Seperti yang dikatakan orang-orang, Kekaisaran Feng adalah salah satu kekaisaran terindah. Pegunungan menjulang tinggi menembus awan, berbagai tumbuhan tumbuh subur di atasnya memberikan warna-warni yang sangat cantik, saat musim semi datang Kekaisaran Feng akan kebanjiran tamu dari berbagai kekaisaran lain.
Istana Kaisar sendiri tak kalah menawan dari pemandangan alam kekaisaran tersebut. Sebuah bangunan raksasa dengan nuansa hijau muda disertai ribuan permata bertaburan di lantai menyambut langkah kaki mereka. Patung angsa putih raksasa di tengah kolam jernih menarik perhatian Xue Zhan untuk sesaat.
Tempat itu adalah tempat termegah dan terindah yang pernah dia lihat, wajar Xue Zhan terkesima tiada henti. Berbeda dengan istana Kekaisarannya yang lebih formal dan kaku. Tempat ini mengedepankan keindahan alam.
Mereka berpikir pendeta itu akan membawa sampai ke dalam istana, Xue Zhan juga penasaran bagaimana isi di dalamnya. Namun mendadak lelaki itu berbelok arah ke sebuah jalan kecil yang terhubung dengan sebuah gazebo kecil di samping patung angsa raksasa. Seorang wanita yang amat sangat cantik tengah menikmati suasana bersama seorang pelayan wanitanya, menikmati teh hangat. Senyum di wajahnya terlihat mengembang ketika menyadari kehadiran tiga orang lain selain utusannya.
"Akhirnya kalian sampai."
Dia menatap Kang Jian sedikit cemas. "Apa kau sudah memastikan tidak ada yang membuntuti kalian?"
"Tentu saja. Lagipula jika ada aku yakin orang itu sudah lebih dulu mati terkena Badai Dewi Angin."
Terdengar tawa kecil dari wanita itu. Jiazhen Yan dan Xue Zhan sama-sama mengernyit heran, bagaimana mungkin mereka berdua bercakap sangat akrab. Wanita itu mungkin terlihat seperti gadis berusia 17 tahun dengan kulit seputih awan dan mata hijau layaknya manik-manik. Namun aslinya, Li Jia Xing kini telah berumur 127 tahun.
Pemimpin Kekaisaran Feng adalah seorang wanita, terkenal karena kecantikannya yang telah tersebar hingga seluruh penjuru. Dia dikatakan mewarisi kekuatan Dewi Angin, dan dijuluki sebagai Sang Pelindung oleh rakyat-rakyatnya.
Senyum itu masih setia terpampang di wajahnya, dia menyapa dua orang yang dibawa Kang Jian.
"Selamat datang, pendekar muda. Kuharap kalian menikmati pemandangan di tempat ini beserta makanan kami. Apakah di antara kalian adalah murid yang diangkat oleh Kang Jian?"
Orang yang dimaksud Li Jia Xing adalah Xue Zhan, dia mengangkat tangannya dengan sopan sembari menjawab. "Benar, itu adalah saya."
"Ahahaha ternyata rumor itu benar ..."
Xue Zhan mendengar ucapan itu, pasti kata yang keluar berikutnya adalah identitasnya sebagai iblis. Sepertinya kejadian itu sudah berulang kali terjadi. Orang yang dikenal Kang Jian terkejut mendengarnya memiliki murid dan lebih kaget lagi saat tahu dia adalah seorang iblis.
"Aku mendengar banyak tentangmu, sepertinya Kaisar Ziran memiliki alasan untuk tidak langsung membunuhmu."
"Yang Mulia, tolong jangan dilanjutkan," potong Kang Jian sopan. Wanita pelayan Li Jia Xing juga menegurnya untuk tidak membahas terlalu jauh. Ini adalah masalah internal Kekaisaran Diqiu. Yang mana hanya Kaisar Ziran yang mengambil keputusan tersebut.
Namun Li Jia Xing masih melanjutkan senyum semakin melebar, matanya sampai tertutup kala tersenyum, "Aku mungkin akan berpikir untuk membunuhmu jika berada di posisinya. Tapi kedengarannya Kaisar Ziran mengambil resiko terlalu jauh. Kekaisaran lain yang mendengar kalian menyimpan seorang iblis pasti merasa terancam, ini menimbulkan konflik dan juga kelompok penjahat dari seluruh benua pasti akan langsung mengincar dirimu."
Meski menyampaikannya dengan tutur kata lembut tetap saja kalimat itu disertai kecaman dan ancaman yang dalam. Kaisar Feng, Li Jia Xing menghabiskan tehnya dalam sekali teguk sebelum berdiri dari duduknya.
Xue Zhan menundukkan wajah, tidak berani menatap manik mata hijau itu secara langsung. Dia menepi ketika wanita itu berlalu, jubahnya yang panjang bahkan menyapu ubin, berjalan meninggalkan derap tumit kaki berirama. Pelayan wanita yang senantiasa berada di sisi Li Jia Xing berucap sambil membuang napas.
