Kekaisaran Feng didominasi oleh lembah, dataran hijau luas serta pegunungan tertinggi, di tempat tersebut sering terjadi badai ekstrem yang dapat membahayakan nyawa manusia. Dewi Angin, begitu orang-orang di sana menyebut sosok yang melindungi tempat itu, legenda yang dipercaya dapat mengamuk dan menurunkan angin tajam yang mampu merobek kulit manusia. Namun kenyataannya, itu bukan hanya legenda, entah faktor alam atau cuaca tapi Kekaisaran Feng benar-benar memiliki badai mengerikan tersebut.
Diceritakan bahwa Dewi Angin yang bernaung di Kekaisaran Feng akan membunuh siapa pun pendatang baru di tanah tersebut. Akhir-akhir ini badai ekstrem itu makin sering terjadi dan menjalar hingga ke pemukiman, membuat ratusan rumah hancur bagai digulung ombak. Tak ada yang bisa menjelaskan tentang badai itu, tidak memiliki wujud tapi dapat membunuh begitu keji.
Xue Zhan mengernyit ketika mendengar nama Dewi Angin dan angin badai yang katanya dapat membunuh manusia. Ketika mereka melewati perbatasan setelah menunjukkan identitas dan perintah misi, penjaga perbatasan juga berpesan tentang hal yang sama untuk berhati-hati pada angin badai yang makin sering terjadi.
Jiazhen Yan melipat kedua tangan di belakang kepala, acuh tak acuh. Sementara langkah kaki Xue Zhan mulai menapaki sebuah dataran luas yang ditumbuhi rumput selutut. Aroma bunga berterbangan dibawa angin sejuk pagi itu, Kang Jian dan Jiazhen Yan lima langkah di depan Xue Zhan yang terpaku menatap dunia luar.
Mungkin ini pertama kalinya dia melihat dunia yang sesungguhnya. Terbentang indah di depan matanya yang masih menikmati pemandangan tersebut. Aroma embun, bunyi burung-burung yang bernyanyi riang dan hangat matahari pagi. Selama latihan satu tahun ini Xue Zhan hanya fokus untuk melatih kekuatan tubuhnya, dia dan Jiazhen Yan sering berduel. Hasilnya Xue Zhan berhasil menang tiga kali dari Jiazhen Yan.
Menang tiga kali dan kalah dua ratus kali. Perbandingan yang cukup menyesakkan. Tapi Xue Zhan mulai merasakan perubahan dalam dirinya sendiri. Kang Jian juga sering melatihnya, selebihnya dia menjalankan misi saat dipanggil. Semua hal yang dia pelajari dan pengalaman yang didapatnya akan terus bertambah, dan di sini petualangannya dimulai.
Kekaisaran Feng dan Sang Perantara. Xue Zhan menarik senyum tipis.
"Aku akan menyelesaikannya misi ini dengan baik. Dengan begitu kami akan mendapatkan informasi tentang Taring Merah dan wanita topeng silang putih," gumamnya.
"Sebelum kau datang kembali, aku duluan yang akan mencarimu." Ambisi itu disertai langkah kaki yang semakin mantap.
Dia baru menyadari Kang Jian dan Jiazhen Yan sudah berjalan sangat jauh tak menyadari dirinya masih di belakang.
"Kau menyukainya?"
Suara lembut dan halus itu menyapa telinganya, Xue Zhan memalingkan muka mendapati seorang gadis kecil dengan jubah serba hijau dan selendang transparan berwarna putih sedang mengambil setangkai bunga. Angin membuat rambut panjang dan selendangnya berterbangan. Kulitnya putih pucat, namun memiliki senyum manis yang sangat indah.
"Selamat datang, Tuan Muda."
"Tu-tuan Muda?" Xue Zhan terkejut, dia mengangkat kedua tangannya saat gadis kecil itu menyodorkan bunga. "Namaku Xue Zhan, tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu. Itu tidak cocok untukku."
Gadis kecil itu mengernyit, "Tapi kau adalah Tuan Muda. Ayahmu pernah datang ke sini. Umm ... Kurang dari 50 tahun yang lalu."
Raut wajahnya berubah bingung. Bagaimana bisa seorang gadis kecil yang kelihatan baru berusia 7 tahun sepertinya bisa mengetahui sesuatu yang terjadi di 50 tahun sebelumnya. Itu terdengar tidak masuk akal baginya.
