Legenda Sang Iblis
Derap tapal kuda lamat-lamat bergerak membanjiri pemukiman. Genderang perang bertabuh, angin panas berhembus seiring dengan hancurnya Kekaisaran Phoenix akibat serangan tengah malam yang menewaskan ribuan rakyat serta prajuritnya.
Sang Kaisar tak serta-merta pergi dari singgasana meski ratusan iblis memasuki istana dan siap memenggal lehernya kapan saja, dia berdiri dari kursi dengan kharisma besar, mencabut pedang bermata emas dan menghunuskan pedang ke arah Raja Iblis yang datang bersama puluhan pasukannya.
"Kami tak akan mengampuni ras-mu yang telah membunuh ribuan manusia dengan kejinya. Untuk membalaskan kematian mereka, aku akan mengakhiri seluruh ras iblis di muka bumi ini. Aku bersumpah untuk itu, meski suatu saat nanti Kekaisaran Phoenix akan hancur."
Raut muka Raja Iblis berubah marah.
"Bukankah yang memulai perseteruan ini adalah kalian? Begitu takutnya ketika posisi para manusia tersingkirkan oleh kekuatan yang kami miliki dan berusaha menyingkirkan para iblis." Raja Iblis terbakar dendam yang telah lama membakar hati hingga ke pikirannya, nafsu untuk membunuh pria di hadapannya bergejolak.
"Kembalikan Reines kepada kami. Aku tahu istrimu itu adalah bagian dari ras iblis! Pernikahan antara manusia dan iblis tidak dibenarkan dalam aturan mana pun! Kalian telah menorehkan noda dalam darah ras kami, anak itu adalah dosa dan harus dibunuh bagaimana pun juga!"
Sang Kaisar Phoenix tak mempercayai ada pengkhianat di Kekaisarannya, kini kebenaran telah terungkap membawa perang hebat antara Kekaisaran Phoenix dan Kerajaan Iblis. Dia mengeratkan pegangannya pada pedang sembari menggeleng.
Istrinya telah mengandung anak pertama mereka, dia tak akan membiarkan siapa pun mengambil anak istrinya kembali ke Kerajaan Iblis. Tempat di mana istrinya berasal dan dipenjarakan. Dia begitu mencintai Reines, meski ribuan manusia dan iblis menentang hubungan pernikahan di antara keduanya.
"Aku tak akan memberikannya kepada kalian. Meskipun kerajaan dan nyawaku menjadi taruhannya-"
Tiba-tiba saja Raja Iblis telah berada di hadapannya, sang Kaisar melebarkan mata ketika darah menodai jubahnya dan perlahan menetes di bilah pedang sang Raja Iblis, dia menatap lelaki dengan tanduk merah itu. Perbedaan di antara mereka menimbulkan kebencian satu sama lain. Bukan hal aneh lagi jika perseteruan selalu timbul antara manusia dan iblis. Dan sekarang saatnya, perang membludak akibat kebencian tersebut.
"Cinta telah membutakanmu, Kaisar Phoenix. Aku akan mencari istri dan anakmu dan membunuh mereka. Mereka adalah noda yang mengotori ras kami. Mereka adalah wujud nyata dari sebuah Dosa."
Kaisar Phoenix jatuh bersimpuh bersimbah darah di lantai istananya, menatap Raja Iblis pergi dengan mata pedang besarnya menggores lantai. Bunyi kian menjauh, Kaisar Phoenix mengangkat sebelah tangannya sambil berkata lirih, "Lari Reines ... Selamatkan anak kita."
Perang terbesar berkecamuk bersama guntur yang terus-menerus jatuh meluluh lantakkan apa pun yang disambarnya. Gerimis membasahi tanah yang telah dialiri oleh genangan darah. Ribuan rumah terbakar oleh serangan prajurit iblis. Jumlah mereka memang tak banyak, tapi dengan kekuatan yang mereka miliki menghabisi ratusan ribu manusia dalam satu malam bukanlah hal mustahil.
"Cari Reines dan anaknya sampai dapat! Bunuh mereka dan bawa mayatnya kepadaku!" teriak Raja Iblis yang membuat pasukannya semakin gencar menghabisi para manusia.
Kekaisaran Phoenix tak ubahnya lautan api yang diisi oleh teriakan sekarat dan kobaran api kian meninggi, kini telah berada di ambang kehancurannya. Sang Kaisar telah terbunuh bersama dewan, petinggi, dan penasehatnya.
Bahkan prajurit mereka telah terbunuh lebih dulu oleh pasukan iblis. Tak ada yang tersisa dari mereka dan juga tak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari serangan tersebut. Selain itu rakyatnya juga masih terus dibantai habis-habisan.
Di sebuah rumah yang sangat tersembunyi, seorang wanita berambut merah dengan dua tanduk di kepala tengah melahirkan putra pertamanya. Dia adalah Sang istri Kaisar Phoenix. Pagi buta yang berkabut sekaligus mencekam itu telah memudarkan sinar bulan, awan mendung seolah-olah berlarian mengejar, menumpahkan hujan yang seketika membungkam jeritan pembantaian di tanah tersebut.
Api di Kekaisaran Phoenix tak langsung padam. Amis darah tercium kuat. Di depan rumah tersebut, puluhan mayat telah bersimbah darah oleh ulah satu iblis dengan cambuk. Iblis wanita dengan tanduk yang terlihat di kedua kepala berjalan ke arah pintu. Di mana suara seorang wanita terdengar bersusulan dengan tangis bayi setelahnya.
Sebelum wanita itu membuka pintu puluhan prajurit kekaisaran menyerangnya, tapi nasib mereka tak beda dengan manusia lainnya. Cambuk di tangan wanita iblis itu langsung membunuh mereka di tempat. Dia mendorong pintu perlahan, mendapati lima wanita sedang melotot ketakutan menatapnya.
Tapi dia tak menemukan seorang bayi pun di sana.
Wanita iblis itu memasuki rumah tersebut dan segera setelahnya jeritan kematian terdengar menggema. Darah terciprat membasahi dinding dan lantai, beberapa kepala terpenggal lalu menggelinding di depan pintu.
Ekor Iblisnya baru saja menusuk jantung seorang tabib wanita. Dia mengedarkan pandangan, mukanya berkerut kesal. Dengan gerakan kasar wanita iblis itu menghancurkan pintu belakang rumah dan dari jauh melihat seorang wanita mengenakan gaun indah dengan simbol emas Kekaisaran Phoenix tengah berlari terpincang-pincang membawa putranya.
"Anakku, bertahanlah. Kau akan hidup, di mana pun kau berada..."
Dia sempat terjatuh karena kesadarannya mulai menipis, darah masih terus bersimbah di kakinya. Namun wanita itu segera bangkit secepat yang dia bisa.
"... Jadilah anak yang baik dan kuat. Ayah dan Ibu menyayangimu, lebih dari apa pun. Tapi hanya sampai di sini ibu menemanimu." Dia mengelus pipi putranya lembut. Meletakkannya di atas keranjang yang mengapung di atas aliran sungai. Meninggalkan beberapa barang bersama anaknya dan memastikan kain tebal melindungi putranya itu dari kedinginan.
Tanduk kecil terlihat di kepala sang anak, wanita itu mengeluarkan sebilah belati dan memotong setengah tanduk tersebut hingga anaknya menangis. Darah mengalir di kepala putranya, sang ibu ikut menangis. Dia memeluknya erat untuk terakhir kali, matanya meneteskan air mata. Tubuhnya tak sanggup lagi berdiri.
"Pergilah, jaga dirimu baik-baik ..."
"Kami menyayangimu, selalu." Dia melepaskan keranjang yang terapung mengikuti arus sungai, berharap anaknya bisa selamat.
Ketika anaknya telah menghilang dibawa arus sungai dia tahu seseorang telah berada di balik punggungnya, wanita itu sudah siap dengan kematian dan hanya menatap jauh ke arah di mana terakhir kali anaknya terlihat.
"Kau pengkhianat, Reines."
Wanita iblis itu adalah sepupunya. Nama asli sang Ratu Phoenix adalah Reines, tak ada seorang pun selain suaminya yang tahu akan kebenaran ini kecuali tangan kanan sang Kaisar. Reines berpaling ke belakang, hendak menyerang wanita itu.
Cambuk merah melilit lehernya, iblis wanita itu mengangkat tangan yang seketika berubah menjadi pedang. Menusuk jantung Reines sambil menarik rambutnya ke atas hingga Reines mendongak paksa.
Ratu Phoenix jatuh ke tanah, jantungnya dihancurkan dari dalam. Dia digeletakkan begitu saja di atas tanah, sementara wanita iblis tadi menatap ke arah aliran sungai yang begitu deras.
"Cih, anggap saja dia sudah mati tenggelam di sungai. Aku harus memberitahu Yang Mulia Raja dan membawa pengkhianat ini kepadanya."
***
A/N: Karena buku ini masih baru banget, mohon dukungannya yak. Biar author semangat update nya~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Yaser Levi
aku hadir thor..dan semoga tetap semangat yaa
2024-07-23
0
Vision Utama
mdh2an top crtany krna berbeda dg yg lain mmlki ras cmpuran..kl yg lain kbykan cm 1 ras trs tgktkan kkuatan utk bls dendam&happy ending
2024-05-22
0
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi㊍㊍👻ᴸᴷ
waahh...g bisa ngomong ,yang pasti ini kereen banget di awal part sdh sangat seru,layaknya sebuah film layar lebar ,nyata dan bergidik juga pas kepala Reines dipenggal ....
bakal jadi favorit ini ...
jejak awal thor ...🙏💪
2023-07-04
1