Ketika pagi harinya datang, Xue Zhan, Kang Jian dan Jiazhen Yan kembali ke gedung akademi. Pandangan puluhan orang tertuju ke arah mereka bersama bisik-bisik, semua mata itu melekat pada Xue Zhan.
"Iblis itu ingin menjadi seorang pendekar? Lihatlah apa yang dilakukan jenius Lembah Abadi. Segitu putus asanya mencari murid sampai ingin menempa seorang iblis jahat?"
"Aku tidak peduli, yang pasti Kaisar Ziran bukanlah orang yang akan diam saja setelah tahu Iblis ini masih hidup. Dia akan segera membunuhnya." Lelaki berjubah awan biru menutup mulutnya dengan lengan jubahnya yang panjang, sementara yang lain hanya mengangguk-angguk setuju.
Xue Zhan tidak mempedulikan omongan tersebut.
Dia tidak tidur semalaman, Jiazhen Yan pun sama. Pemuda itu sampai terkantuk-kantuk dan menabrak orang.
"Baj*ngan! Menyingkir dari jalanku!" seru Jiazhen Yan menyepak kaki murid laki-laki yang dia senggol.
"Ta-tapi anda yang mengambil jalanku ..."
"Semua jalan di sini punya nenek moyang ku! Pergi sana!"
Mata pemuda itu melirik ke seluruh penjuru dengan amarah.
"Apa yang kalian lihat, hah?!"
Lantas orang-orang itu langsung berpura-pura tidak melihat dan kembali dengan kegiatan masing-masing. Nomor urut mulai dipanggil ketika ujian dimulai. Pertama adalah ujian tulis, Xue Zhan memasuki ruangan yang berbeda dengan Jiazhen Yan.
Ketika ujian berlangsung, Xue Zhan sedikit kelabakan. Hanya beberapa pertanyaan yang dapat dijawabnya. Sisanya, Xue Zhan memikirkannya sampai kepalanya kebakaran.
Ketika Xue Zhan melirik ke arah pintu, Jiazhen Yan sudah menunggunya sambil menarik senyuman sombong, wajahnya seakan mengatakan, 'Aku lebih unggul darimu, bodoh! Hahaha!'
Ujian kedua, ujian fisik.
Di dalam setiap ruangan dua puluh lima murid, mereka dipersilakan menunggu di dalam menyaksikan pertarungan setiap peserta dan akan dipanggil satu per satu sesuai nomor urut. Kebetulan Jiazhen Yan dan Xue Zhan satu ruangan.
"Kau gugup? Heh, payah!" Jiazhen Yan melipat kedua tangan di depan dada, masih setia dengan muka sombongnya. "Bagaimana jadinya kalau yang jadi aku, murid jenius, dikagumi banyak orang dan paling terhebat dari semua murid di sini! Pasti langsung menguburkan diri sendiri saking gugupnya."
"Kalau aku jadi kau, sudah ku cekik diriku sendiri. Kau tidak lihat dirimu menyerocos terus sampai-sampai omongan panitia terpotong terus karena suara cemprengmu itu? Sudah seperti ayam mau bertelur saja. Petok." Xue Zhan sampai mempraktekkan suara ayam, Jiazhen Yan menautkan alisnya kesal.
"Hmph. Kalau aku kalem jangan sampai terpukau ya. Boleh kau terpukau tapi hanya kuizinkan satu detik saja mengagumi Tuan Muda Jiazhen yang hebat ini."
Xue Zhan sepertinya mulai kebal menghadapi mahluk super berisik bernama Jiazhen Yan. Dia juga tidak yakin apakah temannya itu benar-benar diam atau bohongan. Di samping itu nomor urut semakin mendekati nomornya. Xue Zhan melihat satu per satu peserta tumbang. Tapi banyak yang bisa bertahan dan dinyatakan lulus.
Dalam ujian fisik itu, aturannya sangat sederhana. Akan ada tiga orang juri yang menilai dan satu orang lain-setara pendekar menengah yang menjadi lawan. Hanya perlu menyerangnya tiga kali saja, maka akan dinyatakan lulus. Tentu tidak mudah mengenai laki-laki itu, dibutuhkan jurus dan strategi. Semua itu kembali lagi ke penilaian juri.
Baru sepuluh detik semenjak Jiazhen Yan mengatakan dia akan diam, pemuda itu kembali berkicau. Dia sama sekali tidak menyimak pertandingan dan malah fokus dengan salah satu peserta yang berbadan dekil, kurus dan serampangan.
"Pffttt ... Ahahah, oi, lihatlah! Muka anak itu seperti monyet, temanmu itu, Xue Zhan!"
Xue Zhan sempat melirik, ingin menggeplak kepala Jiazhen Yan.
"Temanku kan kau seorang, bodoh! Kau monyetnya!"
Jiazhen Yan memasang muka mupeng. "Oh, iya," gumamnya. "Kau sedang mengatai aku monyet?"
"Akhirnya sadar diri."
Jiazhen Yan baru ingin menyerbu Xue Zhan, tapi namanya tiba-tiba dipanggil. Membuatnya terpaksa berhenti dan langsung maju ke depan. Beberapa orang bergidik ngeri kala merasakan hawa Jiazhen Yan di sekitar mereka.
"Peserta selanjutnya dengan nomor urut 203, Jiazhen Yan, harap bersiap! Pertarungan dimulai dari tiga ... Dua ... Sa-"
Lelaki itu belum menyelesaikan ucapannya dan tiba-tiba angin kencang menyerbu, lawan Jiazhen Yan sampai terkejut mendapati serangan berapi itu. Dia terpental menghantam dinding dengan hidung berdarah, murid dan beberapa panitia bahkan tidak dapat melihat dengan pasti apa yang baru saja terjadi.
Namun salah satu juri berucap, "Baiklah, kau lulus."
Serangan kurang dari satu detik itu berhasil mengenai lawan tiga kali sampai terpental. Xue Zhan terhenyak.
Jiazhen Yan memang sangat kuat. Dia masih mengingat latihan mereka semalam dan bagaimana dirinya sedikitpun tidak dapat menyerang Jiazhen Yan selain hanya menghindari serangannya dan itu pun masih sering kecolongan.
Jiazhen Yan sekali lagi menoleh ke arah Xue Zhan dengan tampang yang sama, namun suaranya terdengar menggema di seluruh ruangan. Heboh sendiri.
"Aku lebih unggul darimu, sudah kukatakan jangan terpukau begitu, hahahaa!"
Jiazhen Yan menggeleng-geleng kepalanya sambil berjalan ke luar ruangan. Puas sekali.
"Kutunggu kau di luar, apa pun yang terjadi kau harus lulus. Atau kujitak kepalamu itu!"
Karena lawan mereka telah tumbang, terpaksa harus digantikan oleh orang lain. Kali ini Xue Zhan dipanggil ke depan. Dia menunggu dua menit dan seorang laki-laki dengan tatapan tajam nan licik masuk.
Terdengar suaranya yang amat kecil saat melewati Xue Zhan. "Iblis sepertimu tidak pantas berdiri di sini, sayangnya akan ku bunuh semua harapanmu sekarang juga."
Lelaki itu telah berdiri di hadapan Xue Zhan.
"Baiklah, nomor urut 204, Xue Zhan! Kau memiliki waktu lima menit untuk mengenai lawan sebanyak tiga kali, jika kau berhasil mengenainya tiga kali maka kau lulus! Lawan tidak diperbolehkan menyerang balik! Lakukan serangan apa pun dan tanpa keinginan untuk membunuh. Pertarungan dimulai dari tiga ... Dua ..."
Xue Zhan bersiap.
"Satu!"
Pedang di tangannya adalah pedang sungguhan, Xue Zhan baru memegangnya pertama kali. Dia merasa gugup. Sementara itu melihat musuhnya kini, Xue Zhan tak yakin tapi lelaki seperti memiliki niat buruk terhadapnya.
Dua menit pertama berlalu, Xue Zhan menyerang dari berbagai sisi. Dia selalu nyaris mengenai lawan. Dan selalu gagal.