Xue Zhan masih terhenyak, dia menyadari sesuatu dan langsung melemparkan pertanyaan. "Tunggu, ayahku? Tolong katakan lebih banyak tentangnya, siapa namanya-"
"Tuan Muda pasti ingin menyelamatkan negeri ini, ya? Akhir-akhir ini kesengsaraan telah merajalela dan tangisan terus terdengar. Ayahanda Tuan Muda juga pernah datang ke sini ketika Dewi Angin mengamuk dan meluluhlantakkan Kekaisaran ini. Dia menyelamatkan kami seperti seorang pahlawan. Kami sangat berterima kasih padanya."
"Kau siapa? Beritahu aku tentang seseorang yang kau sebut ayahku itu."
Tangan Xue Zhan dipaksa menerima setangkai bunga mawar perak yang hanya tumbuh di Kekaisaran Feng. Gadis kecil tertawa riang sembari berputar-putar di tempat yang ditumbuhi bunga-bunga. Xue Zhan memaku, tidak tahu lagi apa yang sedang terjadi. Sosok itu tidak terlihat seperti manusia, dari kulit wajahnya yang begitu pucat dan tangannya dingin, Xue Zhan mulai berpikir dia sedang berhalusinasi.
Gadis kecil itu merebahkan tubuhnya di hamparan bunga, seraya berkata pelan. "Akar kehancuran mulai merambat, tumbuh liar mencekik tanpa kita sadari. Apakah Tuan Muda merasakannya?"
"Kehancuran?"
"Aku tahu Tuan Muda sudah tahu jawabannya ..." Dia tersenyum riang. "Namun kekuatan kami menyertai Tuan Muda di dalam Kitab Phoenix Surgawi. Ayah Tuan Muda memberikannya dengan alasan besar."
Suara itu semakin menghilang bersama wujudnya. Xue Zhan mendekat tapi percuma, dia mulai memudar.
"Apa ini nyata? Akar Kehancuran? Kekuatan Kitab Phoenix Surgawi? Dari mana dia tahu tentang kitab itu, aku tidak pernah mengatakannya pada siapa pun selain Guru... Dan kesengsaraan itu, apa yang dimaksudnya pembantaian yang baru-baru terjadi di Kekaisaran ini?"
Beribu pertanyaan membuat kepalanya mendidih, Xue Zhan sampai tidak dapat berpikir jernih lagi. Mungkin benar dia sedang tertidur dan bermimpi.
Namun Mawar Perak itu, benar-benar nyata di dalam genggaman tangannya.
Gadis kecil itu telah lenyap, namun lamat-lamat suaranya terdengar.
"Berhati-hatilah dengan Dewi Angin Sang Pelindung. Dia akan mematahkan tulang rusukmu saat kau lengah."
Xue Zhan tertegun ketika mendengar suara Kang Jian yang menggema. "Awas, di belakangmu Xue Zhan!"
Detik itu Xue Zhan menoleh ke belakang dan mengambil pedang, dia hanya mengikuti instingnya untuk menangkis sesuatu yang tidak terlihat dengan tubuh pedang.
Besi pedang terdorong sampai menyentuh dadanya keras. Xue Zhan termundur dalam keterkejutan.
Serangan itu sama sekali tidak terlihat tapi begitu kuat. Xue Zhan mulai dikeroyok oleh angin tajam yang mengitari tubuhnya dan menyerang tanpa ampun. Pedang di tangannya bergerak lincah menepis serangan yang masuk.
Tapi dari sekian banyaknya serangan itu masih ada yang lolos merobek kulit tubuhnya. Xue Zhan mulai mendapatkan luka banyak. Kang Jian dan Jiazhen Yan juga diserang dari berbagai sisi. Dalam posisi bertahan itu, dia sama sekali tidak bisa melarikan diri.
Benar, dataran luas itu tidak memiliki tempat bersembunyi. Badai menyelimuti seluruh dataran rumput tersebut. Jika dia melarikan diri, Xue Zhan yakin dia akan lebih dulu tumbang sebelum melewati tempat itu. Kang Jian dan Jiazhen Yan kembali ke tempat Xue Zhan. Membuat formasi segitiga, saling memunggungi dan melindungi dari sisi depan.
Di tengah kekacauan yang terjadi seorang pendeta datang, pakaiannya serba putih dan nyaris tidak memiliki rambut di kepalanya. Matanya terpejam, tangannya terangkat, lalu badai berhenti.
"Ohohoho malang nasib kalian, anak muda. Kau pasti Kang Jian si Petir Merah ya? Aku datang ke sini karena Kaisar khawatir badai ini menyerang kalian dan firasatnya benar."
"Ikutlah denganku. Kaisar telah menunggu kalian."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Ayahnya Putra Fajar
kenapa tidak belajar khusus kita warisan ayahnya ya
2023-06-24
0
Imam Iswanto
😘♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♠♥♥♥♥
2023-02-24
1
Uchy
Siapa gadis kecil itu, thor.?!
2023-01-19
1