmine frustasi.
Jasmine melirik jam tangannya masih menunjukkan pukul 15.00. Dia menghempaskan tubuhnya ketempat tidur. Aktivitas perkuliahan yang full seharian tadi, membuatnya merasa lelah.
" Jasmine? " Suara ibunya seraya mengetok pintu kamar Jasmine. Hingga membuat Jasmine terbangun.
Jasmine beranjak dari tempat tidurnya. Sedikit merapikan rambut panjang dan poninya yang masih berantakan. Sebelum akhirnya Dia, menuju pintu kamar. Lalu Jasmine meraih knop pintu dan membukanya.
" Ada apa Ma? Kenapa sore-sore memanggilku? tidak biasanya." Ujar Jasmine.
" Ada temanmu yang datang. " Jelas ibunya semakin membuat Jasmine penasaran.
Mungkinkah Sari, Sani, Yuli? Tapi kenapa Mereka tidak menelepon dan memberitahuku dahulu. Pikir Jasmine dalam benaknya.
" Siapa Ma?" Jasmine penasaran.
" Dia seorang pemuda. Dia begitu tampan dan sopan. Apa Kamu mempunyai kekasih, tanpa Mama mengetahuinya?" Tanya Ibunya menatap Jasmine penuh selidik.
" Tidak Ma." Jawab Jasmine seraya menuruni tangga dan menuju ruang tamu.
Jasmine semakin penasaran. Mungkinkah Alex mengetahui rumahnya. Jasmine benar-benar penasaran setelah mendengar penjelasan Ibunya, bahwa teman yang datang bukanlah teman-teman wanitanya.
Dia terlihat menundukkan kepalanya. Sosok yang tidak asing bagi Jasmine. Hingga Jasmine terkejut begitu sadar dan melihat siapa yang datang. Berbagai spekulasi muncul didalam pikirannya. Pertama untuk apa Dia datang kerumah Jasmine? Kedua, Jasmine tidak mempunyai urusan dengannya.Ketiga, sebagai teman atau tetangga sepertinya itu juga tidak nyata. Faktanya Mereka jarang berkomunikasi secara langsung selayaknya teman atau tetangga.
Dan baru kali ini Lion menginjakkan kaki dirumah Jasmine.
" Hei Jasmine. " Sapanya.
"Hei." Jasmine merasa canggung,Dia tersenyum. Walaupun tatapan mata dan ekspresi wajahnya sungguh terlihat dingin terhadap Jasmine.
Jasmine kemudian duduk seraya memainkan jari jemarinya, untuk mengurangi rasa canggungnya.Serta menutupi rasa nerveous yang sepertinya mulai melanda Jasmine.
Lion masih terlihat diam.
Sepertinya Dia benar-benar sedang memikirkan sesuatu.
" Kau mau minum apa?" Tanya Jasmine mencairkan suasana.
" Tidak. Aku hanya ingin mengulangi kata-kataku. Menjauhlah dari Alex." Ucapnya serius.
" Sorry. Aku benar-benar tidak punya alasan untuk itu." Sahut Jasmine.
" Alasan apa yang Kau maksud? Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu, walaupun pikiranmu jelas terbaca olehku." Lion mengerutkan keningnya dan sedikit menggelengkan kepala seperti orang yang sedang frustasi.
" Maksudmu?" Sekarang Jasmine yang tidak mengerti dengan kata-kata Lion.
Pikiranku jelas terbaca olehnya? Kata-katanya jelas membuat Jasmine tidak mengerti.
" Tidak. " Elak Lion. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Jadi intinya Kau tidak mau menjauh darinya?" Tanya Lion begitu serius.
" Iya, Sungguh tidak logika jika Aku tiba-tiba menjauh darinya. Dia peduli denganku. Dia membuat hari-hariku tersenyum bahkan tertawa. Dan jika Aku mengikuti kata-katamu dengan tiba-tiba menjauhi dirinya. Apa itu logika?" Tanya Jasmine.
" Aku mengerti. Manusia memang selalu berpikir dengan logika. Jadi Kau benar-benar tidak bisa menjauhinya walaupun faktanya Dia membahayakanmu?"Lion menatap Jasmine dengan tatapan tajam.
Jasmine sungguh tidak bisa mencerna kata-katanya lagi. Tadi pikirannya jelas olehnya? Sekarang Alex berbahaya untuk Jasmine. Jasmine tidak bisa mencerna dan mengerti kata-kata Lion.
" Bisakah Kau jelaskan lebih detail, agar aku bisa mencerna dan memahami kata-katamu itu?" Tanya Jasmine seakan menekankan bahwa Jasmine tidak mengerti.
Lion tiba-tiba tersenyum dan terlihat sopan. Ternyata Ibunya Jasmine muncul, dengan membawa minuman Juss strobery kesukaan Jasmine dan beberapa kue.
" Maaf Ibu tidak terlalu tahu Kau suka minuman apa. Jadi Ibu buatkan juss strobery juga." Ucap Ibunya Jasmine seraya tersenyum.
" Tidak apa-apa. Maaf Saya telah merepotkan Anda." Ucap Lion seraya tersenyum.
Jasmine terpaku melihat senyuman Lion. Jelas Dia tidak pernah tersenyum terhadap Jasmine. Ekspresi dingin yang selalu Dia tampilkan saat didepan Jasmine.
" Baiklah. Kalian lanjutkan saja mengobrolnya. Ibu ada kepentingan mendadak dan harus keluar." Pamit Ibunya Jasmine ,lalu berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.
Lion menganggukkan kepala sopan seraya tersenyum, sampai Ibunya Jasmine berlalu dari hadapan Mereka.
Lion melihat Jasmine sedang menatapnya tanpa berkedip.
" Jasmine!" Panggil Lion mengejutkan Jasmine yang sedang terpaku dan terpesona dengan wajah dan senyuman Lion.
" Iya." Jasmine terkejut.
" Bisakah Kau tidak menatapku seperti itu." Ujar Lion.
" Tidak. Apa maksudmu? Aku hanya memandang kupu-kupu terbang dijendela itu." Jasmine menunjuk ke jendela mencari alasan. Dan membuat Lion menarik sedikit menarik bibirnya membentuk tersenyum.
To be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments