"Apa yang membuatmu berhak untuk hidup?"
Satu pertanyaan yang menentukan hidup atau mati Xue Zhan.
Dia sedang berada di aula istana, berhadapan dengan Ziran Zhao yang sedang dilalap murka. Di sekelilingnya terdapat kursi megah lain yang diisi oleh Sembilan Dewan. Seluruh mata tertuju padanya, dan tatapan itu selalu sama. Dipenuhi oleh kebencian dan ketakutan.
Garis wajah laki-laki itu berkerut dalam, alis menukik serta mata tajam mengartikan bahwa dia tak begitu menyukai kehadiran dirinya.
Xue Zhan yang dalam posisi berlutut gemetar. Suaranya sampai hilang tiba-tiba.
Ini pertama kalinya dia melihat seorang pemimpin yang sangat disegani di Kekaisaran Diqiu. Dia adalah laki-laki terhormat.
"Ras iblis telah lama punah 10 tahun yang lalu. Pembantaian yang mereka lakukan terakhir kali di Kekaisaran Phoenix menimbulkan guncangan besar di seluruh dunia. Tapi ... Tidak kusangka, satu dari mereka berhasil selamat. Ini adalah berita terburuk yang pernah kudengar lima tahun terakhir." Dari singgasananya, Sang Kaisar akhirnya bangun.
"Tapi aku berbaik hati memberimu kesempatan untuk hidup. Pilih jawabannya, agar aku bisa menentukan pedang itu akan menghabisi nyawamu di tempat atau tidak."
Dahi Xue Zhan meneteskan keringat, dia menunduk menatap lantai aula yang sangat dingin. Di belakangnya seorang prajurit dengan pedang bersiap untuk melakukan perintah sang Kaisar.
Ziran Zhao. Sekali lagi, dia adalah laki-laki yang begini disegani. Di situasi tertentu Ziran Zhao tak pernah ragu membunuh orang yang bersalah langsung di tempat. Semua rakyat patuh kepadanya. Karena jika mereka memberontak laki-laki bertangan besi itu tak akan segan untuk mengambil nyawa.
"Aku harus hidup.."
Detik demi detik setelahnya Xue Zhan tak bisa berpikir, dia tidak menemukan jawaban. Kaisar Ziran mulai tak sabar.
"Aku akan menghitung sampai tiga."
"Demi menemukan jati diriku dan membuat orang mengakui bahwa aku bukanlah monster yang harus dibenci." Xue Zhan menjawab apa yang dia pikirkan.
Ziran Zhao tak tertarik dengan jawaban tersebut, dia mengangkat tangan. Sontak prajurit di belakang Xue Zhan bersiap menarik pedang yang bisa memenggal pemuda itu kapan saja.
"Kau adalah Dosa. Kekuatan dalam dirimu berpotensi untuk mengacaukan dunia. Aku tidak bisa mempertaruhkan keselamatan dunia ini hanya untuk keinginan buta itu. Manusia akan tetap membenci iblis sepertimu, itu sudah berlangsung selama lima ratus tahun. Kau tak akan bisa mengubahnya secepat itu."
"Aku bisa, Yang Mulia!"
"Keputusanku sudah bulat. Nyawamu harus diakhiri hari ini juga. Demi keselamatan semua manusia, anggap ini sebagai pengorbananmu. Kau mati secara terhormat, iblis muda."
Kaisar Ziran tak memedulikan lagi ucapannya, Xue Zhan akan dibunuh bagaimana pun juga.
Xue Zhan berdiri, kepalanya menoleh ke belakang di mana pedang tajam melesat berputar dan sebentar lagi akan mengambil nyawanya.
Pemuda itu terduduk, menutup wajah dengan lengan tangan. Kedua pundaknya gemetar tak karuan. Beberapa detik tak terjadi apa-apa, Xue Zhan memberanikan diri membuka mata. Melihat seseorang berdiri melindunginya dari tebasan pedang.
Kang Jian. Laki-laki yang menyelamatkannya itu menahan tangan prajurit.
"Izinkan saya yang menjawab Yang Mulia."
Ziran Zhao paling benci diinterupsi, tapi karena Kang Jian adalah pendekar tingkat atas dia tak bisa mengabaikan keinginan tersebut.
"Silakan." Ziran Zhao mengangkat wajah, memperlihatkan kengerian dalam tatapannya. Xue Zhan bahkan tak sanggup menatapnya lama-lama tapi Kang Jian sama sekali tidak gentar.
"Saya sempat memeriksa rumah tempat anak iblis ini tinggal dan menemukan sesuatu."
"Tunjukkan padaku," ucap Kaisar Ziran. Kang Jian melangkah ke arahnya. Menyerahkan sebuah kotak kayu yang merupakan barang peninggalan terakhir milik Ibu Xue Zhan. Surat di dalam kotak dikeluarkan.
Ziran Zhao membaca teliti untaian kalimat yang telah ditulis belasan tahun itu. Alisnya terus bersatu. Kang Jian setengah berlutut menunggu jawaban laki-laki itu.
Tangan Ziran Zhao turun, mengisyaratkan pada prajurit di belakang Xue Zhan untuk menarik pedang kembali.
"Dalam tiga hari kematian anak ini akan dipertimbangkan."