Menit ketiga, Xue Zhan menebaskan pedang dari atas. Lawan menghindar, tapi dengan tipu dayanya, Xue Zhan menggunakan kaki untuk menyepaknya dari bawah saat dia lengah.
Satu poin terkumpul. Xue Zhan hanya memiliki waktu dua menit lagi.
Pertarungan mulai terasa mendebarkan. Xue Zhan menggeram, lelaki itu mempersulit jalannya. Padahal saat dia melihat seleksi murid lain tidak sesusah ini.
"Ada apa? Kau menyerah? Haha. Kasihan."
Bisikan itu membuat Xue Zhan naik darah. Benar dugaannya, lelaki itu memang sengaja tak memberikannya kesempatan. Keringat dingin mulai berjatuhan di pelipisnya, napas Xue Zhan tersengal-sengal.
Jika dia kalah, Kang Jian akan menanggung rasa malu. Dia akan membuat orang lain menghina Gurunya itu. Xue Zhan mengeratkan kepalan tangan.
"Tidak boleh menyerah, ini masih belum cukup ..."
"Sepuluh detik tersisa!"
"Sembilan ..."
Xue Zhan maju, menyerang lurus dari depan. Masih percaya dia mungkin mendapatkan kesempatan.
"Delapan ... Tujuh ... Enam ..."
Waktu terus berlalu, lawannya menangkis semuanya dengan mudah.
"Menyerahlah, kau itu tidak pantas menjadi apa pun selain sampah." Suara bisikan lawannya itu makin mengintimidasinya
"Lima ... Empat ...!"
Xue Zhan melemparkan satu pisau kecil dari atas diam-diam dan menyerang dari arah lain. Lelaki itu tidak menyadarinya dan saat Xue Zhan untuk menyerang, dia berhasil mundur. Tapi pisau itu mengenai bajunya hingga koyak.
Dua poin.
Hanya tersisa tiga detik. Xue Zhan berada di dalam jarak yang cukup memungkinkan untuk mendapatkan satu poin terakhir.
"Tiga!"
Pemuda itu menarik pedangnya, melakukan jurus Tarian Pedang Angin dengan cepat. Angin memutari telapak kakinya.
"Dua!"
Serangan hendak dilepaskan. Xue Zhan membuka mata lebar-lebar. Dia baru akan melepaskan jurus tapi tiba-tiba sebuah serangan masuk dan menggagalkannya.
"Satu! Waktu habis!"
Begitu cepat dan tidak terlihat serangan yang dilakukan lawannya, yang terlihat hanyalah Xue Zhan gagal mengeluarkan jurus di detik terakhirnya.
"Tidak mungkin ..."
"Kau gagal, silakan coba lagi seleksi berikutnya. Tetap berlatih dan kembangkan kemampuanmu. Untuk nomor urut selanjutnya, diharapkan untuk bersiap!" Juri berucap tegas.
Xue Zhan ingin mengatakan sesuatu tapi lidahnya sangat kelu. Tidak percaya. Tapi jelas-jelas lawan tidak diperbolehkan menyerang peserta. Namun lelaki licik itu sangatlah cepat dalam menyerang dan berhasil lolos dari pengawasan para juri. Kecuali jika para juri itu memang bersekongkol dengan lawannya untuk menggagalkan Xue Zhan.
Gagal. Xue Zhan telah gagal. Gagal melewati ujian ini, gagal menjadi seorang murid dan gagal menepati janji kepada temannya sendiri.
Lelaki itu tersenyum licik. "Sudah kukatakan, aku yang akan mengeleminasi mu di sini. Lupakan cita-citamu dan matilah menjadi bangkai di tumpukan sampah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Vision Utama
haha dmn2 novel lainya kl orang songong spt itu dpkulin sm mcny,tp ini kblkanya kerenn
2024-05-23
1
Risti
aaaa lucu sekali pertemanan mereka(✷‿✷)
2023-08-05
0
Risti
holkay mah bebas wkwk
2023-08-05
0