"Kang Jian."
Laki-laki yang dipanggil untuk menghadap sang Kaisar bertekuk lutut, kepalanya menunduk patuh. Siapa pun akan tunduk kepada sosok Ziran Zhao, Kaisar Langit ke-12 yang terkenal dengan wibawa serta sikap tegasnya.
"Pergerakan Taring Merah semakin terasa. Kekaisaran Feng telah diserang di pusat dua pekan lalu. Dan sekarang mereka mengincar desa terpencil Kekaisaran Diqiu. Yaitu Desa Guxia."
Ziran Zhao berdiri, "Kang Jian, aku tugaskan kau untuk memimpin tim dalam sebuah misi di Desa Guxia. Hentikan setiap pergerakan mencurigakan dan laporkan perkembangan yang ada."
Ziran Zhao turun dari singgasana, hingga tiba di depan Kang Jian dia berbisik. "Sebuah rumor telah beredar, anak yang menghilang 14 tahun lalu dikabarkan tinggal di Desa Guxia. Kau harus memastikannya."
Kang Jian membuka mata lebar, mengangguk hormat setelah itu.
"Baik Yang Mulia."
"Berangkat!"
**
"Siapa orang itu?"
Sisa kepanikan masih terlihat jelas Xue Zhan, dia menunjuk ke arah pintu yang sudah kosong. Yan Shumei menghilang dari sana seperti hantu. Sementara Lin Yu Shan memilih duduk, penyakit dalam tubuhnya mulai bereaksi lagi hingga membuat lutut lelaki tua itu gemetar hebat.
"Duduklah, nak."
Xue Zhan mau tak mau menurut, menunggu Lin Yu Shan menjelaskan tentang apa yang terjadi. Dia menarik napas panjang hingga terdengar jelas.
"Orang itu pernah datang saat pertama kali aku membawamu ke sini. Dia menginginkan darah dalam tubuhmu. Aku tidak tahu apa tujuannya namun itu pasti bukanlah hal baik," tuturnya diselingi desisan kesakitan.
Xue Zhan menatap laki-laki itu dari samping. Sesaat Lin Yu Shan menyadari dan segera membuang pandangan ke tempat lain, ada rasa bersalah yang menggantung di hatinya.
"Aku takut kau membenciku setelah mendengar hal ini dari orang lain, Xue Zhan."
"Tentang apa?"
Lelaki tua itu diam sejenak. Memutuskan untuk mengatakan semua rahasia yang telah ditutupinya selama ini.
"Yan Shumei pernah datang 14 tahun lalu, saat itu kami berdua sama-sama seorang petarung."
Lin Yu Shan menyenderkan kepalanya di tembok, menarik napas berat. Paru-parunya sakit. Lelaki itu mengangkat bajunya sampai ke atas dada.
"Ini adalah bekas pertarunganku dengannya." Terlihat sebuah lebam berwarna hitam keunguan, telah menyatu bersama daging dan kulit Lin Yu Shan.
"Penyakit itu-"
"Benar. Yan Shumei menggunakan pedang beracun yang sampai detik ini terus menggerogoti tubuhku. Aku dikeluarkan dari pekerjaan karena rumor membawa anak iblis ke Desa Guxia. Dan satu hal lagi, Yan Shumei adalah pembunuh kedua orang tua Lin Yu Mei."
Xue Zhan terkejut, napasnya tersendat. Isi kepalanya berkecamuk, dia tak percaya tapi Lin Yu Shan adalah orang yang paling tak suka berbohong.
"Karena aku.. orang tua Mei'er dibunuh?"
Lin Yu Shan tersenyum kecil, "Itu adalah tragedi yang tak dapat dihindarkan. Aku hanya ingin mengatakan bahwa dirimu berharga, Xue Zhan. Sejahat apa pun orang berbuat padamu, kau berhak untuk hidup. Kau tidak berbeda, kau hanya istimewa. Aku tak akan segan mengorbankan nyawa untuk menyelamatkanmu. Meski harus kehilangan banyak hal."
Dia melanjutkan, "Ibu dan Ayahmu sangat menyayangimu dan berdoa untuk keselamatanmu. Begitu juga denganku. Cari lah keberadaan orang tua kandungmu, hanya kau yang bisa mencari tahu semua kebenaran ini. Kau adalah anak yang diramalkan oleh leluhur Ayahmu. Menghentikan perang besar yang akan terjadi suatu saat nanti.."
"Kakek, kau bicara apa-?"
Lin Yu Shan seperti akan pingsan beberapa detik lagi.
"Hanya kau yang dapat menghentikan 'mereka'."