Meski begitu Ziran Zhao masih menunjukkan kemarahan di wajahnya.
"Kang Jian, karena kau yang mengusulkan ini. Maka sampai tiga hari ke depan kutugaskan kau untuk mengawasinya. Dan jika terjadi sesuatu yang buruk..."
Kang Jian mengangguk, melanjutkan kalimat Ziran Zhao, "Aku yang akan bertanggung jawab."
Ziran Zhao menyuruh keduanya untuk pergi, pintu besar yang membatasi aula dengan koridor ditutup. Barulah Kang Jian membuang napas begitu panjang, dia sangat gugup.
Xue Zhan jauh lebih parah dari Kang Jian, wajahnya sampai pucat pasi.
"Kau baik-baik saja?"
Xue Zhan menengok ke arahnya, "Kenapa ... Anda menolongku?" Dia begitu kaku, Kang Jian tergelak walaupun terdengar kikuk.
"Karena peraturannya begitu." Dia melipat kedua tangan di belakang kepala.
"Peraturan begitu?"
Sesekali orang lewat menyapa Kang Jian, hingga mereka keluar dari istana. Utusan menunjukkan tempat di mana Xue Zhan tinggal di rumah singgah sementara sampai tiga hari ke depan. Mereka berdua berjalan sambil berbincang-bincang.
"Jangan takut. Kau tidak bersalah. Kecuali kau membunuh atau melakukan perbuatan jahat."
Xue Zhan pundung. Kalimat Kang Jian tadi membuatnya terdiam sesaat.
"Karena aku orang tua Mei'er dibunuh. Aku telah membawa kesialan di rumah orang yang berbaik hati menerimaku. Sepertinya benar kata Yang Mulia, aku harus dibunuh untuk mengakhiri kesialan itu."
Kang Jian melirik dengan ekor mata, melihat Xue Zhan dia tahu benar penderitaannya. Dari tatapan murung Xue Zhan dan bagaimana anak itu melihat orang-orang di sekitarnya.
Dia diasingkan dan kesepian. Tanpa orang tua dan teman, bahkan saudara. Kang Jian melebarkan senyum, "Oh iya. Kita belum saling memperkenalkan diri, namaku Kang Jian. Kau?"
Di depan istana Kang Jian berhenti. Mengulurkan tangan, menunggu Xue Zhan memperkenalkan diri.
"Namaku Xue Zhan," ucapnya menyambut uluran tangan Kang Jian. Beberapa prajurit yang berjaga memperhatikan keduanya.
Sepertinya selain Lin Yu Mei dan Kakeknya, Xue Zhan tak pernah mendapatkan perlakuan sebaik ini dari manusia dan itu membuatnya tak terbiasa.
"Ah ... Xue Zhan, ya. Sampai tiga hari ke depan aku akan mengawasimu seperti perintah Yang Mulia. Panggil saja aku Senior atau apa pun. Terserah kau saja."
"Baik. Terima kasih sudah menyelamatkanku."
Kang Jian terfokus ke hal lain.
"Katamu tadi," Kang Jian berjalan lebih dulu di depan Xue Zhan. "Kau ingin mematahkan kebencian antara manusia dan iblis, bukan?"
Xue Zhan mengangguk. "Benar."
"Kau tahu cara mewujudkannya?"
"Seorang pahlawan akan diakui jika dia memiliki kekuatan dan mampu menolong banyak orang." Xue Zhan mengepalkan tangan, mengingat ancaman Ziran Zhao tadi bahwa sampai kapan pun manusia akan selalu membenci iblis. Dia sama sekali tak setuju akan hal itu.
"Jika aku menjadi seorang pahlawan dan semua orang mengakui ku, kurasa mereka juga akan menerima identitasku sebagai iblis."
Sesaat Kang Jian tertegun, langkahnya sampai terhenti kembali.
Dia takjub dengan cara berpikir Xue Zhan, untuk seumuran anak berusia empat belas tahun, pemikiran tajam seperti itu jarang sekali dia temui pada pendekar muda Kekaisarannya.
"Aku harus bertambah kuat."
"Semangat yang bagus! Kau akan menjadi pahlawan terkuat dengan tekad itu!" Kang Jian bersorak, mereka sudah tiba di rumah yang dimaksud utusan tadi.
Kang Jian membuka pintu rumah itu, "Petualanganmu dimulai dari..."
Dia menunjuk ke dalam rumah yang sangat berantakan. Wajar saja, rumah sementara itu adalah tingkat paling bawah dan jarang sekali dibersihkan.
"Membersihkan rumah!"
Xue Zhan hampir menangis. Kang Jian tertawa puas melihat wajahnya, dia sudah tahu sebelum Xue Zhan.
Saat Xue Zhan melihat laki-laki itu dia hanya bisa tersenyum. Tampaknya Kang Jian memiliki kepribadian yang unik, dia sangat mudah akrab. Pikirannya tertuju pada Tiga hari ke depan yang merupakan penentuan hidup dan matinya.
Selamat atau tidak, semua itu tergantung pada keputusan Ziran Zhao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Alan Bumi
begini = begitu
2023-11-17
0
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
lanjut terus kak, seru nie ceritanya..
2023-02-04
3
Dina⏤͟͟͞R
🤣🤣🤣disuruh bersih2 ya zhan. kak vi tega
2023-01-05
3