"Sudah kuputuskan. Keputusanku tidak bisa diganggu gugat lagi."
Ziran Zhao mengangkat wajahnya dan menatap Dewan Sembilan yang kebanyakan diisi oleh para sesepuh. Mereka begitu kaget mendengar pernyataan lelaki tersebut, bahkan tak segan memasang wajah mengecam.
"Anda tahu resikonya, Yang Mulia? Ini akan menjadi sebuah masalah besar ke depannya-"
"Apa kalimat ku sebelumnya belum jelas? Apa harus kuulangi kembali?"
Lelaki sepuh berjenggot putih itu kembali duduk ke kursinya seraya menggelengkan kepala.
Ziran Zhao berucap, "Aku tak akan segan-segan menyingkirkan anak itu dari sini."
*
Gugup, cemas dan takut.
Sensasi dingin yang sama ketika Xue Zhan pertama kali berjumpa dengan Ziran Zhao, tidak ada bedanya, dia tetap saja ketakutan melihat wajah tegas nan kejam itu. Kang Jian menundukkan kepalanya, segera mendorong leher Xue Zhan untuk melakukan hal yang sama.
"Kami datang, Yang Mulia. Maaf atas keterlambatannya."
Ziran Zhao menanggapi dengan sorot mata tajam. "Kalian membuatku menunggu sangat lama. Tidak bisa ditoleransi."
Sementara Kang Jian tetap menjawab tenang. "Izinkan saya yang menerima sanksi. Murid saya tidak bersalah, saya lah yang lalai menjaganya."
Sesaat Ziran Zhao berpikir sejenak dan akhirnya memaklumi keterlambatan keduanya dikarenakan Xue Zhan mengikuti Ujian Pendekar Pemula walaupun dia gagal. Dan Kang Jian sendiri memiliki sejumlah tugas yang sangat banyak.
Xue Zhan sempat menoleh ke kanan dan kirinya, melihat puluhan tatapan tajam sedang tertuju ke arahnya. Di tambah lagi di seluruh ruangan pengawalan ketat dilakukan. Xue Zhan bahkan masih bisa melihat orang yang sama dengan yang hampir memenggalnya tiga hari lalu.
'Apa itu artinya ... Kaisar hendak membunuhku?' Dingin menjalari tengkuk lehernya, darah Xue Zhan membeku hingga wajahnya kini terlihat pucat pasi.
Dalam diamnya Xue Zhan tak mampu berpikir positif lagi. Keringat dingin menetes dari pelipisnya, Kang Jian juga terlihat khawatir.
"Guru ..." bisik Xue Zhan tanpa melihatnya.
"Kau akan baik-baik saja, aku akan melindungimu."
"Justru sebaliknya. Jika mereka memang ingin membunuhku, kumohon jangan lakukan apa pun. Aku tidak ingin nama Guru semakin tercoreng karena menyelamatkan ku."
Terkejut, Kang Jian menoleh ke arahnya. Kedua alisnya bertaut. "Jangan berkata seperti itu."
"Namun wajah Guru juga mengatakan seperti apa yang sedang aku pikirkan."
Kang Jian terdiam lama. Xue Zhan mengangkat kembali wajahnya ketika Kang Jian melakukannya. Menarik napas dalam-dalam, baru saja menenangkan diri dia kembali tertekan oleh tatapan sinis Kaisar Ziran.
"Kang Jian, menepilah. Aku ingin berbicara pada murid barumu."
Kang Jian berdiri di tepi, sedikit jauh dari Xue Zhan.
Xue Zhan menyimak ucapan Ziran Zhao, beberapa hal yang dijelaskannya membuat Xue Zhan berkali-kali tersudutkan.
"Sejak kedatanganmu ke pusat Kekaisaran, terjadi banyak serangan misterius yang menewaskan puluhan orang tak bersalah, semua ini masih di bawah penyelidikan. Tapi dilihat dari berbagai sisi pun, kehadiran mu adalah sebuah ancaman. Entah dari dirimu sendiri atau sesuatu di luar dirimu."
"Musibah yang menimpa beberapa hari lalu yang melibatkan Taring Merah adalah sebuah ancaman keras bagi kita. Mereka mampu menerobos pertahanan di dalam istana. Tidak menutup kemungkinan juga akan melakukan hal yang lebih parah lagi. Dan cucuku, Yin Jiao menjadi salah satu korban dalam penyerangan tersebut."
Xue Zhan menunduk.
"Aku tahu kau mungkin tidak bisa menerima semua ini, karena merasa dirimu tidak melakukan sesuatu yang jahat. Tapi aku akan mengatakan secara kasar bahwa bahaya dalam dirimu telah mendarah daging dan tak akan pernah bisa dipisahkan."
Ziran Zhao sebentar lagi pasti akan langsung mengatakan inti dari omongan panjang lebarnya, Xue Zhan tidak akan siap mendengarkan itu. Karena dia tahu, ini akan menjadi akhirnya. Walaupun kali ini dia mulai percaya diri, memiliki teman dan seorang guru. Dan mulai berangan-angan melakukan petualangan seru di luar sana.