Beberapa detik kemudian Lin Yu Shan tak sadarkan diri. Xue Zhan membawanya ke kamar untuk dibaringkan. Saat itu pandangannya tertuju pada sebuah kotak kayu dengan ukiran emas di setiap sisi. Dia memangku kotak tersebut, melepaskan pengunci. Di sisi lain dia belum siap untuk mengetahui kebenarannya.
Tutup kayu terbuka, Xue Zhan memperhatikan sebuah liontin perak yang memiliki aura tak biasa. Saat menyentuhnya liontin perak itu melukai jari Xue Zhan hingga berdarah.
Xue Zhan melemparkan benda itu, darahnya bergerak ke arah liontin tersebut. Mengubah warna liontin yang semula perak menjadi merah bata. Xue Zhan tak mampu berkata-kata, sampai benda itu bergerak sendiri ke arahnya dan melingkari jari manisnya.
Dia berniat keluar dari sana melihat lebih jelas cincin tersebut, tapi tiba-tiba saja sebuah ledakan dahsyat terjadi. Xue Zhan menopang tubuhnya di meja, kaget dan segera memeriksa kamar.
Lin Yu Mei tidak ada di kamarnya.
Yang ada di pikirannya saat itu adalah mencari Lin Yu Mei, Xue Zhan beranjak ke luar secepat mungkin.
Bahunya luruh ketika melihat puluhan manusia terbujur tak bernyawa, pertempuran telah terjadi beberapa menit yang lalu tanpa dia sadari, darah membanjiri seluruh tempat menjadi genangan besar. Api tersulut dari satu rumah dan mulai menjalar ke rumah lain. Teriakan tiada henti menggema di telinga Xue Zhan yang masih tercenung, tak menyangka kehancuran datang begitu cepat.
Reruntuhan batu jatuh ke samping menimpa Xue Zhan, pemuda itu bergegas menjauh. Abu tebal beterbangan di sekitar.
"Mei'er, Mei'er!"
Teriakannya tenggelam oleh jeritan penduduk Desa Guxia, salah seorang lelaki menarik kaki Xue Zhan.
Saat Xue Zhan menoleh dia bergidik ngeri, wajah laki-laki itu hanya tersisa setengah. Setengahnya lagi ditebas oleh lawan di belakangnya.
Dia kenal orang tersebut, laki-laki itu dulunya adalah saudagar kaya yang sering mencemoohnya. Kalimat kebencian dan sorotan sinis dari wajahnya telah menghilang, berganti dengan teriakan memohon pertolongan.
Pedang ditancap di punggung laki-laki tersebut tanpa sedikitpun rasa kasihan. Nasib serupa juga dialami oleh ratusan penduduk di sana. Xue Zhan berucap terbata-bata, "A-apa yang kalian lakukan?"
"Hm?" Sosok laki-laki bertopeng merah dengan simbol silang X membalikkan badan, baru menyadari ada seorang remaja di sana.
"Oh, masih ada satu cecunguk rupanya."
"Katakan apa yang kalian lakukan pada desa kami!"
"Ini hanya bagian dari permainan kecil. Kenapa kau begitu marah, bocah?"
Xue Zhan tak percaya laki-laki itu menyebut ini semua permainan. "Kalian membunuh orang dan mengatakan ini hanya permainan?"
Nyalinya ciut seketika, laki-laki itu tampak marah.
"Bocah banyak mulut. Mati saja sana!" Pedang besar miliknya ditancapkan kasar di atas bebatuan, Xue Zhan jatuh ke tanah. Kekuatan yang begitu besar menekan kepala dan bahunya sampai terasa begitu berat.
"Karena kau akan mati akan kuberitahu kami siapa." Dia mencengkram kepala Xue Zhan, memaksanya mendongak sambil mendekatkan wajahnya.
"Kami adalah Taring Merah. Ini baru awal dari kehancuran kalian. Enam Cahaya akan datang untuk mengakhiri Era Busuk ini. Dan-"
Omongannya menggantung, ikat kepala Xue Zhan terlepas menampakkan tanduk merah kehitaman.
"Mata semerah darah dan tanduk iblis ... Kau adalah anak yang dicari oleh Para Cahaya. Ikut denganku!"
Xue Zhan gemetar, laki-laki dengan topeng berlambang silang itu bisa membunuhnya kapan saja. Dia tidak peduli dan menghempaskan tangan kasar, berhasil melepaskan diri Xue Zhan kabur secepat yang dia bisa. Kembali ke rumah tanpa melihat ke belakang di mana puluhan orang dengan topeng merah silang sama mengejarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Alan Bumi
Sisa kepanikan masih terlihat jelas di wajah Xue Zhan
2023-11-17
0
Hades Riyadi
Like and coment 😀👍
2023-03-09
1
Imam Iswanto
asiiik ceritane alurne ziiip
2023-02-23
1