"Nyonya memang sangat blak-blakan, tapi memang begitulah sifatnya. Mohon jangan dibawa ke hati, aku tahu dia tidak bermaksud demikian ..."
'Tidak bermaksud demikian'. Xue Zhan tidak tahu apa dia bisa mempercayai hal itu apa tidak. Atau wanita itu hanya sekedar menenangkan dirinya.
"Mari ikut saya," ujar wanita itu kemudian sembari berjalan. Taman di sisi kanan dan kiri terpampang luas, dipenuhi bunga bermekaran dan aroma wangi yang tak ada habisnya.
Mereka dituntun ke sebuah tempat yang jauh lebih nyaman untuk membahas misi rahasia. Di tempat yang tak akan bisa disusupi oleh musuh, barulah Li Jia Xing bebas membuka suaranya.
"Saat ini masalah terbesar kita adalah tak ada yang mengetahui pasti di mana letak markas Taring Merah." Kalimat pembukanya disertai keputusasaan yang terlihat di wajah cantiknya, Li Jia Xing melanjutkan sembari membuang napas panjang.
"Terkadang mereka berhasil dilacak, tapi ketika mendatangi markasnya mereka telah pergi tanpa meninggalkan jejak. Dan juga informasi tentang Para Cahaya begitu sulit didapatkan, terkhususnya tentang kemampuan petinggi mereka itu ... Kita berada di posisi yang tidak menguntungkan. Diserang diam-diam dengan mata buta, hanya bisa menerima kekalahan saat dihancurkan pelan-pelan ..."
Dia menyodorkan beberapa kertas, "Laporan terakhir sekitar 202 orang tewas dalam serangan paling mematikan itu. Letaknya di sungai pedalaman Utara Kekaisaran Feng, Sungai Ning."
"Saat ini dugaan kami tertuju pada satu-satunya 'pemberi informasi' di tanah tersebut. Meski mungkin keliru, tapi aku ingin kalian memastikan kebenaran ini secara diam-diam. Kita tidak bisa bertindak gegabah apalagi lawan kita adalah Taring Merah."
Li Jia Xing menatap tajam ke arah Xue Zhan. "pastikan misi ini berjalan sempurna tanpa kendala." Dia bahkan mengganti kata lancar dengan kata sempurna. Tatapannya menekan ke dua anak muda itu.
"Jika kau membutuhkan pendekar yang lebih mumpuni untuk membantumu menjalankan misi ini, kami punya sangat banyak." Usulan Li Jia Xing ditolak halus oleh Kang Jian. Mereka berbincang sesaat hingga akhirnya pergi dari sana, menuju penginapan terdekat untuk beristirahat sebelum besok pergi ke pedalaman di Utara Kekaisaran Feng.
Bayangan tentang situasi pedalaman Kekaisaran Feng sedikit membuat Xue Zhan gentar. Tanah luas di perbatasan saja sudah sangat berbahaya, apalagi wilayah pedalaman mereka.
Mereka memesan satu ruangan untuk bertiga. Hanya semalaman. Sambil beristirahat, Kang Jian kembali mengecek kertas-kertas yang diterimanya. Mencermati beberapa hal di dalamnya, tanpa dia sadari Xue Zhan juga ikut membaca di belakangnya.
"Serangan yang terjadi beruntun di Kekaisaran Feng terdengar sangat ganjil."
Jiazhen Yan yang tidur telentang dengan dua tangan di belakang kepala membuka sebelah matanya.
"Jelas-jelas mereka sedang bermain-main. Apa lagi yang kau pertanyakan."
Kang Jian menyahut, "Tindakan serangan ini mungkin sebagai cara mereka untuk menggentarkan lawan."
Namun Xue Zhan menangkap hal lain, dia yakin dengan instingnya. "Tapi kudengar serangan terakhir mereka sebelum ini gagal. Lalu mereka datang kembali Dengan serangan yang lebih besar. Pasti ada sesuatu di balik ini semua."
Dia duduk bersila sambil menopang dagu.
"Misalnya?" Kang Jian mengubah duduknya agar berhadapan dengan Xue Zhan.
"Sesuatu yang mereka incar. Sama saat mereka datang ke Desa Guxia untuk mencariku. Ada sesuatu di Kekaisaran Feng yang menjadi sasaran mereka ...."
Mata Kang Jian seakan terbuka ketika mendengar penuturan tajam dari Xue Zhan, dia bahkan tidak berpikir sampai ke sana.
"Di Sungai Ning, terdapat satu hal yang telah disembunyikan ber puluh-puluh tahun. Mungkin itu adalah jawabannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Ayahnya Putra Fajar
Xue Zhan ternyata cerdas
2023-06-24
0
Imam Iswanto
ceeerrrrdaaas
2023-02-24
1
y@y@
👍🏻👍🏼👍🏾👍🏼👍🏻
2023-01-19
1