Tampaknya itu semua hanya angan belaka.
"Dengan itu, setelah mempertimbangkan semua aspek, aku memutuskan untuk menyingkirkanmu dari sini."
Benar saja.
Xue Zhan memejamkan matanya, kalimat itu terasa sangat menyakitkan. Kedua tangannya terkepal erat lalu perlahan melemah, tidak ada yang bisa dibantahnya lagi.
"Aku ... Aku menerima keputusan Yang Mulia dengan lapang dada."
Bibirnya terasa berat saat mengatakannya, Xue Zhan tak pernah menyangka semuanya akan berakhir secepat ini bahkan sebelum dia memulainya.
Dari arah belakang, Xue Zhan mendengarkan derap kaki dari seorang lelaki prajurit dengan pedang di tangannya.
Lelaki itu sebentar lagi akan mengambil nyawanya, meski tahu akan hal itu Xue Zhan tetap tidak berani menoleh ke belakang.
Langkah kaki kian mendekat, bunyi besi dari armornya menjadi satu-satunya suara di tempat itu. Menggema beberapa detik hingga akhirnya langkah tersebut terhenti.
Xue Zhan masih menutup mata cukup lama, dia merinding sekujur badan. Mungkin saja kepalanya akan langsung menggelinding dengan posisi berdiri begini. Bagaimana pun caranya, mati tetaplah menakutkan bagi Xue Zhan.
"Hei, apa yang kau lakukan? Aku dari tadi memanggilmu."
Xue Zhan lantas menoleh ke belakang. Dia terlalu fokus dengan dugaannya sampai tidak menyadari hal itu.
Ketika menoleh memang lelaki itu adalah lelaki sama yang hampir memenggalnya. Namun dia membawa sebuah kain kecil panjang berwarna merah.
"Kaisar Ziran memberikannya padamu."
Xue Zhan menoleh ke arah lelaki itu. Bertanya-tanya.
"Aku tidak serta-merta melepaskanmu. Dengan semua pertimbangan, aku menyingkirkanmu dari daftar ancaman Kekaisaran. Kau berhak mendapatkan penghargaan atas tindakan penyelamatan yang kau lakukan terhadap Kang Jian dan Yin Jiao dalam penyerangan tempo hari."
Xue Zhan percaya tidak percaya.
"Kain itu adalah untuk menutupi tanduk di kepalamu. Itu sedikit tidak enak dipandang. Lalu untukmu, Kang Jian," ucapnya tertahan. "Kau bertanggung jawab penuh atas anak ini, kesalahan yang dia perbuat akan menjadi kesalahanmu. Camkan itu baik-baik."
"Yang Mulia sangat baik hati masih memberikanku kesempatan untuk hidup. Aku akan mengingatnya dan tidak akan mengecewakan Anda, Yang Mulia. Terima kasih banyak." Xue Zhan ingin berterima kasih ribuan kali pada lelaki itu. Sepintas terlihat Ziran Zhao tersenyum tipis.
Meski wajahnya yang paling garang di sana, Ziran Zhao jauh lebih memiliki hati dibanding Dewan Sembilan yang ingin menyingkirkan Xue Zhan dengan membunuhnya.
Seterusnya laki-laki itu masih menyampaikan beberapa hal, terkhususnya kepada Kang Jian. Mereka terlihat saling berbisik, bukan pemandangan aneh lagi. Memang Kaisar Ziran menaruh kepercayaan besar terhadap Kang Jian, dan mereka kerap kali terlibat dalam pembicaraan rahasia.
Keduanya diperbolehkan meninggalkan ruangan.
Xue Zhan mengikuti langkah Kang Jian menuju pintu raksasa. Namun suara Ziran Zhao menghentikan mereka segera.
"Satu hal lagi," tegas Ziran Zhao dengan suara lantang.
"Atas namaku, kau, Xue Zhan, diluluskan dalam Ujian Pendekar Pemula. Hanya itu saja."
Xue Zhan sampai membeku di tempatnya, matanya terbelalak tak percaya. Bagaimana mungkin orang seperti Ziran Zhao yang menatapnya tanpa belas kasih membiarkannya hidup dan bahkan sampai meluluskannya dalam ujian.
Kang Jian tersenyum saat melihat reaksi Xue Zhan yang masih menatap kursi Ziran Zhao yang telah meninggalkan singgasananya.
"Kau memiliki sesuatu dalam dirimu, Zhan'er. Selagi kau berada di jalan yang benar, aku yakin akan lebih banyak orang yang mempercayaimu. Bahkan Kaisar Ziran sekalipun."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Ayahnya Putra Fajar
kaisarnya ternyata sangat bijaksana
2023-06-24
0
Ayahnya Putra Fajar
ahhh kaisarnya doyan ngeprank juga kampret
2023-06-24
0
Willy Yolanda Kutus Tuban
Kasiar yg sangat bijaksana
tdk bs diintimidasi👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2023-02-24
2